• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

PERKEBUNAN NUSANTARA III

B. Pelaksanaan CSR melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara berdasarkan Peraturan Menteri

1. Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

Dimensi publik BUMN mensyaratkan bukan hanya pemilikan dan pengawasannya oleh publik, tetapi juga menggambarkan konsep mengenai

”public purpose” (bertujuan publik, masyarakat sebagai sasaran) dan ”public interest” (berorientasi kepada kepentingan masyarakat).

Dalam komunitas masyarakat, dimanapun berada tentu saja memiliki potensi sumber daya dari lingkungan alam atau dari sumber daya manusia yang

dimilikinya. Dengan potensi inilah kemudian, sebuah komunitas masyarakat yang mandiri baik sosial maupun ekonomi.

Potensi yang ada dalam masyarakat tentunya akan mencapai titik maksimal, jika potensi tersebut diberdayakan. Jika potensi yang ada tidak diberdayakan, sebesar apapun potensi yang dimiliki, tidak mungkin akan bisa berkembang dengan sendirinya. Pemberdayaan potensi sebuah komunitas masyarakat membutuhkan adanya inisiatif dan motivasi yang besar dari masyarakat itu sendiri. Selanjutnya tentunya dibutuhkan keberadaan sebuah perusahaan yang memiliki komitmen untuk pemberdayaan potensi masyarakat melalui kerja sama dengan pemerintah setempat. Kerjasama ketiga komponen inilah yang akan mendukung pemberdayaan potensi masyarakat disekitar perusahaan beroperasi.

Perusahaan mempunyai komitmen dan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana perusahaan menjalankan operasinya. Agar senantiasa perusahaan dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, maka perusahaan dapat mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dan memberikan kesempatan berusaha bagi pegusaha kecil dan koperasi.

Peraturan Menteri BUMN Nomor Kep-09/MBU/07/2015, adalah sebuah aturan hukum yang menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat untuk memberdayakan ekonomi masyarakat dengan menjalin hubungan kemitraan.

Pengembangan Usaha Kecil merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, oleh karena itu sebagai Persero dianjurkan melaksanakan Program Kemitraan sebagaimanana diamanatkan dalam

Peraturan Menteri BUMN Nomor Kep-09/MBU/07/2015. Pelaksanaan Program Kemitraan bagi perusahaan berpedoman pada RKA-PKBL yang telah disetujui oleh Komisaris sedangkan pendanaannya berasal dari laba bersih setelah pajak yang ditetapkan RUPS.

BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan/atau Program BL, dalam hal ini PTPN-III (Persero) sebagai BUMN Pembina mempunyai kewajiban :

a. Membentuk unit Program Kemitraan dan Program BL;

b. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL;

c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan Program BL;

d. Melakukan evaluasi dan seleksi atas permohonan pinjaman yang diajukan oleh dan untuk menetapkan calon Mitra Binaan;

e. Menyiapkan dan menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan dan dana Program BL kepada masyarakat;

f. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan;

g. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan;

h. Melakukan pembukuan atas Program Kemitraan dan Program BL;

i. Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL secara berkala kepada Menteri.

BUMN Pembina dapat menyalurkan dana Program Kemitraan dan Program BL di seluruh wilayah Republik Indonesia, namun menguramakan

wilayah si sekitar BUMN, termasuk kantor cabang/perwakilannya. Apabila diperlukan, BUMN Pembina dalam mengoptimalkan dan kelancaran pelaksanaan Progam Kemitraan dan Program BL, dapat bekerjasama dengan BUMN lain untuk membantu tugas penyaluran Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina tersebut, khususnya bagi BUMN Pembina yang tidak memiliki kantor cabang/perwakilan di daerah dan/atau tidak membentuk unit Program Kemitraan dan Program BL di daerah tersebut. Kerjasama tersebut harus dituangkan dalam perjanjian yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. BUMN Pembina harus tetap memonitor pelaksnaan Program Kemitraan dan Program BL yang dilaksanakan oleh BUMN Pembina lain yang membantu penyaluran tersebut, untuk memastikan tercapainya tujuan pelaksanaan program-program yang ditugaskan. 65

1.1. Sumber Dana

Dana Program Kemitraan dan Program BL bersumber dari ‘’’:

a. Penyisihan laba setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS/Menteri pengesahan Laporan Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4 % (persen) darilaba setelah pajak tahun buku sebelumnya;

b. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan;

c. Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan Program BL yang ditempatkan;

d. Sumber lain yang sah.

Sisa dana Program Kemitraan tahun buku sebelumnya menjadi sumber

65Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Bandung :Alumni, 2004), hal. 12

dana tahun berikutnya. Dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak disetorkan ke rekening dana Program Kemitraan dan Program BL selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah penetapan besaran alokasi dana. Dana Program Kemitraan dan Program BL, hanya dapat ditempatkan pada deposito dan/atau jasa giro pada Bank BUMN.

Pembukuan dana Program Kemitraan dan Program BL dilaksanakan sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku.

1.2.Beban Operasional Program Kemitraan dan Program BL.’’

Beban operasional Program Kemitraan dan Program BL menjadi beban BUMN Pembina.

BUMN Pembina dilarang menggunakan dan Program Kemitraan dan Program BL untuk hal-hal di luar ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor : Per-09/MBU/07/2015

1.3. Penyusunan dan Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Program BL.

1) RKA Program Kemitraan dan Program BL menjadi satu kesatuan dengan RKAP BUMN Pembina yang dituangkan dalam tersendiri.

2) RKA Program Kemitraan dan Program BL sekurang-kurangnya memuat:

a. Rencana Kerja Program Kemitraan dan Program BL;

b. Anggaran Program Kemitraan dan Program BL, sumber dana, dana yang tersedia dan rencana penggunaan dana sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan;

c. Proyeksi Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Arus Kas Program Kemitraan dan Program BL.

Persetujuan RKA Program Kemitraan dan Program BL menjadi satu kesatuan dengan persetujuan atas RKAP BUMN Pembina.

1.4. Penyusunan dan Pengesahan Laporan.

1) Setiap BUMN Pembina wajib menyusun laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL;

2) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan;

3) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL menjadi satu kesatuan dengan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan BUMN Pembina yang dituangkan dalam bab tersendiri.

Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL diaudit bersamaan dengan audit Laporan Keuangan BUMN Pembina. Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Program BL menjadi satu kesatuan dengan pengesahan Laporan Tahunan BUMN Pembina. Pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquite at de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program