• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PELATIHAN JARAK JAUH (TPA ONLINE)CPNS/ BUMN sedangkan bagi yang jauh dari Jakarta silahkan daftar untuk kegiatan

Dalam dokumen Interview Pertamina (Halaman 69-87)

Y ahoo! Groups Yahoo! Groups

III. PROGRAM PELATIHAN JARAK JAUH (TPA ONLINE)CPNS/ BUMN sedangkan bagi yang jauh dari Jakarta silahkan daftar untuk kegiatan

pelatihan TPA/TBS Jarak Jauh/ Online modul dan Pembahasan dikirim pakai POS/TIKI (mhn segera daftar krn kami butuh waktu buat

pengiriman). Prosedurnya :

1. Download formulir http://www.gpsjakarta.com/formulironline.doc dan penjelasan lengkap Program Aptitude test/TPA Online klik di http://www.gpsjakarta.com/prod05.htm

formulir (boleh dari bank manapun atau pakai ATM ).

3. Bukti transfer ditempel di bagian paling bawah formulir yang telah diisi dengan lengkap dan jelas termasuk kode pos dan nomor telpon dan email kirim melalui Fax atau email

4.Sehabis kirim fax atau email mohon konfirmasi ke 021-98299611, 98290979 apakah hasilnya cukup jelas atau perlu diulang. Banyak Kejadian dimana hasil fax tidak jelas dan tidak terbaca sama sekali sehingga pengelola TPA/TBS Online tidak bisa mengirimkan Modul Pelatihan dan nunggu sampai calon peserta komplain (nomor

telpon dan email pun tidak terbaca pula).

5.Setelah kami cek biaya telah masuk ke rekening kami maka Modul dikirim beserta pembahasannya dengan KILAT KHUSUS PT. Pos Indonesia

(sesuai janji pihak Pos Indonesia 2 hari sampai) atau melalui TIKI bagi yang ada di kota besar dan terlayani TIKI.

6.Semua pembahasan sudah terkirim beserta modul pelatihan dan disertai fotocopy materi dasar, CDR Materi Tambahan.

7. Peserta diminta mengerjakan soal-soal yang dikirim dan baru

melihat pembahasannya. Apabila masih dianggap kurang cukup maka

ditanyakan lewat email sebagai media komunikasi peserta TPA Online dengan masa aktif 20 hari sejak diterimanya modul kiriman (tujuan pembatasan waktu agar peserta giat belajar dan berlatih).

8. Materi pelatihan TPA/TBS Online ini dibuat secara General dan tidak ada kaitannya dengan seleksi pegawai instansi tertentu, meskipun demikian banyak peserta TPA/TBS online yang meraih manfaat misalnya semua materi TPA/TBS Online keluar dalam Seleksi CPTU Bank Indonesia, PERTAMINA, BUMN lainnya, TOTAL E&P INDONESIE, dan CPNS 2004 s.d 2008 yang baru lalu

=================

fillia sophia

Message 2 of 2 , Jun 18, 2009

View Source

mas Hadi dan rekan2

tp sampai hr ini saya belum menerima email tersebut

kira2 lkasi wawancara sama di dekat domisili kita seperti psikometri kemarin atau di Pertamina pusat (Jakarta) ya?

kalau di pusat dan email pemberitahuannya mendadak (seperti tes Depkominfo lalu) kasihan teman2 di daerah menurut rekan saya yg sudah lulus program BPS Pertamina tahun lalu, tahapan rekrutmen kali ini berbeda dengan yg dia jalani dulu, menurutnya tes wawancara ada 2x yaitu dgn user dan dgn direksi tp untuk yg saat ini saya tidak tahu siapa yg akan mewawancara

mohon pencerahan dari rekan2 dan moderator maturnuwun

________________________________ From: Hadi sugiarto Arifin <knight_hadi@...> To: persiapan-seleksi@yahoogroups.com Sent: Thursday, 18 June, 2009 0:15:57

Subject: Wawancara Pertamina? (Mod. Baca TIPS bagian bawah email ini) Teman2 bagi yg lulus tes bahasa Inggris dan Psikotest tertulis Pertamina. akan dilanjutkan dengan wawancara sesuai dipengumuman Pertamina pada web. apa ada diantara teman ada yang sudah mendapat undangan tes wawancara ? karena tertulis pada pengumuman undangan akan dikirimkan mulai tgl 17 sampai 26 juni 2009. bila ada yng udah mendapat tolong beri info ke saya juga yang lainnya y..

kalau bisa sekalian pengalaman pas sesudah wawancarannya. . hehe buat tambahan info.

Ada Pesan pak buat saya dan rekan2 dalam mengahadapi tes wawancara pertamina..? atau teman2 ada yang sudah pernah mengikuti mau berbagi kepada kami. bila lulus bertambah lagi lulusan GPS masuk pertamina,

sedikit/banyak GPS sangat membantu dalam tes2 tertulis dimanapun, minimal kepercayaan diri akan meningkat tajam dalam menghadapi berbagai soal, yang pastinnya dibarengi dengan doa. thx

Mod : Selain tips di bawah ini, akan semakin lengkap bila anda ikut Psikotes di GPSJAKARTA yang diadakan reguler tiap KAMIS Pk 08.30 s.d 12.30 wib. Krn dlm wawancara kadang juga ditanyakan profil kita misalnya kelemahan dan kelebihan (motivasi, kreatifitas, kepemimpinan, dll) dimana semua itu akan anda

dapatkan dalam LAPORAN HASIL TES PSIKOLOGI dari GPSJAKARTA disertai analisis berupa DINAMIKA PSIKOLOGIS.

===================== TIPS WAWANCARA KERJA

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut: 1. Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang

paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit. 2. Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi

waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu- waktu, sebab seringkali

recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia

siap diwawancarai melalui telepon.

3. Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak

perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk

perusahaan-perusaha an tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit

diperoleh

jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.

4. Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai :

• informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung

melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti

ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif,

rumah maupun furniture.

• Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat

tersebut untuk melihat secara

• langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman

kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena

• mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal. • Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok

adalah suatu

jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya

• wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah

hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan

diterima bekerja atau tidak.

• Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada

kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya

dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan

yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya. Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara

dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan

metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya. Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu

kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi

penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses

langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka "performance" wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan

diterima atau ditolak. Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan

perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar

untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang

baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya. Bagi

perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan

antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

1. Untuk mengetahui kepribadian pelamar

2. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan 3. Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan

4. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk

diberikan penawaran kerja. Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali

mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat. 1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanya an terbuka seperti "mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini", dan "apa kelebihan dan kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan

dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar

dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanya an, daripada kebenaran atau isi

dari jawaban yang diberikan. Selain itu

pertanyaan-pertanya an yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa

yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan

untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan

harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa "performance" (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang. Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh

perusahaan

yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah- masalah kepribadian.

Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap

suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana

pelamar memandang suatu tantangan/permasala han dan menemukan solusinya.

Pertanyaan-pertanya an yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan

pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan", dan "berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus". Untuk menjawab pertanyaan-pertanya an

tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanya an lebih lanjut dari pewawancara

agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu

diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar

dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara

secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:

(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3)

menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R. A. Situation/Problem/ Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas- tugas yang

harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau

tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya,

pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara

B. Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani

oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa

saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan

oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team. C. Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian

setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM

Pada umumnya pertanyaan-pertanya an yang diajukan dalam wawancara kerja sangat

tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan

teknik wawancara kerja tradisional

maka pertanyaan-pertanya an yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut: 1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?

2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?

3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?

4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu? 5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?

6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?

7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?

8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan? 9. Apa itu professionalisme menurut anda?

10. Apa itu teamwork menurut anda? 11. Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanya an di atas seringkali ditambahkan dengan

pertanyaan-pertanya an sebagai berikut:

1. Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut. 2. Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda

melakukan presentasi.

3. Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus

didahulukan.

4. Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa demikian?

5. Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan

bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun

berikutnya.

6. Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh? 7. Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?

8. Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan. Sebagai

suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan

beberapa pertanyaan, misalnya:

• Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini? • Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan

• terbesar bagi pemegang jabatan ini?

• Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?

• Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT PRIBADI

Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusaha an di

Indonesia

seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa. Meskipun seringkali pertanyaan-pertanya an tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanya an tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar,

tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar

(calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika

pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat

pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:

diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih

jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat. 2. Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh

bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.

3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan

1. diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.

FAKTOR-FAKTOR NEGATIF HARUS DIHINDARI

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:

1. Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)

2. Bersikap angkuh, defensive atau agresif .

3. Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan (pewawancara) .

4. Gugup.

5. Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima.

6. Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami

di masa lalu.

7. Tidak bisa berdiplomasi, tidak matang dan kurang bisa bersopan santun. 8. Menyalahkan perusahaan atau bekas atasan atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat.

9. Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara.

10. Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara

11. Berulang kali bertanya: "apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ...?"

12. Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-pertanya an pewawancara dan tidak bisa

mengajukan

pertanyaan bermutu kepada pewawancara. SOLUSINYA :

Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini. Lakukan hal-hal berikut:

Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara, Jika tidak diberitahu terlebih dahulu

jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanya an yang

mungkin akan diajukan pewawancara. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih

awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara) . Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan

ramah. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi. Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas). Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang

tegak dan seimbang. Persiapkan surat lamaran dan CV anda. Ingat dengan baik nama

pewawancara. Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Tetap fokus pada pertanyaan

yang diajukan pewawancara. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan. Gunakan bahasa formal, bukan prokem

atau bahasa gaul kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa

rasa percaya diri yang tinggi. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda . Jelaskan

serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.

Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.

Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.

Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang

diberikan kepada anda.

HAL-HAL BERIKUT HARUS ANDA PERHATIKAN :

Jangan Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin.

Melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara.

Berpakaian rapi dan sopan sesuai standart ketimuran dan jangan

berlebihan/mencolok . Jangan Datang terlambat (paling lambat 15 menit sebelum

dimulai harus sudah datang/siap) . Membawa surat lamaran dan CV dalam map yang

rapi dan disusun yang benar agar bila ditanyakan anda mudah mengambilnya/ tidak

gugup dan

berantakan. Jangan menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara.

Menjabat tangan pewawancara dengan tegas namun sopan (jangan lemas dan gemetar). Jangan Merokok, mengunyah permen atau meludah selama

wawancara. Jangan

duduk selonjor atau bersandar. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu lembut. Jangan Membuat lelucon/ berusaha melucu. Jangan menjawab sekedarnya

terlalu lama berpikir setiap kali menjawab. Jangan sekali-kali mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Jangan menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama (jangan

menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama). Jangan memberikan jawab palsu, berbohong atau memanipulasi data. Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang

Dalam dokumen Interview Pertamina (Halaman 69-87)

Dokumen terkait