• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program PEMP adalah salah satu program pemerintah yang dirancang untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di wilayah pesisir. Pelaksana program ini adalah Departemen Kelautan dan Perikanan. Pelaksanaan program ini diawali dengan Pilot Project yang dilaksanakan oleh BAPPENAS pada tahun 2000 di 26 Kabupaten (Kota), selanjutnya pada tahun 2001 hingga saat ini kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan.

Program PEMP bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan tidak hanya meliputi aspek ekonomi (lapangan kerja dan pendapatan) tetapi juga meliputi aspek sosial (pendidikan, kesehatan dan agama), lingkungan sumberdaya perikanan dan laut serta pemukiman dan infrastruktur. Pengembangan aspek ekonomi penting untuk mengembangkan lapangan kerja dan berusaha serta meningkatkan pendapatan, adapun aspek sosial penting untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan iman dan taqwa (IMTAQ) serta sikap dan perilaku kualitas sumberdaya manusia (SDM). Aspek lingkungan penting untuk pelestarian sumberdaya pesisir dan laut, serta perbaikan pemukiman. Aspek infrastruktur ini dibutuhkan untuk memperlancar mobilitas pelaksanaan kegiatan ekonomi dan sosial. Keempat aspek tersebut (sosial, ekonomi, lingkungan, dan infrastruktur) harus ditunjang oleh kelembagaan sosial ekonomi yang kuat dan dikembangkan secara seimbang agar kesejahteraan dapat ditingkatkan secara optimal.

Keberhasilan dalam peningkatkan pendapatan (ekonomi) akan dipengaruhi oleh kegiatan usaha yang bisa dikembangkan dan permodalan yang dapat disediakan serta kondisi pasar yang mendukungnya. Keberhasilan kegiatan usaha itu sendiri akan dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya laut dan pesisir yang ada, teknologi

yang tersedia serta kualitas SDM yang akan mengelolanya. Kualitas sumberdaya manusia yang dicirikan oleh perilaku, IMTAQ serta wawasan IPTEK, kondisinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tingkat pendidikan, kesehatan dan agama serta adat dan budaya. Hal tersebut penting untuk diperhatikan dan dikembangkan dalam rangka pengembangan ekonomi yang meliputi manajemen usaha, kemitraan dan kelembagaan yang dikelolanya. Peran perbankan sangat diperlukan dalam proses pemberdayaan masyarakat terutama membantu mereka terhadap akses permodalan (Ismawan, 2005).

Dalam pelaksanaannya, program PEMP telah mengalami berbagai pengembangan model, namun demikian evaluasi dan analisis dampaknya hingga saat ini belum pernah dilaksanakan, sehingga eksistensinya sebagai sebuah program unggulan Departemen Kelautan dan Perikanan belum teruji secara utuh.

2.4 Pembangunan Wilayah

Kebijakan atau model pembangunan yang bersifat terpadu merupakan pilihan ideal untuk membangun wilayah atau kawasan masyarakat pesisir yang sekaligus diharapkan berimplikasi pada keefektifan mengatasi kemiskinan masyarakat nelayan. Kegiatan ini berlangsung dalam rangka pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Hasil dari pembangunan tercermin dari pendapatan kesejahteraan penduduknya. Agar dicapai pembangunan daerah yang optimal maka pembangunan harus dilaksanakan sesuai dengan sumberdaya yang ada di daerah (Kusnadi,2006).

Kebijakan pembangunan perikanan harus dijalankan secara integral dengan memadukan konsep kebijakan, manajemen, operasional, konservasi dan isu ekologi (Cowx and Schramm, 2006).

Dalam pelaksanaan Program PEMP, salah satu parameter keberhasilan ditujukkan dengan adanya multiplier effect terhadap pembangunan yang terkait satu sama lain seperti adanya pembangunan infrastruktur kelautan dan perikanan (dermaga, jalan, saluran tambak listrik dan saran sosial lainnya). Sedangkan dampak ekonomi yang ditimbulkan program adalah seperti tumbuh dan

berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung seperti perdagangan saprodi, jasa kelautan dan lain-lain.

Ada dua pendekatan dalam mengidentifikasi kemiskinan yaitu, pertama menekankan pada pengertian subsistensi (subsistence poverty) dan kedua memahami kemiskinan dalam pengertian relatif (relative deprivation). Pengertian subsistensi adalah menganggap bahwa kemiskinan merupakan persoalan ketidakmampuan memperoleh tingkat penghasilan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan, sandang dan beberapa kebutuhan pokok lainnya (Ismawan, 2003).

Kemiskinan relatif dapat ditunjukkan melalui indikator: (1) Deprivasi materiil (kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar); (2) Isolasi dicerminkan oleh lokasi geografis maupun marjinalisasi rumah tangga miskin secara sosial politik; (3) alineasi, perasaan tidak punya identitas sehingga tidak ikut memanfaatkan program;, (4) Ketergantungan, yaitu kemerosotan kemampuan bargaining terhadap majikan; (5) Ketidak-mampuan karena tiadanya kebebasan memilih dalam produksi; (6) Kelangkaan aset; (7) Kerentanan terhadap guncangan eksternal dan internal; dan (8) Tidak adanya jaminan keamanan. Kemiskinan dapat menimbulkan masalah negatif yang dapat menimbulkan kerusakan peradapan seperti rasis, goncangan sistem kelas, sexism dan kriminalitas (Hall, 2006).

Menurut Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan masih jauh dari tingkat optimal dan berkelanjutan. Terlebih lagi menurt Olsen (1993) sumberdaya pesisir yang bersifat open-access resurces mendorong setiap orang mengeksploitasi tanpa batas. Kondisi ini menyebabkan sumberdaya di wilayah pesisir mudah mengalami degradasi atau kerusakan. Fenomena kerusakan alam ini seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumberdaya di wilayah pesisir.

Untuk itu Departemen Kelautan dan Perikanan mengambil kebijakan maupun program pengamanan penyediaan bahan makanan bagi masyarakat dengan menyesuaikan terhadap kemampuan lingkungan secara optimal dan lestari. Salah satu Programnya adalah PEMP yang pelaksanaanya telah dimulai pada tahun 1999

sampai sekarang. Sasaran utama program ini adalah masyarakat pesisir yang miskin akibat dampak krisis ekonomi nasional yang berkepanjangan.

Selanjutnya Kusnadi (2006) menyatakan kebijakan atau model pembangunan yang bersifat terpadu merupakan pilihan ideal untuk membangun kawasan dan masyarakat pesisir yang sekaligus diharapkan berimplikasi pada keefektifan mengatasi kemiskinan disamping itu model pembangunan kawasan pesisir dan masyarakat nelayan secara terpadu yang melibatkan beberapa pelaku (multi stake holders)merupakan kebutuhan yang relevan untuk diterapkan

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Program PEMP di Propinsi Jawa Barat telah diimplementasikan sejak tahun 2001 hingga saat ini. Program PEMP bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat; meski program tersebut sebenarnya memiliki cakupan yang lebih luas seperti sosial, lingkungan, dan infrastruktur (Gambar 1).

Analisis ini hanya menitik-beratkan pada aspek ekonomi saja; sedangkan aspek lainnya hanya digunakan untuk memperkaya analisis ekonomi. Evaluasi ekonomi itu pada prinsipnya menelaah apakah peningkatan pendapatan nelayan akibat introduksi program PEMP itu cukup nyata atau tidak, serta menelaah faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan tersebut.

3.2 Hipotesis

1) Program PEMP di lokasi penelitian menghasilkan peningkatan pendapatan secara nyata dibanding dengan sebelum adanya program.

2) Peningkatan pendapatan di Kabupaten Cirebon tidak berbeda nyata dibanding dengan Kabupaten Subang.

3) Variabel modal awal berpengaruh positif dan nyata terhadap peningkatan pendapatan total.

4) Variabel penambahan modal berpengaruh positif dan nyata terhadap peningkatan pendapatan total.

5) Variabel tingkat pendidikan masyarakat pesisir berpengaruh positif dan nyata terhadap peningkatan pendapatan total masyarakat pesisir.

6) Variabel persepsi responden tentang prospek aktifitas ekonomi yang dijalankannya berpengaruh positif dan nyata terhadap peningkatan pendapatan todal masyarakat pesisir.

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

Keterangan Gambar bagan.

= Implimentasi program PEMP yg dilaksanakan oleh DKP

Melalui Dinas Kelautan & Perikanan Kab./ Kota, selanjutnya dampak program dianalisis sesuai dgn tujuan yg akan dicapai

= Hasil Penelitian merupakan rekomendasi untuk penyempurnaan program PEMP oleh

Departemen kelautan dan Perikanan Dampak

Tingkat Pendapatan Peserta Program

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan

Wicocson sign rank test Regresi berganda ANALISIS DAMPAK Rekomendasi untuk penyempurnaan progmam KEBIJAKAN DKP PROGRAM PEMP MASYARAKAT PESISIR KMP-II KMP..n KMP-I LEPP-M3 IMPLEMENTASI PROGRAM PEMP

Dokumen terkait