• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA

Bagan 3. Pohon industry Produk Unggulan Sapu Ijuk

1. Program Pembiayaan

Kabupaten Deli Serdang banyak menghasilkan produk-produk lokal yang sudah dikenal di pasar lokal, namun faktanya pasar yang potensial terdapat di kota- kota besar yang memiliki daya beli tinggi dibanding pasar lokal, akan lebih baik apabila orientasi pemasaran produk lokal diperlebar untuk pasar yang lebih besar (antar kabupaten dan nasional). Dalam hal pembiayaan ini pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang mengupayakan perbantuan bidang pembiayaan melalui strategi permodalan dengan focus kepada 3 bentuk pola pembiayaan dalam pengembangan produk unggulan di Kabupaten Deli Serdang .

Adapun bentuk pembiayaan yang sudah diaplikasikan dalam pengembangan ini adalah :

A. Pola bantuan dana bergulir (revolving) oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang

Langkah paling memungkinkan adalah mengembangkan usaha yang sudah berjalan. Dalam hal ini pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang menggulirkan sebuah program pinjaman bergulir kepada para pengrajin. Skema pembiayaan berorientasi terhadap peningkatan produksi dan kualitas. Selama ini bantuan yang ada seringkali diberikan untuk kegiatan usaha yang secara historis tidak pernah dilakukan ataupun kalau pernah dilakukan hanya bersifat insidentil. Kenapa pembiayaan diarahkan terhadap usaha yang telah berjalan?, karena pada kondisi ini sudah terlihat proses produksi dan pemasaran, artinya peningkatan mutu dan volume produksi lah yang akan dijadikan target pengembangan. Harapan dari konsep ini, semakin besar usaha akan menjadi embrio munculnya usaha baru sejenis atau usaha yang menjadi supporting bagi usaha pokok yang telah berjalan. Dalam jangka panjang akan tercipta proses usaha yang berkelanjutan dengan perluasan layanan usaha tentu saja penyerapan tenaga terampil lokal.

Kalaupun konsep ini dilakukan melalui perguliran dana (revolving) dilakukan dengan melalui analisis kelayakan usaha seperti yang dilakukan dalam program bantuan dana oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang .

Tujuannya antara lain untuk menghindari bergulirnya dana pada usaha yang tidak jelas kegiatan maupun produk yang dihasilkan. Dari pengalaman P2KP konsep perguliran dana akan jauh lebih berhasil apabila dilakukan kepada kelompok petani atau pengrajin yang memiliki kegiatan usaha yang telah berjalan, tingkat pengembalian dana pada kondisi ini memiliki tingkat pengembalian (returning) yang lebih baik waktu maupun jumlah. Keuntungan revolving adalah setiap usaha akan mendapat perlakuan yang sama dan menumbuhkan kemandirian yang tinggi karena modal pinjaman akan sangat hati-hati digunakan. Jauh dari itu rasa gotong royong untuk sama-sama maju menjadi alasan peminjam untuk membayar tepat waktu, karena logika nya ketika terjadi kemacetan kelompok usaha lain yang memerlukan tidak akan memperoleh pinjaman usaha. Satu hal yang penting adalah sistem pinjaman tanpa bunga dengan masa tenggang 1 tahun akan membantu petani/pengrajin dalam mengembangkan usaha pada tahun pertama tanpa perlu setiap bulan mengangsur.

B. Pola Pembiayaan perbankan (Bank Swasta dan Bank Pemerintah )

Dalam strategi pembiayaan perbankan ini, pihak Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Deli Serdang telah mengupayakan membuka dan mempermudah akses para pengrajin maupun UKM dalam memperoleh dana bantuan permodalan dari pihak Perbankan, baik perbankan swasta maupun bank Pemerintah.

Pembiayaan bagi pelaku UMKM melalui perbankan pemerintah maupun swasta tetap menggunakan peraturan perbankan yang berlaku, seperti setiap usaha harus memiliki kriteria usaha feasible yang mengacu pada ketentuan dan persyaratan pada masing- masing bank yaitu minimal 5C (character, capacity, capital, condition of economy, collateral). Beragam produk pembiayaan perbankan dikenalkan kepada masyarakat seperti BRI dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro/Ritel/Linkage, BNI Wirausaha dan Kredit pada Usaha Kecil & Mikro (KPKM), , Bank Artha Graha dengan produk pembiayaannya kredit wirausaha dan kredit usaha pertanian, Bank Sumut dengan produk KUKPEDES, KMK .

Seperti diketahui, secara umum pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah Kabupaten Deli Serdang cukup banyak yang memiliki kriteria feasible tetapi tidak bankable. Hal ini menyebabkan pelaku UMKM cukup sulit mengakses pembiayaan perbankan karena tidak memiliki agunan dan sistem administrasi keuangan yang baik. Untuk mengatasi hal itu pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditujukan kepada pelaku UMKM yang feasible tapi tidak bankable.

C. Pembiayaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN

Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sebagai

salah satu pelaku ekonomi dalam sistim perekonomian nasional disamping usaha swasta dan koperasi, BUMN memiliki andil pula dalam membantu pengembangan industri kecil di tanah air. Peranan tersebut tidak lepas dari keinginan pemerintah sebagai pemegang saham terbesar BUMN untuk membangun industri kecil yang kokoh dan berdaya saing serta dapat bersinergi dengan industri menengah/besar termasuk BUMN.

Untuk mewujudkan misi strategis BUMN dalam membantu pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil (UK), Industri Kecil (IK) dan koperasi (khususnya yang berskala kecil), maka Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983 telah mengamanatkan BUMN untuk turut serta membantu pengembangan usaha kecil. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983, telah diterbitkan keputusan-keputusan menteri sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232/KMK.013/1989, Nomor316/KMK.016/1994 junto Nomor 60/KMK.016/19 dan Nomor 266/KMK.01/19, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/ Kepala Badan Pengelola BUMN Nomor Kep-197/M-PBUMN/1997 dan Nomor Kep-216/M- PBUMN/1997.

Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN nomor KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN dan Program Bina Lingkungan, yang dimaksud Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program untuk meningkatkan

kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Untuk Konteks di Kabupaten Deli Serdang pelaksanaan program pembiayaan ini sudah pernah di jalin dengan pihak PTPN II yang memiliki area usaha di sekitaran Kabupaten Deli Serdang, namun program ini berhenti begitu saja setelah mulai berjalan selama 1 tahun lebih. Adapun alasan perhentian ini adalah menunggu kebijakan penyesuaian dengan program CSR yang akan digulirkan oleh pihak PTPN II tersebut.