• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS )

Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah program pendidikan lanjutan

yang merupakan jenjang pendidikan kedua sebagai lanjutan pendidikan dokter (dokter umum). Sifat dari pendidikan spesialis tersebut adalah akademik profesional,

yang berarti pelatihan profesi dibarengi dengan pemberian materi akademik.

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) diharapkan dapat mengahasilkan seorang dokter spesialis yang nantinya memiliki kemampuan dalam menangani masalah kesehatan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dengan berbasis bukti ilmiah terkini.

Dokter PPDS sebagai peserta pendidikan dapat memberikan pelayanan kesehatan atau kedokteran dibawah pengawasan dan tanggung jawab pembimbing dokter spesialis (Pasal 24 Permenkes 2052/2011). Kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kedokteran disesuaikan dengan tahapan kompetensi dokter PPDS tersebut.

Kompetensi tersebut diberikan oleh Ketua Kolegium atau Ketua Program Studi (Kemenkes RI, 2011).

Semiloka Nasional Pendidikan Dokter Spesialis dan Peran Dokter Layanan Primer yang dilaksanakan pada tanggal 29-30 April 2013, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyimpulkan dan merekomendasikan:

a. Pendidikan Dokter Spesialis

Program pendidikan dokter spesialis adalah tahap pendidikan dan pelatihan agar dokter memperoleh kemampuan dan keterampilan tambahan dalam mengelola masalah kesehatan yang lebih kompleks dan spesifik. Saat ini, pelaksanaan program pendidikan dokter spesialis di Indonesia dilakukan di rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit jejaring di bawah koordinasi fakultas kedokteran. Penerapan pendidikan dan pelatihan ‘university based’ ini ditujukan untuk menjaga kualitas pendidikan dan pelatihan para residen atau peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Indonesia.

Dalam proses pendidikan dokter spesialis, dokter peserta PPDS berperan antara lain sebagai peserta didik, membantu pendidikan dokter umum dan tenaga kesehatan lain, serta memberi pelayanan kesehatan di rumah sakit pendidikan. Dengan demikian, pengelolaan pendidikan dokter spesialis berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit pendidikan. Secara umum, pengelolaan pendidikan dokter spesialis yang baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit pendidikan.

Peran dokter peserta PPDS sebagai peserta pendidikan dokter spesialis adalah melaksanakan pendidikan melalui proses melayani pasien di rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit jejaring. Meskipun residen berperan besar dalam memberikan pelayanan kesehatan, proses pelayanan tersebut merupakan bagian dari proses pendidikan. Dalam proses pendidikan residen memperoleh supervisi secara bertingkat dari para dokter spesialis konsultan di rumah sakit pendidikan. Dokter spesialis konsultan adalah Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sehingga seluruh tanggung jawab termasuk tanggung jawab hukum akan berada di tangan rumah sakit dan DPJP. Di sisi lain, residen tahap mandiri dapat diberi tanggung jawab penuh dalam pengelolaan pasien sesuai dengan penugasan yang diterimanya (clinical appointment) dari rumah sakit.

b. Hak dan Kewajiban PPDS dalam Pelayanan Kesehatan

Dokter peserta PPDS dalam masa pendidikannya berperan unik sebagai peserta didik sekaligus pemberi layanan kesehatan di rumah sakit. Hak dan kewajiban residen dalam pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kedudukan dokter peserta PPDS di rumah sakit pendidikan. Dokter peserta PPDS dalam menjalankan pendidikannya memberikan kontribusi yang besar bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Kewajiban dokter peserta PPDS adalah untuk menuntut ilmu dan memberikan pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan peran residen sebagai pemberi layanan kesehatan, selayaknya residen juga berhak mendapatkan gaji/insentif atas pelayanan kesehatan yang diberikannya walaupun bukan hal yang utama. Saat ini pemberian

gaji/insentif bagi residen sudah dilakukan di banyak negara di dunia. Beberapa rumah sakit di Indonesia juga sudah menerapkan pemberian gaji/insentif bagi dokter peserta PPDS. Hak dokter peserta PPDS selain gaji/insentif juga dapat berupa jasa medis tambahan sesuai dengan kebijakan rumah sakit atau Pemda. Hak dan kewajiban dokter peserta PPDS perlu dinyatakan dalam kontrak pribadi antara dokter peserta PPDS dan rumah sakit.

c. Peran Dokter Peserta PPDS dalam Pendidikan Dokter

Dokter peserta PPDS dalam pendidikan dokter memiliki banyak waktu interaksi dengan mahasiswa. Oleh sebab itu dokter peserta PPDS berpeluang untuk berperan dalam pendidikan dokter. Saat ini secara tidak langsung pengajaran oleh dokter peserta PPDS sudah terjadi dengan berbagai macam cara. Dokter peserta PPDS berperan dalam pendidikan dokter terutama dalam penanganan masalah pasien sehari-hari, sedangkan staf pengajar bertugas menjamin kedalaman pemahaman dan pencapaian kemampuan mahasiswa secara keseluruhan.

Meskipun demikian, pengajaran oleh dokter peserta PPDS perlu mendapatkan supervisi dari dosen/pengajar karena mereka tidak memiliki kemampuan yang sama dengan dosen/pengajar. Perlu adanya peran dari KPS untuk melakukan seleksi dokter peserta PPDS yang dapat memberikan bimbingan, sesuai dengan level kompetensinya. Untuk chief residen dapat dibuatkan SK dan diberi honor pembimbingan bila memungkinkan. Honor pengajaran oleh dokter peserta PPDS tidak bisa diberikan selama ini karena peran residen dalam pendidikan belum dikenali

dalam sistem. Salah satu alternatif honor pengajaran bagi dokter peserta PPDS adalah dana yang dialihkan dari supervisor ke dokter peserta PPDS.

d. Alur Pelayanan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam

Alur pelayanan pasien rawat inap penyakit dalam di RSUP HAM Medan disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Alur Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam di RSUP HAM Medan

Pasien Umum Pasien Baru Pasien Lama Pendaftaran Kasir Medical Record Ruang Tunggu Rujukan Puskesmas Asuransi Unit Pelayanan Pasien mengeluarkan SJP

UGD Rawat Pulang

Inap Kamar Periksa Penerimaan Pasien Rawat Inap Kamar Tindakan Kartu Pasien Kartu Status

e. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter PPDS

Tugas pokok dan fungsi dokter PPDS penyakit dalam dalam memberikan pelayanan pada pasien sebagai berikut :

Tahap I :

1. Memahami ilmu penyakit dalam dasar, dan menerapkannya dalam penatalaksanaan penderita.

2. Penatalaksanaan terhadap penderita rawat inap dan rawat jalan dengan penyakit- penyakit yang banyak dijumpai.

3. Melaporkan dan membahas kasus dalam diskusi ruangan.

4. Membuat laporan kasus yang diajukan di Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam

5. Melakukan komunikasi dengan teman sejawat, mahasiswa kedokteran dan perawat. Tahap II :

1. Memahami Ilmu Penyakit Dalam secara lebih khusus dan menerapkannya pada penatalaksanaan penderita.

2. Penatalaksanaan terhadap penderita rawat inap dan rawat jalan .

3. Melaporkan dan membahas kasus problematik. dalam forum diskusi kasus di divisi atau Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam.

4. Menyampaikan dan membahas sari pustaka/ refarat di divisi atau Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam.

5. Mempersiapkan dan menyampaikan laporan kasus dan sari pustaka (refarat) di depan siding Departemen /SMF Ilmu Penyakit Dalam.

6. Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di divisi dalam penatalaksanaan penderita.

Tahap III :

1. Menerapkan ilmu penyakit dalam secara terintegrasi dan terpadu dalam penatalaksanaan penderita. Penatalaksanaan terhadap penderita rawat inap dan rawat jalan.

2. Menatalaksanakan kasus penyakit dalam baik yang berobat jalan maupun yang dirawat, secara mandiri

3. Melakukan pengelolaan seluruh kegiatan ruangan

4. Menatalaksanakan penderita konsultasi baik dari luar maupun dari dalam Rumah Sakit

5. Menatalaksana kasus-kasus gawat darurat

6. Bertindak sebagai dokter ahli penyakit dalam di rumah sakit kabupaten secara mandiri

7. Membimbing paramedik, mahasiswa dan peserta/asisten tahap I dan tahap II 8. Melakukan penelitian ilmiah

9. Bekerja sama dengan sejawat dan dokter ahli lainnya 10. Bertugas sebagai kepala ruangan rawat inap

11. Bertugas sebagai kepala poliklinik.

2.6 Pelayanan Kesehatan

Dokumen terkait