• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5 Program Pengembangan Pemanfaatan Buah Takokak

Upaya pengobatan tradisional dengan tumbuhan obat merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan pada masyarakat dengan tumbuhan obat tidak serta merta tumbuh begitu saja, meskipun penggunaan tumbuhan obat bagi pengobatan oleh masyarakat sudah sejak dahulu dilakukan bahkan tanpa adanya program yang berkaitan dengan tumbuhan obat pun. Namun pemanfaatan tersebut terbatas pada spesies tumbuhan tertentu untuk penyakit yang sering di derita dengan pengetahuan yang terbatas pada suatu kelompok masyarakat tertentu saja (Tukiman 2004, Rahayu 2011).

Takokak merupakan spesies tumbuhan obat yang belum banyak diketahui manfaatnya sebagai buah berkhasiat obat oleh masyarakat Kampung Gunung Leutik. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pemanfaatan buah takokak oleh masyarakat. Apabila pemanfaatan buah takokak tidak dilestarikan, maka keberadaan dan pemanfaatan terhadap tumbuhan takokak yang ada di Kampung Gunung Leutik dapat menjadi hilang atau punah. Buah takokak merupakan buah yang mengandung khasiat yang banyak, apabila pengetahuan pemanfaatan dan intensitas pemanfaatan terhadap buah takokak rendah bukan tidak mungkin

keberadaan tumbuhan takokakpun akan benar-benar hilang atau punah. Suatu program pengembangan yang terencana, terstruktur dan terorganisir mengenai buah takokak dan pemanfaatannya akan membuat pengetahuan mengenai buah takokak dan pemanfaatannya tersebut terwadahi dan terhindar dari kepunahan. Manfaat dari tumbuhan takokak pun tidak hanya akan dirasakan oleh masyarakat yang sudah biasa memanfaatkannya namun juga masyarakat lainnya, bahkan memungkinkan terjadinya pertukaran informasi baru mengenai buah takokak dan pemanfaatannya.

Peran kader TOGA melalui program pengembangan pemanfaatan buah takokak merupakan salah satu langkah dalam mewujudkan tumbuhan obat khususnya buah takokak sebagai alternatif pengobatan. Keberadaan program pengembangan pemanfaatan buah takokak di Kampung Gunung Leutik menunjukkan adanya upaya masyarakat setempat untuk mengembangkan salah satu potensi daerahnya tersebut sekaligus memberikan solusi bagi upaya pengobatan masyarakat.

Program yang telah dilakukan di Kampung Gunung Leutik Bogor dalam pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA), yaitu program perbanyakan tumbuhan obat di Kampung Gunung Leutik Bogor. Kegiatan-kegiatan dalam program ini yaitu:

1. Pembentukan kelompok TOGA “Bina Sehat Lestari”

Tujuan utama dibentuknya kelompok TOGA yang diberi nama kelompok TOGA “Bina Sehat Lestari” ialah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa di sekitar lingkungan Kampung Gunung Leutik banyak tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam sosialisasi tersebut hal yang paling penting disampaikan adalah pentingnya TOGA yang salah satunya adalah tumbuhan takokak bagi kesehatan sehingga timbul motivasi dalam diri tiap kader TOGA untuk mengembangkan program TOGA demi meningkatkan kesehatan keluarga khususnya dan untuk masyarakat sekitarnya sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Pembentukan kader TOGA “Bina Sehat Lestari” dibagi menjadi beberapa divisi seperti divisi penyuluhan, penanaman, dsb. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan

serta mengefisienkan program-program TOGA yang akan dibuat dan dilaksanakan.

Peran kelompok TOGA sangat besar dalam mempengaruhi keberhasilan dari program TOGA yang akan dikembangkan, karena kader TOGA dibentuk dengan harapan dapat menjadi penggerak di masyarakat dalam mengembangkan TOGA sehingga program TOGA menjadi gerakan massal yang terus berlanjut dan menjadi besar yang akan membuat potensi TOGA di Kampung Gunung Leutik bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga mewujudkan masyarakat yang sehat secara mandiri.

2. Penyuluhan kepada kader TOGA

Penyuluhan dilakukan oleh Tim Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor kepada para kader TOGA. Selain itu penyuluhan juga dilakukan oleh Kader TOGA kepada perwakilan warga dari tiap RT. Dalam penyuluhan tersebut disampaikan manfaat buah takokak. Melalui penyuluhan tersebut diharapkan masyarakat dapat menggunakan buah takokak sebagai pertolongan pertama dalam mengobati penyakitnya sebelum dibawa ke dokter atau puskesmas.

3. Budidaya takokak

Budidaya takokak dilakukan di lahan pekarangan rumah warga. Tumbuhan takokak yang ditanam dapat diambil dan dimanfaatkan masyarakat. Namun kini tumbuhan takokak di Kampung Gunung Leutik sudah banyak yang ditebang dan kurang terurus. Hal ini disebabkan karena rendahnya pemanfaatan terhadap buah takokak oleh masyarakat. Rasa buah takokak yang kurang enak dan ketidaktahuan sebagian besar responden yang bukan merupakan kader TOGA akan khasiat buah takokak sebagai obat menyebabkan masyarakat cenderung enggan untuk memanfaatkan buah takokak sehingga tumbuhan takokak hanya dianggap sebagai tumbuhan pengganggu dan keberadaan tumbuhan takokak di kampung Gunung leutik kurang diperhatikan.

Upaya budidaya terhadap tumbuhan takokak mudah untuk dilakukan namun untuk membudidayakan tumbuhan takokak membutuhkan lahan yang besar karena karakteristik tumbuhan takokak yang besar, buah yang dihasilkan sedikit,

dan lama laku untuk penjualan hasil buah takokak. Selain itu tidak adanya tempat penampungan hasil panen buah takokak menyebabkan sampai saat ini program pembudidayaan tumbuhan takokak belum dijalankan kembali. Kegiatan budidaya tumbuhan takokak hanya dilakukan secara pribadi oleh sebagian masyarakat yang telah mengerti khasiat buah takokak dan mempunyai lahan yang cukup untuk melakukan kegiatan budidaya tumbuhan takokak.

Berdasarkan kendala yang ada terkait upaya pembudidayaan tumbuhan takokak dan kondisi pemanfaatan buah takokak yang rendah di Kampung Gunung Leutik, perlu adanya pemikiran lebih lanjut terkait pengembangan pemanfaatan buah takokak. Program pengembangan pemanfaatan buah takokak yang dapat dilakukan disajikan dalam Gambar 7.

Gambar 7 Program pengembangan takokak di Kampung Gunung Leutik Ciampea Bogor.

1. Penguatan kelompok TOGA

Kelompok TOGA “Bina Sehat Lestari” yang telah terbentuk sangat mempengaruhi keberhasilan dari program TOGA yang akan dikembangkan, karena kader TOGA dibentuk dengan harapan dapat menjadi penggerak di masyarakat dalam mengembangkan TOGA sehingga program TOGA menjadi gerakan massal yang terus berlanjut dan menjadi besar yang akan membuat potensi TOGA di Kampung Gunung Leutik bisa dimanfaatkan secara optimal (Deryanti 2010). Kelompok TOGA “Bina Sehat Lestari” yang awalnya terbentuk dengan 10 anggota, kini hanya tinggal 4 orang yang aktif dalam kepengurusannya. Walaupun anggota yang aktif saat ini hanya 4 orang, namun

Program pemgembangan takokak

Penguatan kelompok TOGA Penyuluhan pemanfaatan takokak Budidaya takokak Pembuatan simplisia Pemasaran takokak

program-program pengembangan TOGA secara keseluruhan masih berjalan dengan baik. Berdasarkan kondisi tersebut, hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah penguatan kelompok TOGA untuk menumbuhkan kembali semangat para kader TOGA dalam melakukan pengembangan TOGA di Kampung Gunung Leutik Bogor. Penguatan kelompok TOGA dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan kader TOGA.

Peningkatan pengetahuan kader TOGA dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu memperbanyak kegiatan study tour ke tempat konservasi eksitu TOGA yang memiliki tempat budidaya, pengolahan, dan penjualan produk, hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman dari kader TOGA sehingga terbentuk stimulus yang lebih tinggi dalam pengembangan TOGA. Hal lain yang bisa dilakukan adalah pemberian buku- buku untuk dipelajari dan peningkatan keterampilan dengan mengadakan berbagai pelatihan dari para ahli dan lembaga terkait.

2. Penyuluhan kepada masyarakat luas

Penyuluhan dilakukan di tiap RT yang ada di Kampung Gunung Leutik. Penyuluhan tersebut dilakukan oleh kader TOGA atau ahli tumbuhan obat kepada warga di tiap-tiap RT. Hal ini dilakukan agar informasi dan pengetahuan mengenai buah takokak dan pemanfaatannya dapat disampaikan kepada seluruh warga dan agar masyarakat dapat lebih paham jika informasi dan pengetahuan tersebut disampaikan oleh ahli tumbuhan obat. Dalam penyuluhan tersebut disampaikan pengenalan tumbuhan takokak, manfaat buah takokak, serta upaya pembudidayaan tumbuhan takokak. Melalui penyuluhan tersebut diharapkan masyarakat dapat menggunakan buah takokak sebagai pertolongan pertama dalam mengobati penyakitnya sebelum dibawa ke dokter atau puskesmas.

3. Budidaya takokak

Budidaya takokak dilakukan di lahan yang cukup luas di wilayah Kampung Gunung Leutik yang memungkinkan untuk dilakukan pembudidayaan tumbuhan takokak mulai dari pembibitan hingga penanaman. Lahan pembudidayaan tersebut disurvey terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan pembudidayaan tumbuhan takokak. Kegiatan pembudidayaan dimulai

dengan menanam anakan tumbuhan takokak yang tumbuh liar di Kampung Gunung Leutik dalam polybag. Penanaman anakan takokak dalam polybag tersebut dilakukan pada media tanam yang telah diatur komposisinya untuk menjamin ketersediaan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhannya. Setelah usia tanaman takokak tersebut telah cukup untuk dilakukan penanaman, maka tanaman takokak tersebut segera ditanam di lahan penanaman yang telah disiapkan. Perawatan terhadap tanaman takokak dapat dilakukan dengan pengaturan komposisi media tanam yang tepat serta penyiraman secara rutin.

Setelah dilakukan kegiatan pembudidayaan, tumbuhan takokak hasil budidaya tersebut akan dipantau secara berkala setiap satu bulan sekali untuk melihat perkembangannya. Budidaya tumbuhan takokak tersebut dalam pengembangannya memerlukan kerjasama antara kader TOGA dan masyarakat pada umumnya sehingga dalam pemanfaatannya tidak menimbulkan perselisihan.

4. Pembuatan simplisia buah takokak.

Simplisia tersebut dapat dibuat dalam bentuk kapsul atau bentuk lainnya. Terdapat beberapa keuntungan dengan adanya pembuatan simplisia takokak tersebut, yaitu buah takokak dapat dibuat menjadi beragam bentuk dan menjadi lebih tahan lama sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi buah takokak tanpa merasa mengkonsumsi obat. Selain itu apabila buah takokak dibuat simplisia dalam bentuk kapsul, rasa yang ada pada buah takokak menjadi tidak terasa. Dengan adanya simplisia tersebut selain pelestarian tumbuhan takokak menjadi terjamin juga dapat menambah pendapatan Kampung Gunung Leutik. 5. Pemasaran buah takokak

Pemasaran merupakan tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atau benda-benda dan jasa yang menumbuhkan distribusi fisik (Winardi 1991 diacu dalam Prasetyo & Mukson 2003). Sudiyono (2002) diacu dalam Prasetyo dan Mukson (2003) menyatakan bahwa pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, tempat, dan bentuk yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi pemasaran. Aspek pemasaran merupakan naspek penting dalam rangka menciptakan

kesinambungan proses produksi. Apabila pemasaran suatu produk (barang, jasa) berjalan sesuai dengan mekanismenya, maka semua pihak (pelaku ekonomi) yang terlibat akan memperoleh keuntungan yang proporsional. Untuk itulah keberadaan dan peranan lembaga pemasaran menjadi amat penting

Sebelum dilakukan pemasaran, tenaga pemasaran Kampung Gunung Leutik Bogor melakukan promosi kepada pasar target. Kegiatan promosi sangat penting dilakukan karena dengan promosi yang baik dapat merubah pandangan dari tiap orang. Promosi dalam kegiatan ini lebih bersifat untuk menarik minat pasar target untuk menggunakan buah takokak maupun produk yang dihasilkannya. Upaya promosi yang bisa dilakukan adalah promosi khasiat dari buah takokak terutama sebagai obat. Selain itu kegiatan promosi juga dapat dilakukan melalui pembuatan leaflet berisi gambar buah takokak dan simplisia buah takokak serta manfaat buah dan simplisia tersebut, yang dipasang di tempat umum yang memungkinkan.

Kampung Gunung Leutik sebagai produsen akan memanen buah takokak setiap musim panen. Buah takokak dengan sifat produk yang volumenya besar, maka diperlukan tempat penyimpanan yang memadai agar resiko kerusakan produk bagi produsen dapat ditekan dan kualitas produk tersebut tidak mengecewakan pembeli sebagai konsumennya.

Buah takokak yang telah dipanen sebagian dapat langsung dipasarkan kepada warga Kampung Gunung Leutik, pasar serta swalayan/supermarket, dan sebagian lagi diproduksi oleh Kampung Gunung Leutik menjadi simplisia takokak. Simplisia tersebut akan dipasarkan kepada warga Kampung Gunung Leutik dan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Kegiatan pemasaran buah takokak selain dapat membantu mengenalkan buah takokak kepada masyarakat Indonesia juga dapat menambah pendapatan Kampung Gunung Leutik.

Dokumen terkait