• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL KREATIVITAS

4. Program-program yang dilaksanakan di Bengkel Kreativitas

Yayasan Nanda Dian Nusantara memiliki beberapa fokus program, diantaranya:

A. Program Kampung Kota

1. Program Bengkel Kreativitas

8

Company Profile Yayasan Nanda Dian Nusantara tahun, 2009.

9

Kegiatan ini telah dilaksanakan Yayasan Nanda Dian Nusantara sejak awal berdirinya (1999), yang bertujuan untuk menjadi wadah belajar bagi pekerja anak agar mendapatkan kehidupan yang layak. Kegiatan ini berisi Calistung (baca, tulis, dan berhitung), life skill (keahlian hidup), serta pendidikan agama dan umum. Penanganan dilakukan dengan program humanisasi yaitu program pengembangan individu.

Di bengkel kreativitas ini, para anak-anak binaan mendapatkan pelatihan atau pembinaan mengenai life skill, seperti: tata cara sablon, tata cara menyemir, tata cara membuat kue-kue kering, tata cara membuat sandal, tata cara bengkel motor, tata cara menjahit, dan lain-lain. Bengkel kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara bertujuan agar anak-anak jalanan atau binaan dikemudian hari memiliki keahlian hidup dan mampu menjadikan mereka keluar dari kehidupan jalanan.10

2. Program Balai Warga

Kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan wadah atau tempat yang bisa mewadahi semua aktivitas masyarakat dalam kegiatan sosial, bahkan aktivitas keagamaan (antar agama). Hal ini penting dilakukan agar terwujud satu tatanan masyarakat kota yang dinamis, pluralis dengan mengedepankan “social cultural” (pendekatan sosial budaya) masyarakat setempat.

Program Balai Warga ini biasanya bekerjasama dengan instansi-instansi pemerintahan dalam mensosislisasikan program-program pemerintah daerah, seperti yang telah dilaksanakan di Kampung Pitung (Cilincing) Jakarta Utara, Pemukiman Penduduk Utan Panjang di Jakarta Pusat, Pemukiman penduduk kumuh di Pasar Pedongkelan Jakarta Timur, Penduduk kali Ciliwung Manggarai

10

Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara Tahun 2006, h.5.

Jakarta Timur.

Program ini sangat membantu pemerintah dalam menjalankan program- programnya, seperti: evakuasi penduduk kumuh, bantaran kali, atau masyarakat jalanan untuk tinggal di rumah Susun (Rusun) dengan konpensasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu, program Balai warga juga bertujuan untuk menciptakan kerukunan antar warga di lingkungan masing- masing supaya terbina sikap saling menghormati, saling tolong-menolong, dan rasa memiliki terhadap lingkungannya. Dengan terciptanya sikap-sikap di masyarakat seperti itu, diharapkan kebersihan lingkungan, ketertiban lingkungan, keakraban antar tetangga dapat terbina dan selanjutnya beban pemerintah terminimalisir dengan keaktifan dari masyarakat sekitar.

3. Program Koperasi Warga

Program Koperasi Warga digagas oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara untuk menciptakan sikap saling tolong-menolong antar warga masyarakat. Program Koperasi Warga atau disebut program tanggung renteng dilaksanakan dengan cara membuka koperasi untuk warga yang keanggotaannya di koordinir oleh ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW). Dalam kegiatan ini Yayasan Nanda Dian Nusantara bertujuan menggerakan warga untuk aktif dalam koperasi. Sistem yang digunakan adalah “Tanggung Renteng” (dengan cara membuat kelompok diantara warga yang dipilih oleh warga sendiri maksimal satu kelompok 10 orang dan diberikan pinjaman modal usaha). Program ini telah dilaksanakan di Komunitas Pemulung di Kramat Jati, Pemukiman Penduduk Tomang Jakarta Barat dan Kampung Daru Tangerang.11

11

Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara Tahun 2006, h.8.

4. Program Rumah dan Lingkungan Sehat

Dalam penanganan masyarakat pinggiran, seperti : pemulung, anak jalanan, masyarakat gelandangan, dan masyarakat pemukiman kumuh. Faktor kesehatan merupakan titik permasalahan yang paling krusial, harus diperhatikan selain faktor pendidikan (agama maupun formal).

Yayasan Nanda Dian Nusantara membuat program Rumah dan Lingkungan Sehat supaya masyarakat di lingkungan masing-masing tergugah untuk sama-sama menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar. Program ini dilaksanakan dengan cara mengadakan kegiatan rutin bersih-bersih saluran air (got), jalanan gang, membuang sampah-sampah organik dan menimbun sampah- sampah non-organik, melakukan penanaman tanaman-tanaman umbi-umbian bagi masyarakat yang masih memiliki lahan, melakukan pengobatan gratis dengan mendatangkan dokter-dokter sukarela, dan setahun sekali pada peringatan 17 Agustus mengadakan lomba Rumah bersih dan berhadiah dari Lurah atau RW setempat.

5. Program Dakwah Kolong Jembatan

Program Dakwah Kolong Jembatan bertujuan untuk menyampaikan nilai- nilau ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pemulung, anak-anak jalanan, masyarakat gelandangan, masyarakat bantaran kali, pemukiman kumuh, dan bahkan masyarakat pekerja seks komersil seperti di daerah Kramat Tunggak (sekarang menjadi Islamic Centre), Taman Lawang, Stasiun Pasar Minggu, kolong jembatan Tomang Jakarta Barat, dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan program Dakwah Kolong Jembatan ini, Yayasan Nanda Dian Nusantara selalu melibatkan para mahasiswa dari berbagai macam

latar belakang, seperti: dari UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, dan beberapa kampus lainnya.

Program Dakwah Kolong Jembatan ini dilaksanakan dengan cara, Yayasan Nanda Dian Nusantara mengadakan acara-acara siraman rohani bagi para masyarakat pemulung atau anak-anak jalanan di lokasi mereka beraktivitas sehari- hari, seperti: di kolong jembatan, pasar induk, pemukiman penduduk, dan lain- lain.12

6. Program Pesantren Kilat Anak-anak Jalanan dan Masyarakat Pinggiran Program ini bertujuan agar anak-anak jalanan dan masyarakat pinggiran, seperti: pemulung dan masyarakat gelandangan mendapat pemahaman keagamaan atau dasar-dasar ajaran-ajaran Islam dalam waktu yang singkat atau terbatas. Program ini biasanya hanya dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan. Pada pelaksanaannya, yayasan ini mengumpulkan anak-anak binaan di masing-masing “Rumah Singgah” untuk selama 1 minggu mendapatkan pembinaan mental dan keagamaan pada program pesantren kilat anak-anak Jalanan dan masyarakat pinggiran. Dalam pelaksanaan program ini juga, bagi yang sudah dewasa, diberikan pelatihan singkat mengenai life skill (keahlian hidup) seperti: tata cara membuat kerajinan seperti, sandal, melukis, menyemir, memasak, menjahit dan lain-lain.13

B. Program Taman Pedesaan

1. Program Taman Bacaan Anak Pedesaan

Program ini bertujuan untuk mengembangkan minat baca pada anak.

12

Majalah Badan Koordinasi Kesejahteraan Sosial (BKKS), Tahun 2006, h.15.

13

Yayasan Nanda Dian Nusantara tidak sekedar memfasilitasi buku-buku bacaan, tapi juga membimbing dan mengajarkan pada anak-anak dan remaja untuk mempunyai minat baca serta bagaimana mengelola taman bacaan tersebut.

Program taman bacaan anak pedesaan dilaksanakan dengan cara melakukan survey lokasi mana yang sangat minim fasilitas pembelajaran bagi anak-anak dan masyarakat sekitar. Dengan adanya Taman Bacaan Anak Pedesaan diharapkan anak-anak di pedesaan terbuka wawasannya tentang lingkungan sekitar dan lingkungan di luar keseharian mereka. Buku-buku yang disediakan merefresentasikan ragam budaya yang ada di Indonesia, seperti: sejarah perjuangan bangsa Indonesia, mengenal suku dan adat Nusantara, kekayaan sumber daya alam masing-masing daerah, sejarah tokoh-tokoh bangsa dan lain sebagainya.

Taman Bacaan Anak Pedesaan juga bertujuan agar anak-anak di masing- masing daerah mengenal adat dan potensi kedaerahannya supaya dapat dikembangkan potensi-potensi yang mereka punya. Dengan begitu maka urbanisasi masyarakat desa ke kota dapat terminimalisir karena masyarakat desa tidak lagi menggantungkan hidupnya ke pusat Ibukota, tetapi bisa mereka dapatkan di daerah masing-masing.

2. Program Trauma Center

Kegiatan ini bertujuan mencegah dan meminimalisir trauma (dendam) pada anak di daerah konflik dengan mengadakan konseling (bimbingan) pada anak dan keluarga serta taman bermain. Yayasan Nanda Dian Nusantara telah beberapa kali melakukan penangnan anak-anak atau masyarakat trauma paska konflik dan bencana, seperti yang telah dilakukan di Attambua, Konflik Poso

Ambon, Konflik Sampit Sampang Madura, Konflik Polewali Sulawesi Selatan, Penanganan Trauma paska Bencana alam Tsunami di Aceh dan Nias, penanganan bencana alam gempa bumi di Yogyakarta, dan yang saat ini masih dilaksanakan ialah bencana Situ Gintung.14.

Dalam pelaksanaan programnya, Yayasan Nanda Dian Nusantara selalu melibatkan relawan dari berbagai macam latar belakang, seperti: tenaga medis, relawan evakuasi, relawan pekerja sosial, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan. Faktor utama yang paling diperhatikan dalam pelaksanaan programnya, Yayasan Nanda Dian Nusantara selalu melibatkan tokoh-tokoh setempat, baik dari unsur pemerintahan seperti setingkat Rukun Tetangga. Selain itu juga para tokoh agama dan tokoh masyarakat selalu dijadikan penasehat dalam pelaksanaan program tersebut, hal ini yang membuat program Yayasan Nanda Dian Nusantara selalu berjalan dengan lancar dan mendapat tanggapan baik dari masyarakat.15

3. Program Pasar Tradisional dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Kegiatan ini bertujuan untuk menampung serta menyalurkan hasil-hasil sumber daya alam dan hasil karya masyarakat lokal yang belum diberdayakan secara maksimal, seperti hasil pertanian, peternakan, perikanan dan kerajinan tangan.

Program ini dilaksanakan dengan cara membuat pasar tradisional di daerah-daerah tertinggal atau pedalaman. Yang bertujuan agar regulasi perekonomian masyarakat kecil (mikro) dapat dilakukan di masing-masing daerah

14

Wawancara penulis dengan Ibu Desi Handayani, pada hari Selasa, tanggal 03 Nov 2009, pukul 16:00, di Sekretariat Yayasan Nanda Dian Nusantara, Ciputat - Tangerang.

15

Laporan Program Trauma Center di Aceh, Japan International Cooperation Agency (JICA), h.17.

dan secara tidak langsung hal itu dapat menggerakan perekonomian makro Indonesia. Program ini juga didasarkan dari kekayaan sumber daya alam Indonesia, seperti: rempah-rempah atau bumbu-bumbu, sayur-sayuran, buah- buahan maupun kebutuhan pokok masyarakat yang berasal dari daerah dapat dengan mudah dijangkau dan disalurkan baik ke masyarakat sekitar maupun ketempat yang pasokan sayur-sayurannya kurang. Program Pasar Tradisional dan Usaha Kecil Menengah (UKM) ini juga bertujuan untuk menggairahkan sektor riil perekonomian masyarakat Indonesia, yaitu pasar tradisional masyarakat.

C. Program Pelatihan dan Seminar

1. Program Pelatihan bagi Para Pembina (Training of Trainer)

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan skill dan kualitas keilmuan para educator (pembina) disetiap tempat pembinaan Yayasan Nanda Dian Nusantara, seperti latihan keterampilan, materi keagamaan, pengetahuan umum dan sosial, tehnik advokasi dan penyuluhan-penyuluhan.

Yayasan Nanda Dian Nusantara telah memiliki 5 cabang Rumah Singgah atau disebut juga Bengkel Kreativitas, yang disetiap lokasi dipimpin oleh seorang koordinator pekerja sosial. Ditambah lagi 6 cabang di daerah misalnya, di Sampit, Polewali Sulawesi, Attambua, Aceh, Yogyakarta dan yang terakhir di Porong Sidoarjo. Pentingnya program Training Of Trainer (TOT) bagi para pembina atau koordinator untuk meninkatkan keahlian mereka dalam membina para anak-anak atau masyarakat binaan supaya dapat meningkat taraf hidupnya.

Pada pelatihan TOT ini, para pembina diberikan pelatihan tentang tata cara investasi dan pemetaan lapangan, pendampingan atau advokasi, trauma healing,

negosiasi, dan metode curah pendapat (brain stroming), menjadi pendidik (educator), perencana sosial (social planners), Advokat (advocate), tenaga ahli, bahkan menjadi psikolog lapangan.

Dengan adanya program TOT bagi para Pembina ini, maka para koordinator lapangan atau pembina di masing-masing wilayah lebih siap untuk menangani permasalahan yang berkembang dimasing-masing wilayahnya.

2. Program Seminar

Program ini bertujuan untuk mengembangkan wacana keilmuan dan menyikapi masalah sosial yang sedang terjadi, seperti masalah perdagangan anak, pelacuran anak, pendidikan, penggusuran dan konflik sosial.

Program seminar ini diadakan untuk menggugah masyarakat luas dalam menghadapi permasalahan sosial dari sudut pandang kemanusiaan, yaitu bahwa banyaknya masyarakat pinggiran kota atau anak-anak jalanan adalah akibat dari proses urbanisasi (desa ke kota) yang kian hari kian bertambah tanpa adanya tindakan nyata pada permasalahan yang paling mendasar. Dengan adanya program Seminar seperti ini diharapkan tercetus gagasan dalam menyelesaikan permasalahan sosial Ibu kota secara bijak, yang bukan melihat anak-anak jalanan atau masyarakat pinggiran sebagai penyebab tapi mereka sebagai akibat ketimpangan pembangunan antara kota dan desa.

Program-program ini bertujuan untuk menjadi wadah belajar bagi anak- anak pemulung agar mendapatkan kehidupan yang layak. Kegiatan ini berisi Calistung (baca, tulis, dan menghitung), life skill (keahlian hidup), serta pendidikan agama dan umum.

dilakukan dari hari senin sampai sabtu, mulai pada pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB. Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa kelas, untuk kelas 1 dan 2 mulai pukul 08.00 sampai pukul 10.00 WIB, dan dilanjutkan untuk Taman Kanak-kanak sampai pukul 12.00 WIB. Sedangkan untuk kelas 5, mulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 WIB. Kemudian, sore harinya setelah salat ashar (pukul 16.00 WIB) ada kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Dan adapula program KF (Keaksaraan Fungsional), yaitu program untuk memberantas buta huruf. Program ini diperuntukkan bagi orang tua anak-anak pemulung yang dilakukan setiap hari jum’at malam di Bengkel kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara di Ciputat.16

Sasaran program Bengkel Kreativitas ini adalah anak-anak pemulung, anak-anak yang tidak mampu atau dhuafa’, dan anak-anak jalanan yang berada di wilayah Ciputat. Anak-anak yang berada di Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat adalah anak-anak yang berusia 5 tahun sampai 15 tahun.

Dokumen terkait