BAB III METODE PENELITIAN
Lampiran 1. Program Rancangan Kegiatan Penelitian Tindakan
Program Rancangan Kegiatan Penelitian Tindakan
Nama Kegiatan Rincian Kegiatan Keterangan
Focus Group Discussion Pengumpulan data awal melalui: 1. Wawancara
Hasil wawancara dengan guru terkait keterampilan bekerjasama ditemukan masalah:
a. Anak belum mau bergabung dalam kelompok kecil saat guru membagi kelompok secara acak b. Anak kurang saling membantu
c. Anak masih membeda-bedakan teman. 2. Observasi
Hasil observasi ditemukan masalah:
a. Anak kurang bisa bekerjasama dengan anak yang lain, hal ini terlihat saat anak berada dalam kelompok kecil yang dibagi oleh guru.
b. Anak kurang berkomunikasi dengan teman yang lain.
c. Anak kurang saling membantu dengan teman
Hasil FGD sebagai dasar untuk
menentukan tema dan menyusun angket kuesioner penelitian kepada anak-anak TK Mangunan Yogyakrta
yang lain.
d. Anak hanya mau bergabung dengan teman- teman terdekat.
Siklus I Perencanaan:
Perencanaan tindakan untuk meningkatkan kerjasama anak yaitu melalui metode bercerita menggunakan boneka
1. Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam kegiatan bimbingan klasikal
- Peneliti menetapkan cerita rakyat atau dongeng “Asal mula nyamuk
berdengung” yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk
meningkatkan kerjasama pada anak - Peneliti menetapkan boneka serta
benda-benda yang sesuai dengan topik cerita
- peneliti bersama dengan guru mengorganisir anak-anak serta menetapkan jadwal pertemuan.
2. Mengembangkan SPB, cerita, dan boneka
- SPB dengan topik saling membantu
- Cerita yang akan diberikan adalah cerita rakyat dari gunung kidul
yaitu „‟Asal mula nyamuk berdengung”
- Boneka yang akan digunakan adalah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat tersebut serta benda- benda yang mendukung.
3. Menyiapkan instrument IGD
- Pada pengumpulan data ini peneliti menggunakan observasi yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu check list, dokumentasi, serta wawancara dengan guru.
4. Menetapkan indikator keberhasilan siklus I
- Observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perilaku kerjasama anak, guna sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi.
Tindakan:
Pemberian tindakan terhadap anak yaitu melakukan bimbingan klasikal dengan topik yang berkaitan dengan tema yang telah ditetapkan, bimbingan klasikal diawali dengan pengantar cerita terlebih dahulu, kemudian anak-anak mendengarkan cerita yang diperankan menggunakan boneka.
1. Tempat di ruang kelas, peneliti mengkondisikan tempat dan suasana yang nyaman.
2. Peneliti mengajak anak-anak duduk secara melingkar dan diacak, ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya bergabung dengan teman-teman terdekat.
3. Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan dilanjutkan memberikan pengantar tentang cerita yang akan disampaikan.
4. Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh dan
sifat yang ada dalam cerita “asal mula nyamuk berdengung‟‟ dengan
menggunakan boneka
5. Peneliti bercerita menggunkan boneka dan anak-anak mendengarkan
6. Peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan nama-nama tokoh dan sifat-sifat yang dimiliki dengan cara bertanya pada anak. Pengamatan:
Bimbingan klasikal dilaksanakan oleh peneliti sendiri. Dalam pelaksanaan bimbingan klasikal, peneliti sekaligus melakukan observasi perilaku anak dalam bimbingan klasikal
Dalam pelaksanaan bimbingan klasikal peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap perilaku anak. Peneliti menggunakan observasi check
list, sedangkan dokumentasi dilakukan
oleh mitra kolaboratif. Refleksi:
Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk memahami proses dan melihat pengaruh pelaksanaan bimbingan klasikal terhadap perubahan perilaku anak serta kendala nyata dalam penelitian tindakan. Refleksi dalam penelitian ini dilakukan untuk merevisi tindakan selanjutnya.
Refleksi ini digunakan untuk melihat pengaruh, melihat hambatan dan kekurangan pada siklus 1 guna untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi terhadap tindakannya dan dibantu oleh mitra kolaboratif
Siklus II Perencanaan:
Rencana tindakan pada putaran kedua dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada putaran pertama. Rencana tindakan pada siklus kedua tetap dilakukan menggunakan boneka namun dengan topik yang berbeda.
1. Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam kegiatan bimbingan klasikal
- Peneliti menetapkan cerita atau dongeng yang sesuai dengan kebutuhan anak guna untuk
meningkatkan kerjasama pada anak. - Peneliti menetapkan boneka serta
media yang mendukung topik cerita. - Peneliti bersama dengan guru
mengorganisir anak-anak serta menetapkan jadwal pertemuan. 2. Mengembangkan SPB, cerita, dan
boneka:
- SPB dengan topik peduli terhadap sesama
- Cerita yang akan diberikan adalah cerita rakyat dari jawa tengah yaitu
„‟Bawang merah dan bawang putih”
- Boneka yang akan digunakan adalah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat tersebut serta media yang mendukung.
3. Menyiapkan instrument IGD
- Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan observasi yang akan
check list, dokumentasi, serta
wawancara dengan guru.
4. Menetapkan indikator keberhasilan siklus II
- Observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perilaku kerjasama anak sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi.
Tindakan:
Tindakan pada siklus kedua tetap menggunakan metode bercerita dengan media boneka yang telah disesuaikan dengan topik bimbingan Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari perilaku kerja sama anak.
1. Tempat di luar kelas atau alam terbuka, peneliti mengkondisikan tempat dan suasana yang nyaman. Ini dimaksudkan agar anak tidak bosan dan mendapat suasana baru.
2. Peneliti mengajak anak-anak duduk secara berdekatan dan diacak, ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya
bergabung dengan teman-teman terdekat.
3. Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan dilanjutkan memberikan pengantar tentang cerita yang akan disampaikan.
4. Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh dan
sifat yang ada dalam cerita “Bawang merah dan bawang putih‟‟ dengan
menggunakan boneka
5. Peneliti bercerita menggunakan boneka dan anak-anak mendengarkan
6. Setelah anak-anak mendengarkan cerita kemudian peneliti memberikan
kesempatan menceritakan kembali tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dan sifat-sifat yang dimiliki dengan cara bertanya.
Pengamatan :
Pengamatan/obseravasi tetap dilakukan selama proses pemberian tindakan pada putaran kedua ini. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana upaya pemberian bimbingan klasikal dengan tema kerjasama dapat meningkatkan kerjasama pada anak.
Dalam pelaksanaan bimbingan klasikal peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap perilaku anak. Peneliti menggunakan observasi check
list, sedangkan dokumentasi dilakukan
oleh mitra kolaboratif. Refleksi :
Kegiatan refleksi pada putaran kedua dilakukan dengan memperhatikan pada hasil pemberian tindakan yang direvisi. Pemberian tindakan akan tetap dilanjutkan apabila belum ada perubahan perilaku yang merupakan indikator dari kerjasama itu sendiri.
Refleksi ini digunakan untuk melihat pengaruh, melihat hambatan dan kekurangan pada siklus II guna untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan oleh peneliti terhadap diri sendiri dan dibantu mitra kolaboratif.
Siklus III Perencanaan:
Rencana tindakan pada putaran ketiga tetap dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada putaran kedua. Rencana tindakan pada siklus ketiga tetap dilakukan menggunakan boneka namun dengan topik yang berbeda.
1. Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam kegiatan bimbingan klasikal
- Peneliti menetapkan cerita atau dongeng yang sesuai dengan kebutuhan anak guna untuk meningkatkan kerjasama pada anak.
- Peneliti menetapkan boneka serta benda-benda yang sesuai dengan topik cerita.
- Peneliti bersama dengan guru mengorganisir anak-anak serta menetapkan jadwal pertemuan. 2. Mengembangkan SPB, cerita, dan
boneka:
- SPB dengan topik aku dan teman
cerita rakyat dari jawa tengah
yaitu „‟Si bungkuk dan si buta”
- Boneka yang akan digunakan adalah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat tersebut serta benda- benda yang mendukung.
3. Menyiapkan instrument IGD - Dalam pengumpulan data ini
peneliti menggunakan observasi yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu check list ,
dokumentasi, serta wawancara dengan guru.
4. Menetapkan indikator keberhasilan siklus III
- Observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat
anak guna sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi.
Tindakan:
Tindakan pada siklus ketiga tetap menggunakan metode bercerita dengan media boneka yang telah disesuaikan dengan topik bimbingan Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari perilaku kerja sama anak.
1. Tempat di dalam kelas, peneliti mengkondisikan tempat dan suasana yang nyaman.
2. Peneliti mengajak anak-anak duduk secara berdekatan dan diacak, ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya bergabung dengan teman- teman terdekat.
3. Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan dilanjutkan memberikan pengantar tentang cerita yang akan disampaikan. 4. Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh
dan sifat yang ada dalam cerita “Si
buta dan si bungkuk‟‟ dengan menggunakan boneka
5. Peneliti bercerita menggunkan boneka dan anak-anak
mendengarkan
6. Setelah anak-anak mendengarkan cerita kemudian peneliti
memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali tokoh- tokoh yang ada dalam cerita dan sifat-sifat yang dimiliki dengan cara bertanya.
Pengamatan :
Pengamatan /observasi tetap dilakukan selama proses pemberian tindakan pada putaran ketiga ini. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana upaya pemberian bimbingan klasikal dengan tema kerjasama dapat meningkatkan kerjasama pada anak.
Dalam pelaksanaan bimbingan klasikal peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap perilaku anak. Peneliti menggunakan observasi check
list, sedangkan dokumentasi dilakukan
oleh mitra kolaboratif.
Refleksi :
Kegiatan refleksi pada putaran ketiga dilakukan dengan memperhatikan pada hasil pemberian tindakan yang direvisi. Pemberian tindakan akan tetap dilanjutkan apabila belum ada perubahan perilaku yang merupakan indikator dari kerjasama itu sendiri.
Refleksi ini digunakan untuk melihat pengaruh, melihat hambatan dan kekurangan pada siklus III guna untuk mengetahui keberhasilan mealaui metode bercerita dan media boneka. Refleksi dilakukan oleh peneliti terhadap diri sendiri dan dibantu mitra kolaboratif.