• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur yang Berlaku dalam PT Telkom .1 Tahap-tahap penerapan CSR

Dalam dokumen Program Csr Pt Telkom (Halaman 70-76)

Universitas Bina Nusantara Jakarta

BAB 2 Landasan Teori, berisi teori teori pengertian public relations, fungsi public relations, tujuan public relations, strategi public relations, proses public

3.2 Prosedur yang Berlaku dalam PT Telkom .1 Tahap-tahap penerapan CSR

Usaha kecil dan menengah sebagai penopang ekonomi nasional perlu mendapat dukungan dari Pemerintah. Kegiatan TELKOM dalam rangka pembinaan usaha kecil dan menengah.

2. Kegiatan Sosial

Salah satu bukti tanggung jawab sosial TELKOM terhadap masyarakat adalah banyaknya kegiatan sosial yang dilakukannya.

3. Kegiatan Keagamaan

Dalam rangka menyatu dengan masyarakat di sekitarnya, TELKOM secara berkesinambungan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama masyarakat.

4. Kegiatan Pendidikan Budaya dan Olahraga

Sebagai bagian dari masyarakat di sekitarnya, TELKOM juga berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri.

3.2 Prosedur yang Berlaku dalam PT Telkom 3.2.1 Tahap-tahap penerapan CSR

Mengacu pada teori Wibisono, Y. (2007:126), salah satu cara mudah bagi perusahaan untuk mempraktikan dan mengembangkan program CSR adalah dengan mempelajarinya dari perusahaan lain yang dinilai relatif lebih suksesdalam implementasi program ini atau biasa disebut benchmarking.

Sulit rasanya mencari best practice suatu program CSR, karena pasti tidak ada program yang secara koor diamini oeleh segenap perusahaan untuk di copy kemudian di

39 paste-kan diperusahaan lain tanpa adanya modifikasi yang diperlukan. Yang bisa dilakukan barangkali adalah mencoba untuk mengenali kerangka global dan mencari pendekatan mengenai prinsip prinsip dasar yang dipedomani untuk penerapan CSR secara umum. Beberapa diantaranya akan diuraikan dibawah ini.

1. Menyusun perencanaan program CSR.

Secara umum, kita mengenal perencanaan terbagi menjadi perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka panjang. Langkah langkah yang biasa ditempuh antara lain meliputi:

a. Menetapkan Visi. Penetapan visi merupakan langkah penting dalam penyusunan program CSR, karena visi merupakan gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.

b. Memformulasikan Misi. Misi mendeskripsikan alasan mengapa perusahaan perlu melakukan program CSR. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum dari perushanaan. Misi merupakan cara untuk mencapai visi yang diinginkan.

c. Menetapkan tujuan. Tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kognkret dai sebuah visi. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan oleh perusahaan dan kapan akan diselesaikan dan sebaiknya diukur jika memungkinkan.

40 d. Menetapkan kebijakan. Kebijakan perusahaan merupakan

pedoman umum sebagai acuan pelaksanaan program CSR yang akan dijalankan.

e. Merancang struktur organisasi. Pelaksanaan program CSR dapat ditempatkan pada posisi yang berbeda pada masing masing perusahaan. Sebagai kegiatan yang bersifat strategis, maka idelanya program CSR ditempatkan pada posisi struktur yang strategis dalam perusahaan.

f. Menyediakan SDM. Keberhasilan pelaksanaan program CSR tidak dapat dilepaskan dari peranan SDM yang terlibat didalamnya. SDM merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. SDM merupakan aktor penopang utama dalam pencapaian tujuan perusahaan.

g. Merencanakan prograrm operasional. Program CSR sedapat mungkin diupayakan untuk: berbasis pada sumber daya lokal, berbasis pada pemberdayaan masyarakat, mengutamakan program yang berkelanjutan, dibuat berdasar perenanaan partisipatif, linked dengan core business plan perusahaan dan fokus pada bidang prioritas.

h. Membagi wilayah. Agar lebih fokus pada sasaran, perusahaan dapat membuat pembagian wilayah. Dasar pembagian wilayah ini sangat fleksibel, bisa berdasar lokasi, dampak , jenis, ukuran dan dana yang disediakan perusahaan.

41 i. Mengelola dana. Implementasi CSR sangat tergantung dari dana

yang disediakan perusahaan. Yang lebih penting bila dana telah teralokasikan adalah pengelolaannya. Karena tanpa pengelolaan yang baik dana besar sekalipun yang dialokasikan tidak akan memberikan benefit yang optimal.

2. Implementasi program CSR.

Implementasi program CSR yang dapat dikelola berdasarkan pola sebagai berikut:

a. Program sentralisasi. Perusahaan sebagai pelaksana/penyelanggara utama kegiatan. Begitupun tempat, kegiatan berlangsung di areal perusahaan. b. Program desentralisasi. Kegiatan dilaksanakan diluar area perusahaan.

Perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan tersebut abik dalam bentuk bantuan dana, material maupun sponsorship.

c. Program kombinasi. Pola ini dapat dilakukan terutama untuk program-program pemberdayaan masyarakat dimana inisiatif , pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatoris dengan benefeiciaries.

Mekanisme. Mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan CSR dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Bottom up procsess. Program berdasar atas permintaan beneficiaries yang kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan.

42 b. Top down process. Program berdasar pada survey/pemerikasaan seksama

oleh perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries.

c. Partisipatif. Program dirancang bersama antara peruhsaan dan beneficiaries.

Self Managing VS Outsourcing. Ada dua pola yang umumnya digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR secara self managing. Yaitu pola keterlibatan secara langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan outsourcing ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan. Pola pertama bermitra dengan pihak lain, instansi pemerintah, unversitas, media masa dan lain-lain.

3. Evaluasi program CSR.

Langkah selanjutnya, setelah program CSR diimplementasikan adalah mengevaluasi program evaluasi bisa dilakukan harian, bulnan, triwulan, semesteran atau tahunan, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Evaluasi biasanya memotret apa kekurangan pada penyelenggara kegiatan dan apa masalah yang muncul serta apa solusi yang akan diambil.

d. Ukuran keberhasilan.

Untuk melihat sejauh mana efektifitas program CSR diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya. Yaitu indikator internal dan indikator eksternal.

(a) Indikator internal.

43 - Minimize .Meminimalkan perselisihan/ konflik/ potensi konflik antara perusahaan dengan masyarakat dengan harapan terwujudnya hubungan yang hrmonis dan kondusif.

- Asset. Asset perusahaan yang terdiri dari pemilik/ pimpinan perusahaah, karyawan, pabrik dan fasilitas pendukungnya terjaga dan terpelihara dengan aman.

- Operational. Seluruh kegiatan perusahaan berjalan aman dan lancar.

(2) Ukuran sekunder.

- Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (umumnya untuk PKBL BUMN)

- Tingkat peningkatan kemandirian masyaakat secara ekonomis.

(b) Indikator eksternal.

i. Indikator ekonomi.

- Tingkat pertambahan kualitas saran dan prasaran umum.

- Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara ekonomis.

44 - Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan.

ii. Indikator sosial.

- Frekuensi terjadnya gejolak/konflik sosial. - Tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat.

- Tingkat kepuasan masyarakat (dilakukan dengan survey kepuasan

4. Reporting program CSR.

Sebagai fase pamungkas perusahaan juga membuat laporan (reporting) sebagai fase pamungkasnya. Hal ini dimaksudkan agar selain bisa digunakan untuk bahan evaluasi, juga bisa menjadi alat komunikasi dengan shreholder dan stakeholdernya.

Dalam dokumen Program Csr Pt Telkom (Halaman 70-76)

Dokumen terkait