• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Csr Pt Telkom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Csr Pt Telkom"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Penanggung jawab csr telkom

1. P : Apa latar belakang PT Telkom melaksanakan program CSR?

J : Ada dua hal yang melatar belakangi pelaksanaan program CSR di telkom yaitu Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI No PER-5/MBU/2007 tgl 27 april 2007 dan Keputusan Rapat Umum Pemegang saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia yang dibuat oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S. H. LLM. Sesuai dgn Permen BUMN no PER-5 tsb sebuah Persero Terbuka dapat melaksanakan program CSR dalah hal ini disebut sebagai Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Maka dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran program kemitraan dan bina lingkungan setiap tahunnya memperhatikan selalu memperhatikan hasil RUPS.

2. P : Adakah kebijakan khusus tentang pelaksanaan program CSR di PT Telkom J : Ada, yaitu Keputusan direksi no 30 tahun 2007 yaitu ttg pengelolaan program kemitraan dan program bina lingkungan

3. P : Siapa yang bertanggung jawab untuk mengelola program CSRdi PT Telkom J : Di Telkom pelaksanaan program CSR di lakukan oleh unit community development center (cdc) sesuai keputusan direksi no KD. 12/PS150/COP-B0030000/2008 ttg Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center). CDC adalah unit bisnis yang secara structural berada di bawah Direktorat Human Capital & General Affair (HCGA). Unit CDC dipimpin oleh Senior General Manager (SGM) yang dibantu oleh Senior Manager Kemitraan, Senior Manager Bina Lingkungan, Senior Manager perencanaan & Pengendalian dan Senir Manager Keuangan. Sedangkan utk pelaksanaan operasional CDC yang berlokasi di area ada unit yang disebut Community Development (CD) Area yang dipimpin oleh Manager CD Area. Manager CD Area bertanggung jawab terhadap kepada SGM CDC atas efektifitas dan kelancaran pelaksanaan program kemitraan & bina lingkungan di wilayahnya.

4. P : Apa saja bentuk kegiatan dari program CSR yang dilaksanakan oleh PT Telkom

J : CSR dalam Telkom disebut sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Utk program kemitraan kegiatannya antara lain pemberian pinjaman modal kerja, pemberian dana untuk pendidikan seperti speedy goes to school dan pemberian dana untuk pengkajian/penelitian. Sedangkan utk bina lingkungan beberapa kegiatannya adalah bantuan korban bencana alam, bantuan peningkatan kesehatan dan bantuan pembangunan sarana prasana/sarana umum.

5. P : Bagaimana pelaksanaan dari program program CSR di PT Telkom

J : Program kemitraan dan bina lingkungan utk pelaksanaaanya terdiri dr dua cara yaitu penyaluran aktif yang disalurkan secara langsung berdasarkan

(2)

proposal yang disampaikan calon mitra binaan/obyek bantuan dan penyaluran proaktif yang disalurkan berdasarkan aktifitas pencarian calon mitra binaan/obyek bantuan.

Pelaksana program pembinaan usaha kecil

1. P : Apa latar belakang PT Telkom melaksanaan program pembinaan usaha kecil J : Ada dua hal yang melatar belakangi pelaksanaan program CSR di telkom yaitu Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI No PER-5/MBU/2007 tgl 27 april 2007 dan Keputusan Rapat Umum Pemegang saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia yang dibuat oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S. H. LLM. Sesuai dgn Permen BUMN no PER-5 tsb sebuah Persero Terbuka dapat melaksanakan program CSR dalah hal ini disebut sebagai Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Maka dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran program kemitraan dan bina lingkungan setiap tahunnya memperhatikan selalu memperhatikan hasil RUPS.

2. P : Apa saja bentuk kegitan dari program pembinaan usaha kecil yang dilakukan PT Telkom

J : program kemitraan kegiatannya antara lain pemberian pinjaman modal kerja, pemberian dana untuk pendidikan seperti speedy goes to school dan pemberian dana untuk pengkajian/penelitian.

3. P : Siapa sajakah yang menjadi target sasaran dari program pembinaan usaha kecil

J : Kriteria usaha kecil yang dapat menjadi mitra binaan adalah pertama memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tp tdk termasuk tanah & bangunan tempat usaha; kedua memiliki penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000/thn; ketiga telah melakukan kegiatan usaha min 1 thn; keempat berbentuk usaha perseorangan, badan usaha baik tdk berbadan hukum maupun badan usaha berbadan hukum seperti koperasi; kelima usaha tsb berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan / cabang perusahaan; dan terakhir adl tdk sedang dalam pembinaan BUMN lain, berbentuk usaha, b

4. P : Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembinaan usaha kecil

J : Yang bertanggung jawab utk membuat perencanaan program kemitraan adl SM Kemitraan sedangkan utk implementasinya seperti penetapan mitra binaan dan penyaluran dana bantuan dilakukan oleh manager community development (cd) area.

5. P : Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam program pembinaan usaha kecil?

(3)

J : Untuk perencanaan sndiri ad tiga macam yang di atur yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan tahunan dan perencanaan teknologi informasi. Perencanaa jangka panjang mengacu ke Corporate Strategic Telkom dan bisuness plan community development center. Perencanaan tahunan penyusunannya harus mencerminkan pertumbuhan dan peningkatan indikator kerja CDC , terakhir untuk perencanaan teknologi informasi dilakukan agar pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan berjalan efektif dan efisien.

6. P : Bagaimana pengelolaan dana dari pelaksanaan program pembinaan usaha kecil?

J : Dana yang berasal dari penyisihan laba Telkom setelah pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman kepada bina mitraan. Penyaluran dilaksanakan berdasarkan proposal dari mitra binaan yang telah disetujui dan pemberian kepada calon mitra yang dicari sendiri oleh unit area cd.

7. P : Bagaimana pelaksanaan pembinaan bantuan program pembinaan usaha kecil di lokasi penerma bantuan

J : Untuk program kemitraan kami memberikan bantuan berupa pinjaman atau hibah bagi mitra binaan yang telah lolos seleksi , utk pembinaan nya

8. P : Apakah ada evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan program pembinaan usaha kecil?

J : ada dua, pertma PT Telkom memiliki tim Monitoring dan evaluasi mitra binaan, yagn kegiatannya dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik. Dan kedua laporan evaluasi yang di buat oleh PT Telkom dan dilaporkan kepada pemerintah (BUMN).

9. P : Apa saja manfaat yang dirasakan oleh telkom dari pelaksaan program pembinaan usaha kecil?

J : Hubungan positif yang sudah ada dengan masyarakat sekitar yang sudah terjaga positif menjadi semakin baik dan baik.

10. P : Contohnya pak?

J : Seperti semakin sadarnya masyarakat sekitar akan fasilitas umum telepon umum yang sudah dirawat, tidak adanya laporan akan kerusakan telepon umum yang di akibatkan oleh pengerusakan oleh masyarakat

11. P : Apa saja kendala yang dirasakan oleh telkom dari pelaksanaan program pembinaan usaha kecil?

J : Kurangnya pemerataan dampak program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil, khususnya pada tingkat Kandatel dan anak Perusahaan.

Penyampaian informasi tentang program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil yang masih sulit untuk didapatkan dan dijangkau dari pihak calon mitra binaan. Kurang banyak menginformasikan kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha kecil dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan PT Telkom.

(4)

Lemahnya kinerja tim pada level bawah dalam pelaksanaan program CSR pembinaan usaha kecil.

12. P : Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan program pembinaan usaha kecil

J : Melakukan pengawasan secara langsung dari pusat kepada tingkat kandatel dan anak perusahaan dan melakukan pendekatan yang baik dengan bupati setempat.

Melakukan kerja sama dengan mitra binaan yang sudah berhasil untuk membantu masyarakat pengusaha kecil lainnya untuk ikut bergabung. PT Telkom juga sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk memberikan rujukan kepada masyarakat yang ingin mendapatkan pelatihan maupun dana pinjaman untuk usahanya.

Melakukan penyebaran informasi secara mendetail seperti menginformasikan program CSR di setiap kegiatan bisnisnya, dengan menggunakan media massa televisi, koran, buletin kantor dan website resmi.

Memberikan pelatihan kembali dan pemahaman akan Visi dan Misi dan tujuan dari program CSR pembinaan usaha kecil, agar mendapatkan kesamaan pemahaman dalam melaksanakan program CSR pembinaan usaha kecil, diharapkan terciptanya peningkatan kinerja kerja pada level bawah.

(5)

SALINAN

PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-05/MBU/2007

TENTANG

PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, ketentuan mengenai penyisihan dan penggunaan laba BUMN untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi dan pembinaan masyarakat sekitar BUMN, diatur dengan keputusan menteri.

b. bahwa dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003, telah ditetapkan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

c. bahwa Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 dipandang belum cukup memberikan landasan operasional bagi peningkatan pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, oleh karena itu perlu ditinjau kembali;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c di atas, maka perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4305);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 117; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

(6)

- 2 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

3. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

4. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

5. Menteri adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

6. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

7. Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

8. Program BL BUMN Pembina adalah Program BL yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha BUMN yang bersangkutan.

9. Program BL BUMN Peduli adalah Program BL yang dilakukan secara bersama-sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan dikoordinir oleh Menteri.

10. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

11. Mitra Binaan adalah Usaha Kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan.

(7)

- 3 -

12. BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL. 13. Koordinator BUMN Pembina adalah BUMN yang ditunjuk oleh Menteri untuk

mengkoordinasikan BUMN Pembina di dalam suatu provinsi tertentu.

14. BUMN Penyalur adalah BUMN Pembina yang menyalurkan Dana Program Kemitraan milik BUMN Pembina lain berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

15. Lembaga Penyalur adalah badan usaha selain BUMN atau lembaga bukan badan usaha yang melakukan kerjasama dengan BUMN Pembina dalam menyalurkan pinjaman Dana Program Kemitraan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

16. Unit Program Kemitraan dan Program BL adalah unit organisasi khusus yang mengelola Program Kemitraan dan Program BL yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina yang berada dibawah pengawasan seorang direksi.

17. Beban Operasional adalah beban pelaksanaan operasi unit Program Kemitraan dan Program BL diluar beban pegawai yang dananya berasal dari dana Program Kemitraan dan Program BL.

18. Beban Pembinaan adalah beban kegiatan bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan mitra binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

19. Kualitas pinjaman adalah status kondisi pinjaman yang terdiri dari pinjaman lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet.

20. Pemulihan pinjaman adalah usaha untuk memperbaiki kualitas pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet agar menjadi lebih baik kategorinya.

BAB II

PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL Pasal 2

(1) Perum dan Persero wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

(2) Persero Terbuka dapat melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan berpedoman pada Peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pasal 3

(1) Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

b. Milik Warga Negara Indonesia;

(8)

- 4 -

c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi;

e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun; g. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, tidak berlaku bagi usaha kecil yang dibentuk atau berdiri sebagai pelaksanaan program BUMN Pembina.

Pasal 4 Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut :

(1) Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur;

(2) Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati;

(3) Menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik kepada BUMN Pembina. Pasal 5

BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Membentuk unit Program Kemitraan dan Program BL;

b. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi;

c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan Program BL; d. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon Mitra Binaan; e. Menyiapkan dan menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan dan dana

Program BL kepada masyarakat;

f. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan; g. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan;

h. Melakukan pembukuan atas Program Kemitraan dan Program BL;

i. Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL yang meliputi laporan berkala baik triwulanan maupun tahunan kepada Menteri dengan tembusan kepada Koordinator BUMN Pembina di wilayah masing-masing.

Pasal 6

Koordinator BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi atas perencanaan dan pengalokasian dana Program Kemitraan dan Program BL yang dilakukan oleh BUMN Pembina;

b. Memberikan informasi kepada BUMN Pembina mengenai calon Mitra Binaan untuk menghindari duplikasi pemberian pinjaman dana Program Kemitraan;

(9)

- 5 -

c. Menyampaikan laporan triwulanan dan tahunan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL di wilayah koordinasinya kepada Menteri dengan tembusan kepada BUMN Pembina di wilayahnya.

Pasal 7

BUMN Pembina yang memiliki kantor cabang/perwakilan di daerah dapat menyalurkan dana Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina di wilayah kantor cabang/perwakilannya dengan mempertimbangkan dana yang tersedia dan kondisi wilayahnya.

Pasal 8

(1) Untuk meningkatkan optimalisasi pelaksanaan Program Kemitraan, BUMN Pembina dapat melakukan kerjasama dengan BUMN Penyalur dan/atau dengan Lembaga Penyalur.

(2) Lembaga Penyalur adalah lembaga keuangan mikro yang pendiriannya memiliki landasan hukum.

(3) Kerjasama antara BUMN Pembina dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga Penyalur dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang sekurang-kurangnya memuat :

- Para pihak yang melakukan kerjasama; - Maksud dan tujuan kerjasama;

- Jumlah Dana Program Kemitraan yang dikerjasamakan; - Hak dan kewajiban masing-masing pihak;

- Jangka waktu kerjasama; - Sanksi;

- Keadaan memaksa (Force Majeure); dan - Penyelesaian perselisihan.

(4) Dengan pertimbangan tertentu, Menteri dapat mengalih kelolakan dana Program Kemitraan dari BUMN Pembina ke BUMN Pembina lainnya.

BAB III

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL Pasal 9

(1) Dana Program Kemitraan bersumber dari :

a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen);

b. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional;

c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada. (2) Dana Program BL bersumber dari :

a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL.

(3) Besarnya dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh :

(10)

- 6 - a. Menteri untuk Perum;

b. RUPS untuk Persero;

(4) Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Kemitraan dan dana Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan Menteri/RUPS.

(5) Dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disetorkan ke rekening dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Pembukuan dana Program Kemitraan dan Program BL dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina.

Pasal 10 (1) Menteri setiap tahun menetapkan :

a. BUMN Pembina dan Koordinator BUMN Pembina pada masing-masing Provinsi; b. Rencana penyaluran dana Program Kemitraan setiap BUMN Pembina pada

masing-masing Provinsi berdasarkan usulan masing-masing-masing-masing BUMN Pembina.

(2) Apabila Kordinator BUMN Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a untuk tahun berjalan belum ditetapkan, maka yang berlaku adalah ketetapan Menteri tentang penetapan Koordinator BUMN Pembina tahun sebelumnya.

Pasal 11 (1) Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk :

a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan;

b. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan;

c. Beban Pembinaan :

1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan;

2) Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan;

3) Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan Mitra Binan. (2) Dana Program BL :

a. Dana Program BL yang tersedia setiap tahun terdiri dari saldo kas awal tahun, penerimaan dari alokasi laba yang terealisir, pendapatan bunga jasa giro dan/atau deposito yang terealisir serta pendapatan lainnya.

(11)

- 7 -

b. Setiap tahun berjalan sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia dapat disalurkan melalui Program BL BUMN Pembina.

c. Setiap tahun berjalan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia diperuntukkan bagi Program BL BUMN Peduli.

d. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina dan BUMN Peduli, maka sisa kas tersebut menjadi saldo kas awal tahun dana Program BL tahun berikutnya.

e. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Pembina : 1) Bantuan korban bencana alam;

2) Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; 3) Bantuan peningkatan kesehatan;

4) Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; 5) Bantuan sarana ibadah;

6) Bantuan pelestarian alam;

f. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri. BAB IV

MEKANISME PENYALURAN DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL Pasal 12

(1) Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan :

a. Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk diajukan kepada BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur, dengan memuat sekurang-kurangnya data sebagai berikut :

1) Nama dan alamat unit usaha;

2) Nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha; 3) Bukti identitas diri pemilik/pengurus;

4) Bidang usaha;

5) Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang;

6) Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan beban, neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha); dan

7) Rencana usaha dan kebutuhan dana.

b. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur melaksanakan evaluasi dan seleksi atas permohonan yang diajukan oleh calon Mitra Binaan;

c. Calon Mitra Binaan yang layak bina, menyelesaikan proses administrasi pinjaman dengan BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur bersangkutan; d. Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat

perjanjian/kontrak yang sekurang-kurangnya memuat :

1) Nama dan alamat BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dan Mitra Binaan;

(12)

- 8 -

2) Hak dan kewajiban BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dan Mitra Binaan;

3) Jumlah pinjaman dan peruntukannya;

4) Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadual angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman).

e. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dilarang memberikan pinjaman kepada calon Mitra Binaan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur lain.

(2) Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh Menteri.

(3) Apabila pinjaman/pembiayaan diberikan berdasarkan prinsip jual beli maka proyeksi marjin yang dihasilkan disetarakan dengan marjin sebesar 6% (enam persen) atau sesuai dengan penetapan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.

(4) Apabila pinjaman/pembiayaan diberikan berdasarkan prinsip bagi hasil maka rasio bagi hasilnya untuk BUMN Pembina adalah mulai dari 10% (10 : 90) sampai dengan maksimal 50% (50 : 50).

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku juga terhadap rasio bagi hasil untuk BUMN Penyalur dan Lembaga Penyalur.

Pasal 13

(1) Tata cara penyaluran bantuan dana Program BL BUMN Pembina :

a. BUMN Pembina terlebih dahulu melakukan survai dan identifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di wilayah usaha BUMN Pembina setempat;

b. Pelaksanaan Program BL dilakukan oleh BUMN Pembina yang bersangkutan. (2) Tata cara penyaluran bantuan dana Program BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri.

BAB V

BEBAN OPERASIONAL PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL Pasal 14

(1) Beban Operasional Program Kemitraan dibiayai dari dana hasil jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan . (2) Besarnya Beban Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimal sebesar jasa

administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan selama tahun berjalan.

(3) Dalam hal dana untuk Beban Operasional tidak mencukupi, maka kekurangannya dibebankan pada anggaran biaya BUMN Pembina yang bersangkutan.

(13)

- 9 -

(4) Apabila pada akhir tahun terdapat sisa dana untuk Beban Operasional maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai beban operasional tahun berikutnya dan/atau sebagai tambahan sumber dana Program Kemitraan.

(5) Dalam hal Beban Operasional Program Kemitraan bagi BUMN Pembina yang menerima pelimpahan dari BUMN Pembina lain tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut menjadi beban BUMN Pembina yang menerima pelimpahan.

Pasal 15

(1) Beban Operasional Program BL BUMN Pembina dibiayai dari dana Program BL.

(2) Besarnya Beban Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimal 5% (lima persen) dari dana Program BL BUMN Pembina yang disalurkan pada tahun berjalan.

Pasal 16

Beban Operasional Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina dituangkan dalam RKA Program Kemitraan dan Program BL.

Pasal 17

BUMN Pembina, BUMN Penyalur dan Lembaga Penyalur dilarang menggunakan dana Program Kemitraan dan Program BL untuk hal-hal diluar ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

BAB VI

PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Pasal 18

(1) RKA Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c terpisah dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN Pembina.

(2) RKA Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang kurangnya memuat :

a. Rencana kerja Program Kemitraan dan Program BL, dirinci menurut wilayah binaan; b. Anggaran Program Kemitraan dan Program BL, terdiri atas sumber dana, dana yang

tersedia dan rencana penggunaan dana sesuai dengan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. Proyeksi Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Arus Kas Program Kemitraan dan Program BL;

d. Masalah yang dihadapi dan langkah-langkah penyelesaiannya.

(14)

- 10 - Pasal 19

RKA Program Kemitraan dan Program BL yang telah disetujui RUPS/Menteri langsung dapat dilaksanakan tanpa harus menunggu penetapan rencana penyaluran dana per provinsi sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (1) huruf b.

Pasal 20

(1) Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan RKA Program Kemitraan dan Program BL kepada Menteri/Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/Dewan Pengawas paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum memasuki tahun anggaran.

(2) Menteri/RUPS mengesahkan RKA Program Kemitraan dan Program BL paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan.

(3) Dalam hal RKA Program Kemitraan dan Program BL belum memperoleh pengesahan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka RKA Program Kemitraan dan Program BL tersebut dianggap telah disahkan dan dapat dilaksanakan sepanjang telah memenuhi ketentuan Pasal 18 dan ayat (1) pasal ini.

(4) Direksi BUMN Pembina bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian sasaran dalam RKA Program Kemitraan dan Program BL.

(5) Komisaris/Dewan Pengawas BUMN Pembina bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL.

BAB VII

PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN LAPORAN Pasal 21

(1) Setiap BUMN Pembina wajib menyusun laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL.

(2) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.

(3) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara terpisah dari Laporan Berkala dan Laporan Tahunan BUMN Pembina.

Pasal 22

(1) Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL kepada Menteri/Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/Dewan Pengawas, sebagai berikut :

a. Laporan Triwulanan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan;

b. Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan (audited) paling lambat 5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

(15)

- 11 -

(2) Menteri/RUPS mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

(3) Pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggungjawab (acquite at de charge) kepada Direksi dan Komisaris/Dewan Pengawas atas pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program BL sejauh tindakan tersebut ternyata dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL yang telah di audit oleh Auditor.

Pasal 23

Auditor yang memeriksa Laporan Keuangan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL ditetapkan oleh :

a. Menteri untuk Perum; b. RUPS untuk Persero;

BAB VIII

KUALITAS PINJAMAN DANA PROGRAM KEMITRAAN Pasal 24

Kualitas pinjaman dana Program Kemitraan dinilai berdasarkan pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok dan jasa administrasi pinjaman Mitra Binaan.

Pasal 25

Dalam hal Mitra Binaan hanya membayar sebagian angsuran, maka pembayaran tersebut terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran jasa administrasi pinjaman dan sisanya bila ada untuk pembayaran pokok pinjaman.

Pasal 26

Penggolongan kualitas pinjaman ditetapkan sebagai berikut :

a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

b. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

(16)

- 12 -

c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

Pasal 27

(1) Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan (reconditioning) apabila memenuhi kriteria :

a. Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dilakukan;

b. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha; c. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.

(2) Dalam hal dilakukan tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning), tunggakan jasa administrasi pinjaman dapat dihapuskan dan/atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum jatuh tempo;

(3) Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah adanya tindakan penjadwalan kembali (rescheduling).

Pasal 28

(1) Pinjaman macet yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan, dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dengan pos Pinjaman Bermasalah;

(2) Tata cara penghapusbukuan pinjaman bermasalah akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri;

(3) Terhadap pinjaman bermasalah yang telah dihapusbukukan tetap diupayakan penagihannya dan hasilnya dicatat dalam pos Pinjaman Bermasalah yang Diterima Kembali.

(4) Jumlah dan mutasi rekening Pinjaman Bermasalah dan Pinjaman Bermasalah yang Diterima Kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), dilaporkan secara periodik dalam laporan triwulanan.

Pasal 29

Dikecualikan dari pasal 27 ayat (1) diatas, piutang macet yang terjadi karena keadaan memaksa (Force Majeure) seperti : mitra binaan meninggal dunia dan tidak ada ahli waris yang bersedia menanggung hutang dan/atau gagal usaha akibat bencana alam/kerusuhan, pemindahbukuan piutang macet tersebut kedalam pos pinjaman bermasalah dapat dilaksanakan tanpa melalui proses pemulihan pinjaman.

(17)

- 13 -

BAB IX

KINERJA PROGRAM KEMITRAAN Pasal 30

(1) Kinerja Program Kemitraan merupakan salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN Pembina.

(2) Perhitungan kinerja Program Kemitraan akan diatur kemudian oleh Menteri.

BAB X

PEDOMAN AKUNTANSI PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL Pasal 31

(1) Penerapan pedoman akuntansi Program Kemitraan dan Program BL bertujuan untuk terciptanya informasi keuangan Program Kemitraan dan Program BL yang accountable (wajar dan dapat diandalkan) serta auditable.

(2) Laporan keuangan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas, serta Catatan Atas Laporan Keuangan.

(3) Laporan Arus Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan menggunakan metode langsung (direct methode).

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 32

Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan ini berlaku pula bagi anak perusahaan BUMN dan perusahaan patungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah atau dengan pihak lainnya, dengan ketentuan pemberlakuan Peraturan ini dikukuhkan dalam RUPS masing-masing perusahaan dimaksud.

Pasal 33

Memberi kewenangan kepada Sekretaris Kementerian Negara BUMN untuk membuat petunjuk teknis lebih lanjut atas Peraturan ini.

(18)

- 14 -

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 34

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka :

1. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

2. Ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini, dinyatakan tidak berlaku bagi BUMN.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 35

Peraturan ini mulai berlaku untuk tahun buku 2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

SALINAN peraturan ini disampaikan kepada Yth. ; 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Menteri Koordinator Perekonomian; 3. Menteri Keuangan;

4. Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara.

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Negara BUMN ttd.

Herman Hidayat NIP 060056141

Ditetapkan di : Jakarta

pada tanggal : 27 April 2007

MENTERI NEGARA

BADAN USAHA MILIK NEGARA ttd.

(19)

L3

FOTO FOTO KEGIATAN CSR PEMBINAAN USAHA KECIL PT TELKOM

Seminar TELKOM CSR AWARD

Pogram Penyaluran Dana Bantuan

(20)

i

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk. DALAM PROGRAM CSR PEMBINAAN

USAHA KECIL

SKRIPSI

OLEH

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

(21)

ii

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk. DALAM PROGRAM CSR PEMBINAAN

USAHA KECIL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk gelar kesarjanaan pada

Jurusan Komunikasi Pemasaran

Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

(22)

iii

Universitas Bina Nusantara

Pernyataan Kesiapan Skripsi

Pernyataan Penyusunan Skripsi Saya, Ady Kurnia Ibrahim

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Strategi Public Relations PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dalam program CSR Pembinaaan Usaha Kecil

adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah, sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak lain.

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Disetujui oleh Pembimbing

Saya setuju skripsi tersebut diajukan untuk Ujian Skripsi

Rosidah Syaukat S. Psi. MBA Pembimbing

(23)
(24)
(25)

vi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

_________________________________________________________________ Jurusan Komunikasi dan Multimedia

Skripsi Sarjana Komunikasi

Semester Genap tahun 2010/2011 (sesuai periode berjalan)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,TBK

DALAM PROGRAM CSR PEMBINAAN USAHA KECIL

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk Untuk mengetahui strategi Public Relations PT Telkom dalam program CSR Pembinaan Usaha Kecil, dimana setiap perusahaan BUMN harus membuat program kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, mengevaluasi strategi public relations PT Telkom pada program CSR Pembinaan Usaha Kecil, dan mengetahui apa saja kendala-kendala dan upaya-upaya yang dihadapi dalam implementasi Corporate Social Responsibility (Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil) PT Telkom.

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumenter.

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui strategi PR PT Telkom dalam program CSR Pembinaan Usaha kecil, yaitu menempatkan CSR sebagai kegiatan bisnis. Mengetahui kendala kendala seperti lemahnya kontorl dan kinerja karyawan kelas bawah dan di upayakan dengan memberikan pelatihan kepada karyawan level bawah dan menancapkankan kembali Visi,Misi dan tujuan dari Program CSR Pembinaan Usaha Kecil .

Simpulan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa PT Telkom menjalankan Program CSR Pembinaan Usaha Kecil di bawah pengawasan BUMN. PT Telkom sudah dapat melakukan kegiatan implementasi CSR dengan baik dan hanya membutuhkan sedikit penambahan didalamnya.

Kata kunci

(26)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat dan karunia-Nya yang besar dan telah membimbing serta menguatkan hati penulis dalam menyusun dan menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Strategi Public Relations PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dalam program CSR Pembinaan Usaha Kecil” sebagai tugas akhir di jurusan Marketing Communication Universitas Bina Nusantara.

Dalam menyelesaikan skripsi, penelit mendapatkan banyak bantuan dan dukungan moral. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih pada semua pihak tersebut, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo .MM, selaku Rektor Universitas Bina Nusantara yang memberikan kesempatan bagi saya untuk dapat menimba ilmu dalam jurusan Marketing Communication di Universitas Bina Nusantara.

2. Bapak Drs. Lintang Widyokusumo, MFA, selaku Dekan Komunikasi dan Multimedia Universitas Bina Nusantara.

3. Bapak Drs. Raden Damianus Cosmas Bambang Mulyono, Dipl.Broad.Jour, selaku Ketua Jurusan Ketua Jurusan Komunikasi Pemasaran Universitas Bina Nusantara yang telah menyumbangkan banyak ide, saran dan kritik.

(27)

viii

4. Ibu Vini Mariani, S.Kom., MM, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Pemasaran Universitas Bina Nusantara yang telah menyumbangkan banyak ide, saran dan kritik.

5. Ibu Rosidah Syaukat S. Psi. MBA, selaku dosen pembimbing saya, yang sangat sudah membantu peneliti dengan sabar dan tekun dalam pemberian saran, ide dan kritik yang membangun sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

6. Pimpinan dan segenap karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Enterprise, Terutama Ibu Dwi Hermawati yang telah memberikan informasi dan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orang tua peneliti yang sudah mendukung peneliti dengan penuh kasih sayang dan sepenuh hati yaitu Bapak Sutrisno dan Ibu Ai Marwati. 8. Teman-teman dan kerabat peneliti yang telah banyak memberikan

dukungan baik moril maupun materil dan selalu berdoa agar penulis dapat menyelesaikan kuliah penulis dengan baik.

Peneliti berharap dapat diberikan saran, kritik ataupun masukan-masukan lain yang bersifat membangun terhadap sebagian atau keseluruhan dari skripsi ini. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Juni 2011 Ady Kurnia Ibrahim

(28)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar i

Halaman Judul Dalam ii

Halaman Persetujuan hard Cover iii

Halaman Pernyataan Dewan Penguji iv

Halaman Pemberian Hak Cipta Non Eksklusif dari Mahasiswa

ke Universitas Bina Nusantara v

Abstrak vi

Prakata vii

Daftar Isi ix

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Ruang Lingkup 4

1.3 Tujuan dan Manfaat 5

1. 3. 1. Tujuan Penelitian 5 1. 3. 2. Manfaat Penelitian 6 1.3.2.1 Manfaat Akademis 6 1.3.2.2 Manfaat Praktis 6 1.4 Metodologi 6 1.5 Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Public Relations 9

2. 1. 1. Pengertian Public Relations 9

2. 1. 2. Fungsi Public Relations 10

2. 1. 3. Tujuan Public Relations 13

2. 1. 4. Strategi Public Relations 17

2. 1. 5. Community Relations 18

2.2 Coporate Social Responsibility 20

2. 2. 1. Pengertian Coporate Social Responsibility 21

2. 2. 2. Tahap-tahap Adopsi CSR 22

2. 2. 3. Reward bagi Perusahaan yang Menjalankan Program CSR 23 2 .2. 4 Indikator Kinerja Kunci dalam Implementasi CSR 25

(29)

x

BAB 3 INTI PENELITIAN

3. 1 Sejarah PT Telkom 29

3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan 33

3.1.2 Visi, Misi dan Inisiatif strategis PT Telkom 34

3. 1. 2. 1. Visi 34

3. 1. 2. 2. Misi 34

3. 1. 2. 3. Tujuan 34

3. 1. 2. 4. Inisiatif Strategis 34

3. 1. 3. Program CSR PT Telkom 35

a. Prosedur yang Berlaku dalam PT Telkom 38

3.2.1 Tahap tahap penerapan CSR 38

3.3 Metode Pengumpulan Data 44

3.3.1.Wawancara Mendalam 45

3.3.2.Observasi Lapangan 45

3.3.3.Dokumenter 46

3.4 Validitas Data 46

3.5 Analisis Data 47

3.6 Permasalahan yang ada 48

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah 50

BAB 4 PEMBAHASAN

4. 1 Penyajian Data Penelitian 52

4.1.1 Pemilihan Informan 52

4.1.2 Observasi 53

4.1.3 Dokumen 53

4. 2 Pengolahan Terhadap Data yang Terkumpul 54 4.2.1 Tahap-tahap Penerapan CSR Pembinaan usaha kecil PT Telkom 54

4.2.1.1 Tahap Perencanaan CSR Pembinaan Usaha

Kecil PT Telkom 54

4.2.1.2 Tahap Imlpementasi CSR Pembinaan Usaha

Kecil PT Telkom 64

4.2.1.3 Tahap Evaluasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 64 4.2.1.4 Pelaporan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 67 4.2.2 Indikator Kinerja Kunci dalam Implementasi CSR

Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 67 4.2.3 Kendala Kendala yang dihadapai dalam Implementasi

CSR kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 72 4.2.4 Upaya upaya yang sudah dilakukan Untuk

(30)

xi

CSR kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 72

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 73

4.3.1 Pedoman Perilaku 75

4.3.2 Penggorganisasian TELKOM CSR 76

4.3.3 Program Kemitraan dan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 76 4.3.3.1 Sasaran Program Kemitraan Pembinaan Usaha Kecil 76

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan 79 5. 2 Saran 80 5.2.1 Saran Praktis 80 5.2.2 Saran Teoritis 81 DAFTAR PUSTAKA 82 RIWAYAT HIDUP 84 LAMPIRAN LAMPIRAN L1 SURAT SURVEI L4

(31)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tujuan PR adalah mengubah sikap publik 15

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Telkom 33

(32)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Transkip wawancara L1

Salinan peraturan mentri negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 L2 Foto foto kegiatan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom L3

(33)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan apresiasi dan interaksi anggota masyarakat dalam setiap aktivitasnya. Dengan demikian, perusahaan merupkan sub sistem dari sistem siklus hidup bermasyarakat, sehingga membutuhkan keteraturan pola interaksi dengan subsistem yang lain.

Untuk menciptakan suatu keadaan positif sebuah perusahaan, sangatlah tidak mudah sekarang ini. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk mencapai kesan positif di mata masyarakat. Kredibilitas, atau reputasi suatu perusahaan yang bagus, bermanfaat untuk investasi masa depan yang sangat menjanjikan, masyarakat menilai perusahaan sebagai suatu lembaga mitra mereka. Selain itu, upaya memperoleh dukungan dan peran serta yang baik dari masyarakat tidak dapat dilakukan hanya dari satu sisi perusahaan saja. Diperlukan perencanaan menyeluruh, baik itu dari segi pemerintah, media,

(34)

2 komunitas masyarakat, bahkan karyawan pun harus dijaga hubungannya secara bersamaan. Salah satu dari mereka memberikan citra negatif maka akan membentuk opini negatif terhadap perusahaan. Untuk memperoleh citra baik perusahaan, maka perlu dibina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal. Publik internal adalah stakeholder maupun shareholder perusahaan, sedangkan pihak eksternal adalah publik umum ataupun masyarakat. Perusahaan harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif dari publik.

Salah satu langkah yang dapat diambil untuk memperoleh hubungan baik dengan pihak luar perusahaan adalah dengan melaksanakan dan membuat program Corporate Social Responsibility yang berkualitas dan berkelanjutan.

“corporate social responsibility is a commitment to improve community well being through disrectionary business practices and contribution of corporate resources” Kotler dan Lee (2005). Solihin. I (2009:5)

Dalam definisi tersebut, yang terdapat dalam buku Solihin, I. (2009:8) Kotler dan Lee memberikan penekanan pada kata discreationary yang berarti kegiatan Corporate Social Responsibility itu sendiri adalah kegiatan sukarela dalam komitmen perushaan untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan merupakan aktifitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundang undangan seperti kewajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan perusahaan terhadap undang undang ketenagakerjaan. Kata discreatioary juga

(35)

3 memberikan nuansa bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas CSR haruslah perusahaan yang telah menaati hukum dalam pelaksanaan bisnisnya. Hal tersebut berarti sangatlah tidak tepat bila kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan hanya menjadi semacam kosmetik untuk menyembunyikan praktik perusahaan yang tidak baik dalam memperlakukan karyawan atau melakukan berbagai kecurangan baik dalam pembuatan laporan keuangan maupun kecurangan terhadap lingkungan hidup.

Corporate Social Responsibility sudah menjadi bagian dari investasi sebuah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. CSR dapat menjadi jembatan yang kokoh sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Dalam implementasi CSR ini public relations mempunyai peran penting, baik secara internal maupun eksternal. Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, PR terlibat di dalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah perusahaan, di mana CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR. Ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah organisasi, di mana CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-tahapan dalam proses PR yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR

(36)

4 juga dilakukan melalui pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi untuk mengetahui sikap publik terhadap organisasi.

Implementasi program CSR merupakan sebuah suatu tindakan sukarela, tidak ada kewajiban bahwa setiap perusahaan harus mengimplementasikan program CSR, menysihkan dan menyiapkan laba khusus untuk menjalankan program CSR. PT Telkom yang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mempunyai kewajiban untuk menyisihkan labanya sesuai dengan peraturan mentri negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitran Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan, dengan Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen). Public relations PT Telkom harus dapat menjawab tantangan tersebut, PT Telkom harus siap menjalankan kewajibannya sebagai salah satu perusahaan BUMN yang wajib menjalankan program CSR program kemitraan dan program bina lingkungan.

1.2 Ruang Lingkup

Dari 4 program CSR TELKOM (TELKOM PEDULI) ; Pembinaan Usaha Kecil, Kegiatan Sosial, Kegiatan Keagamaan dan Kegiatan Pendidikan Budaya dan Olahraga. Peneliti hanya membahas pada strategi PR pada Kegiatan Pembinaan usaha kecil saja.

(37)

5 Permasalahan dalam penelitian ini adalah strategi corporate social responsibility yang dilakukan oleh manajemen PT Telkom dalam program Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil ?.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi Public Relations PT Telkom dalam program CSR Pembinaan Usaha Kecil.

2. Mengevaluasi strategi public relations PT Telkom pada program CSR Pembinaan Usaha Kecil.

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi Corporate Social Responsibility (Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil) PT Telkom. 4. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam

implementasi Corporate Social Responsibility (Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil) PT Telkom.

(38)

6

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman mengenai fenomena pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility dalam membangun citra positif perusahaan, serta strategi public relations dalam menjalankannya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan dikembangkan untuk penelitian penelitian mengenai kegiatan corporate social responsibility di masa datang dengan kasus dan pada perusahaan yang berbeda.

1.3.2.2 Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan pada permasalahan yang saat ini sedang terjadi di PT Telkom serta hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi kpada pihak manajemen di PT Telkom untuk mengetahui citra perusahaan yang terbentuk setelah pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility agar dapat direncanakan program kerja yang lebih baik dan memperhatikan kebutuhan bersama khususnya pada divisi Public Relations.

1.4 Metodologi

Untuk menganalisa teori-teori yang akan diteliti, peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan lain lain, secara holistik, dan dengan cara

(39)

7 deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Peneliti menggukanan desain penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (intensive/depth interview), observasi atau pengamatan lapangan (field observation) dan dokumenter. Bungin, B (2010:68)

1.5 Sistematika Penulisan

Hasil Penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan, berisi uraian tentang Latar Belakang; Permasalahan; Perumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Landasan Teori; Manfaat Penelitian; Metode Penelitian; dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 Landasan Teori, berisi teori teori pengertian public relations, fungsi public relations, tujuan public relations, strategi public relations, proses public relations, community relations, corporate social responsibility, pengertian corporate social responsibility, tahap tahap adopsi CSR dan reward bagi perusahaan yang menjalankan program CSR.

(40)

8 BAB 3 Inti penelitian, berisi sejarah, struktur oraganisasi dan visi misi PT Telkom. Model penelitian kualitatif, pendekatan penelitian , sifat penelitian,

metode pengumpulan datateknik, Prosedur yang Berlaku, Metode Pengumpulan Data (opsional),Permasalahan yang ada dan alternatif pemecahan masalah. BAB 4 Hasil Penelitian, berisi data penelitian, pengolahan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian.

BAB 5 Simpulan dan Saran peneliti selama meneliti strategi corporate social responsibility PT Telkom (Pembinaan Usaha Kecil).

(41)

9

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Public Relations

2.1.1 Pengertian Public Relations

If I tell you I am handsome and exciting, that is advertising,

If somebody else tell you I am handsome and exciting, that s sales promotion, If you come and tell me that you have heard I am handsome and exciting, that is public relations. Wisewords. Wisewords. Kurnia, E. (2010:161).

Baskin, Heiman dan Elizabeth alih bahasa oleh Daud, R. (2010:4) mendefinisikan Public relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi public relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh pengaruh serta pemahaman diantara konstituen oraganisasi dan masyarakat.

(42)

10

2.1.2 Fungsi Public Relations

Menurut buklet PRSA (Public Relations Society of America) careers in public relations fungsi public relations dalam buku public relations The proffesion and the practice. Alih bahasa oleh Daud, A. (2010: 10-12) adalah sebagai berikut.

1. Pemrograman (programming). Pemrograman berarti menganalis masalah dan peluang; mendefinisikan tujuan dan publik (atau kelompok orang yang dukunganya dan pengertiannya dibutuhkan); serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan. Kegiatannya termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada orang yang cocok, termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada orang yang cocok, termasuk kepada personel yang tidak bekerja sebagai public relations. Sebagai contoh, seorang pimpinan atau direktur eksekutif perusahaan serig menjadi tokoh kunci dalam aktivitas public relations.

2. Hubungan (relationship). Seorang public relations yang sukses adalah mereka yang mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan inormasi dari manajemen, kolega di alam organisasi mereka, dan sumber sumber eksternal. Mereka melakukan ini untuk memperkuat ikatan oraganisasi mereka dengan kelompok eksternal, seperti dengan media, pimpinan komunitas, pengambil kebijakan di pemerintahan, serta para pembuat aturan, investor, analisis keuangan, institusi pendidikan, kelompok aktivis, dan lain lain. Mereka juga membina hubungan dengan audiensi pekerja inernal dalam organisasi dan departemen yang sering

(43)

11 berhubungan langsung dengan pekerja, seperti bagian pemasaran, sumber daya manusia, dan hukum.

3. Penulisan dan pengeditan (writing and editing). Oleh Karena pekerja public relations sering berusaha untuk berhubungan dengan berbagi kelompok masyarakat, bahasa tulis sering menjadi alat yang penting dalam membuat laporan, merilis berita, buklet, pidato, skrip film, artikel majalah perdagangan, bahan untuk informasi produk, publikasi kerja, newsletter, laporan pemegang saham, dan komunikasi manajemen lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun ke pihak luar oraganisasi. Oleh karena itu, sebuah gaya penulisanyang jelas adalah sebuah keharusan dalam public relations agar pesan terkomunikasi secara efektif.

4. Informasi (information). Sebuah tugas penting dari public relations adalah berbgai informasi dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio, dan editor penerbitan perdagangan untuk memasukan kepentingan mereka dalam publikasi sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang bagaimana sebuah surat kabar atau media lainnya beroprasi, apa bidang spesialisasi mereka, dan apa ketertarikan dari setiap editor (kompetisi sering dipakai untuk mearik perhatian para editor dan penyiar yang memiliki keterbatasan waktu dan tempat).

Sebagaimana seorang praktisi public relations mengatakan, “Anda harus menemukan editor yang tepat untuk publikasi yang tepat dengan cerita

(44)

12 yang tepat dan pada waktu yang tepat”. Walaupun umumnya sebuah ide diterima berdasarkan nilai jual beritanya dan nilai keterbacaaan lainnya, namun praktisi yang sukses biasanya membangun hubungan yang saling menghormati dan bekerja sama dengan media berita yang dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, praktisi tersebut dan orang media.

5. Produksi (production). Beragam publikasi, laporan khusus, film, dan program multimedia merupakan cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. Praktik public relations tidak perlu ahli dalam hal seni, tata letak, dan fotografi, tetapi dia harus memiliki latar belakang yang cukup dalam hal pengetahuan teknis agar mereka dapat merencanakan dengan cerdas dan menyupervisi kegunaan berbagai bentuk media komunikasi tersebut.

6. Event special (special events). Konferensi berita, pameran konvensi dan pertunjkan khusus, perayaan fasilitas baru dan perayaan tahunan, program lomba dan pemberian penghargaan, tur dan rapat khusus adlah berbagai event special yang dapat digunakan untuk memperoleh perhatian dan penerimaan publik. Kegiatan-kegiatan itu membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang matang, perhatian terhadap detail, serta persiapan buklet khusus, publisitas, dan laporan.

7. Berbicara (speaking). Semua pekerjaan public relations sering membutuhkan komunikasi tatap muka, mencari platform yang cocok, menyampaikan pidato, dan mempersiapkan pidato untuk orang lain.

(45)

13 Mereka yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) akan merasakan manfaatnya dalam situasi seperti ini.

8. Riset dan evaluasi (research and evaluation). Semua pekerjaan public relations didukung dan didasari oleh riset riset tetang isu, organisasi, masyarakat, kompetisi, kesempatan, ancaman, dan lain lain. Para praktisi public relations akan menghabiskan cukup banyak waktu dalam memasukan hasil riset mereka sebagai pertimbangan dalam pernyataan resmi organisasi, rencana public relations, kampanye komunikasi, bahan persiapan (briefing) dengan media, dan yang lainnya. Mereka melakukan riset melalui wawancara, percakapan informal, serta memeriksa kembali bahan-bahan perpustakaan, database, dan situs web. Mereka mungkin juga melakukan survei dengan meyewa perusahaan riset yang khusus bergerak dalam merancang dan melakukan riset tentang opini publik. Temuan-temuan dalam riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi program public relations, yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi perencanaan, implementasi, dan efektivitas program. Semakin banyak manajer yang berharap adanya riset dan evaluasi dari penasihat atau staf public relations mereka.

2.1.3 Tujuan Public Relations

Tujuan (goals) merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan dalam Public relations yaitu untuk mengarahkan kegiatan Public relations, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran. Public relations bertujuan menciptakan pemahaman

(46)

14 publik, membangun citra koporat, membangun opini publik yang favourable serta membentuk goodwill dan kerja sama.

1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dengan publiknya.

Tujuan kegiatan Public relations pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi.

Public relations harus dapat mengetahui siapa publiknya, apakah publiknya mengenal dia, bagaimana persepsi publik tentang dia, dan lain sebagainya. Ketercukupan informasi akan terwujud apabila public relations menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang timbal balik. Saluran informasi yang tersedia harus memungkinkan terjadinya proses memberi dan menerima informasi secara berimbang antara kedua belah pihak.

2. Membangun citra corporate (corporate image)

Citra (image) merupakan gambaran yang sudah ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tetnang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya.

(47)

15

Gambar 1. Tujuan PR adalah mengubah sikap publik

Gambar menjelaskan bahwa tujuan Public relations adalah agar citra perusahaan positif di mata publiknya.

3. Citra korporat melalui program CSR

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program public relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan – persoalan sosial di lingkungannya. CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya.

4. Membentuk opini publik yang favourable

Menurut Olii, H. (2007:40), Opini publik adalah adanya publik yang secara spontan terpikat kepada suatu masalah, melibatkan diri kedalamnya, dan berusaha memberikan pendapatnya; adanya kesempatan bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontrovesional; adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan. Simpati Menerima Menaruh perhatian berpengetahuan Benci Prasangka buruk Apatis Tidak tahu

(48)

16 Jadi, opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau favourable), negatif (menentang) dan netral. Citra perusahaan yang baik akan membuat keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Keuntungan tersebut antara lain; peningkatan penjualan, mendukung pengembangan produk baru, memperkuat relasi keuangan, membuat harmoni hubungan dengan karyawan, mendukung program rekuitmen, dan membantu mengatasi krisis. 5. Membentuk goodwill dan kerja sama

Pada tahap ini, tujuan public relations sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah tercipta jalina kerja sama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam tahap ini diharapkan publik secara nyata mendukung program program perusahaan.

Goodwill dan kerja sama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang- ulang oleh public relations perusahaan untuk menanamkan saling pengertian kepada publiknya. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik.

Tujuan menciptakan kerjasama berarti membantu perusahaan dan publik untuk saling beradaptasi satu sama lain. Public relations adalah upaya-upaya perusahaan untuk menciptakan kerjasama dengan kelompok kelompok masyarakat.

Gambar

Gambar 1. Tujuan PR adalah mengubah sikap publik
Gambar 2. Struktur organisasi PT Telkom
Gambar 3. Struktur organisasi community development centre. (Database PT Telkom  2009)

Referensi

Dokumen terkait

ketiga Learning Community artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran seperti lingkungan, sarana prasarana, media, metode segalanya harus mengarah pada

Persetujuan amil yang juga menunjukkan tahap persetujuan yang tinggi dan signiikan berbanding asnaf juga bermaksud pihak amil sememangnya telah bersedia untuk melaksanakan

Here, we estimate the value of natural biological control of the soybean aphid, a major pest in agricultural landscapes, and the economic impacts of reduced biocontrol caused

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini membandingkan efektivitas ektrak berdasarkan kepolaran pelarut dengan melakukan uji aktivitas antibakteri

Masuk kan t elur dan aduk- aduk, t am bahkan nasi put ih, saus t om at , dan kecap asin, aduk rat a di at as api, angkat... .:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kandungan total asam buah terung belanda yang disimpan selama 1 hari, 3

Berdasarkan justifikasi tersebut, muncul pertanyaan penelitian, “Bagaimana dampak aktivitas komersial terhadap penawaran harga pasar dan penetapan njop lahan di koridor

Dalam menganalisis data akan dijabarkan jumlah penanda fungsi dan media promosi yang tersebar di sepanjang koridor Jalan Wage Rudolf Supratman, Kota Denpasar beserta titik