• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROSEDUR HUKUM PERUBAHAN STATUS DARI BADAN

C. Prosedur Hukum Perubahan Badan Usaha CV menjadi PT

CV Sejahtera didirikan oleh (dua) orang yaitu Rajamin Hasibuan dan Putra Mahkota Alam Hasibuan yang dalam CV Sejahtera kemudian menjabat sebagai direktur dan wakil direktur. CV didirikan melalui akta Notaris Indra Syarif Halim dengan nomor akta 19 tertanggal 18 Agustus 2004, Rajamin Hasibuan adalah pemegang dari 240 saham peseroan dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 120.000.000 (Seratus dua puluh juta rupiah) sedangkan Putra Mahkota Alam

Hasibuan adalah pemegang 60 saham perseroan dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 30.000.000 (Tiga puluh juta rupiah).

Pada awal berdirinya CV Sejahtera usaha yang dijalankannya terbatas hanya pada usaha di bidang transportasi angkutan barang umum, penumpang di darat serta usaha ekspedisi karena perkembangan usaha yang mengalami kemajuan cukup pesat, maka CV Sejahtera membutuhkan tambahan modal untuk menjalankan jenis usahanya yang lain sebagaimana tujuan didirikannya CV tersebut yakni jenis usaha peternakan, pertamanan, hasil laut, jasa telekomunikasi, percetakan, offset, penjilitan, alat-alat kantor dan dibidang perkebunan.

Pada tanggal 27 Juni 2006, setelah sebelumnya beberapa kali pihak CV Sejahtera mengajukan permohonan kredit kepada PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk), akhirnya permohonan kredit CV Sejahtera dikabulkan dan dicapailah kata sepakat dan penandatanganan akta perjanjian kredit antara PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) dengan CV Sejahtera, dan hasilnya pihak Bank Negara Indonesia mengeluarkan dana bantuan modal usaha untuk jenis usaha menengah sebesar Rp 3.000.000.000 (Tiga milyar rupiah) kepada CV Sejahtera. Pada Tanggal 2 Nopember 2007 melalui perjanjian kredit Nomor 2007.461.SKM.COC PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) kembali memberikan fasilitas kredit untuk usaha jenis menengah kepada CV Sejahtera sebesar Rp. 9.000.000.000 (Sembilan milyar rupiah). Pada tahun 2009 melalui perjanjian kredit Nomor 2009.085.MDM Tanggal 9 Desember 2009 PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) kembali mengucurkan

fasilitas kredit untuk jenis usaha menengah kepada CV Sejahtera sebesar Rp 4.000.000.000 (Empat milyar rupiah).

Pada tanggal 10 Februari 2010 melalui perjanjian kredit nomor 2010.004.MDM dan perjanjian kredit Nomor 2010.005 MDM PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) telah pula memberikan fasilitas kredit kepada CV Sejahtera dalam 2 termin pembayaran yakni termin pertama sebesar Rp 1.340.000.000 (Satu milyar tiga ratus empat puluh juta rupiah) dan termin kedua sebesar Rp 2.660.000.000 (Dua milyar enam ratus enam puluh juta rupiah). Dari lima perjanjian kredit yang telah ditandatangani bersama oleh PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) dengan CV Sejahtera, pihak CV Sejahtera sebagai debitur telah menerima fasilitas kredit untuk bantuan modal usaha untuk jenis usaha menengah dan PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) total sebesar Rp 20.000.000.000,- (Dua puluh milyar rupiah). Perjanjian kredit tersebut telah diikat pula dengan sejumlah anggunan yang dijadikan jaminan yang telah diserahkan oleh CV kepada PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk). Jaminan yang diberikan oleh CV dalam perjanjian kredit tersebut berupa asset CV yaitu tanah, bangunan, stasiun pengungsian bahan Bakar Umum (SPBU), alat-alat berat Caterpillar Hydrolic dan alat-alat berat JCB Backhoe Bader JCB 3 CX-4T dan kendaraan Dump Truk merek Toyota.

Untuk jaminan barang begerak seperti kendaraan alat berat dan truck sebagaimana diuraikan di atas telah diikat dalam akta jaminan Fidusia Notaril masing-masing dengan akta Notaris Nomor 18 Tanggal 10 Februari 2010 dan didaftarkan ke kantor Departemen Hukum dan HAM pada Tanggal 18 Maret 2010

dengan nomor pendaftaran W2-1865 AH.05.01.III 2010 STD dan Nomor 19 tanggal 10 Februari 2010 didaftarkan ke Departemen Hukum dan HAM pada Tanggal 18 Maret 2010 Nomor W2.1865 AH.05.01.III.2010 STD, seiring dengan perkembangan usaha CV yang mengalami kemajuan begitu pesat, maka pihak persero memandang badan usaha CV sudah tidak lagi sesuai untuk mendukung perluasan usaha yang terus dilakukan oleh para pengurus CV.

Oleh karena itu pada saat CV masih menjalankan usahanya dan masih terikat perjanjian kredit sebagai debitur dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pendiri CV yakni Rajamin Hasibuan dan Putra Mahkota Alam Hasibuan yang pada CV menjabat sebagai Direktur dan Wakil Direktur mendirikan pula badan hukum PT pada Tanggal 1 Nopember 2007 dengan akta notaris Rezeki Sitepu notaris di Kabupaten Deli Serdang dengan nama PT. Sinar Halomoan, anggaran dasar PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Pada Tanggal 10 Maret dengan Nomor AHU 11683 AH.01.01 Tahun 2008. Meskipun PT telah berdiri dan telah menjadi badan usaha, namun CV pada waktu itu masih tetap menjalankan usahanya sebagaimana mestinya dan juga masih tetap terikat perjanjian kredit sebagai debitur dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Permohonan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) yang dijadikan CV untuk pengembangan dan perluasan usaha dibidang pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit dalam skala lahan penanaman yang cukup besar yakni 196 hektar, beberapa kali

telah ditolak oleh Badan Pertanahan Nasional, dengan alasan bertentangan Undang- Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, khususnya Pasal 30.51

Disamping itu apabila nantinya terjadi penjualan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang telah panen, maka dari segi pendapatan, penjualan TBS kelapa sawit tersebut masih ke dalam neraca pembukuan PT belum masuk ke dalam neraca perkebunan CV, sehingga dari segi analisa keuangan atau analisa akuntansi bank, hal tersebut tidak dibenarkan dan menyalahi prinsip akuntansi, serta menyulitkan perhitungan analisa bank dalam melakukan perhitungan analisa keuangan pemberian kredit dan juga pemantauan keuangan perusahaan CV.52

Alasan lainnya perubahan status badan usaha CV menjadi badan hukum PT adalah latar belakang SHGU adalah terdiri dari sebagian tanah yang belum bersertifikat dan tanah yang telah bersertifikat milik perorangan yang telah terjaminkan pada Bank, dan sebahagian lagi yang belum dijaminkan kepada Bank, pihak Bank menganggap tanah yang telah bersertifikat SHGU itu didalam proses pemberian haknya oleh Badan Pertanahan Nasional dilakukan dengan tahapan seleksi yang sangat ketat dan ditempuh melalui banyak instansi yang melakukan proses termasuk melalui panitia B.53

Dengan alasan sebagaimana diuraikan di atas, pihak persero CV kemudian mendirikan PT. Meskipun PT telah didirikan tahun 2007 dan telah memperoleh

51Wawancara dengan Sdr. H Rajamin Hasibuan, Direktur CV. Sejahtera

52Wawancara dengan Relationship Manager, Sdr. Des Alwi Ginting, Sentra Kredit Menengah

Medan, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

pengesahan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan HAM anggaran dasarnya, namun dari segi operasionalnya PT belum dapat menjalankan usahanya sebagaimana tujuan didirikannya PT tersebut. Hal ini disebabkan karena modal dasar yang dimiliki perseroan pada saat pendiriannya hanya berjumlah Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) terbagi atas 600 (enam ratus) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

Dari modal dasar Perseroan Terbatas Sinar Halomoan tersebut telah ditempatkan dan disetor 50 % (lima puluh persen) atau sejumlah 300 (tiga ratus) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) oleh para pendiri yang telah mengambil bagian sahan dan rincian serta nominal saham.

Dari modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor seperti tersebut di atas, PT akan sulit menjalankan usaha dengan skala menengah seperti usaha di bidang pemborongan pembangunan kawasan perumahan (real estate), bidang usaha konstruksi lapangan, jembatan, jalan pertamanan, bendungan, pengairan (irigasi), landasan udara, dermaga, pertanian, peternakan, pembangunan gedung dan lain-lain yang terdapat dalam anggaran dasar PT yang menjelaskan maksud dari tujuan serta kegiatan usaha yang akan dijalankan, oleh karena PT membutuhkan tambahan modal yang cukup besar untuk dapat merealisasikan jenis usaha yang akan dijalankannya. Oleh karena itu badan usaha yang masih digunakan oleh para persero adalah CV yang telah menjalankan usahanya selama 3 (tiga) tahun sebelum PT didirikan. CV juga telah memperoleh tambahan modal melalui fasilitas kredit jenis usaha menengah dari

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sejumlah Rp 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) melalui 5 (lima) perjanjian kredit yang telah disetujui. Dalam perjanjian kredit antara CV dan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga telah mengikatkan sejumlah barang sebagai jaminan perjanjian kredit tersebut berupa tanah, bangunan, gedung, SPBU, kendaraan, alat-alat berat Carterpillar dan Dump Truck merek Toyota yang kesemuanya itu dianggunkan oleh para persero untuk menjamin atas nama CV Sejahtera. Dengan demikian angunan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, semuanya itu termasuk kedalam asset CV.

Untuk dapat mengaktifkan PT dalam menjalankan usahanya sebagaimana tujuannya dalam anggaran dasar dibutuhkan modal yang cukup besar dan peralatan- peralatan yang mendukung dalam menjalankan usaha tersebut secara nyata di lapangan. Oleh karena itu para persero PT yang juga adalah para persero CV berupaya untuk melakukan perubahan modal dan asset berupa peralatan-peralatan kerja yang mendukung dalam menjalankan usaha PT secara real untuk memperoleh fasilitas kredit dari pihak kreditur (Bank) dan akan menjalani kesulitan dalam proses pencairan dananya, karena PT tidak memiliki asset yang dapat dijadikan anggunan dalam menjamin pemberian kredit terhadap pihak kreditur (Bank).

Oleh karena itu satu-satunya cara untuk menambah modal dan asset PT adalah dengan mengalihkan modal dan asset yang dimiliki oleh CV Sejahtera. Pengalihan modal dan asset dari CV Sejahtera kepada PT. Sinar Halomoan membutuhkan prosedur hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang PT. disamping itu dengan dilakukannya pengalihan asset dari CV kepada PT,

berarti secara tidak langsung akan membekukan kegiatan usaha yang selama ini dijalankan oleh CV.

Dengan kata lain pihak pesero CV. Sejahtera akan memilih salah satu badan usaha yakni PT dengan konsekuensinya membekukan kegiatan usaha yang dijalankan CV yang berarti sama dengan membubarkannya.

2. Prosedur Yang ditempuh dalam perubahan status badan usaha CV menjadi badan hukum PT

a. BerakhirnyaCommanditaire Venootschap (CV)

Mengingat, perseroan komanditer pada hakikatnya adalah Firma, maka berakhirnya suatu firma juga berlaku terhadap perseroan komanditer. Cara berakhirnya persekutuan komanditer, merujuk pada ketentuan Pasal 31 KUHD, dimana perseroan berakhir karena:

a. berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar (akta pendirian);

b. sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu;

c. akibat perubahan anggaran dasar.

Pendirian sebuah perseroan komanditer yang didasarkan pada akta otentik, maka untuk pembubaran juga didasari dengan akta pembubaran (akta otentik).

Konsekuensi logis dari pembubaran perseroan, adalah bentuk pertanggung jawaban atau pemberesan. Pemberesan meliputi segala keuntungan maupun keriguan yang diperoleh perseroan. Pembagian didasari pada anggaran dasar, namun apabila

ada hal-hal tertentu yang tidak diatur atau tidak cukup diatur dalam anggaran dasar maka ketentuan Pasal 1633-1635 KUHPerdata dapat diberlakukan.

Sebelum melaksanakan pertanggung jawaban atau pemberesan, harus menyelesaikan terlebih dahulu perikatan yang telah terjadi antara para pengurus CV dengan pihak ketiga untuk mengetahui hak dan kewajiban CV yang ada dengan cara melakukan pengumuman terlebih dahulu melalui Surat Kabar berskala Nasional dan Daerah, agar khalayak rame mengetahui rencana pembubaran tersebut.

Karena persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal 16 KUH Dagang), maka mengenai berakhirnya persekutuan komanditer sama dengan berakhirnya persekutuan perdata dan persekutuan firma (Pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata

Sebab-sebab bubarnya/berakhirnya persekutuan perdata diatur di dalam pasal 1646 KUH Perdata, yang berbunyi sebagai berikut, persekutuan perdata bubar karena: 54

a. lampaunya waktu untuk mana persekutuan perdata itu didirikan,

b. musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok persekutuan perdata itu.

c. Kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;

d. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit.

54H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta,

b. Pemberesan Karena berakhirnyaCommanditaire Venootschap (CV)

Bila sebuah persekutuan perdata bubar, itu tidak berarti bahwa persoalan persekutuan perdata itu sudah selesai. Pada saat bubarnya persekutuan perdata itu masih banyak persoalan yang harus diselesaikan, misalnya utang-utang yang belum dibayar lunas, piutang-piutang yang belum ditagih, harta kekayaan yang belum diinvetarisasi dll, penyelesaian ini disebut dengan pemberesan dan yang melaksanakan pemberesan ini disebut dengan pemberes.

Pemberes itu biasanya ditunjuk oleh anggaran dasar dari persekutuan perdata yang bersangkutan, kalau anggaran dasar tidak menunjuk maka, maka yang menunjuk pemberes ialah rapat sekutu yang terkhir. Kalau rapat ini tidak ada, maka pengurus yang terkhirlah yang harus melakukan.55

Adapun tugas pemberes itu sebagai berikut :

a. Menginvetarisasi harta kekayaan persekutuan perdata yang bersangkutan . b. Menagih semua piutang persekutuan dari debiturnya.

c. Melakukan hak reklame pada barang-barang yang masih ada ditempat pihak ketiga.

d. Membayar semua tagihan-tagihan kreditur persekutuan termasuk tagihan pemberes.

e. Membagi atas keuntungan kepada para sekutu yang masih berhak. f. Pemberes dapat mewakili persekutuan dimuka dan diluar pengadilan.

g. Pemberes memberikan laporan lengkap kepada pengurus yang membagi tugas.56 c. Pengalihan assetCommanditaire Venootschap (CV) menjadi asset Perseroan

Terbatas (PT)

Dalam Pasal 1618 dikatakan bahwa tiap peserta harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah “pemasukan” (inbreng). Yang dimaksud dengan “pemasukan” (inbreng) bisa berwujud barang, uang atau tenaga, baik tenaga badaniah maupun tenaga kejiwaan (pikiran). Adapun hasil dari adanya pemasukan itu tidak hanya keuntungan saja, tetapi mungkin pula “kemanfaatan”, Pasal 1618 dikatakan bahwa tiap peserta harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah “pemasukan” (inbreng). Yang dimaksud dengan “pemasukan” (inbreng) bisa berwujud barang, uang atau tenaga, baik tenaga badaniah maupun tenaga kejiwaan (pikiran). Adapun hasil dari adanya pemasukan itu tidak hanya keuntungan saja, tetapi mungkin pula “kemanfaatan”.

Telah dijelaskan diatas bahwa Modal perseroan dibedakan antara modal dasar, modal ditempatkan atau modal dikeluarkan, dan modal disetor.

Modal yang disetor(Paid up Capital), adalah saham yang telah dibayar penuh kepada perseroan yang menjadi penyertaan atau penyetoran modal riil yang telah dilakukan oleh pendiri maupun pemegang saham perseroan.

Penyetoran atas saham pada Perseroan Terbatas (PT) dilakukan pada saat pendirian atau sesudah perseroan memperoleh pengesahan sebagai badan hukum dari Menteri Kehakiman.

Dalam Perseroan Terbatas (PT) dikenal juga penyetoran atas saham dalam bentuk lain yang dilakukan sesudah pengesahan perseroan disahkan sebagai badan hukum, dilakukan dengan persetujuan RUPS atau organ lain selain dalam bentuk uang disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan dan lain-lain yang dianggap perlu demi kesejahteraan mengenai penyetoran tersebut.57

Penyetoran atas saham dalam bentuk benda tidak bergerak (immovables/onroerende goederen/zaken) harus diumumkan dalam dua surat kabar harian, dengan maksud agar diketahui oleh umum dan memberi kesempatan kepada pihak yang berkepentingan untuk dapat mengajukan keberatan atas penyerahan benda tidak bergerak tersebut sebagai setoran saham. Pengumuman mengenai penyetoran tersebut dilakukan melalui surat kabar harian berbahasa Indonesia dengan peredaran nasional. Pengumuman tersebut memuat jumlah penyetoran atas saham dalam bentuk benda tidak bergerak serta rinciannya sebagaimana yang dimaksudkan diatas. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.58

Penyetoran atas saham dalam bentuk lain adalah merupakan pemasukan dalam perusahaan berdasarkan Pasal 37 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menyebutkan Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

57I.G Widjaya Rai,Op.Cit, hal 182 58I.G Widjaya Rai,Ibid, hal 182

Telah dijelaskan diatas bahwa PT mempunyai kekayaan tersendiri yang terpisah dari kekayaan pengurusnya, yang berarti apabila dilakukan perbuatan hukum penyetoran atas saham dalam bentuk lain, baik itu benda bergerak atau benda tidak bergerak adalah merupakan bahwa PT tersebutlah yang akan beralih kepemilikan/memiliki atas benda bergerak atau benda tidak bergerak tersebut.

Sebagaimana yang telah diatur Pasal 584 KUHPerdata perihal cara memperoleh Hak disebutkan bahwa, Hak milik atas sesuatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan karena penunjukan atau penyerahan berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk pemindahan hak milik, dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu.

Dengan Akta Penegasan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT, Sinar Halomoan nomor 17 tanggal 14 Juni 2011, memberikan persetujuan Komisaris kepada Direktur untuk mengambil alih seluruh asset CV Sejahtera (baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak) untuk kepentingan perseroan sejumlah 39.785.119.515,- (tiga puluh sembilan milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta seratus sembilan belas ribu lima ratus lima belas rupiah),

Untuk keperluan itu diberi persetujuan, diberikan hak dan wewenang menghubungi segala pihak, menghadap dimana perlu, memberikan keterangan keterangan, menandatangani segala surat surat yang berkaitan dengan pengambilalihan asset asset CV Sejahtera tersebut dihadapan pejabat yang

berwenang untuk itu serta melakukan segala sesuatu yang dipandang perlu dan berguna demi tercapainya maksud dan tujuan persetujuan, tanpa ada yang dikecualikan.

Pengalihan asset CV Sejahtera menjadi asset PT. Sinar Halomoan dilakukan dengan Akta Pengalihan Hak Atas Asset CV . Sejahtera nomor 19 tanggal 15 Juni 2011 dengan asset berupa aktiva dan pasifa yang dialihkan sebesar Rp.39.785.119.515,- (tiga puluh sembilan milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta seratus sembilan belas ribu lima ratus lima belas rupiah) yang berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak.

Pengalihan asset CV Sejahtera menjadi asset PT. Sinar Halomoan dilakukan dengan Akta Pengalihan Hak Atas Asset CV . Sejahtera nomor 19 tanggal 15 Juni 2011 dan Akta Penegasan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT, Sinar Halomoan nomor 17 tanggal 14 Juni 2011, untuk memberikan persetujuan Komisaris kepada Direktur untuk mengambil alih seluruh asset CV Sejahtera (baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak)

Menurut pendapat penulis seharusnya terhadap akta akta tersebut untuk kepentingan perseroan didalam peningkatan modal PT. Sinar Halomoan, diambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat Akta peningkatan modal dasar PT. Sinar Halomoan dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) ditambah Rp. 39.785.119.515,- (tiga puluh sembilan milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta seratus sembilan belas ribu lima ratus lima belar rupiah) sehingga menjadi Rp. 39.935.119.515,- (tiga puluh

sembilan milyar sembilan ratus tiga puluh lima juta seratus sembilan belas ribu lima ratus lima belas rupiah) hal ini dikarenakan sisa modal dalam simpanan perseroan hanya sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) atau 300 lembar saham, sedangkan jumlah saham baru yang akan disetor sebesar Rp. 39.785.119.515,- (tiga puluh sembilan milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta seratus sembilan belas ribu lima ratus lima belar rupiah), sesuai dengan UU PT pasal 33 ayat 1 menyebutkan paling sedikit 25 % (dua puluh lima prsen) dari modal dasar sebagaimana dimaksud Pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh, yang berarti modal dasar tersebut dapat ditingkatkan yang besarnya 4 kali lebih besar dari Rp. 39.935.119.515,- (tiga puluh sembilan milyar sembilan ratus tiga puluh lima juta seratus sembilan belas ribu lima ratus lima belas rupiah). b. Meningkatkan modal disetor dari Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta

rupiah) atau 300 lembar saham dengan menunjuk atau menetapkan pemegang saham yang telah pada PT. Sinar Halomoan yaitu Sdr. H Rajamin Hasibuan, Sdr. Putra Mahkota Alam Hasibuan dan menambah pemegang saham baru yaitu Sdr, Bomertua Hasibuan, sesuai dengan perbandingan pemilikan asset CV Sejahtera berdasarkan Neraca (aktiva pasiva) yang telah dialihkan ke PT. Sinar Halomon. c. Akta peningkatan modal dasar dan modal disetor dengan cara penyertaan harta

kekayaan CV Sejahtera diatas perlu mendapat persetujuan dari Kementerian Hukum Dan Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

d. Pelaksanaan eksekusi atas perlihan hak tanah atas untuk masing masing pemilik atas sertifikat yang terdapat pada pengalihan asset CV Sejahtera kepada PT Sinar Halomoan belum dilakukan dengan Akta Pemasukan dalam Persero yang dibuat dihadapan PPAT yang berwenang dan atas pelaksanaan tersebut tunduk pada ketentuan Pasal 37 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menyebutkan Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, dan selanjutnya atas sertifikat tersebut dibaliknama ke atas nama PT Sinar Halomoan.

e. Adapaun atas aset lainnya berupa barang bergerak dibuatkan dokumen transaksi bahwa aset aset lainnya telah diserahkan.

Prosedur pengalihan asset dari CV kepada PT harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang PT. langkah pertama pengalihan asset tersebut adalah dengan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para persero dalam pengalihan asset dari CV kepada PT sebagaimana diketahui dalam PT, RUPS adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris

dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007 dan/atau anggaran dasar PT.59

Dokumen terkait