• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Biasa pada Bank Sumut Pusat

KEBIJAKAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DAN KREDIT BIASA

PERBANDINGAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DAN KREDIT BIASA

C. Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Biasa pada Bank Sumut Pusat

Kredit yang merupakan salah satu upaya bank mendapatkan keuntungan serta membatu masyarakat dalam hal pembiayaan dengan cara menyalurkan kembali dana masyarakat kepada masyarakat. Sebelum membahas mengenai prosedur pelaksaannya, terlebih dahulu penulis akan menguraikan mengenai Kebijaksanaan Pengkreditan Bank (KPB), yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:115

1. Konsep Hubungan Total Pengkreditan

Rumusan konsep ini adalah bahwa kebijaksanaan persetujuan kredit harus didasarkan pada penilaian menyeluruh atas fasilitas kredit dimana bank menyediakan dananya untuk nasabah yang akan diberikan secara bersamaan oleh bank.

2. Penetapan Batas Wewenang Permohonan Kredit

Penetapan batas persetujuan kredit harus berupa keputusan direksi dan harus tertuang secara tertulis yang memuat wewenang dan tanggungjawab, jumlah kredit, jenis kredit dan pejabat yang ditunjuk.

3. Tanggung Jawab Pejabat Pemutus Kredit

Setiap pejabat/jabatan yang terlibat dalam kebijaksanaan persetujuan kredit harus mampu memastikan hal-hal berikut:

a. Setiap kredit yang diberikan telah sesuai dengan prinsip pengkreditan yang sehat

b. Pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan KPB dan pejabat pemutus kredit (PPK)

115

c. Pemberian kredit telah sesuai dan didasarkan pada analisis kredit yang jujur,objektif, cermat dan seksama (menggunakan 5C Principles) dan independen

d. Yakin bahwa kredit mampu dilunasi oleh sipeminjam dan tidak akan timbul

kredit bermasalah 4. Proses Persetujuan Kredit

Proses persetujuan kredit berlangsung melalui beberapa tahap yang harus jelas dan tertulis. Tahap-tahap tersebut diantaranya:

a. Bank menerima permohonan kredit secara tertulis, yang dilengkapi dengan

dokumen dan data yang diperlukan bank, khususnya laporan keuangan nasabah, minimal neraca rugi/laba dan sumber maupun penggunaan dana. b. Persetujuan kredit harus didasarkan pada analisis kredit yang tajam, data

yang lengkap,akurat, relevan dengan bidang usaha dan objektif.

c. Rekomendasi persetujuan kredit oleh pejabat yang terkait harus sesuai

dengan analisis kredit yang tajam dan lengkap

d. Keputusan persetujuan kredit harus diperhatikan analisis kredit, rekomendasi dari pejabat, prospek usaha dan bila keputusna kredit berbeda dengan analisis kredit dan rekomendasi harus dituliskan secara tertulis

5. Perjanjian Kredit Bentuk dan Format

Perjanjian kredit, bentuk dan formatnya ditentukan oleh masing-masing bank dan dibuat secara tertulis. Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati pemohon kredit wajib dituangkan dalam perjanjian kredit secara tertulis.

6. Persetujuan Pencairan Kredit

Dalam setiap pencairan kredit (disbursement) harus terjamin azas aman,

terarah dan produktif. Pencairan kredit harus mempunyai landasan pokok, yaitu:

a. Bank harus menyetujui pencairan kredit bila seluruh syarat yang

ditetapkan dalam persetujuan telah dipenuhi oleh pemohon.

b. Bank harus memastikan bahwa seluruh aspek yuridis terkait dengan

persetujuan kredit telah dipenuhi dan telah efektif memberikan perlindungan pada bank

7. Administrasi dan Dokumentasi Kredit

Administrasi kredit merupakan suatu aspek penting dalam proses kegiatan pengkreditan, yang dapat memberikan tanda-tanda melalui system informasi untuk mengetahui kolektibilitas individual atau branch/bank fortofolio kredit. Dokumentais kredit meliputi aplikasi kredit, data kredit, rekomendasi, bentuk hukum perusahaan peminjam, jenis kredit yang diperlukan dan kelengkapan/keabsahan dokumen

8. Monitoring dan Pengawasan Kredit

Monitoring dan pengawasan kredit sangat perlu menggunakan system peringatan dini yang mampu mengantisipasi sinyal-sinyal penyimpangan dari syarat- syarat kesepakatan bank dengan debitur yang menjadi penyebab utama menurunnya mutu kredit dan menentukan kolektibilitas kredit tersebut.

9. Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Dalam pelaksanaan pengkreditan, setiap bank harus mengatur dan mencantumkan tata cara penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah, yang akan menjadi acuan dalam setiap penyelamatan dan penyelesaian kredit-kredit yang

sudah menurun kolektabilitasnya menjadi kurang lancer, diragukan dan macet dengan menggunakan pendekatan dan langkah rasional dalam penyelesaiannya.

Aspek-aspek inilah yang kemudian menjadi acuan dalam pemberian kredit bagi calon debitur. Aspek ini yang mendasari pelaksanaan kredit pada Bank Sumut dalam hal penentuan prosedur pemberian kredit dibank tersebut. Prosedur pemberian kredit yang diterapkan pada bank-bank pelaksana kredit biasanya tidak jauh berbeda antara setiap bank, perbedaannya mungkin terletak pada tujuan bank tersebut serta persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian Kredit pada bank Sumut meliputi beberapa tahap, yaitu:116

1. Tahap Pengajuan Permohonan

Pada tahap ini calon debitur akan mengajukan permohonan kredit dengan mengisi formulir yang disediakan oleh pihak bank serta melengkapi seluruh persyaratan yang harus dipenuhi calon debitur untuk mendapatkan kredit. Pada tahap ini calon debitur akan diwawancarai oleh pihak bank mengenai kredit apa yang diinginkan oleh calon debitur.

2. Tahap Pemeriksaan kelengkapan Berkas

Pada tahap ini pihak bank akan melakukan pemeriksaan pada berkas-berkas permohonan calon debitur. Apabila belum lengkap maka, calon debitur akan diminta untuk melengkap berkas-berkas yang dimaksud dalam waktu yang ditentukan oleh pihak bank. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan,c calon debitur tidak mampu melengkapi berkasnya maka kredit dianggap batal.

116

Hasil Wawancara dengan Bapak Robert Hutagaol, Divisi Kredit, pada tanggal 17 April

3. Tahap Wawancara dan Peninjauan Lokasi Proyek atau Jaminan

Tahap ini merupakan tahap penilaian terhadap calon debitur dengan cara berjumpa langsung dengan debitur. Disini akan dilakukan penyelidikan terhadap calon debitur dengan cara wawancara. Wawancara yang dilakukan terdiri dari dua tahap, tahap yang pertama untuk memperoleh data pribadi dari claon debitur sedangkan pada tahap kedua yaitu tahap perbaikan jika ada kekurangan atau kesalahan pada saat wawancara yang pertama. Selain itu, bank akan melakukan peninjauan terhadap objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan yang kemudian akan disesuaikan dengan data-data saat wawancara pertama.

4. Tahap Analisa Kredit

Pada tahap ini, pihak bank akan melakukan analisa terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur mengenai 5C dan menganalisis kebutuhan kredit yang sebenarnya dari calon debitur.

5. Keputusan Kredit

Pada tahap ini, pihak bank akan menganalisis permohonan dari calon debitur dan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan apakah kredit dapat diberikan atau tidak. Jika diterima maka akan selanjutnya akan dipersiapkan segala administrasinya. Tahap ini biasanya mencakup:

a. Besarnya kredit yang bisa didapat calon debitur b. Jangka waktu kredit

c. Biaya-biaya lain yang harus dibayar yang berkaitan dengan fasilitas kredit yang diberikan.

6. Penandatanganan akad kredit

Tahap ini adalah tahap lanjutan apabila permohonan kredit yang diminta oleh calon debitur diterima. Sebelum dilakukan pencairan kredit, terlebih dahulu akan dilakukan penandatanganan akad kredit oleh calon debitur.

7. Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan apabila calon debitur telah menandatangai semua berkas-berkas yang diperlukan dengan cara membuka rekening giro atau tabungan di Bank Sumut.

8. Tahap Penyaluran/penarikan

Tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan oleh calon debitur, dimana uang kredit akan dicairkan atau diambil dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai dengan ketentuan dan tujuan kredit. Uang kredit dapat diambil secara bertahap ataupun sekaligus.

Selain melaksanakan kredit biasa, Bank Sumut juga menjadi pelaksana Kredit Usaha Rakyat. Kredit Usaha Rakyat pada Bank Sumut diberikan pada UMKMK yang tidak sedang memperoleh kredit /pembiayaan dari bank dan juga tidak sedang memperoleh kredit program pemerintah. Namun bagi calon debitur yang ingin mengajukan KUR apabila sedang menerima kredit konsumtif tetap dapat menerima KUR. Prosedur pelaksanaan KUR pada Bank Sumut dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:117

117

Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

1. UMKMK calon debitur KUR mengajukan Kredit/ pembiayaan KUR ke Bank Sumut selaku bank pelaksana KUR baik di unit, kantor cabang ataupun cabang pembantu Bank Sumut.

2. UMKM calon debitur KUR menyerahkan dokumen persyaratan

kredit/pembiayaan yang ditetapkan oleh bank pelaksana KUR. Dilengkapi dengan rencana penggunaan kredit/pembiayaan.

3. Bank pelaksana KUR akan melakukan evaluasi usulan kredit/pembiayaan yang

diajukan UMKMK calon debitur KUR.

4. Jika usulan debitur dinilai memenuhi syarat maka akan diberikan persetujuan

kredit. Keputusan pencairan kredit/pembiayaan berada sepenuhnya pada Bank Sumut sebagai bank pelaksana.

5. Apabila calon debitur telah memperoleh keputusan kredit dan dinyatakan bahwa kreditnya diterima maka kredit dapat disalurkan kepada debitur UMKMK melalui dua cara, yaitu:

a. Langsung, yaitu bank yang langsung menyalurkan KUR kepada UMKMK

yang mengajukan kredit/pembiayaan

b. Tidak Langsung, yaitu bank menyalurkan KUR melalui lembaga Linkage

yang bekerjasama dengan bank pelaksana KUR.Lembaga Linkage adalah lembaga keuangan yang mengadakan kerjasama dengan bank pelaksana KUR, untuk meneruskan pinjaman KUR dari bank ke UMKMK. Lembaga Linkage antara lain Koperasi sekunder, Badan Kredit Desa, Baitul Mal Wa Tanwil (BMT), lembaga keuangan Non Bank dan lembaga keuangan mikro lainnya.

6. Jangka waktu KUR tidak melebihi 3 (tiga) tahun untuk kredit modal kerja dan 5 (lima) tahun untuk kredit investasi.

D. Hambatan dan Solusi Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit