• Tidak ada hasil yang ditemukan

Debitur sebelum memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan prosedur pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam.

Pihak bank dapat meminta kembali ke nasabah atau bahakn permohonan kredit langsung ditolak apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan. Permohonan kredit itu sendiri merupakan syarat yang penting dalam memberikan kredit dan hal tersebut

harus benar-benat diperhatikan oleh account officer. Untuk mempercepat dan mempermudah bank dalam mempertimbangkan permohonan nasabah, surat permohonan kredit hendaknya disertakan dengan informasi yang lengkap seperti informasi mengenai keuangan, jaminan, jumlah kredit yang dibutuhkan, tujuan, jangka waktu, dan sebagainya. (Veithzal,2005:189).

Secara umum prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut: a. Pengajuan Proposal

Tahap pertama adalah pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Keterangan-keterangan yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit adalah:

1) Riwayat perusahaan, seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya.

2) Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu mendapat perhatian adalah kegunaan kredit apakah untuk modal kerja atau investasi.

3) Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam proposal pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya.

4) Cara pemohon memgembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya.

5) Jaminan kredit. Jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.

Proposal kredit ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti:

a. Akte Pendirian Perusahaan

Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau yayasan yang dikeluarkan oleh notaris dan disahkan oleh Departemen Kehakiman.

b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan surat tentang wajib pajak yang dikeluarkan oleh Departemen keuangan.

d. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir. e. Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan. f. Kartu Keluarga (KK) bagi perseorangan. g. Daftar penghasilan bagi perseorangan. b. Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan pemohon kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika menurut perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapi kekurangan tersebut, atau sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

c. Penilaian Kelayakan Kredit

Upaya bank untuk melihat debitur layak mendapatkan dana dari kreditur adalah dengan melakukan survey. Survey dilakukan oleh petugas yang diutus oleh pihak bank dalam rangka pengambilan keputusan.

Menurut (Djohan, 2000:83) hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: 1. Melihat kelengkapan berkas pemohon kredit.

2. Melakukan wawancara pendahuluan dengan calon debitur oleh pejabat yang akan menyalurkan dana.

3. Melakukan investigasi kredit dengan cara mengumpulkan laporan dan informasi yang digunakan untuk pertimbangan memutuskan kredit.

Objek investigasi kredit antara lain:

a) Informasi umum yaitu data perusahaan, bentuk perusahaan, susunan pengurus, riwayat perusahaan, bidang usaha.

b) Data mengenai sifat dan manfaat proyek, lokasi, proses produksi, bahan baku, bangunan.

c) Data mengenai analisa laporan keuangan, performa perusahaan serta realisasi usaha.

d. Wawancara Pertama

Tahap ini merupakan penyidikan keapda calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

e. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)

Bank memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari penyelidikan. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit dan hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara pertama. Pada saat melakukan peninjauan hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

f. Wawancara Kedua

Wawancara kedua merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan penijauan ke lokasi.

g. Analisis Kredit

Analisis kredit dilakukan oleh suatu tim atau bagian dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit dengan tujuan menilai kondisi calon debitur agar pemberian kredit lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan (Kasmir, 2000:99). Aspek yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis kredit adalah: 1. Aspek Yuridis/Hukum

Untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.

2. Aspek Manajemen

Menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya.

3. Aspek Pasar dan Pemasaran

Menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan.

4. Aspek Teknis/Operasi

Menilai masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki termasuk lay out gedung.

5.Aspek Keuangan Perusahaan

Aspek keuangan yang dilihat dari laporan keuangan, neraca dan laporan laba rugi tiga tahun terakhir.

6.Aspek Ekonomi Sosial

Menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial.

7.Aspek Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL)

Menilai seberapa besar efek yang ditimbulkan usaha tersebut terhadap lingkungan.

h. Keputusan Kredit

Keputusan kredit adalah untuk menentukan apaka kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan kredit akan mencakup:

1. Akad kredit yang akan ditandatangani 2. Jumlah uang yang diterima

3. Jangka waktu kredit

4. Biaya-biaya yang harus dibayar

Keputusan kredit untuk jumlah tertentu biasanya merupakan keputusan tim. Begitu pula kredit yang ditolak, hendaknya dikirm surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

i. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan surat perjanjian yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau melalui notaris.

j. Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Dengan demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit.

D. Resiko

Dokumen terkait