• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ASPEK-ASPEK YURIDIS KREDIT PEMILIKAN RUMAH

D. Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah di Bank

Dalam rangka mendukung efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan keamanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sekaligus tetap memperhatikan aspek transparansi dan perlindungan nasabah debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR), perlu dilakukan pembakuan proses administrasi kredit pemilikan rumah yang dicakup pada Standard Operating Procedure Administrasi Kredit Pemilikan Rumah Dalam Rangka Sekuritisasi (SOP KPR) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/38/DPNP tersebut, Bank Indonesia mewajibkan kepada seluruh perbankan untuk memiliki kebijakan, sistem dan prosedur dalam menyelenggarakan administrasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang paling kurang mencakup :

1. kebijakan yang mengatur mengenai penetapan unit organisasi dan pegawai bank dalam rangka penyelenggaraan proses administrasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejak dari tahap originasi sampai dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) disekuritisasi;

2. kebijakan dan prosedur penata usahaan dokumen Kredit Pemilikan Rumah (KPR);

3. kebijakan dalam rangka pengembangan sistem aplikasi untuk pemrosesan data dan/atau informasi berbasis teknologi; dan

4. kebijakan dalam rangka pengembangan sistem aplikasi untuk pelaporan kinerja debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Adapun penyajian dalam bentuk urutan langkah-langkah yang lazim dalam prosedur perkreditan yang harus ditangani oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, yaitu:85

85 Pendidikan Bagi Experienced Hire Team Leader Field Collector Learning Center Bank BTN 2015, Op. Cit., hal. 224

1. Tahap-tahap permohonan kredit,

Dari beberapa jenis-jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memiliki kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya, adapun beberapa tahap-tahap permohonan kredit yang harus dipenuhi sehingga oleh pihak PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk diperlukan suatu ketelitian dalam memeriksa berkas/permohonan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dimaksud, antara lain:

a. Permohonan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) b. Berkas, mencangkupi:

Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:

1) Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani sacara lengkap dan sah.

2) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah

3) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.

c. Pencatatan

Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan

d. Kelengkapan dan berkas permohonan

Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis

kreditnya. Selama permohonan sedang dalam proses, maka berkas-berkas permohonan harus dipelihara dalam berkas-berkas permohonan. e. Formulir daftar isian permohonan kredit

Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan, bank mempergunakan Daftar Isian Permohonan Kredit yang harus diisi oleh nasabah, formulir-formulir neraca, daftar rugi/ laba.

2. Penyidikan dan Analisis Kredit

Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi:86

a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftardaftar hitam dan daftar-daftar kredit macet.

c. Pemeriksaan/ penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh

d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.

Yang dimaksud dengan analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:87 1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek,

baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui

86 Ibid. hal. 226

87

kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari kredit permohonan kredit nasabah.

3. Setiap permohonan kredit harus diadakan penyidikan dan analisis seperti termaksud dalam butir (a) dan (b).

4. Pekerjaan penyidikan dilakukan oleh petugas yang berfungsi sebagai petugas penyidik kredit, sedangkan pekerjaan analisis dilakukan oleh kredit analisis.

Kegiatan analisis dalam pemberian kredit dalam praktik perbankan adalah dengan melakukan analisis dengan prinsip-prinsip 5C, yang terdiri dari:88

1. Character (watak)

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi. Seperti : gaya hidup, hoby, dan social standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar. 2. Capacity (kemampuan)

Untuk melihat kemampuan nasabahnya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital (modal)

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) degan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

88

4. Collateral (agunan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang besifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition of economy (kondisi perekonomian)

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Dengan diketahuinya prosedur pemberian kredit/memperoleh kredit berarti secara tidak langsung dapat pula diketahui hal-hal apa saja yang dapat dipersiapkan oleh calon nasabah sebelum/dalam mengajukan permohonan kreditnya ke PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan.

Secara umum persyaratan pengajuan permohonan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan, harus melengkapi data-data antara lain mengisi formulir permohonan kredit yang telah disediakan oleh bank, serta dilampiri berkas-berkas:89

1. Fotocopy identiatas diri (KTP) 2. Fotocopy kartu keluarga (KK) 3. Fotocopy Surat Nikah

4. Fotocopy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 5. Fotocopy sertifikat SHM/SHGB

6. IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)/legalisir.

7. Foto copy PBB (Pajak Bumi Bangunan) tahun terakhir. 8. Slip gaji/penghasilan terakhir.

9. Fotocopy rekening koran/buku tabungan di bank manapun selama 3-6 bulan terakhir.

10. Fotocopy Akte Pendirian /Ijin-ijin usaha berupa SIUP/TDP untuk pengusaha.

89 Pendidikan Bagi Experienced Hire Team Leader Field Collector Learning Center Bank BTN 2015, Op. Cit., hal. 146

11. Data-data keuangan laporan rugi laba, catan penjualan/pembelian, bon faktur pembelian/penjualan untuk pengusaha/wiraswasta dan data lain yang diperlukan untuk proses kredit tersebut.

Kemudian setiap permohonan kredit tersebut harus terlebih dahulu didaftarkan kebahagian surat masuk dan setelah itu aplikasi dan berkas harus diperiksa secara teliti oleh bagian kredit dalam hal ini Account Officer PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan tentang kelengkapan data-data dokumen yang diserahkan, kebenaran data-data dan dokumen yang diserahkan.

Apabila data telah dilengkapi maka proses kredit tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan/prosedur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan dimana pada umumnya adalah Account officer meneliti kembali kebenaran data-data yang diserahkan tersebut apakah sesuai dengan keadaan sebenarnya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Account Officer dalam melakukan survey (pengamatan langsung) terhadap kebenaran data-data yang diperolehnya, yakni:90

1. verifikasi data sesuai dengan aslinya,

2. cek informasi bank indonesia apakah termasuk daftar black list/ada pinjaman di bank lain,

3. verifikasi penghasilan, bon/faktur penjualan/pembelian, 4. laporan keuangan,

5. verifikasi jaminan/penilaian jaminan dan lainnya,

Berdasarkan dalam melakukan analisa terhadap kebenaran data-data calon nasabah tersebut, apabila telah sesuai dan layak menurut petugas kredit PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan maka kredit diproses lebih lanjut.

90

Apabila menurut petugas kredit belum PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan belum layak untuk dibiayai maka akan dibuatkan surat penolakannya. Akan tetapi, apabila kredit layak untuk dibiayai / disetujui maka akan segera diproses dan setelah ada keputusan dari pemutus kredit maka akan dibuatkan surat persetujuan atau Surat Keputusan Kredit yang memuat:91

1. Nama debitur 2. Maksimum kredit 3. Jangka waktu kredit 4. Bentuk kredit 5. Suku Bunga 6. Provisi

7. Biaya administrasi. 8. Biaya asuransi jiwa 9. Biaya asuransi Kebakaran 10. Jaminan

11. Ketentuan lainnya.

12. Jadwal angsuran setiap bulan.

Kemudian setelah calon debitor setuju dengan keputusan bank tersebut dengan segala persyaratannya maka dibuatlah perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh Unit Legal Officer PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan. Segala ketentuan dan prosedur yang terkait dengan Kredit Pemilikan

91

Rumah (KPR) telah ditentukan dan diatur oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan.

A. Hak dan kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Pemilikan

Dokumen terkait