• Tidak ada hasil yang ditemukan

Back Office Umum Personalia Support

A. Prosedur Pembiayaan KPRS

Prosedur pembiayaan KPRS di BMI Cabang Solo mempunyai 4 tahapan, yaitu prosedur pengajuan pembiayaan, prosedur analisis pembiayaan, tahap realisasi pembiayaan dan prosedur pengembalian pembiayaan.

1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan

a. Calon nasabah datang ke kantor BMI Cabang Solo untuk menanyakan tentang bagaimana cara mengajukan pembiayaan KPRS.

b. Karyawan BMI akan menjelaskan kepada calon nasabah tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pembiayaan KPRS di BMI Cabang Solo. Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain :

1) Warga negara Indonesia

2) Telah berusia 21 (dua puluh satu tahun) atau telah menikah dan berwenang melakukan tindakan hukum (telah dewasa menurut hukum dan tidak berada dalam pengampunan)

3) Memiliki penghasilan yang menurut bank dapat menjamin kelangsungan pembayaran kewajiban (angsuran pokok dan margin) sampai pembiayaan lunas. Penghasilan yang di maksud adalah

penghasilan yang bersifat tetap (gaji bulanan) maupun tidak tetap (pendapatan dari pekerjaan bebas)

4) Mempunyai pekerjaan tetap (sebagai karyawan atau pekerjaan lainnya yang memperoleh gaji tetap) atau menjalankan usahanya sendiri (wirausaha) dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun.

5) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah baik di bank maupun di bank lain.

6) Pemohon yang masih berstatus sebagai nasabah di bank maupun di bank lain untuk jenis pembiayaan apapun, disyaratkan penghasilannya masih cukup untuk membayar (angsuran pokok dan margin) atas seluruh pembiayaan (baik yang telah ada maupun yang akan diminta). 7) Menyampaikan NPWP pribadi untuk permohonan pengajuan di atas

100 juta.

Syarat data aspek legalitas bagi debitur yang memiliki penghasilan tetap (karyawan) dan tidak tetap (wiraswasta) antara lain :

1) Surat permohonan pembiayaan 2) Photo copy KTP

3) Photo copy KTP istri/suami yang masih berlaku 4) Photo copy akta nikah

5) Photo copy KK (kartu keluarga) 6) Surat persetujuan istri/suami 7) Photo copy NPWP

9) Photo copy TDP untuk perusahaan 10)Surat-surat jaminan, yang terdiri dari :

a) Photo copy sertifikat SHGB/SHM

b) Photo copy IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) c) PBB dan STTS terbaru

Syarat data keuangan yang harus dipenuhi :

1) SK pengangkatan PNS (untuk debitur yang penghasilan tetap) 2) Slip gaji/rincian penghasilan

3) Photo copy rekening koran/tabungan/giro untuk 3 bulan terakhir 4) Surat kuasa pemotongan gaji dari bendaharawan

c. Setelah semua berkas persyaratan dipenuhi nasabah kembali ke BMI Cabang Solo untuk menyerahkan berkas-berkas tersebut, bisa melalui

customer service yang pada akhirnya akan diserahkan ke bagian account manager atau langsung menyerahkan berkas tersebut kepada account manager.

Semua syarat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembiayaan KPRS harus dipenuhi semua untuk kelancaran proses pembiayaan.

2. Prosedur Analisis Pembiayaan

Setelah semua berkas-berkas yang diperlukan diterima oleh Account Manager, maka tahap selanjutnya adalah penilaian kelayakan pembiayaan. Penilaian ini menggunakan prinsip 5 C.13

13

a. Character

Analisa ini merupakan analisa kualitatif yang tidak dapat dideteksi secara numerik. Namun demikian, hal ini merupakan pintu gerbang utama proses persetujuan pembiayaan. Kesalahan dalam menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal pada kemungkinan pembiayaan terhadap orang yang beritikad buruk seperti berniat membobol bank. Untuk memperkuat data ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1) Wawancara

Karakter seseorang dapat dideteksi dengan melakukan verikasi data dengan interview. Apabila data-data benar, maka calon nasabah seharusnya dapat menjawab semua pertanyaan dengan mudah dan yakin. Apabila ada kesalahan, maka hal ini bisa merupakan indikasi awal sebuah itikad buruk.

2) BI Checking

BI checking dilakukan untuk mengetahui riwayat pembiayaan yang telah diterima oleh nasabah berikut status nasabah yang

ditetapkan oleh BI.

3) Bank checking

Bank checking dilakukan secara personal antara sesama officer bank, baik dan bank yang sama maupun bank yang berbeda. Biasanya setiap officer memiliki pengalaman tersendiri dalam berhubungan dengan calon nasabah.

4) Trade checking

Analisa dilaksanakan terhadap usaha-usaha sejenis, pesaing, pemasok dan konsumen. Pengalaman kemitraan semua pihak terkait pasti meninggalkan kesan tersendiri yang dapat memberikan indikasi tentang karakter calon nasabah, terutama masalah keuangan seperti cara pembayaran.

b. Capacity

Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk

memahami kemampuan orang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak yang baik semata-mata tidak menjamin seseorang mampu berbisnis dengan baik. Untuk perorangan hal ini tidak terindikasi dari referensi ataupun curriculum vitae yang dimilikinya. Hal ini dapat menggambarkan kerja/bisnis yang bersangkutan. Untuk perusahaan hal ini dapat terlihat dari laporan keuangan dan past performance usaha. Hal ini dapat dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban termasuk pembayaran pelunasan pembiayaan.

Untuk mengetahui kapasitas nasabah, bank harus memperhatikan : 1) Angka-angka hasil produksi

2) Angka-angka hasil penjualan dan pembelian

3) Perhitungan rugi laba perusahaan saat ini dan proyeksi

4) Data finansial perusahaan beberapa tahun terakhir yang tercermin dalam neraca laporan keuangan.

Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya. Untuk itu yang perlu dianalisa adalah :

1) Perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja 2) Lama bekerja

3) Penghasilan c. Capital (modal)

Analisa modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri. Jika nasabah sendiri tidak yakin akan usahanya, maka orang lain akan lebih tidak yakin.

Untuk mengetahui hal ini, bank harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Melakukan analisa neraca 2 tahun terakhir

2) Melakukan analisa ratio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dari perusahaan.

d. Conditions (kondisi)

Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha calon nasabah, seperti kebijakan pembatasan usaha properti, pelarangan ekspor pasir laut, trend PHK besar-besaran usaha sejenis dan lain-lain.

Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan dimaksud harus mampu mengcover resiko bisnis calon nasabah. Analisa yang dilaksanakan antara lain :

1) Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahkan

2) Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud 3) Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif

singkat tanpa harus mengurangi nilainya

4) Memperhatikan pengikatannya, sehingga secara legal bank dapat dilindungi

5) Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi resiko tersebut maka semakin tinggi keperluan bank terhadap kesungguhan calon nasabah

6) Marketabilitas jaminan, jenis-jenis lokasi jaminan sangat menentukan tingkat marketable suatu jaminan. Rumah yang berharga jutaan rupiah bisa turun hanya terletak di lokasi yang sulit dijangkau.

Setelah itu semua berkas-berkas tersebut oleh account manager

diserahkan ke bagian USPD untuk dianalisa lebih lanjut. Analisa yang dilakukan oleh pihak USPD antara lain :14

a. Analisa yuridis : mengenai kewenangan hukum yang mewakili. Dilihat dari nasabahnya/orang yang mengajukan pembiayaan cacat hukum atau tidak. Analisa administrasi (misal : KTP atau KK masih berlaku atau tidak)

14

b. Penilaian dan penyelidikan melalui penilaian agunan yang dijadikan jaminan dengan cara apakah nilainya sesuai dengan pembiayaan yang diajukan, marketability atau tidak, surat-surat agunan yang akan dibiayai lengkap atau tidak.

c. Pemeringkatan nasabah dan analisa lapangan keuangan. Di setiap bank sudah ada standarisasi pemeringkatan tersendiri. Standarisasi pemeringkatan nasabah ini dipengaruhi oleh, apakah nasabah tersebut sudah menikah atau belum, memiliki pekerjaan tetap atau wiraswasta, sudah mempunyai anak atau belum, berapa lama bekerja.

d. Hubungan kerja AM dan USPD pada awal proses penerimaan Dana 1) AM menerima proposal pengajuan PD dari nasabah

2) AM memberikan data-data ke USPD untuk dilakukan analisa

3) Berdasarkan data yang diperoleh, USPD melakukan analisa terhadap calon nasabah, yaitu :

a) Hukum : analisa yuridis

b) Penilaian dan penyelidikan jaminan BI checking dan lain-lain c) Pemeringkatan nasabah dan analisa laporan keuangan

4) Hasil dari analisa tersebut diserahkan kembali ke AM untuk dianalisa lebih lanjut

5) Copy dari hasil pemeringkatan nasabah selain diserahkan ke AM juga diserahkan ke PSG dan CRMU.

Proposal AM USPD Hukum Penilaian & Penyelidikan Pemeringkatan nasabah dan analisis

1

2

Gambar : 4.1

Bagan hubungan kerja AM dan USPD pada awal proses penanaman dana s

Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo semua proses dalam menganalisis pembiayaan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk mengurangi timbulnya pembiayaan yang bermasalah. Berikut ini uraian pelaksanaan proses pembiayaan KPRS di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, antar lain :

a. Inisiasi

Pengumpulan informasi melalui ta’aruf dan wawancara. AM memperoleh data-data sementara tentang kondisi keuangan nasabah dan memeriksa ulang semua kelengkapan dan kebenaran data-data. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui sikap/komitmen serta konsistensi

keabsahan data yang disampaikan secara tertulis oleh nasabah. Selanjutnya dalam kegiatan ta’aruf diperlukan adanya data standar nasabah bagi setiap AM yang ingin melakukan wawancara.

Dari kegiatan tersebut dapat diambil kesimpulan secara tepat apakah permohonan pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan atau tidak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1) Kelengkapan data pemohon

2) Penjelasan data pendukung

3) Pemikiran kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon Penentuan calon nasabah, dilihat dengan cara melihat data keuangan atau jaminan.

b. Proses pengajuan

Dealing dengan calon nasabah, setelah itu AM mencantumkan nasabah yang bersangkutan ke dalam pipeline yang akan dilaporkan kepada supervisor tiap awal bulan, penyampaian check list dokumen pembiayaan pada calon nasabah, penyampaian prosedur dan proses pembiayaan, kemudian AM menyampaikan dateline kepada calon

nasabah untuk mempercepat proses pengumpulan kelengkapan dokumen. c. Pengumpulan data

d. Proses usulan pembiayaan 1) Penyidikan

2) Pembuatan analisa laporan keuangan

e. Pemeriksaan

Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan aspek legalitas dari calon nasabah oleh bagian support, kemudian bagian support memberikan laporan hasil pemeriksaan calon nasabah kepada AM, dan membuat analisis yuridis.

f. Pengajuan komite

Pengecekan paraf dan penandatanganan dokumen oleh AM, pengecekan oleh bagian support dan sekretaris komite, pengesahan dokumen UP dengan stempel sekretaris komite, pengajuan persetujuan anggota komite.

g. Persetujuan komite

Pemeriksaan dan analisis kelayakan calon nasabah oleh komite, untuk permintaan persetujuan secara sirkulasi dimulai dari anggota komite yang mempunyai limit terkecil, persetujuan anggota komite dengan penandatanganan usulan pembiayaan.

h. Offering letter

i. Pengikatan/penandatanganan akad

Pengikatan dilakukan setelah calon nasabah memenuhi semua kewajibannya yang meliputi, penandatanganan dan penyerahan OL, pembukaan rekening giro, pembayaran semua biaya dan deposito. 1) Pengikatan autentik atau notariel

Pengikatan ini dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum yang menurut UU ditugaskan untuk membuat akte tersebut (dalam hal ini notaris). Untuk jenis pengikatan yang bersifat notariel, wajib dilaksanakan untuk pembiayaan yang berplafond di atas Rp. 50 juta kecuali untuk pengikatan pembiayaan yang bersifat back to back financing/cash collateral.

2) Pengikatan di bawah tangan

Dibuat oleh bank dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Pengikatan di bawah tangan ini dapat menjadi alat bukti yang syah di pengadilan harus didukung oleh alat bukti lainnya.

Sebagai lembaga keuangan syariah, maka setiap dilaksanakan pengikatan baik berbentuk pengikatan notariel/ pengikatan di bawah tangan harus ada saksi yang hadir.

dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua orang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang

demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah : 282)

Pengikatan jaminan dengan menggunakan hak tanggungan. Pengikatan ini diberikan pada jaminan yang obyeknya adalah tanah atau bangunan. Dalam hal nasabah cidera janji, hak tanggungan digunakan untuk pelunasan pembiasaan, yang memberikan kedudukan lebih utama (hak perferen) dari pihak-pihak lain yang juga memegang hak tanggungan atas obyek jaminan yang sama.

Nilai hak tanggungan dipasang sekurang-kurangnya sebesar nilai piutang/harga jual atau pembiayaan kecuali dalam nilai transaksi lebih kecil dari nilai piutang/harga jual, maka pembebanan nilai hak tanggungan sebesar nilai taksasi.

Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh nasabah antara lain :

a) Biaya administrasi : 1,3% dari plafond b) Biaya notaris : sesuai dengan tagihan notaris

c) Biaya-biaya asuransi, materai dan transfer : akan ditentukan kemudian.

Dengan catatan, pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam

mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut : a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan

tujuan kontrak (akad)

c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

j. Droping

Setelah pengikatan dilaksanakan dengan nasabah, maka AM segera membuat memo droping dan instruksi droping. Memo droping mencantumkan semua biaya yang harus didebet oleh bagian OP, memo droping, instruksi droping dan semua dokumen pengikatan disertai pada bagian support setelah dicek dan ditandatangani oleh AM untuk

dimintakan persetujuan pimpinan cabang. Setelah mendapat persetujuan pimpinan cabang bagian support segera menyerahkan memo dan instruksi droping beserta semua kelengkapan ke bagian OP untuk segera dilakukan droping ke rekening nasabah.

k. Penyelesaian dokumen

Meliputi dokumen TBO, tanda bukti pengiriman dana (untuk RTGS), form pembukaan rekening nasabah dan underlying transaction. Dokumen TBO diserahkan oleh nasabah paling lambat sepuluh hari setelah pengikatan. Underlying transaction meliputi tanda terima uang oleh nasabah, perjanjian pembiayaan dengan nasabah dan tanda bukti pembelian barang oleh nasabah diserahkan oleh nasabah paling lambat sepuluh hari setelah pengikatan.

Monitoring dilakukan untuk proses pencairan dana, monitoring rutin (kepada nasabah dilakukan minimal setiap tiga bulan sekali serta laporan keuangan diminta minimal setiap satu tahun sekali.

Gambar : 4.2

Bagan Prosedur Pelaksanaan Proses Pembiayaan KPRS Bank Muamalat Indonesia

3. Tahap Realisasi Pembiayaan

Tahap realisasi pembiayaan telah memutuskan untuk menerima pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah. Prosedur realisasi itu sebagai berikut:

a. Setelah menandatangani akad pembiayaan, bagian pemasaran memberikan berkas catatan kepada bagian pembiayaan untuk pengecekan syarat-syarat pembiayaan.

b. Bagian pembiayaan membuat kwitansi dengan mengeluarkan sejumlah pembiayaan yang telah disetujui dan meminta nasabah untuk menandatanganinya.

Pengajuan Pengumpulan Data

Proses UP Pemeriksaan Pengajuan Komite Persetujuan Komite Offering Letter Penandatanganan Akad Droping Peneyelesaian Dokumentasi Monitoring Inisiasi

c. Kwitansi pembiayaan yang telah ditandatangani nasabah dan bagian pemasaran diserahkan kepada teller.

d. Teller menyerahkan sejumlah uang kepada nasabah sama dengan yang tertera di kwitansi.

4. Prosedur pengembalian pembiayaan

Pengembalian pembiayaan ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan nasabah dengan pihak bank di awal perjanjian dan pembayaran dilakukan dengan cara mendebet uang angsuran langsung dari tabungan nasabah. Pengembalian pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo adalah dengan cara mengangsur sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal pembiayaan KPRS.

Dari uraian di atas, semua langkah-langkah dalam proses pelaksanaan pembiayaan KPRS haruslah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah karena pihak bank mendapat kepercayaan dari nasabah untuk mengelola dananya sesuai dengan syari’ah.

Dokumen terkait