• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.2. Tata Cara perolehan Hak Indikasi Geografis

V.2.1 Prosedur Pendaftaran Indikasi Geografis

Salah satu rezim hak kekayaan intelektual yang tekait dengan kegiatan perdagangan, khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap komoditas perdagangan yang memiliki keterkaitan dengan nama daerah atau tempat asal suatu barang atau produk adalah Indikasi Geografis. Perlindungan indikasi geografis bertujuan

untuk melindungi kualitas produk, mutu produk, karakteristik, serta nilai tambah suatu produk serta sebagai sarana pengembangan daerah asal.

Arti penting perlindungan hukum Indikasi Geografis adalah untuk mendapatkan hak eksklusif dalam menggunakan Indikasi Geografis sebagai tanda dalam perdagangan.

Perlindungan indikasi geografis di Indonesia didasarkan pada pendaftaran dengan sistem pendaftaran pertama (first to file system). Pendaftaran indikasi geografis harus melalui beberapa tahapan, dan harus memenuhi persyaratan formil dan persyaratan materiil. Persyaratan dan tata cara pendaftaran serta prosedur pendaftaran indikasi geografis tersebut diatur dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, kemudian secara spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis. Adapun prosedur dan tata cara pendaftaran indikasi geografis yaitu:

A. Tahap Pertama, Mengajukan Permohonan.

Pada tahap pengajuan permohonan ini, setiap Pemohon mengajukan Permohonan kepada Menteri sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (2) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa: „Untuk memperoleh perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemohon Indikasi Geografis harus mengajukan Permohonan kepada Menteri.‟

Permohonan tersebut diajukan dengan memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan substantif. Persyaratan tersebut yaitu berupa melampirkan Permohonan yang diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia oleh Pemohon atau melalui Kuasanya dengan mengisi formulir dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

(1) “Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia oleh Pemohon atau melalui Kuasanya dengan mengisi formulir dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direktorat Jenderal.

(2) Bentuk dan isi formulir Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal.”

26

Permohonan juga harus dilengkapi dengan lampiran surat kuasa khusus apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa, dan dilengkapi pula dengan bukti pembayaran biaya pendaftaran. Ketentuan-ketentuan tersebut terdapat dalam Pasal

6 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

(1) “Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mencantumkan persyaratan administrasi sebagai berikut:

a. tanggal, bulan, dan tahun;

b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon; dan c. nama lengkap dan alamat Kuasa, apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri:

a. surat kuasa khusus, apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa;

dan

b. bukti pembayaran biaya.”

Pengajuan Permohonan pendaftaran indikasi geografis juga harus dilengkapi dengan adanya buku persyaratan. Buku persyaratan memuat beberapa hal penting, yaitu:

a. nama indikasi geografis yang dimohonkan pendaftaran, serta nama barang yang dilindungi oleh indikasi geografis.

b. uraian mengenai karakteristik dan kualitas yang membedakan barang atau produk tertentu dengan barang atau produk lain yang memiliki kategori sama, dan menjelaskan tentang hubungannya dengan daerah tempat barang tersebut dihasilkan.

c. uraian mengenai lingkungan geografis serta faktor alam dan faktor manusia yang merupakan satu kesatuan dalam memberikan pengaruh terhadap kualitas atau karakteristik dari barang yang dihasilkan.

d. uraian mengenai batas-batas daerah dan/atau peta wilayah yang dicakup oleh indikasi geografis, serta uraian mengenai sejarah dan tradisi yang berhubungan dengan pemakaian indikasi geografis untuk menandai barang yang dihasilkan di daerah tersebut, termasuk pengakuan dari masyarakat mengenai indikasi geografis tersebut.

e. uraian yang menjelaskan tentang proses produksi, proses pengolahan, dan proses pembuatan yang digunakan sehingga memungkinkan setiap produsen di daerah yang bersangkutan untuk memproduksi, mengolah, atau membuat barang atau produk tersebut.

f. uraian mengenai metode yang digunakan untuk mengkaji kualitas barang yang dihasilkan, dan label yang digunakan pada barang y a n g memuat indikasi geografis.

g. uraian tentang batas-batas daerah dan/atau peta wilayah yang dicakup oleh indikasi geografis yang mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang.

Ketentuan mengenai persyaratan tersebut secara spesifik diatur dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis.

Pemohon dalam pendaftaran indikasi geografis telah

ditentukan dalam Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

“Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan:

a. lembaga yang mewakili masyarakat di kawasan geografis tertentu yang mengusahakan suatu barang dan/atau produk berupa:

1. sumber daya alam;

2. barang kerajinan tangan; atau 3. hasil industri.

b. pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota.”

Lebih lanjut ketentuan mengenai pihak Pemohon dalam pendaftaran indikasi geografis juga diatur dalam Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

“Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang bersangkutan, terdiri atas:

1. pihak yang mengusahakan barang hasil alam atau kekayaan alam;

2. produsen barang hasil pertanian;

28

3. pembuat barang hasil kerajinan tangan atau barang hasil industri;

atau

4. pedagang yang menjual barang tersebut;

b. lembaga yang diberi kewenangan untuk itu; atau c.

kelompok konsumen barang tersebut.”

Terkait dengan lembaga-lembaga yang mewakili masyarakat tersebut, menurut Tatty A Ramli, lembaga yang paling ideal untuk menjadi Pemohon ialah gabungan perwakilan atau terintegrasi dari:

a. lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang bersangkutan terdiri atas:

1. pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau kekayaan alam;

2. produsen barang hasil pertanian;

3. pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil industri;

4. pedagang yang menjual barang tersebut.

a. lembaga yang diberi kewenangan untuk itu, dalam hal ini yaitu pemerintah daerah;

b. kelompok konsumen barang yang dapat diindikasikan sebagai produk indikasi geografis22

B. Tahap Kedua, Pemeriksaan Administratif

Saat pemeriksaan administratif, dilakukan pemeriksaan secara cermat terhadap Permohonan untuk melihat apabila adanya kekurangan-kekurangan persyaratan yang diajukan. Apabila terdapat kekurangan dalam pemeriksaan maka dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada Pemohon untuk diperbaiki dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan dan apabila tidak dapat diperbaiki maka permohonan tersebut ditolak. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

(1) “Direktorat Jenderal melakukan pemeriksaan administratif atas kelengkapan persyaratan Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

22 Tatty A Ramli, dkk Langkah-Langkah Penyusunan Buku Persyaratan Sebagai Prasyarat Pendaftaran Produk Indikasi Geografis, Jurnal Litigasi. 2015, Vol.16. No. 1. H2589.

dan Pasal 6 dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya Permohonan.

(2) Dalam hal Permohonan telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6 ayat (1), Pasal 6 ayat (2) huruf b, dan Pasal 6 ayat (3), Direktorat Jenderal memberikan Tanggal Penerimaan.

(3) Dalam hal terdapat kekuranglengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Direktorat Jenderal memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon atau Kuasanya agar kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan surat pemberitahuan.

(4) Dalam hal kelengkapan persyaratan tidak dipenuhi dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktorat Jenderal memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon atau melalui

Kuasanya bahwa Permohonan dianggap ditarik kembali dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Indikasigeografis.

(5) Dalam hal Permohonan dianggap ditarik kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4), biaya yang telah dibayarkan kepada Direktorat Jenderal tidak dapat ditarik kembali.”

C. Tahap Ketiga, Pemeriksaan Substansi.

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan secara teliti terhadap isi Permohonan. Permohonan indikasi geografis dengan tipe produk yang berbeda- beda, diperiksa oleh Tim Ahli yang terdiri dari para pemeriksa Permohonan yang ahli pada bidangnya. Tim Ahli melakukan pemeriksaan isi dari pernyataan- pernyataan yang telah diajukan untuk memastikan kebenarannya dengan pengkoreksian, setelah dinyatakan tepat maka selanjutnya dikeluarkan Laporan Pemeriksaan yang usulannya disampaikan kepada Direktorat Jenderal. Ketika suatu Permohonan ditolak, maka Pemohon dapat mengajukan tanggapan terhadap penolakan tersebut, kemudian Pemeriksaan substansi dilaksanakan paling lama selama 2 Tahun. Mengenai pemeriksaan substantif, diatur dalam Pasal 58 dan Pasal 59 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

“Pasal 58:

30

(1) Pemeriksaan substantif Indikasi Geografis dilakukan oleh Tim Ahli Indikasi Geografis.

(2) Ketentuan mengenai pemeriksaan substantif Merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 sampai dengan Pasal 26 berlaku secara mutatis mutandis bagi pemeriksaan substantif sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 59:

(1) Tim Ahli Indikasi Geografis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) merupakan tim independen untuk melakukan penilaian mengenai Dokumen Deskripsi Indikasi Geografis dan memberikan pertimbangan/ rekomendasi kepada Menteri sehubungan dengan pendaftaran, pengubahan, pernbatalan, dan/atau pengawasan Indikasi Geografis nasional.

(2) Anggota Tim Ahli Indikasi Geografis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah paling banyak 15 (lima belas) orang terdiri atas para ahli yang memiliki kecakapan di bidang Indikasi Geografis yang berasal dari:

a. perwakilan dari Menteri;

b. perwakilan dari kernenterian yang rnembidangi masalah pertanian, perindustrian, perdagangan, dan/atau kementerian terkait lainnya;

c. perwakilan instansi atau lembaga yang berwenang untuk melakukan pengawasan dan/atau pengujian terhadap kualitas barang;

dan/atau

d. ahli lain yang kompeten.

(3) Anggota Tim Ahli Indikasi Geografis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Menteri untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun.

(4) Tim Ahli Indikasi Geografis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota Tim Ahli Indikasi Geografis.

(5) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tim Ahli Indikasi Geografis dibantu oleh tim teknis penilaian yang keanggotaannya didasarkan pada keahlian.”

D.Tahap Keempat, Pengumuman.

Direktorat Jenderal dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari sejak tanggal disetujuinya indikasi geografis untuk didaftar maupun ditolak, mengumumkan keputusan tersebut dalam Berita Resmi indikasi geografis selama

3 (tiga) bulan. Pengumuman tersebut memuat hal-hal seperti nomor Permohonan, nama lengkap dan alamat Pemohon, nama dan alamat Kuasanya, Tanggal Penerimaan, indikasi geografis yang dimaksud, serta abstrak dari Buku Persyaratan. Ketentuan mengenai pengumuman tersebut diatur dalam Pasal 11

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis, yang menentukan bahwa:

(1) “Dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari sejak tanggal disetujuinya Indikasi-geografis untuk didaftar maupun ditolak, Direktorat Jenderal mengumumkan keputusan tersebut dalam Berita Resmi Indikasi-geografis.

(2) Dalam hal Indikasi-geografis disetujui untuk didaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengumuman dalam Berita Resmi Indikasi-geografis memuat nomor Permohonan, nama lengkap dan alamat Pemohon, nama dan alamat Kuasanya, Tanggal Penerimaan, Indikasi- geografis dimaksud, dan abstrak dari Buku Persyaratan.

(3) Dalam hal Indikasi-geografis ditolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengumuman dalam Berita Resmi Indikasi-geografis memuat nomor Permohonan, nama lengkap dan alamat Pemohon, nama dan alamat Kuasanya, dan nama Indikasi-geografis yang dimohonkan pendaftarannya.

(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan selama 3 (tiga) bulan.”

E. Tahap Kelima, Oposisi Pendaftaran

Setiap orang yang memperhatikan Berita Resmi indikasi geografis dapat mengajukan oposisi dengan adanya Persetujuan Pendaftaran indikasi geografis yang tercantum dalam Berita Resmi indikasi geografis. Oposisi diajukan dengan membuat keberatan disertai dengan alasan-alasannya, dan pihak Pemohon pendaftaran indikasi geografis dapat mengajukan sanggahan atas keberatan tersebut.

F. Taham Keenam, Pendaftaran.

32

Terhadap Permohonan indikasi geografis yang disetujui dan tidak ada oposisi atau sudah ada keputusan final atas oposisi untuk tetap didaftar, tanggal pendaftaran sama dengan tanggal ketika diajukan aplikasi, kemudian Direktorat Jenderal memberikan sertifikat pendaftaran indikasi geografis. Sertifikat tersebut dapat diperbaiki apabila terjadi kekeliruan.

G. Tahap Ketujuh, Pengawasan Terhadap Pemakaian Indikasi Geografis

Pada tahap ini Tim Ahli indikasi geografis mengorganisasikan dan memonitor pengawasan terhadap pemakaian indikasi geografis di wilayah Republik Indonesia.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa indikasi geografis yang dipakai tetap sesuai sebagaimana buku persyaratan yang diajukan.

Ketentuan mengenai pengawasan ini diatur dalam Pasal 16 hingga Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis. H. Tahap Kedelapan, Banding

Permohonan banding dapat diajukan kepada Komisi Banding Merek oleh Pemohon atau Kuasanya terhadap penolakan Permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak putusan penolakan diterima dengan membayar biaya yang telah ditetapkan.

Dokumen terkait