• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Freddy Harris, S.H., LL.M., ACCS.

NIP. 196611181994031001

SURAT PENCATATAN

CIPTAAN

Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:

Nomor dan tanggal permohonan : EC00202001453, 13 Januari 2020 Pencipta

Nama : I Nyoman Mudana, SH.,MH., Dr. Marwanto, SH.,M.Hum,

Alamat : Jl. Patih Nambi XXVI No 6 Br/LINK Pernata Anyar , Denpasar , Bali, 80232

Kewarganegaraan : Indonesia

Pemegang Hak Cipta

Nama : Sentra HKI Unud

Alamat : Jalan PB Sudirman No.1 Gedung Parkir Unud, Denpasar, Bali, 80232

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Ciptaan : Laporan Penelitian

Judul Ciptaan : PERLINDUNGAN HUKUM POTENSI INDIKASI GEOGRAFIS SALAK

GULA PASIR SIBETAN KABUPATEN KARANGASEM GUNA MENUNJANG EKONOMI KREATIF

Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 13 Januari 2020, di Denpasar

Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.

Nomor pencatatan : 000175030

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon.

Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

(2)

LAMPIRAN PENCIPTA

No Nama Alamat

1 I Nyoman Mudana, SH.,MH. Jl. Patih Nambi XXVI No 6 Br/LINK Pernata Anyar 2 Dr. Marwanto, SH.,M.Hum Jl. Kenari No 2A Denpasar

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(3)

I

TIM

T'EIYGLISLIL

I \YOD{AI{ IlIUDAl,iA S[[.,MH (Kerua) NIP. 195$1231198601001 DR. MARWA|{'[O .SH., M.Hunr {Anggota) NlP. 19600101198602001

usl,t.A5

Ilt-\ [ LITtAf! L,ir{iU t, L,.qN Lil]A YANA

(4)

K.{TA

PE\G.{\T.\II

'..1 .\\1 aSti:rstu,

Puji astungkara kepada Ida Sang H.v.ang \\,rdhi \\'asa atas seg:ia .\s.::r:

r.*;:: :::

,,\::a - .iran1,a peneliti dapat nrenyelesaikan laporan penelitian \ans ber-iirJiri.. pERLI\DL

\G.\\

:]I. KL-}I POTENSI INDIKASI GEOGRAFIS SALAK GULA PASIII

SIBETA\ DI I\\BT

P\TE\

.. 1. R\\GASEMDALAM MENDUKUNG

PERKEMBAI.\,GAN EKoNoMI KRE.{TIF,..

Mengingat kemampuan fauh dari kata sempurna.Atas mclrslrarapkan saran tjan kritik penelitian ini.

peneliti yang terbatas,sehingga pelrurisan Iaporan penerltian :n, kekurangan dalarn penurisan Iaporan peneritian ini peneritirra'

''..-:

yang sifatny'a rnembargulrguna pen,yenrpu'raan dari pe'urisarr rap.;,1311

Pada kesentpatarr ini perleliti tidak lupa mengucapkarr Ierikasih kepacla; IbLr Rektor Universitas

"l\ana' Ketua LPPM Universitas Udayan,.Bapak Deka, Fakultas IJukurr Universitas Udayana, Ketua

'-l'\l

Fakttltas Httktlnl Llni'ersitas [-Jcla)'ana,seltrrrrh si'itas akaderris t]nivesitas r_lclayana yang telah :-:rbantu peneliti.

Denpasar, l.l Oktober 201 9

Perreliti

I

(5)

Penelitillll -r:'ii'ts l'::':Li'iLrl"Pe:li,durgan IlLrkLrm potensi Inciik:rsi Ge::rarl. )-,,,,.. G,._,,

''i-

Sibetan Kal''ul:tell Kai-ett!rrrer-,, Guia it,tenLrnlang Ekononri Krc:rrt-. iil.r^.:i.-r:: :::.._..

-,-.r&il pengenrbansan ekoi,r,lrni iasronal.

::':erintahan

Presiden Joko*idodo Irlercanangkan pen-qenrbangan ek.-l,r:r- :.r.:.s js :,.,-,: ,r:..

'::tif'

Beiiau menratakan "kreatifltas akan,"ar'r,ro.olg inorasi \Alrg

rr.il..:.:...::::r..:.

,-.:--r:-,:.

'::h

tinggi' dan pada saat t'ang bersamaan ramah,lingkLrngan sena .i-rlSL,-:,r::-.

,..:,

:,,.r -:ntitas budaya bairgsa.

Salak gula pasir Sibetan Karangasern sudah dikenal secara lLras di Balr .lan b:,:...,,r. :,.-.":

:'li

memiliki rasa 1'ang khas dibandingkan.salak

gri"

p"ri, yang ditanam di daerah-d:r::,,.:

..::.

':'

:ografis Kekhasan rasa secara vr-rridis salak memberikan hak Sibetan disebabkan kepacia ka"rena'letak geografis daerah kelo*por masya.akat uniLrk Siberar. nrempers-..:r._:l

t.:,;.:..

:ra$ai ':'duk tanda barang dalam salak gula pasir dapat perdagangan. Sehinggu dil,asai secara-e-t<st<tusir. p.ngg,,naan Dengan meihode tanda',sibetan..sebasa: peneritian\-urijrs1:r..j

-:piris

:rdasarkan metode infornrasi yang diperoleh.dari

laitu

penejitiun ..ndekati t.rornpor.'iani p..-oruiut an dari segi salak gula dara pasir cli Sibetan lapangan menqe,:irakn:

":L|;ffinnil'nuouo poten;i

Indikasi

G"";irfl*;;,

dan

i.n,ing,-,ya

mensupr,*rr"

Berdasarl<an hasil penelitian pemahaman masl'arakat terhadap pote'si I,clikasi Geografis

::lak

'"kum Gr-rla masyarakat mengupayakan Pasir Sibetan masih..ndul-,, perlindungui.,"t',ut r.hnggu b".p.ngorrh

u-

salak Gula terhadap rendahnya paiir Sibetan. Renclahn'akesadaran

' crhalian masyarakat sibetan terhaoap perlindungan hukum Salak crLla

pu.i,

Sibetan juga

..'.,'*Hf,1.:i:l':Hil",i:T-:;.ffi

pacla saat musini panen akibat berum adanya randa pembecia

;putasiialak Sibetan ikut

merosot.

yang mempunyqai kualitas 1,ang lebih rendah.sehingg,;

Didukung oleh

tim

peneliti

I

Nyoman Mudana,sH..N,{FI sebagai ketua dan sebagai :engaiar mata Kuliah Hukum Hak Kekayaan Intelekirat. ,t"n sebagai sckretaris Sentra HKI

*1ilJ,;XxlT,ililiit;#;'um'

dosen pengajar Hukr.rm Mata KLrriui

n.k,*

HKr di Fafurtas

, :rlindungan hukum, Salak, Indikasi Geografis,

(6)

V.1. Potensi Indikasi Geografis Salak Gula Pasir Sibetan Karangasem...l5

V.l.l.

Ciri Khas Salak Gula Pasir

Karangasem...

...15

Y .1.2.. Letak Daerah Perkebunan Salak Gula Pasir Karangasem ... 17

V.1.3. Keadaan Tanah Perkebunan Salak Gula Pasir Karangasern ...20

V.1.4 Curah Hujan dan Suhu Perkebunan Salak Gula Pasir Karangasem...22

V.I.5

Budaya

Masyarakat

dalam

Pengembangan

Salak Gula

Pasir Karangasem

...

...23

Y,2Tata Cara perolehan Hak Indikasi

Geografis...

...,..,...24

V.2.1 Prosedur Pendaftaran Indikasi

Geografis.

...,...24

.il Y.2.2 Pelaksanaan Pendaftaran Indikasi Geografis Salak Gula Pasir Karangasem

...

...32

Y.2.3 Faktor-Faktor Penghambat Pendaftaran Indikasi Geografis Salak Gula Pasir

Karangasem...

...34

BAB.VI. KESIMPULAN DAN

SARAN...

...43

DAFTAR

PUSTAKA

...{...

l1

(7)

: '.D \HULUAN

",

:1,:-:kanq

:.'..'r-ttrnli kreatif adalah suatu konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan

'----

-:::Ct \altg utatlta dalanr nrenggerakan ekonomi. Konscp ini telah memicu ketefiarikan

- =li

\esara untuk melakr"rkan kajian seputar ekc2non-ri kreatif dan menjadikan Ekonomi

,

-

: :rodel utama pengembangan ekonomi.l

Pen.rerintahan Presiden Jokor,vidodo mencanangkan pengembangan ekonmi berbasis

-

::li kreatif. Beliau menyatakan "kreatifitas akan menciorong inovasi yang menciptakan nilai

- '-

lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan ramah lingkungan serta menguatkan citra

'

-::ritas budaya bangsa.

Salak gttla pasir Sibetan Karangasem sudah dikenal secara luas di Bali dan bahkan diluar

--:miliki rasa yang khas dibandingkan salak gr-rla pasir yang ditanam cli clacrah-daerah yang lekhasan rasa salak sibetan dalam perda-eangan dapat dimanfaatkan sebagai tanda pembeda -

-:ll

barang yailg sejeuis, narnunmasih belunr ntcndapat perlindungan hukum Indikasi

- ::aiisnya yang sangat urgen dalam menclorons berkembangnya prodr-rk dari salak gula pasir

:,::.

:.n

perlindungan ntelalui Hak Kekayaan Inteiektual akan didapatkan hak eksklusiv atas

--:unaan indikasi geografisnya salak sibetan termasuk produk derivatilnya.Didukung oleh tim

:-iti I

Nyoman Mudana SH.,MH sebagai ketua seba!:ai peneajar mata Kr-rliah Hukum Hak :":\3&I1 Intelektual, dan sebagai sekretaris Sentra

HKI

Lnud. Dr M1arr,,,anto SH.,lVI.Hurn,

,-r

pengajar Hukum Mata Kuliah Hukum HKI di Fafultas HLrkr-rm Universitas Udayana.

Berdeasarkan latar belakang tersebut diatas peneliri rerlarik

lir;uk

melakukan penelitian JUdUI ..PERLINDUNGAN

HUKUM POTENSI INDIKASI GEOG,{o,,, SALAK GULA PASIR I KABUPATEN KARANGASEM GUNA MENUN]ANG EKONOMI KREATIF"

--:-1

_ - ' At

: ' ',Conesiokreotif .bekrof .go.id diakses tanggal 22 januari 2O!9

(8)

I, TI\JAIJAN PUSTAK-A

?:njelasan tentang

HKI

(Hak Kekavaan IntelektLral) dapat clirnLr:ar

ijari

ktrirsen

:lenurut hukum' Hak menurut

L

..1 Aveldoom menyatakan. hak adaiah huki-u-n r

:lhubr-rngkan dengan seseorang manusia atau suhvek hukr-rnr tel-rentLl tlan nre:r,r:

r]enjadi suatu kekuasaan dan suatu hak 1'ang timbLrlapabila hukr:nr nrulai bcrse.:il:

hak ang lma

Saqipto Rahadjo nlengatakan. hitkr:m n-relindr-rngi kepentinean seseorang cara mengalokasikan kekuasaan kepacla seseorang

itlr

untlrk bertinclak cjalanr kepentingannyu.'

Pengalokasian kekuasaan ciilakukan secara tcnrkur. clitc-ntukan kekuasaan dall kedalamannya'Kekuasaaan demikian itulah van-e clisebut sebagai hak.Menurut Fitzseral cirri-ciri yang melekat pacra hak rrenurr-rt hLrk,macrarah:

Hak itu dilekatkan pada seseorang )ang clisebLrt sebagai pemilik atau subyek dari hak itu.

orang tersebut juga sebagai pemilikltirel atas barang y,ang menjadi sasaran atas hak.

FIak itu tertr-rju pada orang lain. 1'aitu vang menjacli pcr.neeang kervajiban. Antara hak dan l<ervajiban terdapat hubungan kor.elatif .

Hak yang ada pada seseorang meua.jibkan pihak lain LrntLrk meiakLrkan (comnti.t'ion) atau tidak melakukan sesuatr-r perbuatan.

Ini

rang disebLrt rsi hak.

Commis'sion atau omi'ssion itu menyangklrt sesuatlr \ans dapat disebui sebagai obyek dari hak.

Setiap hak menurut hukr'rm merniliki title. yaitu suatu perisrirva terrenru yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada perriliknya.

Teori Hak

Alami.

I

Teori hak alami bersumber dari teori hukum alam. Penganut teori hak alam antara lain Thomas Aquinas, John Locke, Huge Grotius. Menurut .lohn Locke, secara alami manusia adalah agen

moral

N'lanr-rsia merupakan substansi mental dan hak. tubuh manusia itu sendiri sebenarnya merupakan kekayaan manusia yang bersangkutan. Hal utama yang

:Ielekat pada manusia adalah adanya kebebasan ),ang dirnilikinya.Manusia dengan

"ebebasan yang

dimiliki

bebas untuk melaktrkan tindakan. Meskipun demikiaan ''ebebasan tidak sebebas hebasnya. namun tetap terikat pacla aspek moraliras dan

'-''^sil,1989 Pengontor tlmu Hukum donTot Hukumlndonesio, Jakarta. Balai pustaka, hal 119

. ::: Rahardjo.2000, tlmu Hukum.pT Citra Aditya Bakti,Bandung, hal 53.

(9)

J.

kebebasan jgga

dimiliki

orang

Iain.

Kebebasan ntentbuat nleltLISis kre:riii -l.rlrlll mengolah hidupnya. ntencJaYagunakan akal pikiran untuk ntemblLrt -1'r.;lLl 1l-illsri--:r.-:r sesLt,tLl -vang berguna bagi diri sendiri atau bagi banvttk orang.L-sahl tlletl.i.l\:lSLii-,-1k"1il

kerja otsk itr-rlah yang rnenghastlkan sLl.rtlr ciptaan. desarn ati-ltl Ilr en-'i Ir-:l-'. il:',

selanjr-rtr-r1,a secara alar-ni dan otomatis merr-tpakatt-t pemilik dari perlcipttl- pL'll.iis-1-:l

''':"

inventornya.sekaligr-rs juga berhak untuk memanfaatkannva. baik secara ekot'lotl-ti.. s: '-:-"

malrplul budaya. Sebaliknya orang lain jgga rvajib menghormati hak-hak lang trrlrbtrl

tersebut.

Teori Karya (Labour TheorY).

Teori karya merupakan kelanjutan dari teori alan.ri. Jika pada teori hak alami trtik tekannya pada kebebasan manLlsia berrinclak dan melakukan sesuattll. pada teori karla titik tekannya pada aspek proses mer-rgl-iasilkan sesllatu yang dihasilkan. Menurut teori motiyasi yang dikemr,rkakan oleh Davin lv'Ic Cleland, bahu'a seseorang nlenghasilkan sesLtatu karena ntemang niemiliki motivasi urttuk prestasi. Arrinl- nlenghasilkan sllatu kar,,-a iprodr:k.1tidak serba otontatis. melainkan melalr-ri tahap-tahap vang hartts clilewati' Maka proses berkarya yang menghasilkan sr:atu ciptaan atall temLran (invensi) sekaligus menimbulkan kekuasaan (hukum) terhadap ciptaan. desain atalt invensi tersebut.

sehingga orang lain tidak boleh mengakui ciptaan atau inrensi orang lain. dan kepada si pencipata, pendesain atar.i inventor harus diberikan perlindungan hukum'

Teori Pertukaran Sosial (sosial Exchinge Theory)

penganut teori ini antara lain George C Homan dan Peter Blar-r. 'feori perlukaran

social dilandasi pada prinsip transaksi ekonomi yang elenlerttEr. Orang yang

menyediakan barang dan jasa tentu akanrz engharopkol? memperoleh balasan berupa barang dan jasa yang diinginkannya. Hal yang penting dicatat, tidak semua transaksi social dapat diukur secara nyata (tangible). misal dengan uang. barang atau jasa' aclakalanya justru yang penghormatan. persahabatan.Kaitannya dengan I IKI adalah

perlunya kepacia si Pencipta, Pendesain atu inventor diberikan balas jasa atas karya yang telah dihasilkan.orang juga dapat mengambil manfaat dari karya hak kekayaan inteiektual tersebut, namun juga harus memberi sesllatu t epiau si pencipta. pendesain' atau

inventornya sendiri.Ada semacam pertukaran yang ciilakrikan atau dihubungkar.i tirnbale baling yang saling diuntungkan. Pencipta. Pendesainatau inventor akan merasa dihargai

l.

(10)

:rxil karya dan jerih payahnya, sehingga termotivasi untuk semakin giat menghasilkan i:arya karya baru yang bermanfaat lainnya.

Indikasi Geografis.

Dalam TRIPs diatur mengenai Indikasi Geografis yang berkaitan dengan pemakaian Merek. Dalan-r artikel

22

(1). persetujuan TIPs dikemukakan bahu,a;

Geographical indiccttions are .for the purposesof this Agreentent, indications *'hich :dentify a goods as originating in the territoryof a member , or a region or localiry* in that rerritory, where agiven quality eputation or other characteristic of the good is essentially attributable to itsgeographical origin.

Yang dimaksud denga indikasi geogrfis berdasarkan persetu.iuan ini adalah,tanda )'ang mengidentifikasikan suatu wilayah negara anggota. atau kawasan atall daerah didalam wilayah tersebut sebagai asal barang , reputasi, kualitas dan karakteristik barang yang bersangkutan sangat ditentukan oleh paktor geografis .

(11)

Research yang berasal dan kata

re

i ang artiny'a kembali dan

trt

sectre

)i

:j:rL:ir - :ncari.Dengan demikian "Secara gramatikal berarli ilrencari ken-ibali.Pada Jasarnr a ses'.j.r:'-l

,ng dicari

itu

adalah pengetahuan atall lebih tepatn)'a pengetahuan

lang

benar...li :r-.::'r:

:ngetahuan yang benar

ini

nantinl'a dapat dipakai untuk menjar,vab penan\ aan

j,:-l

:tidaktahuan tefi entu.a

Metode penulisan hukum adalah sebagai cara kerja keihnr-ran yang salah satun)'a ditand:r :3ngan penggunaan metode. Van Peursen mer-rterjemahkan pengefiian metode secara harfiair

=ng dikutip pada buku Rony Hanitjo Soen-ritro dengan judul Metodologi Penulisan Hukunr.

--..ula-mula metode diartikan sebagai suatr-r jalan yang harus ditempuh menjadi penyelidikan atau : :nulisan berlangsung menllrut sllatLl rencana tertentu.5

Adapun jenis-jenis penulisan yang dilakul<an dalanr penulisan ini merupakan penulisan

'lkum,

sebagai penulisan hukr,rnt yans bersitat enrpiris berkaitan dengan upaya untuk --remberikan sumbangan yang berharga bagi pelkenrbancanilmr-r hLtkum khususnya bidang HKI.

Sebagai penulisan hukum dalam kegiatan akadenris. dimaksr-rdkan untuk membedakan

-:ngan penulisan hukum dalam kaitanni,a dengan kegiatan l ang bersilat praktis yang lebih -.arahkan untuk memecahkan n.rasalah-masalah praktis. Bidang iln-ru hukum memiliki karaktar

.ng khas yakni dengan dengan sifat empirisnya. Sitat khas (suigeneris). ilmu hukr:m tersebut

::rcirikan (a) bersifat empirik analitis yakni memaparkan dan menganalisis terhadap isi dan

::ktur hukum, (b) sistematis gejala hukr-rm yakni melakukan interptestasi terhadap substansi .\um yang berlaku, (c) menilai huktrm yang berlaku. (d) arti praktis ilmu hukum berkaitan erat

-::gan

dimensi normatifnya.

Bila

dilihat substansi penulisannya, menurut Rony Hanitjo

.

:r.nitro penulisan hukum dapat dibedakan menjadi penr-rlisan yang bersifat normatif dan

,

,.irinal.6

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilrniah dengan mencari data suatu masalah.

,::rlukan suatu metode yang bersifat ilmiah yaitu meto{e penelitian yang sesuai dengan yang

o Bambang Sunggono, 1.997, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, .Jakarta, h.28 29.

sRony

Hanitjo Soemitro, 1988, Metodologi penulison Hukum, dan lurimetri, Cet lll, Ghalia lndonesla,

,-:a, h.25.

iato, n. lo.

(12)

n ffreliti. Inti dari metodelogi dalam setiap peneiitian hukr-rm adalah mengr:raikan tentang tata hagaimana suatu penelitian hukum itu harus dilakukan.TSuatu metode merumuskan cara

r. srau tata kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan yang mgkutan, Jadi suatu metode dipilih berdasarkan dan mempertimbangkan keserasian dengan

*11.*'-a serta metode yang digr-rnakan sejalan dengan tujuan,sasaran.variabei dan yang hendak

i:ii- Sedangkan metode penelitian menguraikan secara teknik apa yang digunakan dalam riannya.s

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai rt:

is penelitian

liada pcnulisan ini, dalam upa),a mengl<qi dan mencari pemecahan terhadap masalah

-.

penulis kemukakan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah perrclitiarr ltukurlr :.:isarlinya penelitian lapangan.esuatu penelitian deugan mengkaii permasalahan berdasarkan

i

r,ang terjadi

di

lapangan. Penelitian

ini

menitikberatkan pada pendaftaran Indikasi :. -rafis Salak Gula Pasir Sibetan.

:.lIt

penelitiirn

Penelitian ini bersifat deskriptif yang mana bertuir"ran r-tntr:k menggambarkan secara tepat ,.-silat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tenentu untuk menentukan penyebaran

,-.

se.iala, untuk menentukan ada tidaknya hubungan suatu gejala dengan gejala lain yang

:--:pat di dalam suatu masyarakat.l0Penelitian ini dilakLrkan dengan mengka.li dan menelaah , -i \,ffilf tejadi di lapangan, yang hertujuan untuk rnerrdapatkarr B,arrrl,arau tivata dari fakta yang - , -,lt dengan pennasalahan yang ditangani.

-:nis dan sumber

data

I

. :nis data

Jenis data yang digunakan dalam mengkaii penulisan penelitian ini adalah data primer

-,

:ata sekunder. Data primer adalah data dasar yang diperoleh langsung dari objek penelitian

'Bambang Waluyo, 2008, Penelition Hukum Dolom prokiek,sinar Grafika, Jakarta, h.17.

. 'Noeng Mahariid,199O, Metodeloqi Penelition Kwontitos,Rake Sodasih, Yogyakarta, h.3.

'3ambang Waluyo op.cit,h.16.

:: Arlirucldirr & Zairral Asikin, 2004, Pengontor Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

(13)

Errasi- wawancara dari informan dan responden, sampel dan sebagainya.l' Dutu primer eaelitian

ini

diperoleh

dari

wawancara dengan para pihak yang terkait dengan rhan yang akan diteliti dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan

ilan-'' Dalam penelitian ada beberapa jenis pendekatan, yaitu pendekaian perundang-

tlstatttte approach), pendekatan kasus (casb approach), pendekatan historis (historical ry. pendekatan konseptual (conseptual approach), pendekatan fakta (fact approachl,

- ;:.:-.ro perbanding an (coparatifapproach) .t3

- -:.\eran .vang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan fakta (fcrct .qrp) rr,r. ,'

I. DATA

ata Primer yang digunakan LfuA re-sear.:h)-

dalam penelitian

ini

sumber datanya diperoleh dari ,wdtu data-data ;tang diperdeh deng:an rnengtaaa;.:

: -ir::=!-Ls\s! .w \xs\:sri-s=:_-

rl

lapangan, teknik yang dipergunakan adalah teknik Mochtar, teknik wawancara adalah; "Teknik atau metode

)\\\\)r\!\T))\\\\t\\\

Dalam pengumPulan data 3ncara alau interYlew' Menurut

.soerjonoSoekantodanSriMamudji,2005,CetakanY,PenelitionHukumNormotifSuatuTinjauanSingkat, : ,..,','ali, Jakarta, h'12'

' cid, h.t4-15.

.r:terMahmudMarzuki,2OO5,PenelitionHukum,KencanaPrenadaMedia,]akarta,h.97.

. -:rry Hutchinson, zoo2, Reseorching and writing in low,r-iwooot<, Co Riverwood, Nsw. h'18' '.',.:t,Robert,2OO1',ConciseLegolResearch'TheFederationPress'Leichhardt'NSW'h'1

.=-.^anAshshofa,2ool',MetodePenelitionHukum,Cet.lll,RhinekaCipta,Jakarta,h.l03,

di M.

(14)

8

memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung (tatap muka), antara pewawancara dengan responden. Selain dengan cara tatap muka wawancara dapat dilakukan secara tidak langsung dengan telepon atau surat”.1Wawancara

“Memberikan kebebasan yang terbatas pada para penanya/ interviewer untuk menanyakan lain di luar pedoman. Namun kebebasan tersebut tetap terbatas sepanjang tidak menyimpang dengan rencana penelitian yang telah dirumuskan”2.Wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara berstruktur/tertutup yaitu jawabannya telah disediakan lebih dahulu dan responden tinggal memilih diantara jawaban yang telah disediakan, wawancara tidak berstruktur/ terbuka yaitu pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk menjawab sesuai dengan keinginan dan memperoleh informasi lebih banyak serta lebih mendalam.3Data primer adalah “Data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri selama penelitian berlangsung.Berarti bahwa pada waktu penelitian dimulai data belum ada, baru ada data setelah penelitian berlangsung”.4

Pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan atau library research, teknik yang dipergunakan adalah membaca, menganalisa literatur-literatur yang terkait dengan masalah yang diteliti, sehingga nantinya akan ditarik sebuah kesimpulan terhadap data tersebut.Studi dokumen juga di istilahkan dengan studi kepustakaan yang merupakan bagian penting dalam setiap penelitian.Tujuan studi kepustakaan adalah menunjukkan jalan pemecahan permasalahan penelitian.5

Instrumen yang dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah kartu yang dibuat sesuai dengan pokok bahasan yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian.Data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka mencakup sebagai berikut :

1. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat;

2. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya, rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

1M. Mochtar,1998, Pengantar Metodologi Penelitian, Sinar Karya Dharma, Jakarta, h. 78.

2 P. Joko Subagyo, 1991, Metode Penelitian Dalam Teori dan PrAktak, Rineka Cipta, Jakarta, h. 43.

3Mardalis, 2009, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, h.66.

4Muhammad Zainuddin, 1988, Metodologi Penelitian, Laksbang Justitia Surabaya, h. 34.

5 Bambang Sunggono, 2005, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, h. 42.

(15)

3. Bahan hukum tersier yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya.6

Sehubungan dengan bahan hukum primer, E. Campbell, seperti yang dikutip oleh Sutarman Yodo, mengemukakan bahwa:

Bahan hukum primer meliputi dokumen-dokumen resmi dari yang berwenang membentuk hukum (the authoritative records of the law made by the law making authoritatives). Demikian pula, dinyatakan oleh Watt bahwa sumber bahan hukum primer adalah dokumen-dokumen hukum yang dibuat oleh lembaga-lembaga (badan-badan) yang berwenang membentuk hukum (the primary sources of law are those authoritative records of law made by law making bodies) yang meliputi perundang-undangan yang dibuat oleh Parlemen, peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan, perintah-perintah dan badan-badan pembentuk hukum dan laporan-laporan tentang keputusan-keputusan lembaga yang berwenang dan laporan-laporan tentang putusan hakim pengadilan yang berwenang.7

Bahan hukum sekunder, selain memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, tetapi juga menurut Campbell merupakan “Bahan hukum yang dipublikasi, tidak termasuk laporan dari pihak pembentuk hukum (the publication that pertain to law which are not themselves authoritative records of legal rules)”.8

a. Pengolahan dan analisis data 1. Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan data dalam penulisan ini denganmengumpulkan dan mengambil data baik dari lapangan maupun dari kepustakaan kemudian diolah secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan secara lengkap sebagaimana adanya tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran dan suatu kesimpulan. Setelah data sudah terkumpul baik dari penelitian

6Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta (selanjutnya disebut Soerjono Soekanto III), h. 14-15.

7Sutarman Yodo, 2007, “Kerjasama Antar-Daerah Dalam Pelayanan Perizinan dan Penegakan Hukum Penangkapan Ikan di Wilayah Laut”, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, h. 14. Dikutip dari buku E. Cambell, 1996, Legal Research Materials and Method,The Law Book Company Limited, Sydney, h. 2-3.

8Ibid.

(16)

10

lapangan atau penelitian kepustakaan kemudian di klasifikasikan secara kualitatif sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan kemudian di analisis dengan teori-teori yang relevan dengan permasalahan dan kemudian di simpulkan untuk menjawab permasalahan tersebut.

2. Analisis data

Analisis data merupakan kegiatan untuk mengkaji atau menelaah hasil pengolahan data yang di bantu dengan teori-teori hukum, proses untuk menganalisis data dilakukan sebagai berikut :

a. Menggabungkan antara data satu dengan data yang lainnya sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji.

b. Untuk memahami makna dari keseluruhan data hasil suatu penelitian digunakan teknik interpretasi, sehingga memperoleh gambaran permasalahan yang akan diteliti.

Jadi, bentuk analisis yang dilakukan merupakan penjelasan-penjelasan, bukan berupa angka- angka statistik atau bentuk angka lainnya.9

1. Teknik penyajian data

Setelah menganalisis data melalui penafsiran atas keseluruhan data yang diperoleh dari penelitian, selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif dengan menggambarkan secara rinci permasalahan yang diteliti dengan ulasan menggunakan teori-teori hukum.Data yang dihasilkan adalah data kualitatif berupa “Informasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk uraian, maka data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka-angka, melainkan berbentuk suatu penjelasan yang menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu.10Searah dengan ini, analisis kualitatif artinya “Menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis dan efektif, sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasi data serta analisis data dilakukan secara komprehensif dan lengkap”.11Komprehensif diartikan bahwa analisis data secara “Mendalam dari berbagai aspek sesuai dengan lingkup penelitian.Lengkap artinya tidak ada bagian yang terlupakan, semua sudah masuk dalam analisis”12.

9Ibid., h. 106.

10Ibid., h. 94.

11 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 172.

12Ibid.

(17)

Bagan alir

Perlindungan Hukum Indikasi Geografis Salak Gula Pasir Sibetan Kabupaten Karangasem Guna Menunjang Ekonomi Kreatif

1. Bagaimana cara pendaftaran Indikasi Geografis salak gula Pasir Sibetan.

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam memperoleh perlindungan hukum Salak Sibetan di Kabupaten Karangasem

Indikasi Geografis –Pendaftar Harus didukung dengan kesadaran

hukum

SETIFIKAT INDIKASI GEOGRAFIS

(18)

12

BAB IV.BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN.

4.1 Biaya.

Biaya penelitian ini 50.000.000 dengan rincian sebagai berikut.

1 Gajih/upah Rp.6.5000.000

2 Bahan/perangkat penunjang Rp. 18.500.000.

3 Perjalanan Rp. 10.500.000.

4 Pengalahan data, Laporan, Publikasi dalam jurnal, menghadiri seminar, Pendaftaran HKI dan Lain-lain

Rp 14.500.000.

4.2 Jadwal Penelitian 4.2.1 Tahun Pertama

No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembuatan Proposal Tahap I

V

2 Persiapan Pengurusan Ijin Penelitian

V

3 Penelusuran Bahan Penelitian

V V

V V

V

4 Penyusunan Pelaporan 70%

Penelitian

V

5 Pelaporan 70%

Penelitian

V

6 Penelitian 100%

V

(19)

7 Penyusunan laporan 100%

Penelitian

V

8 Pelaporan 100%

Penelitian

V

4.2.2 Tahun Kedua

No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembuatan Proposal Tahap I

V

2 Persiapan Pengurusan Ijin Penelitian

V

3 Penelusuran Bahan Penelitian

V V

V V

V

4 Penyusunan Pelaporan 70%

Penelitian

V

5 Pelaporan 70%

Penelitian

V

6 Penelitian 100%

V

7 Penyusunan laporan 100%

Penelitian

V

8 Pelaporan V

(20)

14

100%

Penelitian

4.2.3 Tahun Ketiga

No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembuatan Proposal Tahap I

V

2 Persiapan Pengurusan Ijin Penelitian

V

3 Penelusuran Bahan Penelitian

V V

V V

V

4 Penyusunan Pelaporan 70%

Penelitian

V

5 Pelaporan 70%

Penelitian

V

6 Penelitian 100%

V

7 Penyusunan laporan 100%

Penelitian

V

8 Pelaporan 100%

Penelitian

V

(21)

BAB V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1.Potensi Indikasi Geografis Salak Gula Pasir Sibetan Karangasem

V.1.1. Ciri Khas Salak Gula Pasir Karangasem

Salak merupakan salah satu tanaman yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Salak dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman salak dapat tumbuh hampir di seluruh daerah Indonesia. Akan tetapi, untuk dapat tumbuh dengan baik dan produktif salak membutuhkan lingkungan yang ideal. Menurut Hendro Sunarjono, salak dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang beriklim basah yakni pada dataran rendah (0-800 mdpl) dengan suhu 25o-35o C. Salak termasuk dalam tanaman monokotil, yang disebut pula snake fruit dan bersifat merumpun. Tanaman salak hanya memiliki akar serabut, dengan batang pendek yang kemudian dapat meninggi hingga 3 meter ata lebih. Salak memiliki daun panjang dengan urat utama yang kuat, dan seluruh bagian daun berduri tajam13.

Salak gula pasir sebagaimana dikemukakan oleh Prof. I Nyoman Rai merupakan salah satu buah tropika asli Indonesia yang sangat prospektif untuk dikembangkan, dan jenis salak ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tahun 1994.

Salak gula pasir memiliki keunggulan berupa cita rasa yang sesuai dengan preferensi konsumen dalam dan luar negeri, karena memiliki rasa buah manis. Meskipun buah salak masih muda, tetapi daging buah tidak terasa sepat, tidak masir, tebal, dan tidak melekat pada biji.

13 Hendro Sumarjono,2008,berkebun 21 jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya , Jakarta

(22)

16

Keunggulan seperti inilah yang membuat salak gula pasir tergolong ideal untuk memenuhi tuntutan pasar domestik maupun pasar ekspor.14

Menurut Suprio Guntoro salak gula pasir merupakan kultivar salak Bali yang paling enak dan paling diminati dibandingkan dengan salak Bali lainnya. Daging buah salak gula pasir lebih manis dan lebih getas, bahkan rasa manis tersebut dapat dirasakan sejak salak masih muda. Penampakan luar buah salak gula pasir tidak jauh berbeda dengan salak Bali lainnya. Kulit buah salak gula pasir Karangasem berwarna cokelat kehitam-hitaman. Perbedaan paling mencolok akan terlihat apabila kulit luar dikupas, akan terlihat daging buah berwarna putih.15

Salak gula pasir sebagaimana diuraikan di dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor XX Tahun 2016 tentang Maskot Kabupaten Karangasem, merupakan salah satu jenis salak yang berasal dari Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Salak gula pasir memiliki nama ilmiah Zalacca Var.

Amboinensis, dengan tinggi tanaman 4 hingga 5 meter. Kulit buah salak gula pasir bersisik tersusun seperti genting, berwarna coklat sampai coklat kehitam-hitaman, serta kulit bagian dalam berwarna putih dan berserat. Bentuk buahnya bulat sampai dengan lonjong, dengan panjang 4 cm hingga 7,5 cm. Salak gula pasir memiliki biji tua yang berwarna coklat kehitam- hitaman. Setiap buah salak gula pasir memiliki berat 45 hingga 75 gram, dengan daging buah berwarna putih kapur. Daging buah salak gula pasir memiliki ketebalan 0,1 hingga 1,0 cm. Tekstur daging buahnya agak renyah, berair,ngelotok, dan tidak masir. Buah salak gula pasir memiliki dua sifat utama, yaitu buah muda rasanya manis tanpa rasa asam dan sepat, serta buah yang sudah tua memiliki rasa sangat manis, dan aromanya kurang tajam.

Salak gula pasir Karangasem merupakan salah satu varietas tanaman salak yang menghasilkan buah berkualitas tinggi. Sebagai varietas yang memiliki kualitas tinggi,

14I Nyoman Rai, dkk., Studi Fenofisiologi Pembungaan Salak Gula Pasir sebagai Upaya Mengatasi Kegagalan Fruit-Set, J.Hort, 2010, Vol.20. No. 3 , (selanjtnya disingkat I Nyoman Rai, dkk I), h. 216.

15 Supari Guntoro,2008 Bdidya Saalak Bali,Kanisius, Jogyakarta, h.17.

(23)

tuntutan pasar untuk komoditas salak ini juga tinggi. Hal ini disebabkan karena salak gula pasir Karangasem memiliki kualitas buah yang baik, seperti buahnya tidak cepat busuk, berdaging buah tebal, memiliki rasa manis yang khas, kulit buahnya mudah dikupas, serta buahnya segar dan tidak masir. Keunggulan inilah yang membuat permintaan salak gula pasir Karangasem di pasaran meningkat, sehingga salak gula pasir Karangasem memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan salak Bali lainnya.

Apabila dilihat dari bentuk tanamannya, salak gula pasir memang tidak jauh berbeda dengan salak pada umumnya maupun dengan salak gula pasir di daerah lain.

Namun perbedaan yang paling mencolok dari salak gula pasir Karangasem ialah dari segi rasanya. Salak gula pasir Karangasem memiliki daging buah berwarna putih bersih. Selain itu, rasa buahnya sangat manis atau jauh lebih manis dari buah salak Bali lainnya. Hal ini memang tidak jauh berbeda dengan buah salak gula pasir di daerah Pupuan dan Selemadeg karena sama-sama merupakan salak gula pasir. Akan tetapi, salak gula pasir Karangasem jauh lebih manis dari salak gula pasir di daerah Pupuan dan Selemadeg meskipun buah salak gula pasir di daerah tersebut berukuran jauh lebih besar.

Cita rasa salak gula pasir di daerah Selemadeg dan Pupuan yang tidak semanis di daerah Karangasem

dikarenakan salak gula pasir di daerah tersebut jauh lebih berair daripada salak gula pasir Karangasem. Oleh karena itulah salak gula pasir Karangasem jauh lebih diminati daripada salak gula pasir di daerah lainnya.

3.1.2. Letak Daerah Perkebunan Salak Gula Pasir Karangasem

Tanaman salak gula pasir dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 400-700 (empat ratus sampai dengan tujuh ratus) meter di atas permukaan

(24)

18

laut. Kebun salak di Kecamatan Bebandem sebagai daerah utama penghasil salak gula pasir berada di kaki Gunung Agung bagian selatan dengan ketinggian 600-700 (enam ratus sampai dengan tujuh ratus) meter di atas permukaan laut. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap tanaman salak gula pasir, hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan produksi tanaman terkait dengan intensitas sinar matahari. Menurut Ashari sebagaimana dikutip oleh Prof. I Nyoman Rai, tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%),

tetapi cukup 50%-70%, sehingga diperlukan adanya tanaman peneduh16.

Ketinggian tempat yang mendukung tumbuhnya salak gula pasir di Kecamatan Bebandem yaitu pada ketinggian antara 350-900 meter di atas permukaan laut. Sehingga dapat diketahui bahwa salak gula pasir dapat hidup di daerah landai sampai pada daerah perbukitan. Ada 5 (lima) desa di Kecamatan Bebandem yang merupakan habitat dari salak gula pasir dengan jumlah kebun salak gula pasir terbanyak. Desa Sibetan yang merupakan daerah dengan populasi salak gula pasir terbanyak berada pada ketinggian 450-650 meter di atas permukaan laut. Desa Jungutan, kebun salak gula pasir berada pada kisaran ketinggian 501-900 meter di atas permukaan laut. Kebun salak di Desa Bebandem berada pada kisaran ketinggian 451-550 meter di atas permukaan laut.

Salak gula pasir di Desa Bhuana Giri berada pada kisaran ketinggian 851-900 meter di atas permukaan laut. Untuk di Desa Macang, kebun salak gula pasir berada pada kisaran ketinggian 350-400 meter di atas permukaan laut17

16 I Nyoman Rai, dkk Makalah dalam Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultual Indonesia di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Malang, 8-10 November 2014 (selanjutnya disingkat I Nyoman Rai, dkk II), h2.

17 Ni Kadek Wetri Cahyani,dkk. Penebaran Kebun Salak Gula Pasir (Zalacca Var Amboinensis) di Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem (suatu Pendekatan Keruangan) Jurnal Pendidikan Geografis Undiksha, 20013 V0l. 1. H.4.

(25)

Selain di Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem, salak gula pasir juga dikembangkan di beberapa daerah di Bali, misalnya di Pupuan dan Selemadeg. Daerah Pupuan yang juga merupakan daerah pengembangan salak gula pasir berada pada ketinggian 670,5-1.879 meter di atas permukaan laut. Sedangkan daerah Selemadeg yang juga merupakan sentra pengembangan salak gula pasir berada pada ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut.

Sebagai daerah yang sama-sama mengembangkan salak gula pasir, ternyata salak gula pasir di daerah Pupuan, Selemadeg dan Karangasem memiliki cita rasa yang berbeda, meskipun pusat pembibitan tetap dilakukan di daerah Karangasem, yakni di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem.

Perbedaan cita rasa salak gula pasir tersebut ternyata dipengaruhi oleh ketinggian tempat perkebunan salak gula pasir. Hal ini dapat dilihat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. I Nyoman Rai. Hasil analisis statistik menunjukkan, berat per buah, berat daging buah, dan ketebatalan tertinggi diperoleh di Selemadeg (47,28g), tetapi berbeda tidak nyata dengan di Pupuan (47,00g) dan Bebandem (47,09g). Hasil penelitian yang dilakukan oleh beliau juga menunjukkan bahwa aroma dan rasa daging buah tertinggi diperoleh di Bebandem. Kadar gula, total gula, dan ratio total gula/asam juga tertinggi pada salak di daerah Bebandem. Lebih tingginya nilai kadar gula, total gula, dan ratio total gula/asam dari buah yang dipanen di Bebandem karena dipengaruhi keadaan tempat perkebunan, serta ketinggian tempat pengembangan salak gula pasir Karangasem. Cita rasa tersebut mempengaruhi preferensi konsumen lebih suka terhadap buah yang berasal dari Bebandem Karangasem.18

18 Ni Kadek Wetri dkk.

(26)

20

V.1.3 Keadaan Tanah Perkebunan Salak Gula Pasir Karangasem

Keadaan tanah yang mendukung tumbuhnya salak gula pasir di Karangasem, khususnya di Kecamatan Bebandem yaitu dilihat dari sifat fisika tanah, sifat fisika tanah, dan sifat biologi tanah. Sifat fisika tanah yaitu dilihat dari tekstur tanahnya, drainase, kelembaban tanah dan warna tanah. Sifat kimia tanah dilihat dari pH tanah, dan sifat biologi tanah dilihat dari ada atau tidaknya mikroba yang terdapat dalam tanah.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak I Nyoman Pasek Ardyasa, jenis tanah yang ada di Kecamatan Bebandem ada 2 (dua), yaitu tanah latosol coklat kemerahan dan tanah regasol kelabu. Tanah latosol coklat kemerahan tersebar di beberapa daerah, yaitu di Desa Sibetan, Desa Macang, dan sebagian pada wilayah Desa Jungutan. Tanah regasol kelabu tersebar di daerah Desa Bhuana Giri, Desa Bebandem dan sebagian pada Desa Jungutan

Apabila dilihat dari sifat fisika tanahnya, tekstur tanah yang ada di Kecamatan Bebandem bervariasi, dominan merupakan tanah lempung berpasir, kelembaban tanah yang tinggi yaitu rata-rata mengandung 80% air. Warna tanah yang ada di Desa Sibetan, Desa Macang, dan sebagian di Desa Jungutan berwarna coklat kemerahan dan di sebagian Desa Jungutan, di Desa Bebandem, Desa Bhuana Giri tanah berwarna coklat kelabu, dan tidak terdapat saluran drainase khusus yang dibuat untuk pengairan kebun salak. Berdasarkan sifat kimianya, kandungan pH tanah yang ada pada wilayah Bebandem yaitu 6,0 yang berarti bahwa salak gula pasir dapat tumbuh dengan keadaan tanah agak asam. Berdasarkan sifat biologi tanahnya, seluruh tanah di daerah perkebunan tersebut terdapat binatang-binatang kecil dan jasad renik yang berfungsi untuk menguraikan tanah, seperti misalnya cacing tanah, semut, dan bakteri, serta yang

(27)

Lainnya.19

Keadaan tanah perkebunan salak gula pasir di daerah Karangasem tersebut, juga dapat dijadikan perbandingan dengan tanah di daerah Selemadeg dan Pupuan.

Keadaan tanah dan kondisi iklim di tiga lokasi tersebut berbeda. Untuk di daerah Selemadeg memiliki pH tanah 5,5 yang berarti asam, sedangkan Pupuan memiliki pH 5,9 yang berarti agak asam. Kemasaman tanah (pH), kadar bahan organik, dan kandungan hara antara perkebunan di daerah Bebandem, dengan Pupuan dan Selemadeg relatif sama, tetapi kadar air tanah kering udara di Bebandem (8,7%) jauh lebih rendah dibandingkan kadar air tanah kering udara di Pupuan (15,26%) dan di Selemadeg (13,77%).

Perbedaan keadaan tanah inilah yang menyebabkan perbedaan terhadap rasa buah salak gula pasir di tiga lokasi tersebut. Salak gula pasir di daerah Karangasem memiliki rasa yang lebih manis serta di daerah Pupuan dan Selemadeg cenderung kurang manis atau lebih hambar20

Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa keadaan tanah yang bagus untuk perkebunan salak gula pasir yaitu tanah lempung berpasir. Pasir mendominasi tanah yang ada di Kecamatan Bebandem, apabila dihubungkan dengan drainase tanah, tidak terdapat saluran drainase yang dibuat sehingga tanah yang menginfiltrasi air hujan yang jatuh dan sebagian menjadi run off. Infiltrasi menjadi lebih cepat terjadi pada tanah yang memiliki tekstur berpasir karena rongga tanah yang tidak terlalu rapat menyebabkan air cepat meresap ke dalam tanah. Sehingga struktur tanahnya salak gula pasir memiliki pertumbuhan yang paling bagus di daerah Karangasem, khususnya di Kecamatan Bebandem.

19 Ni Kadek Wetri dkk. Op.cit. h.5

20 I Nyoman Rai dkk. Op.cit. h.5.

(28)

22

V.1.4 Curah Hujan dan Suhu Perkebunan Salak Gula Pasir Karangasem

Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Karangasem tahun 2010, Kecamatan Bebandem rata-rata memiliki curah hujan per bulan lebih dari 100mm.9 Secara spesifik sebagaimana dituliskan oleh Prof I Nyoman Rai, curah hujan dan hari hujan di Bebandem yaitu 179,97 mm/bulan dan 7,55 hari per bulan. Curah hujan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan curah hujan di daerah Pupuan dan Selemadeg. Daerah

Pupuan memiliki curah hujan dan hari hujan 276,92 mm/bulan dan 12,47 hari per

bulan, sedangkan Selemadeg memiliki curah hujan dan hari hujan yaitu 183,37 mm/bulan dan 9,03 hari per bulan21

Salak gula pasir di daerah Bebandem memiliki rasa yang lebih manis yang dibuktikan oleh relatif lebih tingginya kadar gula, total gula, dan ratio total gula/asam buah salak di Desa Bebandem, sedangkan buah salak yang diproduksi di daerah Pupuan dan Selemadeg cenderung lebih hambar karena buahnya relatif berair yang dibuktikan dengan kadar air buahnya lebih tinggi. Kadar air buah salak gula pasir di daerah Pupuan dan Selemadeg yang lebih tinggi dipengaruhi oleh curah hujan di daerah tersebut yang relatif lebih tinggi.

Selain curah hujan, suhu tempat perkebunan juga mempengaruhi pertumbuhan salak gula pasir. Suhu udara di Kecamatan Bebandem yaitu berkisar antara 23oC hingga 28oC dengan suhu rata-rata 25,6oC. Untuk daerah Pupuan memiliki suhu harian rata- rata 25oC, serta daerah Selemadeg juga memiliki suhu rata-rata 25oC. Suhu udara akan berubah seiring berubahnya ketinggian suatu daerah, dan suhu udara tersebut juga

21 I Nyoman Rai. dkk. Loc. Cit .

(29)

berpengaruh terhadap pertumbuhan salak gula pasir. Berdasarkan keadaan suhu udaranya, baik daerah Karangasem yakni Kecamatan Bebandem, daerah Pupuan, maupun daerah Selemadeg sama-sama mendukung pertumbuhan salak gula pasir.

Cepatnya pertumbuhan salak gula pasir dibatasi oleh suhu maksimum, keadaan suhu harian yang paling bagus untuk tumbuhnya salak gula pasir adalah berkisar antara 20oC-30oC. Apabila suhu wilayah lebih dari 35oC maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Selain itu, salak gula pasir juga kurang bagus pertumbuhannya apabila ditanam pada suhu rendah yakni di bawah 20oC.11 Namun, suhu udara pada masing- masing daerah tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas dan rasa salak gula pasir, karena ketiga daerah tersebut memiliki perbandingan suhu yang tidak terlalu besar.

Salak gula pasir yang diproduksi di Karangasem jauh lebih manis, sedangkan buah salak gula pasir yang diproduksi di Pupuan dan Selemadeg kurang manis dibandingkan salak gula pasir Karangasem, karena cenderung lebih berair yang dibuktikan dengna kadar air buahnya lebih tinggi serta curah hujan di kedua lokasi tersebut lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa curah hujan dan hari hujan di daerah perkebunan salak gula pasir akan mempengaruhi cita rasa salak gula pasir.

V.1.5 Budaya Masyarakat dalam Pengembangan Salak Gula Pasir Karangasem

Pengembangan salak gula pasir Karangasem sudah sejak lama dilakukan, yakni tepatnya pada tahun 1990an. Berkaitan dengan pengembangan tersebut, berdasarkan wawancara dengan Bapak I Nyoman Pasek Ardyasa dan terhadap Bapak I Nyoman Sepel Dyantara, 23 juli 2019 pengembangan salak gula pasir tersebut dilakukan pertama kali dikarenakan adanya penemuan jenis salak baru diperkebunan salak masyarakat. Awal

(30)

24

mulanya tidak ada yang mengetahui perbedaan dari salak tersebut dengan salak Bali pada umumnya. Keberadaan salak gula pasir di wilayah perkebunan masyarakat pada saat itu diketahui setelah beberapa jenis binatang yang cenderung memilih untuk memakan salak tersebut dibandingkan salak Bali lainnya. Sejak saat itulah mulai dilakukan pengamatan dan penelitian terhadap jenis salak tersebut.

Setelah ditemukannya jenis salak tersebut, masyarakat mulai mengembangkannya karena rasa salak gula pasir yang lebih manis dan lebih diminati dalam pasaran.

Teknik pengembangan atau pembibitan yang digunakan ialah teknik vegetatif alami, yaitu pembibitan dengan menggunakan biji salak. Teknik tersebut terus dikembangkan dan menjadi budaya masyarakat dalam pembibitan salak gula pasir, karena diyakini cara tersebut akan berpengaruh terhadap cita rasa salak gula pasir yang lebih manis dan alami.

Masyarakat dalam mengelola perkebunan salak gula pasir juga selalu mengedepankan Tri Hita Karana, yang merupakan tiga sebab memperoleh kehidupan. Tri Hita Karana tersebut diwujudkan melalui pembuatan pelinggih di perkebunan salak, melakukan upacara-upacara piodalan setiap 6 bulan (210 hari) sekali sebagai wujud terimakasih kepada pencipta agar salak yang dihasilkan tetap memiliki kualitas yang baik.

Selain itu masyarakat disana juga memiliki aturan- aturan sendiri atau yang dalam bahasa Bali sering disebut sebagai awig-awig yang mengikat internal masyarakat yang mengelola perkebunan salak, terutama berkaitan dengan pembibitan dan masa panen salak gula pasir.

V.2. Tata Cara perolehan Hak Indikasi Geografis.

V.2.1 Prosedur Pendaftaran Indikasi Geografis

Salah satu rezim hak kekayaan intelektual yang tekait dengan kegiatan perdagangan, khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap komoditas perdagangan yang memiliki keterkaitan dengan nama daerah atau tempat asal suatu barang atau produk adalah Indikasi Geografis. Perlindungan indikasi geografis bertujuan

Referensi

Dokumen terkait

Proses pencarian pada aplikasi kamus e-Acesia yang menggunakan algoritma pencarian biner berhasil berjalan dengan baik baik pada emulator maupun pada telepon

Mauss berkata bahwa karya itu— apakah skor (nilai angka) atau gelombang suara—tidak bisa dipahami tanpa mengetahui bagaimana karya itu disusun atau bagaimana karya itu dipahami

Pada penelitian ini digunakan 100 data pelatihan dan 40 data pengujian; penggunaan data pelatihan yang jauh lebih banyak kemungkinan akan menghasilkan kinerja yang lebih

AMH didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan

Batang KKHI Makkah 9 Kusnijati Rapian Sakib 61 W 48 Kota Tegal RS King Abdullah Jeddah *Sumber : Siskohat (Data sewaktu-waktu dapat berubah)..

Distribusi probabilitas dalam konsep keandalan adalah model matematika yang menghubungkan harga suatu perubah (variable) yaitu komponen tidak akan gagal dengan peluang

Pengembangan dari manset tekanan darah menciptakan tekanan antara sistolik dan tekanan diastolik sehingga arteri dibawahnya secara parsial akan kolaps,..

Distribusi bobot daging pada potongan karkas terhadap bobot karkas atau bobot total daging bandikut, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara