• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur pengembangan ini menggunakan tahapan penelitian Research

and Development model Borg and Gall 2003 (dalam Sugiyono 2017).

Langkah-langkah R & D oleh Borg & Gall terdapat 10 langkah, yaitu:

1. Research and information collection (penelitian dan pengumpulan

informasi)

Sebagai penelitian awal terkait dengan produk pendidikan yang akan dikembangkan, termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian.

2. Planning (membuat perencanaan)

Pada tahap ini hal yang perlu dilakukan adalah menyusun rencana penelitian yang meliputi merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas.

3. Develop Preliminary form of Product (mengembangkan bentuk awal

produk)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan, termasuk dalam

langkah ini persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung (misalnya pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi).

4. Preliminary Field Testing (uji lapangan awal)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6-12 subyek, pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi, atau angket.

5. Main Product Revision (revisi produk utama)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan uji coba awal, perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas sampai diperoleh draft produk utama yang siap diuji coba lebih luas.

6. Main Field Testing (uji lapangan untuk produk utama)

Pada tahap ini uji coba utama melibatkan khalayak lebih luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subyek 30 sampai dengan 100 orang, pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah penerapan uji coba, hasil yang diperoleh dari uji coba ini adalah sebagai hasil evaluasi terhadap pencapaian hasil uji coba produk yang dibandingkan terhadap

pencapaian kelompok control, dengan demikian pada umumnya langkah ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen.

7. Operational Product Revision (revisi produk operasional)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi.

8. Operational Field Testing (uji lapangan terhadap produk)

Langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan, dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah, melibatkan 40 sampai dengan 200 subyek, pengujian ini dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya, tujuan langkah ini adalah untuk menentukan apakah desain model yang dikembangkan sudah dapat dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh peneliti/pengembang model.

9. Final Product Revision (revisi produk final)

Pada langkah ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan agar menghasilkan produk akhir.

10. Disemination and Implementation (diseminasi dan implementasi)

Langkah ini merupakan langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, langkah ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan produk, baik dalam bentuk

seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada stakeholders yang terkait dengan produk tersebut.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (2003) ditunjukkan pada bagan berikut:

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall (2003)

Tim penelitian sebelumnya pada tahun 2017 telah menganalisis pelaksanaan penelitian ini dari tahap 1 sampai pada tahap ke 6. Langkah-langkah yang telah dilalui seperti penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, mengembangkan bentuk awal produk, uji lapangan awal, revisi produk utama dan uji lapangan produk utama. Maka dari itu, telah dihasilkan 440 butir soal tes yang diuji secara parsial. Tim penelitian pada tahun 2018 melanjutkan langkah-langkah selanjutnya yaitu pada tahap 7 dan 8 yaitu revisi produk operasional dan uji lapangan produk pada populasi subjek yang lebih luas. Penelitian dan Pengumpulan informasi Revisi Produk Operasional Uji Lapangan Produk Utama Revisi Produk Final Uji Lapangan Awal Mengembangkan Bentuk Awal Produk Perencanaan Uji Lapangan terhadap Produk Revisi Produk Utama Dimensi dan Implementasi

1. Revisi Produk Operasional

Revisi produk dilakukan, terhadap soal-soal tes hasil uji pemakaian produk Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter pada tahap awal yang ditemukan memiliki kekurangan maupun kelemahan. Pada tahap revisi produk operasional ini, digunakan beberapa kriteria atau syarat yang harus dipenuhi dan diperbaiki dari produk yang dihasilkan pada tahap awal, seperti:

a. Dilakukan filterisasi soal dari 440 item menjadi 88 item.

b. Potongan film pendek harus menampilkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas (2010).

c. Potongan film didukung oleh pemain film yang notabene anak SMP, karena subjek penelitian merupakan siswa SMP.

d. Film merupakan film Indonesia dan berbahasa Indonesia yang bertujuan memudahkan siswa untuk memahami dan menjawab soal tes karakter. e. Kalimat dan tanda baca dalam soal harus sesuai dengan EYD (ejaan yang

disempurnakan). EYD yang jelas dapat membantu siswa memahami maksud dari soal dan jawaban yang ada di dalam soal tes karakter.

f. Durasi setiap soal ± 2 menit. Durasi tersebut dirasa cukup dengan bentuk soal yang sederhana dan jawaban yang bergradasi, sehingga siswa tidak terlalu lama dalam mengerjakan sebanyak 88 soal.

g. Kecocokan soal dengan potongan video. Setiap soal harus cocok dengan potongan video yang ditayangkan, hal ini bertujuan agar nilai-nilai karakter yang ada didalam soal dan film dapat dipahami oleh siswa.

h. Kejelasan suara dan kejernihan film. Suara yang jelas serta film yang jernih sangat membantu siswa untuk memahami apa yang mereka lihat dan dengar dari soal tes.

Pada tanggal 17 Maret 2018 tim pengembangan melakukan revisi produk dengan menyortir soal tes karakter dari 440 karakter disortir menjadi 88 soal, masing-masing karakter di ambil 4 soal tes yang memenuhi syarat-syarat seperti yang telah disebutkan di atas, sehingga menjadi 88 soal tes asesmen berbasis film karakter.

2. Uji Lapangan Produk

Pada tahap ini peneliti melakukan uji lapangan terhadap produk soal yang dihasilkan dari tahapan filterisasi dan revisi kepada peserta didik. Pengujian dilakukan dengan eksperimen lapangan pada 10 SMP di beberapa kota di Indonesia. Hal ini diperlukan karena terkadang apa yang telah dikonsepkan belum tentu sesuai dengan kenyataan dilapangan. Pengujian dilakukan dengan mengaplikasikan penggunaan produk 88 soal tes kepada peserta didik sebagai analisis validasi efektivitas penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film pada 10 SMP di Indonesia, yaitu: 1) SMP Fransiskus Tanjungkarang, Lampung; 2) SMP St. Aloysius Turi, 3) Yogyakarta SMP N 1 Yogyakarta; 4) SMP Raden Fatah Cimanggu; 5) SMP N 3 Wates; 6) SMP N 31 Purworejo; 7) SMP N 2 Barusjahe, Medan; 8) SMP Maria Padang; 9) SMP Pangudi Luhur Wedi, Klaten; 10) SMP N 2 Playen Gunungkidul, Yogyakarta. Tujuan dari uji lapangan produk ini adalah untuk mengetahui apakah Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter yang sudah melalui tahap revisi, memiliki kualitas yang baik dan efektif digunakan sebagai alat tes untuk mengukur karakter siswa SMP di 10 sekolah tersebut.

Dokumen terkait