• Tidak ada hasil yang ditemukan

III METODE PENELITIAN

3.3 Prosedur Penelitian

III METODE PENELITIAN

1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Rolas Nusantara Mandiri, yang berlokasi di Jalan Indrapura No.33A Surabaya. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan bulan April 2015. Analisis data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

1.2 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai, maka terdapat batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan pada penelitian adalah data yang terkait produksi Kopi Luwak di PT Rolas Nusantara Mandiri yaitu pada dua jenis produk dengan permintaan tertinggi: Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr.

2. Data yang digunakan adalah data rantai pasok kopi luwak dari supplier sampai pemasaran komoditas kopi arabika oleh PT Rolas Nusantara Mandiri.

3. Data dan model yang dibangun diasumsikan dapat mempresentasikan kondisi sistem nyata.

4. Model perbaikan yang disimulasikan adalah kinerja yang memiliki nilai kinerja yang kurang dari rata-rata.

5. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan penerapan dilakukan dengan menggunakan simulasi dan dilakukan trial & error untuk mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang ditempuh untuk mengungkapkan data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian. Prosedur penelitian terdiri dari survei pendahuluan, studi literatur, perumusan masalah,

32

penentuan tujuan penelitian, penentuan batasan masalah, pengumpulan data, pengolahan dan analisa data, hasil dan pembahasan serta penarikan kesimpulan. Langkah-langkah dalam penelitian ini secara singkat disajikan pada Gambar 3.1.

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Lapangan Studi Pustaka

Penyusunan Kuesioner untuk Pembobotan

Valid

Tidak

Analisis Data Penelitian

Kesimpulan dan Saran Pengumpulan Data

Ya Penyebaran Kuesioner

Perhitungan Consistency Ratio (CR)

CR≀ 0,1

Ya

Tidak Penentuan Variabel

33

Secara lebih terperinci, langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa penelitian ini diawal dengan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui keadaan dan masalah yang sedang terjadi di lapangan, untuk penelitian tugas akhir ini yang menjadi objek penelitian adalah PT Rolas Nusantara Mandiri pada jenis produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr. Kegiatan ini dilakukan dengan cara wawancara dan diskusi dengan pihak terkait untuk mengetahui kondisi umum perusahaan tentang rantai pasok komoditas Kopi Arabika.

2. Studi Pustaka

Setelah diketahui permasalahan yang ada, selanjutnya dilakukan studi pustaka dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang mendukung dalam mencari solusi dari permasalahan. Studi pustaka dilakukan untuk menentukan teori yang menjadi dasar dari solusi permasalahan yang telah ditetapkan. Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku, artikel dan jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan. Untuk memecahkan masalah metode yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem dinamis dan menggunakan software Vensim. 3. Perumusan Masalah

Sebelum melakukan penelitian, harus dilakukan perumusan terhadap masalah yang akan diteliti terlebih dahulu. Perumusan masalah dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan pemecahan masalah. Berdasarkan kondisi di PT Rolas Nusantara Mandiri, maka permasalahan yang timbul dapat dirumuskan antara lain bagaimana kinerja manajemen rantai pasok kopi luwak saat ini dari PT Rolas Nusantara Mandiri dan bagaimana usulan skenario alternatif terbaik dalam model perbaikan sistem manajemen rantai pasok kopi luwak pada PT Rolas Nusantara Mandiri.

34 4. Penentuan Tujuan Penelitian

Setelah dilakukan perumusan masalah selanjutnya ditetapkan tujuan penelitian, tujuan penelitian harus bersifat logis dan berhubungan dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan kinerja manajemen rantai pasok saat ini PT Rolas Nusantara Mandiri dan menentukan usulan skenario alternatif dalam model perbaikan sistem manajemen rantai pasok.

5. Penentuan Variabel

Variabel manajemen rantai pasok dipilih sebagai acuan dalam pengukuran dan perbaikan rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr. Variabel manjemen rantai pasok yang akan diukur adalah: a. Reliabilitas rantai pasok

b. Fleksibilitas rantai pasok c. Biaya rantai pasok

d. Manajemen aktiva rantai pasok 6. Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa sistem rantai pasok yang ada saat ini dari perusahaan, data-data mengenai perhitungan kinerja perusahaan antara lain berupa total biaya rantai pasok yang ada saat ini, daur waktu rantai pasok yang ada saat ini, dan kinerja dari rantai pasok yang ada saat ini. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perseorangan yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Wandansari, 2013). Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer pada penelitian ini berupa data hasil wawancara dengan pihak perusahaan terkait dengan biaya rantai pasok yang ada saat ini, daur waktu rantai pasok yang ada saat ini, dan kinerja dari rantai pasok yang ada saat ini.

35 b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data internal dan data eksternal. Data internal diperoleh dari pihak perusahaan PT Rolas Nusantara Mandiri berupa data permintaan, data peramalan dan jumlah inventori produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr. Data eksternal diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun situs internet yang relevan dengan masalah penelitian yang dilakukan.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian (Sukardi, 2003). Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti data permintaan, data peramalan permintaan perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan semua pihak yang terkait dengan rantai pasok perusahaan.

c. Kuesioner

Kuesioner ini diberikan kepada pihak yang memahami permasalahan yang dibahas yaitu kuesioner mengenai pembobotan tingkat kepentingan di dalam pengukuran kinerja rantai pasok.

7. Penyusunan Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini berisi pertanyaan terkait dengan keputusan pemilihan matriks indikator kinerja rantai pasok. Kuesioner ini berbentuk pairwise comparison (perbandingan berpasangan) dan digunakan dalam melakukan pembobotan terhadap matriks indikator untuk

36

kinerja rantai pasok, seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2.

8. Validasi Kuesioner

Validasi perlu dilakukan dalam penyusunan kuesioner. Uji validitas dilakukan untuk mengukur akurasi suatu instrumen pengukuran (Priantinah dan Megasari, 2012). Validasi dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian pemasaran terkait isi kuesioner. Validitas yang digunakan pada penelitian ini termasuk pada kategori face validitas. Validitas muka didasarkan pada format penampilan. Bila format penampilan dapat memperlihatkan kemampuan bisa mengungkapkan apa yang hendak diukur, maka validitas muka telah terpenuhi (Rosa, 2008).

9. Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan pada responden yang terkait. Responden yang terkait dengan penelitian ini adalah karyawan dari bagian pemasaran berjumlah 1 orang, karyawan dari bagian pengadaan bahan baku berjumlah 1 orang dan karyawan dari bagian penggudangan bahan baku berjumlah 1 orang. Jumlah keseluruhan responden adalah 3 orang. Pada tahap ini responden memberi bobot pada kriteria/indikator kinerja rantai pasok yang selanjutnya akan digunakan sebagai pembobotan pada pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan Objective Matrix (OMAX).

10. Perhitungan Consistency Ratio (CR)

Hasil dari dari kuesioner akan dianalisis menggunakan rumus pada sub bab 2.5.2 untuk mendapatkan nilai Consistency Ratio (CR) dengan ketentuan CR ≀ 0,1. Jika nilai CR yang didapat sesuai dengan ketetapan maka dapat dilanjutkan ketahapan selanjutnya, namun apabila belum terpenuhi maka dilakukan penyebaran kuesioner ulang dengan tujuan mendapatkan jawaban kuesioner dari responden yang lebih konsisten.

11. Analisis Data Penelitian

Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX).

37

Tahapan analisis data penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.2

Pengolahan Data 1.Identifikasi Supply Chain Existing 2. Pengukuran Kinerja Supply Chain

Existing

Perancangan Perbaikan Rantai Pasok 1. Analisis Supply Chain Existing dan Hasil Pengukuran Supply Chain

Existing

2. Desain Usulan Alternatif Supply Chain

Verifikasi Usulan Alternatif Supply Chain

Gambar 3.2 Tahap Analisis Data Penelitian

Pada analisis data penelitian dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

a. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini data yang telah didapatkan diolah melalui pemetaan sistem rantai pasok yang ada saat ini dan pengukuran kinerja rantai pasok yang ada saat ini dengan menggunakan variabel-variabel yang dibutuhkan dalam tahap perancangan. Berdasarkan model POA dan SCOR, langkah pertama dalam perhitungan yaitu menentukan kinerja-kinerja atau metrik untuk menghitung kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dilihat pada Tabel 3.1.

38

Tabel 3.1 Metrics Performance/Kinerja Metrik yang diukur

Perspektif Metrik Ukuran

Reliabilitas rantai pasok

Delivery performance to

request

Persentase

Order fulfillment lead time Hari

Perfect order Persentase

Order fill rate Persentase

Inventory Accuracy Persentase

Forecast Accuracy Persentase

Source Fill rate Persentase

Stock out Probability Persentase

Fleksibilitas dan Responsibilitas

Supply chain cycle time Hari

Source lead time Hari

Purchase order cycle time Hari

Source Responsiveness Hari

Source Flexibility Waktu

Delivery deadline Hari

Biaya Total Supply Management Cost

Persentase

Transportation Rupiah

Utilitas/Aktiva Measure of excess/obsolete inventory

persentase

Inventory days of supply Hari

Cash-to cash cycle time Hari

Inventory turn over Putaran

(Sumber: Simichi-Levi, 2000).

1) Reliabilitas Rantai Pasok

a) Delivery performance to request adalah kinerja perusahaan dalam memenuhi permintaan untuk dapat sesuai dengan jumlah yang diminta oleh konsumen. Delivery performance to request dapat dihitung dengan rumus:

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘–π‘π‘’π‘›π‘’β„Žπ‘–

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘šπ‘’π‘› x 100% (3)

b) Order fulfillment lead time adalah waktu yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Order fulfillment lead time dapat dihitung mulai dari konsumen melakukan

39

pemesanan sampai barang diterima oleh pihak konsumen (barang diambil dari gudang).

c) Perfect order adalah tingkat keakuratan perusahaan dalam melakukan pemenuhan permintaan dari konsumen. Perfect order dapat dihitung dengan rumus:

total orderβˆ’ error order

total order x 100 (4)

d) Order fill rate adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menunggu. Order fill rate dapat dihitung dengan rumus:

jumlah barang pada pengiriman pertama kali

total barang yang dipesan (5)

e) Inventory Accuracy adalah ketepatan penggunaan dari jumlah inventori yang disimpan. Inventory Accuracy dapat dihitung dengan rumus:

(1- π‘–π‘›π‘£π‘’π‘›π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘›βˆ’π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ )x100% (6)

f) Forecast Accuracy adalah ketepatan dari peramalan yang dilakukan oleh perusahaan. Forecast Accuracy dapat dihitung dengan rumus:

(1- π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘›βˆ’π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ )x100% (7)

g) Source Fill rate adalah persentase jumlah permintaan yang bisa dipenuhi supplier. Source Fill rate dapat dihitung dengan rumus:

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘Žπ‘›

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘œπ‘Ÿπ‘‘π‘’π‘Ÿ π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘Žπ‘› x100% (8)

h) Stock out Probability adalah probabilitas terjadinya kehabisan persediaan. Stock out Probability dapat

dihitung dengan rumus:

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘˜π‘Žπ‘›βˆ’π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘”π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘˜π‘Žπ‘› x100% (9)

2) Fleksibilitas dan Responsibilitas

a) Supply chain cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk pemenuhan order mulai dari konsumen pesan sampai konsumen terima barang. Supply chain cycle time dihitung mulai dari diterimanya pesanan sampai pengiriman dari

40

pesanan itu dan tanpa penggunaan inventori (inventori dianggap 0). Supply chain cycle time adalah dapat diperoleh menggunakan rumus = βˆ‘lead time terpanjang pada setiap tahapan siklus. b) Purchase order cycle time adalah waktu yang

dibutuhkan untuk menerbitkan suatu purchase order. Purchase order cycle time dapat dihitung mulai dari dibuatnya purchase order (PO) hingga diterima di perusahaan.

c) Source lead time adalah waktu dari perusahaan order material ke supplier sampai dengan perusahaan terima barang untuk yang pertama kalinya. Source lead time dapat dihitung mulai dari waktu perusahaan order ke supplier sampai barang diterima perusahaan.

d) Source Responsiveness adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mencari supplier pengganti apabila supplier pertama tidak dapat memenuhi permintaan perusahaan.

e) Source Flexibility adalah jumlah supplier yang bisa dijadikan sebagai supplier pengganti apabila supplier pertama tidak bisa memenuhi permintaan perusahaan.

f) Delivery deadline adalah tenggat waktu yang diberikan oleh PT. Rolas Nusantara Mandiri kepada konsumennya untuk mengambil barang di perusahaan sejak delivery order diterbitkan.

3) Biaya

a) Total Supply Management Cost

ο‚· Order manufacturing cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan yang terdiri biaya pemakaian telepon, biaya pemakaian kertas biaya pengecekan bahan baku atau material yang datang serta biaya pembongkaran material yang datang. Order manufacturing cost dapat diperoleh dengan rumus: βˆ‘ biaya pemesanan bahan baku.

41

ο‚· Equipment related to production as a % of revenue adalah besarnya pembelian perlengkapan yang diperlukan dibandingkan penerimaan perusahaan. Equipment related to production as a % of revenue dapat dihitung dengan rumus:

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘˜π‘’π‘™π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘›

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘Žπ‘› (10)

ο‚· Inventory carrying cost adalah biaya-biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan perusahaan. Inventory carrying cost dapat dihitung dengan rumus:

Inventory Carrying Rate x Average Inventory Value (11) ο‚· Inventory investment as % of sales adalah

besarnya biaya inventori dibandingkan dengan penjualan perusahaan. Inventory investment as % of sales dapat dihitung dengan rumus:

π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘–π‘›π‘£π‘’π‘›π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘–

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› (12)

b) Transportation

ο‚· Freight cost per unit shipped adalah biaya angkut dari pengiriman per unit barang. Freight cost per unit shipped dapat dihitung dengan rumus:

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ π‘π‘œπ‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘ π‘–

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’π‘‘ (13)

ο‚· Inbound freight cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan baku yang sampai di perusahaan. Inbound freight cost dapat diperoleh dengan rumus: βˆ‘ biaya angkut bahan baku ke perusahaan.

ο‚· Claim as % of freight cost merupakan biaya atas klaim kerusakan atau kehilangan barang atau material. Claim as % of freight cost dapat dihitung dengan rumus:

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘’π‘”π‘–π‘Žπ‘›+ π‘˜π‘™π‘Žπ‘–π‘š π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’π‘‘π‘Žπ‘› (14)

ο‚· Percent of truckload capacity utilized merupakan persentase kapasitas muatan truk yang digunakan saat proses pengangkutan barang atau material.

42

Percent of truckload capacity utilized dapat dihitung dengan rumus:

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’π‘‘

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘‘π‘’π‘œπ‘Ÿπ‘–π‘‘π‘–π‘  (15)

4) Utilitas/Aktiva

a) Measure of excess/obsolete inventory adalah adanya kelebihan inventori yang tidak digunakan. Measure of excess/obsolete inventory dapat dihitung dengan rumus:

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘ π‘Ž

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘› x 100 % (16)

b) Inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan lebih lanjut). Inventory days of supply dapat dihitung dengan rumus:

π‘–π‘›π‘£π‘’π‘›π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž

π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘˜π‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘π‘’π‘Ÿ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– (17)

c) Cash-to cash cycle time adalah kecepatan rantai pasok mengubah persediaan menjadi uang. Cash-to cash cycle time dapat dihitung dengan rumus: inventory days of supply + average days of account

receivable – average days of account payable (18)

d) Inventory turn over adalah seberapa cepat produk atau barang mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai persediaan. Inventory turn over dapat dihitung dengan rumus:

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘–π‘›π‘£π‘’π‘›π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘– (19)

Setelah menghitung kinerja-kinerja rantai pasok yang diukur, kinerja-kinerja tersebut dimasukkan kedalam matriks OMAX untuk dilakukan pengukuran kinerja rantai pasok produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr pada PT Rolas Nusantara Mandiri. Secara lebih rinci tahapan pengolahan data dengan metode OMAX adalah sebagai berikut (Frazelle, 2001):

43

1) Menentukan kriteria yang diukur

Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria yang diukur adalah:

a) Kriteria tersebut jika dijumlahkan menjadi satu penilaian kriteria. Karena yang diukur adalah kinerja manajemen rantai pasok, maka berarti keseluruhan sudah tercakup dalam pengukuran yang, yaitu seluruh proses dalam memenuhi permintaan yang sudah diukur.

b) Tiap kinerja harus diukur secara independen. Jika tidak diukur secara independen, maka akan terjadi replikasi pengukuran, yaitu terjadi pengukuran kembali, yang sudah diukur sebelumnya.

2) Penentuan Elemen matriks Elemen matriks terdiri dari:

a) Score yaitu nilai dari kriteria pada berbagai kondisi. Angka yang digunakan sebagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut :

ο‚· 1 untuk kondisi terjelek dari hal yang diukur ο‚· 5 untuk kondisi normal dari hal yang diukur ο‚· 10 untuk kondisi terbaik untuk hal yang diukur Untuk score lainnya didapat dari interpolasi antara score yang digunakan sebagai acuan tadi dengan rumus :

βˆ†=

(π‘ π‘’π‘™π‘–π‘ π‘–β„Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘Žπ‘π‘’π‘Žπ‘› π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 π‘‘π‘–π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘–π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž π‘‘π‘’π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘π‘’π‘‘)

(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜ π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘’π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘Žπ‘π‘’π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘π‘’π‘‘) (20)

kemudian angka untuk periode yang ingin dicari: angka I = Ξ” + score dari periode acuan

dibawahnya

b) Weight yaitu bobot yang digunakan dalam melakukan penilaian nantinya.

c) Value yaitu nilai akhir dari setiap kriteria yang diukur.

3) Melakukan penilaian untuk tiap kinerja dengan cara: a) Pengukuran tersebut diletakkan di kinerja lalu

dicocokkan dengan angka yang ada di score sesuai dengan yang score yang terdapat di nilai itu.

44

b) Score dikalikan dengan weight untuk mendapatkan value dari kriteria yang diukur tadi. Kemudian value yang didapatkan dijumlahkan semua, sehingga diperoleh nilai untuk kriteria yang diukur secara keseluruhan.

Dari hasil pengukuran, jika didasarkan nilai saat ini maka nilai akhir diletakkan di current dan jika didasarkan atas masa lalu maka nilai akhir diletakkan di previous. Kemudian dilakukan lagi (jika yang sebelumnya darimasa lalu maka dilakukan lagi untuk kondisi sekarang) lalu dibandingkan antara current dan previous untuk mengetahui terjadinya peningkatan atau penurunan. b. Tahap Perancangan Perbaikan Rantai Pasok

Pada tahap ini dilakukan perancangan usulan alternatif rantai pasok untuk perbaikan sistem rantai pasok yang ada saat ini. Pada tahap ini diawali dengan melakukan analisa terhadap sistem rantai pasok yang ada saat ini dan hasil pengukuran kinerja rantai pasok yang ada saat ini. Dari hasil analisis akan dilakukan perbaikan bagi kinerja-kinerja yang dianggap memiliki nilai yang kurang. Tahap untuk melakukan perbaikan adalah dengan membuat causal loop dan membuat model kinerja yang akan diperbaiki. Model yang telah dibuat kemudian disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak Vensim.

c. Tahap Verifikasi Usulan Alternatif Rantai Pasok yang Terpilih

Setelah perancangan usulan perbaikan sistem rantai pasok, analisis terhadap sistem yang telah terbentuk dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan dan telah mampu memecahkan masalah sistem rantai pasok yang ada saat ini.

12. Tahap Kesimpulan dan Saran

Setelah semua tahapan selesai dilakukan dan diperoleh output yang diharapkan, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan terhadap penelitian tugas akhir yang telah

45

dilakukan dan pemberian saran terhadap tindak lanjut penelitian berikutnya.

47

Dokumen terkait