• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

4.7 Prosedur Penelitian

Sampel sebanyak 30 buah gigi premolar mandibula direndam dalam larutan saline, kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok I, II dan III dimana masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampel.

Setiap sampel diukur panjang giginya untuk menentukan panjang kerja masing-masing gigi. Kemudian dilakukan pemotongan mahkota gigi dengan disc bur, 2 mm diatas batas cemento enamel junction dengan bantuan bais pemegang sampel. Kemudian semua sampel ditanam pada balok gips untuk memudahkan dalam pengerjaan sampel.

A

B

C

E

D

Gambar 14. A. Sampel direndam di dalam larutan saline, B. Sampel yang telah ditandai 2 mm diatas batas cemento enamel junction, C. Sampel yang telah dipotong bagian mahkotanya, D. Sampel ditanam pada balok gips

4.7.2 Perawatan Endodonti

Preparasi atap pulpa yang telah terbuka dengan menggunakan bur fissure untuk mendapatkan akses lurus ke saluran akar. Kemudian dilakukan ekstirpasi jaringan pulpa yang melekat pada dinding saluran akar dan diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5 %. Selanjutnya saluran akar dipreparasi dengan teknik step back menggunakan K-file mulai #25 sesuai dengan panjang kerja sampai didapatkan MAF, dilanjutkan dengan memakai file satu nomor lebih besar dari file utama dan panjang kerja dikurangi 1 mm. Tindakan ini diulang sampai lebih kurang tiga nomor lebih dan setiap peningkatan nomor diikuti dengan rekapitulasi MAF dan irigasi saluran akar serta dikeringkan dengan menggunakan paper point.

Kemudian saluran akar diobturasi dengan gutta perca dan sealer dengan teknik kondensasi lateral. Kemudian gutta perca yang sudah keras dipreparasi dengan menggunakan peaso reamer sampai disisakan 4 mm. Kemudian buang sisa gutta perca yang masih tertinggal dengan menggunakan NaOCl 2,5 % dan keringkan saluran akar dengan paper point. Ruangan pasak yang disediakan adalah 11 mm.

A

D

C

Gambar 15. A. Preparasi atap pulpa, B. Ekstirpasi jaringan pulpa, C. Irigasi saluran akar, D. Pengeringan saluran akar dengan air syringe, E. Preparasi saluran akar menggunakan K-file, F. Pengeringan saluran akar dengan paper point

Gambar 16. A dan B. Pengadukan sealer, C. Pengisian saluran akar dengan sealer, D dan E. Pengisian saluran akar dengan gutta percha, F. Pembuangan gutta percha dengan peaso reamer

4.7.3 Pemasangan Pasak

Kelompok I: Menggunakan sistem adhesif total etsa dengan self cure

activator.

Aplikasikan bahan etching selama 15 detik, kemudian cuci 30 detik dengan air dan keringkan dengan paper point. Campurkan satu tetes bahan bonding total etsa

A

F

D

E

C

B

A

B

C

D

dengan satu tetes self cure activator (SCA) pada sebuah wadah, biarkan selama 5 detik. Aplikasikan campuran bahan tersebut ke saluran akar dengan menggunakan bonding aplikator selama 15 detik kemudian di light cure selama 20 detik.

Gunting satu potong pita polyethylene fiber reinforced kemudian basahi dengan wetting resin. Selanjutnya dual cure resin cement dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan lentulo spiral. Masukkan polyethylene fiber reinforced ke dalam saluran akar dengan membentuk lipatan seperti huruf V dan tekan dengan ribbon condensor sampai disisakan pasak 3 mm di atas orifisi kemudian dibentuk inti dan light cure selama 20 detik. Kemudian lakukan tahap polishing pada gigi dengan enhance bur.

Kelompok II: Menggunakan sistem adhesif total etsa tanpa self cure

activator.

Aplikasikan bahan etching selama 15 detik, kemudian cuci 30 detik dengan air dan keringkan dengan paper point. Aplikasikan bonding dengan menggunakan bonding aplikator selama 15 detik kemudian di light cure selama 20 detik.

Gunting satu potong pita polyethylene fiber reinforced kemudian basahi dengan wetting resin. Selanjutnya dual cure resin cement dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan lentulo spiral. Masukkan polyethylene fiber reinforced ke dalam saluran akar dengan membentuk lipatan seperti huruf V dan tekan dengan ribbon condensor sampai disisakan pasak 3 mm di atas orifisi kemudian dibentuk inti dan light cure selama 20 detik. Kemudian lakukan tahap polishing pada gigi dengan enhance bur.

Kelompok III: Tanpa menggunakan bahan adhesif.

Gunting satu potong pita polyethylene fiber reinforced kemudian basahi dengan wetting resin. Selanjutnya dual cure resin cement dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan lentulo spiral. Masukkan polyethylene fiber reinforced ke dalam saluran akar dengan membentuk lipatan seperti huruf V dan tekan dengan ribbon condensor sampai disisakan pasak 3 mm di atas orifisi kemudian dibentuk inti dan light cure selama 20 detik. Kemudian lakukan tahap polishing pada gigi dengan enhance bur.

Setelah selesai melakukan penempatan pasak pada kelompok I, II dan III, maka semua sampel dikeluarkan dari balok gips. Kemudian dilakukan perendaman sampel pada air distilasi selama 24 jam sebelum dilakukan proses thermocycling.

Gambar 17. A. Pemotongan pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan gunting khusus, B. Pasak pita polyethylene fiber reinforced yang telah dipotong

Gambar 18. A dan B. Melakukan etsa pada saluran akar selama 20 detik, C. Cuci selama 5 detik dan keringkan, D dan E. Aplikasikan bonding selama 20 detik pada saluran akar dengan mikro-aplikator (kelompok II), aplikasikan bahan bonding total etsa dan self cure activator (rasio 1:1) selama 20 detik pada saluran akar dengan mikro-aplikator (kelompok I), F. Light cure selama 20 detik

C

B

A

A

B

Gambar 19. A.1 dan 2. Dual cured resin cement diaduk sampai homogen pada paper slab, 3 dan 4. Dual cure resin cement dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan lentulo, B. Pita polyethylene fiber reinforced dibasahi dengan wetting resin

Gambar 20. A. Pemasangan pasak pita polyethylene fiber reinforced, B. Light curing, C. Build-up dengan resin komposit, kemudian dipolish dengan polishing bur

1

A

B

A

B

C

3

2

4

4.7.4 Proses Thermocycling

Seluruh sampel direndam di dalam waterbath (sebagai pengganti thermocycling) pada temperatur 50 C dan 550 C, sampel direndam pada masing- masing temperatur selama 30 detik dengan waktu transfer 10 detik. Proses pertukaran suhu dilakukan sebanyak 200 putaran (cycle).

Gambar 21. A. Proses thermocycling sebanyak 200 putaran, B. Sampel direndam pada air bersuhu 550 C selama 30 detik, C. Waktu transfer 10 detik, D. Sampel direndam pada air bersuhu 50 C selama 30 detik

4.7.5 Perendaman Dalam Larutan Methylene Blue 2 %

Apex seluruh sampel ditutupi dengan sticky wax sampai 1 mm dari bagian coronal. Lapisi cat kuku pada permukaan gigi sepanjang 3 mm dari foramen apikal, kemudian dibiarkan mengering di udara terbuka hingga tidak terasa lengket. Setelah itu dilakukan perendaman dalam larutan methylene blue 2 % selama 24 jam pada suhu 370C. Selanjutnya gigi dibersihkan dari zat warna pada air mengalir dan dikeringkan.

Gambar 22. A dan B. Perendaman sampel yang telah ditutupi sticky wax dan cat kuku dalam larutan methylene blue 2% selama 24 jam, C. Sampel dibersihkan dari zat warna pada air mengalir

A

C

A

B

D

C

B

4.7.6 Pengukuran Celah Mikro

Semua sampel dipotong secara horizontal kedalam 3 bagian, yaitu: coronal, middle, dan apical dengan menggunakan bur disc dengan menempatkan gigi pada bais. Pengamatan celah mikro dilakukan dengan melihat penetrasi zat methylene blue 2% pada permukaan dentin bagian atas dari setiap bagian melalui stereomikroskop pembesaran 20 x. Pengukuran dilakukan oleh dua orang untuk menghindari subjektifitas. Derajat celah mikro ditentukan dengan perluasan dari methylene blue 2 % dari sistem pasak ke dentin saluran akar, diukur menggunakan kaliper, dan rol kemudian hasil yang didapatkan dikelompokkan ke dalam sistem penilaian standar dengan skor 0-4 seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Simonetti dkk.36

0 = tidak ada penetrasi zat warna

1 = penetrasi zat warna kurang dari 0,5 mm 2 = penetrasi zat warna 0,5-1 mm

3 = penetrasi zat warna 1-2 mm

4 = penetrasi zat warna lebih dari 2 mm

Z

Z

Z

Gambar 23. Gambaran pemotongan sampel menjadi 3 bagian, yaitu bagian coronal, middle, dan apical dimana Z adalah permukaan yang akan diperiksa dibawah stereomikroskop

Pasak

Z

Dentin

Luting Resin

Gambar 24. A. Pemotongan sampel menjadi 3 bagian, B. Pengamatan celah mikro pada stereomikroskop

Dokumen terkait