• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Probiotik

3.3. Metode Penelitian

3.3.2 Prosedur Penelitian

Tahapan dari kegiatan penelitian ini meliputi: persiapan tambak, penebaran ikan, pemberian pakan, pemberian probiotik, monitoring kualitas air (suhu, derajat keasaman (pH), salinitas, oksigen terlarut (DO), ammonia dan nitrit), uji TPC (Total Plate Count) untuk mengetahui jumlah bakteri secara umum dan panen.

a. Persiapan Tambak

Persiapan tambak sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan dari perubahan kualitas air yang akan mengakibatkan ikan akan mudah terserang penyakit yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian ikan kerapu macan yang dibudidayakan. Adapun langkah-langkah persiapan tambak adalah sebagai berikut: (1) Dasar tambak dikeringkan, dijemur satu hari, dicangkul dan diratakan; (2) Tanah dasar di kapur untuk menstabilkan pH tanah. Untuk itu dapat digunakan kapur dolomite sebanyak 50-100 g/m2; (3) Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar tambak sebanyak 100-200 g/m2; (4) Setelah semuanya siap, tambak diari. Mula-mula ketinggian air 5-10 cm dan dibiarkan satu hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar tambak. Lalu tambahkan air lagi sampai ketinggian 100 cm.

b. Penebaran Ikan

Padat tebar yang dilakukan dalam penggelondongan kerapu macan di lokasi penelitian adalah 8.000 ekor/tambak dengan ukuran ikan tebar 3-4 inci (± 7,5-10 cm). Hal ini didasarkan dengan diketahuinya jumlah dan ukuran benih yang telah dikembangkan oleh Bapak Effendi.

c. Pemberian Pakan

Dalam frekuensi pemberian pakan di lokasi penelitian untuk pemeliharaan gelondongan ini dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari sebanyak 10% dari bobot ikan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sunaryat (2004) yang menyatakan bahwa pakan diberikan 2 kali sehari untuk ukuran penggelondongan. Adapun jenis pakan yang diberikan pada benih yaitu pakan ikan rucah (ikan peperek, ikan mata besar, ikan merah, ikan bijinangka, ikan gendang dan ikan tembang). Hal ini dikarenakan ikan rucah memiliki harga yang relatif murah, namun memiliki gizi yang masih mencukupi untuk benih ikan kerapu macan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tinggal et al. (2003), yang menyatakan bahwa secara umum untuk jenis pakan yang diberikan pada ikan kerapu berupa ikan rucah segar karena memiliki harga yang relatif lebih murah dan mempunyai nilai gizi yang cukup.

Sebelum pemberian pakan dilakukan, pakan dibilas dengan air terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pencincangan. Ukuran dalam pencincangan pakan ini disesuaikan dengan bukaan mulut benih, penyiapan pakan untuk diberikan pada benih dilakukan secara bersamaan untuk diberikan pada pagi dan sore hari. Setelah pakan siap, maka pakan yang akan diberikan pada sore hari dimasukkan

pada box yang telah diberi es, agar pakan tersebut tetap segar sampai pada saat sore hari yang akan diberikan pada benih ikan kerapu macan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Puja et al. (2003), menyatakan bahwa dosis pemberian pakan yang baik untuk kegiatan penggelondongan adalah 7,5-10 % dari berat total benih yang dipelihara.

d. Pemberian Probiotik

Larutan probiotik ditebar ke dalam tambak sesudah selesai pemberian pakan, sekitar jam 08.00 – 11.00 pagi. Dosis probiotik disesuaikan dengan perlakuan (1 mg/L, 2 mg/L, 3 mg/L). Larutan probiotik ditebar seminggu sekali ke dalam tambak, sekali seminggu air tambak diganti sebanyak sepertiga dari volume air tambak (± 5 cm). Dosis probiotik 1 mg/L membutuhkan probiotik komersial sebanyak 5 L/volume air tambak 5.000 m3, dosis probiotik 2 mg/L membutuhkan probiotik komersial sebanyak 10 L/volume air tambak 5.000 m3 dan dosis probiotik 3 mg/L membutuhkan probiotik komersial sebanyak 15 L/volume air tambak 5.000 m3 (Lampiran 4). Adapun langkah-langkah pemberian probiotik adalah sebagai berikut: (1) Probiotik komersial sebanyak 5 L dimasukkan ke dalam ember yang berisi 5 L air tambak dan diaduk merata; (2) Setelah itu, larutan probiotik ditebar merata ke dalam tambak yang bervolume 5.000 m3 air dengan menggunakan gayung. Hal yang serupa juga dilakukan pada pemberian dosis probiotik 2 mg/L dan 3 mg/L, tetapi yang berbeda pada banyaknya probiotik komersial yang dibutuhkan.

e. Monitoring Kualitas Air

Selama pemeliharaan gelondongan kerapu macan berkisar 1 bulan, maka pengukuran kualitas air (suhu, derajat keasaman (pH), salinitas dan oksigen terlarut (DO)) diukur setiap hari. Ammonia dan nitrit diukur seminggu sekali. Sedangkan uji TPC dilakukan sebelum pemberian probiotik dan sesudah pemberian probiotik. Pengukuran faktor fisika dan kimia yaitu:

1. Suhu

Pengukuran suhu dilakukan secara insitu dengan metode pemuaian yaitu dilakukan dengan mencelupkan termometer Hg dipermukaan air tambak selama beberapa menit hingga menunjukkan angka yang konstan.

2. Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) diukur dengan menggunakan pH meter. Sensor pH meter terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan buffer serta atur knop kalibrasi pH hingga angka 7,0 , kemudian dibilas dengan aquadest dan kertas tissu yang bersih. Setelah itu, sensor pH meter dicelupkan ke dalam air tambak dan dibiarkan hingga angka yang ditunjukkan oleh layar pH meter menunjukkan konstan. Kemudian catat angka yang ditunjukkan pH meter sebagai nilai pH air tambak.

3. Salinitas

Salinitas diukur dengan menggunakan hand refractometer. Terlebih dahulu hand refractometer dinetralisasi dengan menggunakan aquadest. Angkat penutup kaca prisma, letakkan 1-2 tetes air tambak, kemudian tutup kembali dengan hati-hati agar jangan sampai terjadi gelembung udara di permukaan

nilai/salinitas dari air yang sedang diukur. Bersihkan permukaan prisma setelah selesai digunakan.

4. Oksigen terlarut

Pengukuran oksigen terlarut dilakukan secara insitu dengan menggunakan DO meter. Sensor DO meter dicelupkan ke dalam air tambak selanjutnya baca angka yang konstan ditunjukkan pada DO meter dan dicatat berapa besar oksigen terlarutnya.

5. Ammonia

Sampel air tambak diambil dengan menggunakan botol sampel, dimana air diambil pada keempat bagian sudut dan bagian tengah tambak. Kemudian sampel air dibawa ke Laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara untuk dianalisis.

6. Nitrit

Sampel air tambak diambil dengan menggunakan botol sampel, dimana air diambil pada keempat bagian sudut dan bagian tengah tambak. Kemudian sampel air dibawa ke Laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara untuk dianalisis.

Untuk mengetahui jumlah bakteri secara umum, dilakukan uji TPC sebelum pemberian probiotik dan sesudah pemberian probiotik. Sampel air tambak diambil dengan menggunakan botol sampel, dimana air diambil pada keempat sudut dan bagian tengah tambak. Kemudian sampel air dibawa ke Laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara untuk dilakukan uji TPC.

f. Panen

Menghitung gelondongan kerapu macan yang masih hidup selama 1 bulan pemeliharaan dapat dilakukan setelah panen. Kelulusan hidup (survival rate) gelondongan kerapu macan dapat dihitung dengan memakai rumus menurut Darmono (2003) adalah sebagai berikut:

% 100 x No Nt SR

dimana : SR = Survival Rate (%) No = Populasi awal (ekor) Nt = Populasi akhir (ekor)

Sedangkan pertumbuhan panjang mutlak dan pertumbuhan berat mutlak gelondongan kerapu macan dapat dihitung dengan memakai rumus menurut Effendi (1979) adalah sebagai berikut:

Lm = Lt - Lo

dimana: Lm = Panjang mutlak ikan (cm)

Lt = Panjang individu rata-rata pada akhir penelitian (cm) Lo = Panjang individu rata-rata pada awal penelitian (cm) Wm = Wt - Wo

dimana: Wm = Berat mutlak ikan (g)

Wt = Berat akhir rata-rata individu (g) Wo = Berat awal rata-rata individu (g) 3.3.3 Pengumpulan Data

Selama penelitian, data yang diamati dan dikumpulkan adalah sebagai berikut :

2. Total Plate Count (TPC)

3. Kelulusan hidup (survival rate) gelondongan kerapu macan

4. Pertambahan panjang mutlak dan berat mutlak gelondongan kerapu macan 3.3.4 Analisis Data

a. Validasi Data

Data pengamatan meliputi suhu, derajat keasaman (pH), salinitas dan oksigen terlarut (DO) dianalisis dengan diinterpretasikan, sedangkan data pengamatan ammonia dan nitrit dianalisis dengan analisis variansi (ANAVA).

Untuk mengetahui apakah data pengamatan dapat dianalisis dengan analisis variansi (ANAVA) dan memenuhi syarat-syarat asumsi yang digunakan maka dilakukan uji homogenitas ragam galat dengan menggunakan sebaran chi-kuadrat dengan rumus menurut Hanafiah (2000); Sastrosupadi (2000); Steel dan Torrie (2003) sebagai berikut :

X2 empirik = 2,3026 { ∑ ( ri – 1). Log S2 - ∑ (ri – 1) log Si2 } X2 murni = ( . X2empirik

b. Analisis Variansi

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis probiotik yang berbeda dalam menurunkan kadar ammonia dan nitrit, maka dilakukan analisis variansi data hasil pengamatan. Analisis variansi dilakukan berdasarkan rancangan percobaan acak lengkap dengan model linier bersifat additif sebagai berikut :

Y

ij

= µ + τ

i

+ ε

ij

dimana :

Yij = Data yang disebabkan perlakuan pemberian dosis probiotik taraf ke-i dan ulangan ke-j

µ

= Nilai rata-rata umum

ε

ij = Nilai error dari perlakuan pemberian dosis probiotik taraf ke-i dan ulangan ke-j

Sebelum data yang dikumpulkan dianalisis, data tersebut terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tabel, kemudian dilakukan pengolahan data kedalam bentuk tabel simpul untuk mempermudah analisis data sebagai berikut :

1. Untuk jumlah kuadrat (JK) - JK T = ∑ij Y2ij

= (YA.1)2 + (YA.2)2 + ... + (Yi.k)2 - JK R = r t Yij . 2 ) (

- JK P = - JK E = JK T – JK R – JK P 2. Untuk derajat bebas (db)

db T = (t.r) db R = 1 db P = (t-1) db E = t (r-1)

3. Untuk Kuadrat Tengah (KT) - KT R = - KT P = - KT E = 4. Untuk Fhitung (Fh) - Fh Perlakuan = 5. Untuk Ftabel (Ft)

- Ft 0,05 = { db P( t – 1 ) dan db E t ( r – 1 )} - Ft 0,01 = { db P( t – 1 ) dan db E t ( r – 1 )}

Selanjutnya untuk mengetahui diterima tidaknya hipotesis yang diajukan maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji F dengan membandingkan nilai Fhitung (Fh) dengan Ftabel 0,05 dan 0,01 sebagai berikut :

Jika Fhitung < Ftabel 0,05 : Berarti perlakuan dosis probiotik tidak berpengaruh nyata (non significant/ns) dalam menurunkan kadar ammonia dan nitrit maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika Fhitung > Ftabel 0,05 : Berarti perlakuan dosis probiotik memberikan pengaruh nyata (significant/*) dalam menurunkan kadar ammonia dan nitrit maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika Fhitung > Ftabel 0,01 : Berarti perlakuan dosis probiotik memberikan pengaruh sangat nyata (highly significant/**) dalam menurunkan kadar ammonia dan nitrit maka Ho ditolak dan Ha diterima

Bila uji F yang dilakukan menunjukkan adanya pengaruh significant, highly significant atau non significant dari perlakuan, maka selanjutnya adalah mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan agar diperoleh perlakuan terbaik diantara keseluruhan perlakuan yang ada. Untuk tujuan tersebut digunakan uji beda rata-rata pengaruh perlakuan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata BNT0,05 dan BNT0,01 dengan rumus sebagai berikut : BNTα = tα ( db E )

S

đ

S

d

=

√ , dimana KTE = kuadrat tengah error, dan r = ulangan BNTα = tα ( db E )

BAB IV

Dokumen terkait