• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Persediaan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

6. Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Persediaan

Sistem dan prosedur yang membentuk sistem akuntansi persediaan barang dagangan adalah sebagai berikut:

a. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini, dicatat harga pokok produk jadi yang didebitkan ke dalam rekening Persediaan Produk Jadi dan dikreditkan ke dalam rekening Barang Dalam Proses. Dokumen sumber yang digunakan adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartu gudang, kartu persediaan dan jurnal umum.

b. Prosedur pencatatan harga pokok produk yang dijual.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem penjualan. Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan produk jadi adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur ini adalah kartu gudang, kartu persediaan, jurnal umum. c. Prosedur pencatatan harga pokok produk yang dikembalikan oleh

pembeli.

Prosedur ini mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

dalam kartu persediaan produk jadi. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem retur penjualan. Dokumen yang digunakan adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit. Catatan akuntansi yang digunakan antara lain, kartu gudang, kartu persediaan dan jurnal umum.

d. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses. Umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan. Dokumen yang digunakan adalah bukti memorial.

e. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli. Dokumen sumber yang digunakan adalah laporan penerimaan barang dan bukti kas keluar.

f. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan ke pemasok.

Prosedur ini mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan mengurangi kuantitas dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Dokumen yang digunakan adalah laporan pengiriman barang dan memo debit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

g. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan non produksi. Dokumen yang digunakan adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.

h. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.

Prosedur ini mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang. Dokumen yang digunakan adalah bukti pengembalian barang gudang.

i. Prosedur penghitungan fisik persediaan.

Prosedur ini dilaksanakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang. Dokumen yang digunakan adalah kartu penghitungan fisik, daftar hasil penghitungan fisik dan bukti memorial. Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartu persediaan, kartu gudang dan jurnal umum.

7. Unsur-unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern dalam sistem penghitungan fisik persediaan digolongkan kedalam tiga kelompok

a. Organisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

1) Penghitungan Fisik Persediaan Harus Dilakukan oleh Panitia yang Terdiri dari Fungsi Pemegang Kartu Penghitungan Fisik, Fungsi Penghitung dan Fungsi Pengecek.

Hal ini dilakukan untuk menjamin ketelitian dan keandalan data yang dihasilkan dari kegiatan penghitungan fisik persediaan. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan agar setiap barang dihitung lebih dari satu kali secara independen, hasil penghitungan kemudian dicek ketelitiannya oleh pengecek. 2) Panitia harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi

gudang dan fungsi akuntansi persediaan.

Agar data yang dihasilkan dari penghitungan fisik persediaan dijamin ketelitian dan keandalannya, maka panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus bukan karyawan dari kedua fungsi yang dimintai pertanggungjawaban.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1) Daftar Hasil Penghitungan Fisik Persediaan Ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik Persediaan.

Daftar ini berisi informasi mengenai hasil penghitungan fisik persediaan. Oleh karena itu daftar hasil penghitungan fisik merupakan dokumen penting untuk memperbaharui catatan akuntansi dan diberikan tandatangan oleh pihak yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

bertanggungjawab untuk memastikan bahwa informasi yang ada di dalam daftar ini memang benar.

2) Pencatatan Hasil Penghitungan Fisik Persediaan Didasarkan atas Kartu Penghitungan Fisik yang Telah Diteliti Kebenarannya oleh Pemegang Kartu Penghitungan Fisik.

Pencatatan ke dalam daftar hasil penghitungan fisik harus didasarkan atas dokumen sumber yang telah diteliti kebenarannya. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokumen sumber dibuat atas dasar data yang dijamin ketelitiannya. 3) Harga Satuan yang Dicantumkan dalam Daftar Hasil

Penghitungan Fisik Berasal dari Kartu Persediaan yang Bersangkutan.

Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik diambilkan dari kartu persediaan yang bersangkutan dalam prosedur penetapan harga.

4) Adjustment terhadap Kartu Persediaan Didasarkan pada

Informasi Tiap Jenis Persediaan yang Tercantum dalam Daftar Penghitungan Fisik.

Setelah kuantitas tiap jenis persediaan yang dihitung dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik, kemudian ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

c. Praktik yang Sehat

1) Kartu Penghitungan Fisik Bernomor Urut Tercetak dan Penggunaannya Dipertanggungjawabkan oleh Fungsi Pemegang Kartu Penghitungan Fisik.

Untuk menghindari tidak dicatatnya hasil penghitungan fisik persediaan, dokumen yang dipakai sebagai alat untuk merekam hasil penghitungan fisik persediaan, dokumen yang dipakai sebagai alat untuk merekam hasil penghitungan fisik harus bernomor urut tercetak dan pemakaian nomor urut tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh pemegang kartu penghitungan fisik.

2) Penghitungan Fisik Setiap Jenis Persediaan Dilakukan Dua Kali Secara Independen, Pertama Kali oleh Penghitung dan Kedua Kali Oleh Pengecek.

Penghitungan tiap persediaan harus dilakukan dua kali untuk menjamin ketelitian penghitungan fisik persediaan. Penghitungan pertama dilakukan oleh penghitung dan hasilnya direkam dalam kartu penghitungan fisik bagian ketiga. Hasil penghitungan fisik ini kemudian dicek kebenarannya oleh pengecek dengan cara melakukan penghitungan kedua secara independen. Hasil penghitungan kedua ini direkam dalam kartu penghitungan fisik bagian kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3) Kuantitas dan Data Persediaan Lain yang Tercantum dalam Bagian Ketiga dan Bagian Kedua Kartu Penghitungan Fisik dicocokkan oleh Pemegang Kartu Penghitungan Fisik Sebelum Data yang Tercantum dalam Bagian Kedua Kartu Penghitungan Fisik Dicatat dalam Daftar Hasil Penghitungan Fisik.

Kartu penghitungan fisik bagian kedua harus dicocokkan dengan kartu penghitungan fisik bagian ketiga oleh pihak yang bebas dari kegiatan penghitungan fisik. Untuk membuktikan ketelitian data yang direkam dalam kartu tersebut.

4) Peralatan dan Metode yang Digunakan untuk Mengukur dan Menghitung Kuantitas Persediaan Harus Dijamin Ketelitiannya.

Ada persediaan yang memerlukan alat tertentu dan metode tertentu untuk menghitung kuantitasnya. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya agar hasil penghitungan fisik persediaan teliti dan handal.

8. Bagan Alir Dokumen (flowchart)

Bagan alir dokumen adalah gambaran proses kegiatan dalam suatu organisasi secara manual. Bagan alir dokumen digunakan dalam merancang dan mendokumentasikan proses. Bagan alir dokumen dapat membantu perancang dalam memvisualisasikan apa yang terjadi dalam proses kegiatan operasi perusahaan dan membantu pemakai memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

proses tersebut. Penggambaran bagan alir harus menggunakan cara dan ketentuan sistem akuntansi, sehingga mempermudah gambaran dan menyelaraskan pemahaman pengguna bagan alir. Sistem akuntansi dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. Dalam bagan alir dokumen terdapat banyak simbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk membuat bagan alir dokumen dalam sistem tertentu. Dalam bagan alir dokumen, arus dokumen digambarkan berjalan dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Arah perjalanan dokumen ini dapat diikuti dengan melihat nomor dalam simbol penghubung pada halaman yang sama (on page connector) atau nomor dalam simbol pada halaman yang berbeda (off page connector). Penggunaan bagan alir dokumen lebih bermanfaat dibandingkan dengan penjelasan secara tertulis dalam menggambarkan suatu sistem. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Gambaran sistem secara menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan bagan alir.

b. Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan alir.

c. Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan lebih mudah ditemukan dalam bagan alir.

d. Dokumentasi sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Berikut ini simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing: Tabel 1. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen

Dokumen:

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.

Dokumen dan tembusannya:

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.

Berbagai dokumen:

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama di dalam satu paket.

Catatan:

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.

2 Faktur 1 Surat muat 2 SOP 1 Faktur 3 penjualan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Tabel 1. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (lanjutan) Kegiatan manual:

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual. Uraian singkat kegiatan manual organisasi dicantumkan dalam simbol ini.

Penghubung pada halaman yang sama:

Simbol ini adalah simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi di halaman tertentu dan kembali berjalan ke lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan memperhatikan nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi yang digambarkan dalam bagan alir.

Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

1

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Tabel 1. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (lanjutan) Keterangan, komentar:

Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.

Penghubung pada halaman yang berbeda:

Simbol ini digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan yang lainnya. Nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung menunjukkan bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada halaman yang lain.

Arsip sementara:

Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen. Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen dan dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol sebagai berikut:

A = menurut abjad. N = menurut nomor urut.

T = kronologis, menurut tanggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Tabel 1. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (lanjutan)

Keying (typing, verifying):

Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on line terminal.

Arsip permanen:

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan.

On line computer access:

Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on line. Nama program ditulis di dalam simbol.

Pita magnetik:

Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik. Nama arsip ditulis di dalam simbol.

On line storage:

Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on line (di dalam memori komputer)

Ke sistem penjualan

Keluar ke sistem lain:

Simbol yang menggambarkan kegiatan yang ke luar sistem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 1. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (lanjutan) Ya

tidak

Keputusan:

Menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat, ditulis di dalam simbol ini.

Garis alir:

Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah digambarkan hanya jika dokumen mengalir ke atas atau ke kiri.

Persimpangan garis alir:

Untuk garis yang bersimpangan, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut.

Pertemuan garis alir:

Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya. Mulai / berakhir:

Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.

Dari pemasok Masuk ke sistem:

Kegiatan luar sistem yang masuk ke dalam sistem, yang digambarkan dalam bagan alir.

Sumber: Mulyadi (1993: 60-63)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Gambar 14. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli

Sumber: Mulyadi (1993: 572) Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan

Harga Pokok Persediaan yang Dibeli Bagian Penerimaan Mulai Dari Bag. Pembelian SOP 3 Dari pemasok SP Menerima barang dari pemasok, disertai surat pengantar Memeriksa barang yang diterima Membuat laporan penerimaan barang SP SOP 3 3 2 LPB 1 N 1 Dikirim ke Bagian Gudang bersamaan dengan barang 2 Bagian Utang 1 Dari Bag. Pembelian

Dari pemasok via Bagian Pembelian Faktur LPB 1 SOP 4 Membandingkan faktur dari pemasok dg SOP & LPB Membuat bukti kas keluar Faktur LPB 1 SOP 4 3 2 Bukti Kas 1 Keluar Register Bukti Kas Keluar T 3 Arsip bukti kas keluar belum dibayar Keterangan:

LPB : Laporan Penerimaan Barang SP : Surat Pengantar

SOP : Surat Order Pembelian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Gambar 14. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli (Lanjutan)

Sumber: Mulyadi (1993: 572) Bagian Kartu Persediaan 3 Bukti Kas 2 Keluar Kartu Persediaan N Selesai Bagian Gudang 2 LPB 2 Kartu Gudang N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Gambar 15. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan kepada Pemasok

Sumber: Mulyadi (1993: 574-575) Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok

Persediaan yang Dikembalikan kepada Pemasok Bagian Gudang Mulai Diterima dari Bagian Pembelian 4 Memo Debit 3 Menyerahkan barang kpd. Bagian Pengiriman 4 Memo Debit 3 Kartu Gudang 1 Bagian Pengiriman 1 4 Memo Debit 3 Mengirimkan barang kpd. pemasok Membuat laporan pengiriman barang 4 Memo Debit 3 2 LPB 1 Dikirim ke pemasok sbg. Packing Slip N 2 Keterangan:

LPB : Laporan Penerimaan Barang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Gambar 15. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan kepada Pemasok (Lanjutan)

Sumber: Mulyadi (1993: 574-575) 2

Bagian Utang Diterima dari Bagian

Pembelian 2 Memo Debit 1 LPB 1 Membandingkan jenis dan kuantitas barang LPB 1 2 Memo Debit 1 Dikirim ke pemasok 3 5 LPB 1 Memo Debit 2

T Arsip bukti kas keluar yang belum dibayar

Selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Gambar 15. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan kepada Pemasok (Lanjutan)

Sumber: Mulyadi (1993: 574-575) Bagian Kartu Persediaan 3 LPB 1 Memo Debit 2 Mengisi harga pokok satuan & harga pokok

total pada memo debit LPB 1 Memo Debit 2 Kartu Persediaan 4 Bagian Jurnal 4 LPB 1 Memo Debit 2 5 Jurnal retur penjualan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Gambar 16. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Diterima Kembali dari Pembeli

Sumber: Mulyadi (1993: 568)

Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Diterima Kembali dari Pembeli

Bagian Gudang Mulai Diterima dari Bagian Penerimaan LPB 2 Kartu Gudang N

Bagian Kartu Persediaan

Dari Bagian Penerimaan via Bagian Piutang LPB 1 Memo 2 Kredit Mengisi harga pokok barang pada memo kredit

LPB 1 Memo 2 Kredit Kartu Persediaan 1 Keterangan:

LPB : Laporan Penerimaan Barang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Gambar 16. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Diterima Kembali dari Pembeli (Lanjutan)

Sumber: Mulyadi (1993: 568) Bagian Jurnal 1 LPB 1 Memo 2 Kredit N Jurnal Retur Penjualan Selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Gambar 17. Sistem Penghitungan Fisik Persediaan Sumber: Mulyadi (1993: 587-588)

Pemegang Kartu Penghitungan Fisik Mulai Membagikan KPF kepada penghitung KPF 4 KPF bagian 1 KPF bagian 2 Membandingkan KPF bagian 1 KPF bagian 2 Cocok Ya Mencatat KPF bagian 2 ke dalam DHPF Menghitung kembali Prosedur kompilasi 5 Keterangan:

KPF : Kartu Penghitungan Fisik DHPF : Daftar Hasil Penghitungan Fisik 2

1

SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

KPF

2 DHPF 1

Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Gambar 17. Sistem Penghitungan Fisik Persediaan (Lanjutan) Sumber: Mulyadi (1993: 587-588) Penghitung (Counter) KPF Melakukan penghitungan fisik persediaan Mengisi KPF bagian 3 dan menyobek KPF bagian 3 tsb KPF bagian 3 KPF bagian 2 KPF bagian 1 N N

Digantung pada tempat penyimpanan barang bersama dengan KPF bagian 3

Digantungkan pada tempat penyimpanan barang sebagai tanda bahwa persediaan yang bersangkutan telah dihitung Pengecek (Checker) 3 KPF bagian 2 KPF bagian 1 Melakukan penghitungan fisik persediaan kedua

Mengisi data hasil penghitungan pd. kartu penghitungan fisik bag. ke 2 KPF bagian 2 KPF bagian 1 4 Digantungkan pd. tempat penyimpanan brg. gudang sebagai tanda barang telah dihitung Diterima dari bagian produksi 2 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Gambar 17. Sistem Penghitungan Fisik Persediaan (Lanjutan) Sumber: Mulyadi (1993: 587-588)

Bagian Kartu Persediaan

5

2 DHPF 1

Mengisi harga pokok per unit &

menghitung harga pokok total

Meminta otorisasi atas DHPF Membuat bukti memorial 2 DHPF 1 Bukti memorial 6 Prosedur adjustment Kartu Persediaan T Prosedur penentuan harga pokok (pricing procedure) Bagian Jurnal 6 Bukti memorial Jurnal umum N 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Gambar 17. Sistem Penghitungan Fisik Persediaan (Lanjutan) Sumber: Mulyadi (1993: 587-588) Bagian Gudang 7 DHPF 2 Kartu Gudang T Selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

E. Penghitungan Fisik Persediaan

Penghitungan fisik persediaan meliputi pekerjaan menghitung, menimbang, atau mengukur tiap-tiap jenis barang yang berada dalam persediaan. Penghitungan persediaan seringkali dilakukan saat perusahaan sedang tidak beroperasi, atau tidak begitu sibuk, terkadang perusahaan juga harus ditutup untuk sementara agar penghitungan persediaan dapat berjalan dengan lebih efektif. Untuk mengurangi terjadinya kesalahan, perusahaan dapat menerapkan prosedur-prosedur berikut:

a. Penghitungan harus dilakukan oleh orang-orang yang tidak ditugasi menyimpan barang (pembagian tugas).

b. Tiap bagian mendapat tugas yang jelas mengenai jenis persediaan yang menjadi tanggungjawabnya (penetapan tanggungjawab). c. Harus dilakukan perhitungan kedua oleh orang lain (pemeriksaan

secara independen).

d. Harus digunakan kartu persediaan yang bernomor urut tercetak, dan kartu tersebut diawasi pemakaiannya (prosedur dokumentansi). e. Harus ditunjuk pengawas yang bertugas untuk menentukan (pada akhir penghitungan) bahwa semua jenis persediaan diberi kartu yang tidak ada satu jenis persediaan pun yang diberi lebih dari satu kartu (pemeriksaan secara independen).

Penghitungan kuantitas persediaan dapat dihitung secara perpetual dan fisik, masing-masing sistem penghitungan ini memiliki tujuan yang berbeda dimana sistem perpetual dilakukan untuk mengecek keakuratan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

catatan persediaan dan menghitung jumlah rugi terkait persediaan (pemborosan bahan baku, pencurian oleh konsumen atau oleh karyawan) yang selalu ada kemungkinan dapat terjadi. Sedangkan jika perusahaan memilih penghitungan secara fisik, perusahaan menggunakan sistem penghitungan ini untuk menghitung jumlah persediaan yang tersisa dan menghitung kos barang terjual selama satu periode.

Kepemilikan barang merupakan salah satu hal penting ketika akan melakukan penghitungan persediaan. Jangan sampai perusahaan salah mengakui hak milik karena akan dapat menimbulkan kesalahan saat menentukan jumlah total persediaan yang dimiliki perusahaan. Hak milik ditentukan oleh syarat penjualan yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli, pembeli baru boleh mengakui persediaan jika sudah memiliki hak secara hukum atas barang. Terdapat dua syarat penjualan, yaitu:

a. FOB (Free On Board) Shipping point

Jika menggunakan syarat ini, maka kepemilikan barang akan beralih ke pembeli ketika jasa pengangkut barang sudah menerima barang tersebut dari penjual.

b. FOB Destination

Jika menggunakan syarat ini, maka kepemilikan barang akan tetap berada di pihak penjual hingga barang tersebut sampai ke pembeli, atau dengan kata lain, pembeli berhak mengakui barang jika barang tersebut sudah sampai padanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Perusahaan juga kadang-kadang menjualkan barang pihak lain yang menitipkan barang pada perusahaan. Barang titipan ini lebih dikenal dengan nama barang konsinyasi. Perusahaan berhak mendapat komisi atas penjualan barang tapi tanpa memiliki barang tersebut.

F. Metoda Harga Perolehan

Dokumen terkait