• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses dan Hasil Konsultasi di Masing-masing Regional Regional Jawa

TAHAPAN DAN HASIL PROSES PERUMUSAN STRATEGI NASIONAL REDD+

TIM PENULIS PROSES PENYUSUNAN STRANAS

3. Tahap Konsultasi Publik

3.1. Tahap Konsultasi Regional 1. Tahap Pra Konsultasi

3.1.2. Proses Konsultasi Regional

3.1.2.2. Proses dan Hasil Konsultasi di Masing-masing Regional Regional Jawa

Konsultasi dilaksanakan pada tanggal 30 September – 1 Oktober 2010 di Provinsi DI Yogyakarta. Grafi k 5 menggambarkan unsur kepesertaan yang menghadiri proses konsultasi di regional Jawa.

Grafi k 5. Unsur Kepesertaan Regional Jawa

Grafi k di atas menunjukkan bahwa unsur kepesertaan proses konsultasi didominasi oleh sektor pemerintah yang mencapai lebih dari 50% total peserta konsultasi. Peserta konsultasi berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Grafi k 6. 8 12% 88% Laki-laki Perempuan 20% 17% 5% 58% Pemerint CSO Akademis Swasta ah si

Grafi k 6. Unsur Peserta Konsultasi di Regional Jawa Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari grafi k ini dapat disimpulkan bahwa keterlibatan perempuan dalam proses konsultasi Stranas REDD+ di regional Jawa masih sangat minim karena hanya mencapai angka 10% dari total peserta konsultasi. Walaupun kecilnya jumlah peserta perempuan bukan merupakan penentu ada tidaknya pembahasan isu keadilan gender, namun proses konsultasi menunjukkan bahwa terbatasnya jumlah perempuan perpengaruh terhadap pemaparan hubungan antara masalah kehutanan dengan ketidak-adilan gender. Satu-satunya wakil perempuan yang berbicara tentang hal ini, justru tidak mendapat respon apapun dari fasilitator maupun peserta lainnya.

Isu-isu krusial yang muncul dalam pelaksanaan konsultasi di Regional Jawa adalah:

a. Pembahasan mengenai trend reforestasi di regional Jawa

b. Minimnya upaya pelibatan para pihak ditingkat sub-nasional dalam menentukan REL masing-masing provinsi

c. Belum dicantumkannya metode perhitungan REL dalam Stranas REDD+ d. Perlunya bentuk hukum yang kuat untuk mewadahi Stranas REDD+ sehingga

Stranas REDD+ memiliki kekuatan hukum bukan saja kekuatan politik. Masukan secara detail terhadap strategi pelaksanaan REDD+, REL, dan analisa persoalan deforestasi dan degradasi akan dilampirkan dalam Bab Lampiran.

Regional Mataram dan sekitarnya

8%

92%

Perempuan Laki-laki

Grafi k 7. Unsur Kepesertaan dalam Konsultasi Regional Mataram

Dari grafi k dapat dilihat bahwa konsultasi regional Mataram hanya dihadiri oleh 2 unsur pihak yaitu CSO dan sektor pemerintah, minus unsur akademisi dan swasta. Unsur CSO yang hadir mewakili tiga unsur yaitu, masyarakat adat (12%), perempuan (6%), dan NGO secara umum (82%). Grafi k 8 menunjukkan unsur kepesertaan berdasarkan jenis kelamin. Jika dibandingkan dengan konsultasi regional di wilayah Jawa, unsur keterwakilan perempuan di Mataram lebih tinggi, yang mencapai 15% dari total peserta konsultasi.

Grafi k 8. Unsur Kepesertaan Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Konsultasi di Mataram

Beberapa isu krusial yang muncul dalam proses konsultasi di Mataram antara lain adalah persoalan masyarakat adat dan tenurial dan perlunya proses-proses peningkatan kapasitas bagi pihak-pihak dilevel sub-nasional untuk mengimplementasikan REDD+. Masukan yang diperoleh dari proses konsultasi

43% 57% P C Pemerintah CSO 85% 15% Perempu Laki-laki an

di regional Mataram dan sekitarnya akan dilampirkan dalam laporan ini (lihat lampiran).

Regional Sumatera I

Konsultasi regional di wilayah Sumatera I dilaksanakan di Aceh pada tanggal 11 – 12 Oktober 2010. Unsur kepesertaan yang hadir dalam proses konsultasi digambarkan dalam grafi k 9.

Grafi k 9. Unsur kepesertaan Konsultasi Regional Sumatera I

Dari grafi k dapat dilihat bahwa unsur kepesertaan didominasi oleh sektor pemerintah yang mencapai 57% dari total peserta konsultasi. Salah satu pihak yang tidak memiliki keterwakilan dalam proses konsultasi adalah sektor swasta. Jika ditelusuri lebih lanjut, Grafi k 10 menunjukkan bahwa peserta perempuan hanya mencapai 7% dari total peserta konsultasi. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan mengenai REDD+ di regional Sumatera I masih identik dengan fungsi dan peran laki-laki.

Beberapa isu krusial yang muncul dalam konsultasi antara lain mekanisme feedback pasca konsultasi, perbedaan antara REL dengan RL, dan penyusunan draf stranas yang tidak melibatkan para pihak di level sub-nasional. Juga soal strategi REDD+ yang dinilai mengabaikan status keistimewaan daerah Aceh Naggroe Darussalam maupun inistiatif pengembangan REDD+ yang sudah berjalan di Aceh. Detail masukan dan laporan konsultasi regional Sumatera I akan dilampirkan dalam Bab Lampiran.

36% 7% 57% Pemerint CSO Akademis ah si

Grafi k 10. Unsur kepesertaan berdasarkan jenis kelamin di Regional Sumatera I

Regional Kalimantan

Konsultasi regional Kalimantan dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 Oktober 2010 di Provinsi Kalimantan Tengah. Panitia pelaksana pada regional Kalimantan adalah Kemitraan yang bekerjasama dengan Bappeda Kalteng. Unsur kepesertaan konsultasi dapat dilihat pada grafi k 11.

Grafi k 11. Unsur kepesertaan Konsultasi Regional Kalimantan

93% 7% % Laki-laki Perempuan 40% 5% 1% 54% Pemerint CSO Akademis Swasta ah si

Pelaksanaan konsultasi regional Kalimantan, adalah salah satu regional yang unsur kepesertaannya cukup lengkap dengan rasio perbandingan CSO dan sektor pemerintah yang tidak terlalu timpang. Selain itu, keterlibatan perempuan dalam proses konsultasi cukup tinggi jika dibandingkan dengan regional yang lain, walaupun masih tetap jauh dari standar minimum keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan (Grafi k 12).

Grafi k 12. Unsur Kepesertaan Jika Dilihat Dari Jenis Kelamin

Beberapa isu krusial yang muncul dalam proses konsultasi antara lain adalah mekanisme feedback paska konsultasi. Lebih lanjut, peserta menanyakan mekanisme yang akan dilakukan oleh penyelenggara konsultasi dalam mempertimbangkan dan mengolah masukan dan tanggapan yang diperoleh dari proses konsultasi. Masukan secara detail dari regional Kalimantan akan dilampirkan dalam Bab Lampiran.

Regional Sulawesi

Konsultasi di regional Sulawesi dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 Oktober 2010 dalam waktu yang bersamaan dengan konsultasi di regional Kalimantan. Beberapa isu krusial yang muncul dalam pelaksanaan konsultasi adalah pengarusutamaan gender dalam Stranas REDD+; proses pengakuan dan jaminan terhadap hak-hak masyarakat adat; dan kekhawatiran bahwa REDD+ adalah kebijakan kompromi pemerintah terhadap kepentingan negara-negara industri. Unsur kepesertaan di regional Sulawesi cukup unik jika dibandingkan dengan regional lain karena unsur dominan kepesertaan berasal dari sektor CSO

17%%

83%

Laki laki Perempuan

Grafi k 13. Unsur Kepesertaan Konsultasi di Regional Sulawesi

Keterlibatan perempuan di konsultasi regional Sulawesi merupakan angka yang tertinggi sebesar 19% dari total peserta jika dibandingkan dengan regional yang lain (Grafi k 14). Dengan demikian dalam lingkup pelaksanaan konsultasi regional di Sulawesi dapat ditarik korelasi antara keterlibatan perempuan dengan kesadaran untuk mengarusutamakan gender dalam sebuah produk kebijakan. Tentu saja, kesimpulan ini tidak bisa diaplikasikan secara makro. Masukan yang diperoleh dari proses konsultasi secara detail dilampirkan dalam Bab Lampiran.

Grafi k 14. Unsur Kepesertaan Regional Sulawesi Berdasarkan Jenis Kelamin

4 22% 5% 33% Pemerint CSO Akademis ah si 19%% 81% Laki-laki Perempuan

Regional Papua

Konsultasi regional di Papua dilaksanakan pada tanggal 18 – 19 Oktober 2010 di Provinsi Papua. Unsur kepesertaan dalam konsultasi regional di Papua sama seperti di regional Sulawesi didominasi oleh sektor CSO (Grafi k 15). Bahkan dominasi ini mencapai lebih dari 50% total seluruh peserta. Dari 58% peserta yang berasal dari CSO, 31% nya merupakan perwakilan dari masyarakat adat.

Grafi k 15. Unsur Kepesertaan Konsultasi Regional Papua

Beberapa isu krusial yang muncul dalam proses konsultasi adalah mengenai strategi pelaksanaan REDD+ di Papua yang dinilai tidak memperhitungkan status otonomi khusus dan keberagaman sosio-kultural di Provinsi Papua. Selain itu persoalan tenurial dan hak masyarakat adat maupun pandangan kosmologis masyarakat adat Papua mengemuka dengan tajam dalam proses konsultasi. Isu ini telah memunculkan pernyataan tegas wakil masyarakat adat mengenai mengenai pentingnya menyelesaikan persoalan tenurial dan pengakuan hak masyarakat adat sebagai syarat suksesnya implementasi REDD+ di Papua.

Regional Sumatera II

Konsultasi regional Sumatera II dilakukan di Provinsi Jambi pada tanggal 21 – 22 Oktober 2010. Beberapa isu krusial yang muncul dalam proses konsultasi antara lain adalah pentingnya melibatkan pemerintah provinsi dalam mengidentifi kasi faktor-faktor yang mempengaruhi penghitungan Reference Emissions Level di masing-masing provinsi. Selain itu tema lain yang mengemuka adalah strategi pelaksanaan REDD+ di provinsi kepulauan. Unsur kepesertaan di regional

Grafikk 16 Unsur 10% p Kepesertaan 58% 8% n Konsultasi 24% g i Regional Su p umatera II Pemerint CSO Akademis Swasta ah si

Grafi k 16. Unsur Kepesertaan Konsultasi Regional Sumatera II

Dokumen terkait