• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

IV. 2.4)Proses Interaksi Antara Murid dengan Murid

Perkembangan identitas diri merupakan proses yang terus berlanjut di sepanjang kehidupan manusia. Persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat kelahiran, tetapi mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan perseptif. Diri (self) berkembang ketika individu merasakan bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari orang lain. Selama periode awal kehidupan, identitas diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi tentang diri sendiri. Kemudian dengan bertambahnya usia, pandangan tentang diri menjadi lebih banyak didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain (Agustiani, 2006: 138-144).

Seorang individu akan sulit untuk berinteraksi dan berkomunikasi tanpa adanya makna dan simbol-simbol, serta tindakan yang dia dapat dan terima dari orang lain dalam proses interaksi sosial. Saling berinteraksi diantara murid sangat diperlukan sehingga mereka dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan selanjutnya terhadap murid yang lain.

Interaksi dari murid-murid di PKBM Emphaty memperlihatkan bentuk solidaritas dan loyalitas yang cukup kuat terhadap PKBM Emphaty. Tetapi murid- murid ini tidak menjadi fanatik terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan PKBM Emphaty. Namun, interaksi diantara mereka masing-masing sebagai murid tidak se intens yang dulu. Seperti pernyataan informan pertama bahwa saat ini murid-murid di PKBM Emphaty sudah memiliki pengelompokan.

“dulunya semua satu kelas kompak kak, tapi sekarang uda pakai genk. Saling cari kawan sendiri-sendiri.”

Kesan pertama yang dirasakan oleh Informan kedua bahwa ia merasa sangat senang bisa berada di PKBM Emphaty, dan ia juga merasa bahwa dia memiliki teman-teman yang ramah dan akrab dengannya.

“senang, senang banget masuk PKBM Emphaty, kesan pertama suka. Suka dengan cara belajarnya. Sama teman di PKBM Emphaty itu akrab, enak bisa jadi sahabat baek, walaupun aku masi baru disini”

Kalau informan ketiga ia merasa sangat bebas bisa berada di PKBM

Emphaty. Ia tidak diharuskan menjalankan peraturan-peraturan sekolah seperti di

sekolah formal. Ia tidak diharuskan memakai seragam sekolah seperti murid disekolah formal. Interaksi informan dengan murid lain juga baik. Informan bisa cepat beradaptasi dengan murid-murid lain.

“ di PKBM Emphaty itu bebas, termasuk untuk seragam sekolah. Tidak mengekang murid. Teman-teman juga baik, jadi cepat beradaptasi”

Kesetiaan mereka terhadap sekolah mereka PKBM Emphaty dapat dilihat dari pernyataan informan ketiga, pada saat saya menanyakan apakah malu untuk bersekolah di PKBM Emphaty dan jawaban informan adalah sebagai berikut:

“ setelah di PKBM Emphaty jadi lebih enak gitu kak, dari pendiam sekarang sudah berkurang. Gak malu lah sekolah di PKBM Emphaty” Begitu juga pada informan pertama, kedua dan keempat. Mereka juga merasa nyaman bersekolah di PKBM Emphaty, walaupun informan pertama sewaktu pertama sekali bersekolah di PKBM Emphaty ada sedikit rasa malu dan minder dengan murid sekolah lain. Namun, pandangan informan terhadap PKBM

Emphaty, sebaiknya PKBM Emphaty bisa memfasilitasi mereka dengan buku-

buku pelajaran yang lebih lengkap dan meningkatkan jumlah guru yang mengajar, serta membuat pelajaran menjadi lebih variatif. Dan yang paling penting adalah pembagian kelas pada setiap paket kesetaraan. Mereka menginginkan adanya pemisahan kelas. Seperti yang dikatakan informan pertama:

“ pelajarannya itu-itu aja, nyatat doank, gak ada buku pegangan. Gurunya juga terbatas, apa yang guru tau itu yang diajarkan. Semua paket C dari kelas 1 sampek kelas 3 digabung. Maunya kelas 1 sampek kelas tiga itu kelasnya jangan di gabung. Trus maunya ada penggabungan PKBM dengan PKBM yang lain”

Sementara solidaritas murid-murid di PKBM Emphaty dapat dikatakan cukup baik. Mereka terbilang kompak satu sama lain, dan jarang ada pertengkaran yang serius. Tapi tidak menjadikan mereka tidak pernah mengalami konflik sama sekali diantara mereka. Mereka juga tetap memiliki konflik satu sama lain.

Informan keempat misalnya, ia pernah mengalami konflik dengan murid yang lain yang bernama Lia. Konflik ini terjadi karena Lia menyenggol luka kulit yang dialami informan, yang membuatnya menjadi merasakan sakit. Konflik ini terjadi hanya sebatas pertengkaran mulut saja, tidak samapai terjadi kontak fisik.

“ ..Cuma satu orang aja, Lia. Ya berantem mulut aja. Gara-gara disengol- senggolnya bisul aku, ya maralah aku”

Selain itu pengakuan setiap informan juga yang menyatakan bahwa di kelas mereka juga pernah terjadi konflik diantara sesama murid. Mereka mengaku bahwa sekarang ada sedikit perbedaan dengan murid-murid sekarang dibandingkan dengan murid-murid yang dulu. Sekarang sudah ada beberapa murid yang membentuk kelompok sendiri, yang mereka sebut dengan Genk.

Tetapi dapat dikatakan secara keseluruhan mereka memiliki solidaritas yang kuat sebagai murid PKBM Emphaty. Setiap informan memiliki teman dekat di PKBM, teman dekat itu lah yang menjadi teman para informan untuk berbagi cerita. Mereka juga sering berkumpul dan pergi keluar bersama, seperti misalnya pergi ke Pajak USU, pergi ke warnet yang sama, berenang sama. Ini membuktikan bahwa diantara mereka terjadi interaksi yang baik. Ternyata selain berada di PKBM Emphaty mereka juga melakukan interaksi diluar dari kegiatan yang ada di PKBM Emphaty.

Informan ketiga dan keempat menyatakan bahwa teman-teman mereka lebih banyak yang berasal dari PKBM Emphaty dibandingkan teman-teman di luar PKBM Emphaty.

“banyak teman di sekolah ini. Temen deket itu Lili, Novita, Yhesi. Sering kumpul, ke kolam renang, ke PU, jalan-jalan ke menplaz gitu 6 orang. Temennya campur yang B sama C” (informan keempat)

Sementara informan pertama dan kedua memiliki teman di luar PKBM

Emphaty juga. Mereka tidak hanya berteman dengan murid-murid di PKBM

Emphaty, tetapi juga bergaul dengan teman-teman di luar PKBM Emphaty.

“ kita sering ngumpul, jalan-jalan gitu, nongkrong. Ganti-gantian gitu ke rumah siapa. Misalnya sekarang ke rumah mui, besok-besok kerumah

siapa gitu. Gak dari sini aja kawan kita, di luar, di sekolah yang laen pun ada. Kami gak patokan cuman kawan PKBM Emphaty

Dokumen terkait