• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1.4. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).

Komunikasi tidak dapat berjalan begitu saja, sebab satu kegiatan harus menjalani proses komunikasi. Jika semua proses komunikasi lengkap, maka kegiatan komunikasi dapat berjalan dengan baik.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi, yang telah penulis paparkan sebelumnya dalam bab 1 (satu), terlihat adanya pengirim yang menyampaikan pesan kepada penerima melalui saluran tertentu. Di dalam bab 2 (dua) ini, penulis mencoba untuk memaparkan secara seksama langkah-langkah yang khusus dalam proses komunikasi tersebut, diantaranya adalah :

• Pengirim Pesan (sender)

Komunikasi dimulai oleh pengirim (sender) yang memiliki pikiran atau ide. Pikiran atau ide ini selanjutnya diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimengerti oleh pengirim dan penerima. Kita biasanya berpikir untuk pengolahan atau encoding, yang menghasilkan pesan dalam bahasa manusia, walaupun masih banyak lagi cara pengolahan lainnya, seperti : penerjemahan pikiran ke dalam bahasa komputer.

• Penggunaan Saluran untuk Menyampaikan Pesan (use of channel to transmit the message)

Informasi disampaikan melalui saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dengan penerima (receiver) pesan. Pesan yang akan disampaikan itu bisa dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan melalui memorandum, komputer,

telepon, telegram, televisi, surat kabar, maupun majalah. Dalam melakukan komunikasi, kita diperbolehkan untuk menggunakan dua atau lebih saluran komunikasi, misalnya : dalam percakapan melalui telepon, kedua pembicara dapat mencapai kesepakatan pokok yang kemudian ditegaskan melalui surat. Selain itu di dalam pemilihan saluran komunikasi, kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu mana saluran komunikasi yang menurut kita paling sesuai untuk digunakan. Pemilihan saluran komunikasi ini bermaksud untuk menciptakan komunikasi yang efektif.

• Penerima Pesan (receiver)

Penerima pesan harus siap menerima pesan agar pesan itu dapat diolah menjadi pikiran, misalnya : seseorang yang sedang menonton sepak bola dengan serius, dapat mengurangi perhatiannya terhadap hal-hal yang dikemukakan oleh pengirim pesan (receiver), sehingga kemungkinan kegagalan terbentuknya komunikasi yang efektif sangat tinggi.

Langkah selanjutnya dalam proses komunikasi adalah pengolahan atau decoding pesan, di mana penerima mengubah pesan menjadi pikiran. Komunikasi yang akurat hanya dapat terjadi apabila pengirim dan penerima melekatkan arti yang sama atau setidak-tidaknya serupa pada simbol-simbol yang mengandung pesan.

Suatu pesan yang diolah ke dalam bahasa Perancis mensyaratkan penerima yang dapat memahami bahasa Perancis. Hal ini jelas, tetapi yang sering diabaikan adalah penggunaan istilah (jargon) teknis atau professional yang boleh jadi tidak dimengerti oleh penerima pesan. Dengan demikian, komunikasi tidak sempurna apabila tidak dipahami. Pemahaman itu terjadi dalam pikiran kedua belah pihak, yaitu si pengirim dan si penerima pesan. Orang-orang yang berpikir tertutup umumnya tidak akan memahami pesan sepenuhnya, terutama apabila informasi itu bertolak belakang dengan sistem nilai mereka.

Bila tahapan penerima (receiver) dari proses komunikasi ini dikaitkan dengan fungsi komunikasi, maka akan terdapat 4 (empat) hal yang terpenting seperti pendapat Wilbur Schramm, yaitu :

1. Informational

Informational adalah fungsi dari kegiatan komunikasi yang memberikan penjelasan dan penerangan mengenai bentuk informasi yang disajikan dari seseorang komunikator kepada komunikan. Guna menjamin terselenggaranya penyajian pesan komunikasi, agar berlangsung secara efektif. Disini seorang komunikator harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang baik, tepat penyampaiannya, dan jelas interpretasinya. Sebaliknya, seseorang di dalam proses penerimaan pesan komunikasi dituntut mempunyai sikap atau perhatian yang terbuka terhadap pesan komunikasi yang disampaikan.

Menurut Wilbur Schramm, jika seseorang ingin mengirimkan sebuah informasi, maka komunikasi yang disampaikan harus mengandung pengetahuan, akurat, dan adil dalam interpretasinya. Disini penerima diharapkan dapat memperhatikannya (Lubis, 2007: 24-25).

2. Instructional

Instructional adalah fungsi kegiatan komunikasi yang berupa penyebaran informasi yang sifatnya memberi pendidikan dan menganjurkan sesuatu pengetahuan kepada komunikan. Secara praktek hal ini dapat dilihat dari kegiatan periklanan. Sebagai contoh dapat disimak pesan iklan di bawah ini, “Lindungilah kulit anda dari sengatan matahari, pakailah ...” (Lubis, 2007:25).

3. Persuasive.

Persuasive adalah fungsi dari kegiatan komunikasi yang berupa penyebaran informasi yang dapat mengetengahkan pengaruh atau dapat mempengaruhi sikap, pendapat, dan tingkah

laku komunikan dengan cara membangkitkan ‘emotional appeal’. Sehingga ketika pesan komunikasi itu diterima, seolah-olah komunikan menerima pesan itu atas keinginannya sendiri. Sebagai contoh dapat dilihat dari penyajian pesan komunikasi berikut ini : ‘Sembilan dari sepuluh bintang terkenal memakai sabun Lux atau sabun merek lainnya yang memanfaatkan sistem iklan persuasive ini. Kemudian dari media komunikasi itu hadir gambar bintang-bintang film terkenal.

Makna yang dapat ditangkap adalah bahwa sabun Lux atau merek lainnya adalah sabun yang dipakai oleh sembilan dari sepuluh bintang film terkenal. Jadi bagi penerima pesan komunikasi atau calon pembeli, jika kita memakai sabun Lux atau merek lainnya yang diiklankan itu, maka kita merasa bahwa kita adalah salah satu dari bintang film yang ada di dalam iklan Lux atau merek lainnya itu (Lubis, 2007:25-26).

4. Entertaining (Lubis, 2007:24).,

Entertaining adalah fungsi dari kegiatan komunikasi yang berupa penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan bersifat hiburan atau memberikan hiburan, contoh : Di Trans7 pada malam hari terdapat acara yang bernama Opera Van Java (Lubis, 2007:26).

• Gangguan dan Balikan dalam Komunikasi (Noise dan Feedback)

Di dalam proses komunikasi itu terkadang dipengaruhi oleh noise (gangguan atau keributan). Noise (gangguan atau keributan) adalah segala sesuatu yang menghambat komunikasi, baik pada pengirim, penyampaian pesan, maupun pada penerima. Sebagai contoh :

 Suatu lingkungan yang bising atau sesak dapat menghambat pembentukan pikiran yang jelas.

 Pengolahan pesan oleh pengirim boleh jadi salah karena menggunakan simbol-simbol yang tidak jelas.

 Penyampaian pesan tersela oleh keadaan statis dalam saluran, seperti yang dapat terjadi dalam hubungan telepon yang jelek.

 Penerima pesan yang tidak akurat yang terjadi karena kurang perhatian.

 Pengolahan pesan oleh penerima boleh jadi salah karena kesalahan dalam pengaitan arti terhadap kata-kata dan simbol lainnya.

 Pemahaman dapat terhambat oleh prasangka.

Untuk mengetahui efektifitas komunikasi, maka penting artinya umpan-balik. Kita tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti apakah suatu pesan telah diolah, disampaikan, diolah kembali oleh penerima, dan dipahami sampai pesan tersebut dikonfirmasikan melalui umpan-balik. Demikian juga halnya, umpan-balik menunjukkan apakah telah terjadi perubahan individual atau organisasi sebagai hasil dari komunikasi.

Banyak faktor situasi dan organisasi yang mempengaruhi proses komunikasi. Faktor- faktor tersebut dalam lingkungan eksternal dapat berupa : pendidikan, sosial, hukum-politik, dan ekonomi. Sebagai contoh : suatu lingkungan politik yang represif dapat menghambat kelancaran arus komunikasi. Sedangkan faktor situasi lainnya adalah jarak geografis. Komunikasi tatap muka langsung berbeda dengan pembicaraan melalui telepon dengan orang lain pada sisi dunia yang lain dan berbeda dengan surat menyurat atau telex. Komunikasi juga harus memperhitungkan waktu. Eksekutif yang sibuk mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerima dan mengirim informasi secara akurat. Faktor-faktor situasi lainnya yang mempengaruhi komunikasi dalam perusahaan adalah struktur organisasi, proses manajerial dan nonmanajerial, serta teknologi. Contoh faktor teknologi adalah dampak teknologi komputer dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar.

Secara ringkas, model komunikasi menyediakan suatu tinjauan umum tentang proses komunikasi, pengidentifikasian variabel penting, dan gambaran tentang hubungan antar- variabel. Hal ini pada gilirannya membantu para manajer untuk mengidentifikasi masalah- masalah komunikasi untuk mengambil langkah-langkah penanggulangannya, atau bahkan lebih baik lagi, untuk mencegah timbulnya kesukaran dengan cepat (Koontz, et.al., 1984:529).

Dokumen terkait