• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pelaksanaan pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al- Qur’an pada siswa SMK Negeri 1

PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

A. Proses pelaksanaan pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al- Qur’an pada siswa SMK Negeri 1

Pringapus Kabupaten Semarang

SMK N 1 Pringapus merupakan sekolah menengah kejuruan yang berstatus negeri dan satu-satunya yang berada di kecamatan Pringapus. SMK N 1 Pringapus terdapat 3 program jurusan yaitu Busana Butik, Multimedia, dan Teknik Otomotif Sepeda Motor. Siswa yang bersekolah di SMK N 1 Pringapus tidak hanya dari wilayah kecamatan Pringapus saja tetapi juga dari daerah sekitar luar kecamatan pringapus.

82

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan pembinaan kepribadian muslim pada siswa di SMK N 1 Pringapus, mengenai kondisi kepribadian siswa cukup bervariatif. Seperti yang telah dijelaskan oleh bapak Wd, bahwa sudah ada yang rajin ikut sholat dhuhur berjamaah, sholat dhuha, ada juga yang terkadang membolos di jam pelajaran, memakai seragam tidak rapi, dan yang tidak mau ketinggalan lagi di kalangan remaja yaitu pacaran yang kadang mengarah ke hal-hal negatif. Agar siswa memiliki pribadi yang leih baik, maka guru melakukan pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an. Sehingga,

selain siswa dapat belajar membaca Al-Qur’an dengan baik, siswa juga dapat

terbina akhlaknya. Adapun proses pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an antara lain:

1. Motivasi

Motivasi berasal dari kata-kata ‘movere’ yang berarti dorongan

dalam istilah bahasa Inggrisnya disebut “motivatoin”. Motivasi dapat

didefinisikan sebagai suatu usaha menimbulkan dorongan (motif) pada individu (kelompok) agar bertindak (Sulistyorini, 2009: 268). Berbicara tentang motivasi, semua siswa akan membutuhkan motivasi, karena motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku siswa. Dalam motivasi terkandung adannya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku individu (Dimyati dan Mudjiono, 2006:23).

83

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, sebelum ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an dimulai guru memberikan motivasi

yang berisikan nasihat-nasihat yang baik, memberi wejangan-wejangan secara bertahap untuk memberi kesadaran pada diri siswa agar mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dari sinilah akan terlihat bahwa jika para siswa ini diperhatikan dan terus dilindungi, dengan nasihat-nasihat yang baik justru akan mengena ke dalam hati siswa dan diharapkan siswa akan lebih baik lagi.

2. Kisah-kisah teladan Nabi

Ditinjau dari segi pendidikan kisah-kisah nabi memiliki tujuan yang lebih cenderung pada pemantapan perilaku. Menurut Abdurrahman (2004: 247) kandungan kisah nabawiah dapat kita bagi menjadi bagian-bagian berikut ini:

a. Pertama, melalui kisah-kisah nabawi kita akan menemukan ajaran keikhlasan dalam beramal saleh dan menjadikannya sebagai sarana untuk mencapai keridhan Allah dalam memecahkan berbagai permasalahan hidup.

b. Kedua, kisah-kisah yang mengarahkan kita pada kebiasaan bersedekah dan mensyukuri nikmat.

c. Ketiga, kisah-kisah yang bersifat historis. Dalam hal ini, kisah-kisah historis tersebut dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:

1) Kisah-kisah historis yang menyempurnakan, menjelaskan, dan memperluas isyarat-isyarat Al-Qur’an melalui kisah-kisah singkat.

84

2) Kisah yang tidak langsung berasal dari sabda Rasulullah, namun tetap sarat dengan hikmah dan pelajaran.

3) Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa sejarah dan perang-perang Rasulullah saw. sehingga membentuk kisah berangkai yang satu sama lain berkaitan.

Seperti yang dilakukan oleh guru ekstrakurikuler baca tulis

Al-Qur’an, sebelum ekstrakurikuler dimulai selain guru memberikan

motivasi, guru juga bercerita tentang kisah-kisah nabi agar siswa dapat mencontoh perilaku baik nabi, perjuangan hidup nabi, dan juga kebiasaan baiknya. Sehingga siswa memiliki kepribadian muslim yang baik sesuai yang diharapkan oleh guru dan orang tua.

3. Ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an

Setelah guru memberikan motivasi ataupun bercerita tentang kisah-kisah teladan nabi untuk memberi rangsangan kepada siswa, kemudian ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an dimulai. Ekstrakurikuler baca tulis

Al-Qur’an setiap minggunya memiliki jadwal yang berbeda-beda. Minggu

pertama materi tentang membaca Al-Qur’an, siswa diajari membaca

Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan kaidahnya, sehingga siswa dapat

membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid dan makharijul hurufnya. Minggu kedua tentang menulis Al-Qur’an, siswa diajari cara menulis Al

-Qur’an dengan baik, sehingga siswa dapat menulis Al-Qur’an dengan rapi

85

Selain guru memberikan motivasi dan juga bercerita mengenai kisah-kisah nabi, kepala sekolah dan guru juga memiliki strategi untuk membina kepribadian muslim pada siswa. Adapun strategi yang dilakukan untuk membina kepribadian muslim pada siswa antara lain:

a. Sikap keteladanan

Menurut Abdurrahman (2004: 260) pada dasarnya, kebutuhan manusia akan figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Manusia sangat cenderung memerlukan sosok teladan dan anutan yang mampu mengarahkan manusia pada jalan kebenaran dan sekaligus menjadi perumpamaan dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat Allah. Untuk kebutuhan itulah Allah mengutus Muhammad saw. sebagai hamba dan Rasul-Nya menjadi teladan bagi manusia dalam mewujudkan tujuan pendidikan Islam, melalui firman-Nya ini:

ْدَقَل

يِْثَك ََّللَّا َرَكَذَو َرِخ ْلْا مْوَ يْلاَو ََّللَّا وُجْرَ ي َناَك نَمِىل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ َِّللَّا ِلوُسَر ِفِ ْمُكَل َناَك

َا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ”(Al-Ahzab: 21)

Bagaimana tidak, kepribadian, karakter, perilaku, dan interaksi beliau dengan manusia merupakan pengejawantahan hakikat

Al-Qur’an, etika, dan hukum-hukumnya secara praktis, manusiawi, dan

dinamis. Lebih dari itu, akhlak beliau merupakan perwujudan landasan dan metode pendidikan yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

86

Sikap teladan seperti yang dilakukan Rasulullah juga dilakukan oleh guru agar siswa meniru figur teladan dari guru. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Wd bahwa tidak hanya siswa saja yang harus mempunyai kepribadian yang baik, akan tetapi para guru pun harus memberi contoh yang demikian itu agar siswa melihat bahwa guru juga menanamkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sikap keteladanan dari seorang guru juga akan membawa dampak positif dalam pembinaan kepribadian muslim pada siswa.

b. Sikap Pembiasaan

Pendidikan dengan pembiasaan dan latihan merupakan salah satu penunjang pokok pendidikan dan merupakan salah satu sarana dalam upaya menumbuhkan keimanan anak dan meluruskan moralnya. Disinilah bahwa pembiasaan dan latihan sebagai suatu cara yang mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam menanamkan pendidikan pada anak sebagai upaya membina akhlaknya.

Selanjutnya dengan pembiasaan, sikap pembiasaan juga harus dilakukan oleh guru, guru akan menjadi center karena sikap pembiasaan yang baik juga akan ditiru oleh siswanya. Di antara sikap pembiasaan yang bisa dilakukan oleh guru bisa jadi dilakukan dengan selalu hadir dalam kegiatan pembinaan berlangsung, melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di sekolah, dan juga kegiatan positif lainnya. Dengan demikian para siswa juga akan sadar

87

diri karena mereka tidak merasa hanya di suruh akan tetapi para guru juga melaksanakannya bersama-sama.

Setelah dilakukan berbagai strategi dari guru diharapkan siswa dapat mencapai tujuan dari pembinaan kepribadian muslim. Seperti yang telah dijelaskan oleh bapak Wd, adanya pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis

Al-Qur’an untuk menjadikan peserta didik memiliki pribadi yang lebih

baik dalam bertingkah laku dan berinteraksi dengan sesama guru, teman, dan warga sekolah melalui pendekatan emotional dan bimbingan dalam sudut pandang ajaran Islam.

Bapak Kz juga menambahi bahwa tujuan pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an yaitu untuk menanamkan pada siswa akhlak yang

mulia serta meningkatkan keterampilan siswa dalam baca tulis

Al-Qur’an. Jadi dengan adanya pembinaan kepribadian muslim pada

siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an siswa

dapat memiliki kepribadian muslim yang baik. Adapun karakter dan ciri-ciri kepribadian muslim menurut Ahmad Umar Hasyim (2007:78) di antaranya sebagai berikut:

1. Tak Kikir Berinfaq dan Tak Berlebihan

Seorang Muslim yang berkepribadian lurus, senantiasa menjaga harta yang dititipkan Allah SWT kepadanya, dan

88

telah diajarkan oleh guru di SMK N 1 Pringapus untuk membina kepribadian muslim pada siswa yaitu salah satunya dengan

mengajarkan untuk rutin berinfaq di setiap hari Jum’at. Dengan

diajarkan seperti itu diharapkan siswa dapat belajar untuk selalu menjaga harta titipan Allah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Karena dengan rajin berinfaq maka akan memperbanyak kebaikan dan melipat gandakan pahala di sisi Allah SWT.

2. Kecintaan Seorang Muslim terhadap Saudaranya

Dalam membangun kepribadian Muslim adalah ia diharapkan bisa mempunyai kasih sayang dan mencintai saudaranya, sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Sebagaiman yang telah dijelaskan oleh bapak Wd bahwa ada sebagian siswa yang masih melakukan perkelahian, maka guru harus memberikan bimbingan kepada siswa agar mencintai saudaranya atau temannya seperti mencintai dirinya sendiri, agar tidak lagi terjadi perkelahian. Guru dapat memberikan nasihat mengenai betapa pentingnya saling menyayangi sesama muslim, sehingga dengan begitu dapat mengurangi tingkat perkelahian antar siswa.

3. Kehormatan Pribadi

Pribadi muslim memiliki kehormatan yang wajib dijaga, tidak boleh dirusak dan dinodai. Kehormatan tersebut harus pula dimuliakan, tidak dihinakan, sebagaimana Islam menjaga harta

89

benda seorang muslim berikut apa saja yang dimilikinya, termasuk harga diri dan kemuliaannya.

Sebelum ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an dimulai guru

memberikan nasihat-nasihat mengenai betapa pentingnya menjaga kehormatan. Sehingga dengan nasihat-nasihat yang selalu diberikan siswa dapat menjauhi pacaran yang mengarah ke hal-hal negatif.

Jadi, saat guru melihat siswa berpacaran guru tidak langsung memarahinya, tapi memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada siswa. Karena dengan memberi nasihat yang baik akan lebih mengena di hati siswa, sehingga lama-kelamaan siswa akan menjauhi pacaran yang mengarah ke hal-hal yang buruk.

Dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis

Al-Qur’an dimulai dengan memberikan motivasi-motivasi kepada

siswa, kemudian juga bercerita tentang kisah-kisah nabi. Dengan seperti itu diharapkan siswa dapat terbina akhlaknya, dapat termotivasi menjadi pribadi muslim yang lebih baik, dapat mencontoh perilaku-perilaku nabi, dan juga perjuangan hidup nabi. Setelah siswa diberikan motivasi-motivasi dan juga cerita tentang nabi, barulah ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an dimulai.

90

muslim yang lebih baik selain itu juga dapat membaca Al-Qur’an

sesuai dengan tajwid dan makhrajnya.

B. Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap