• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA SMK NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA SMK NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM

MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA SMK NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017/2018 SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: ISTICHOMAH NIM. 111 14 113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

ُه َكِّئـَلْوُأَو ِّرَكنُمْلا ِّنَع نْوَهْـنَـيَو ِّفوُرْعَمْلِّبِ َنوُرُمَْيََو ِّْيَْْلْا َلَِّإ َنوُعْدَي ٌةَّمُأ ْمُكنِّ م نُكَتْلَو

َنوُحِّلْفُمْلا ُم

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar;

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Sutarman dan Ibu Yahumi tercinta yang telah

mendidik, membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang

menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.

2. Kakak-kakakku tersayang (Siti Basiroh, Imam Khoirullah, Ali Ridho, Mahmudah) yang selalu memberikan dorongan semangat untuk selalu optimis dan dukungan serta pengertian kepada penulis.

3. Kepada bapak Dr. Fatchurrohman, S.Ag.,M.Pd. yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses skripsi ini.

4. Kepada bapak Widiyatmoko Agus Nugroho S.Pd.I yang telah memberikan motivasi serta bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada Gustian Fajar Nugroho yang telah memberikan semangat, motivasi, doa, serta bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada Sri Muamanah yang selalu menemai dan membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.

(8)

viii

8. Keluarga besar SMK N 1 Pringapus yang telah memberikan dukungannya, motivasi dan doanya sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

9. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2014 khususnya kelas PAI C, teman-teman PPL MAN Salatiga, dan kelompok KKN posko 31 yang telah memberikan motivasi dan pengalaman hidup yang luar biasa.

(9)
(10)
(11)

xi ABSTRAK

Istichomah. 2017. 11114113. Pembinaan Kepribadian Muslim Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Pada Siswa SMK Negeri 1

Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman, S.Ag.,M.Pd.

Kata Kunci: Kepribadian Muslim, Ekstrakurikuler, Baca Tulis Al-Qur’an

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK N 1 Pringapus Kabupaten Semarang. Adapun pertanyaan yang ingin dijawab adalah : 1) Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ? 2) Bagaimana dampak kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an terhadap kepribadian muslim pada siswa di SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ? 3) Apa problem dan solusi pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh di lapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk dapat ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) proses pelaksanaan pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis

Al-Qur’an dimulai dengan guru memberikan motivasi, kisah-kisah teladan nabi,

kemudian materi baca tulis Al-Qur’an. 2) dampak kegiatan ekstrakurikuker baca tulis Al-Qur’an terhadap kepribadian muslim pada siswa yaitu peserta didik menjadi lebih bersikap sopan dan mampu menunjukkan kepribadian muslim yang lebih baik, dan dari segi membaca Al-Qur’an kualitas meningkat, baik kelancaran, ketepatan kaidah tajwidnya dan makharijul hurufnya, serta adanya pemahaman makna dari ayat-ayat yang sering dibaca. 3) problem dan solusi pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an yaitu problemnya siswa yang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baca tulis

Al-Qur’an tidak terlalu banyak karena masih bersifat pilihan, Kurangnya motivasi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

(13)

xiii

E. Penegasan Istilah ... 9

F. Metode Peneliitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kepribadian Muslim 1. Pengertian Kepribadian Muslim ... 20

2. Karakter dan Ciri-ciri Kepribadian Muslim ... 22

3. Tipe Kepribadian ... 31

4. Unsur-unsur Pembentukan Kepribadian Muslim ... 36

B. Ekstrakurikuler 1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 38

2. Prinsip-prinsip Ekstrakurikuler ... 39

3. Urgensi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 40

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler ... 42

C. Baca Tulis Al-Qur’an 1. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an ... 43

2. Dasar Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ... 44

3. Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an ... 46

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ... 47

5. Tujuan Baca Tulis Al-Qur’an ... 48

(14)

xiv

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

1. Sejarah Berdirinya SMK N 1 Pringapus ... 51

2. Visi dan Misi SMK N 1 Pringapus ... 52

3. Data Sekolah ... 52

B. Profil Informan ... 57

C. Temuan Hasil Penelitian ... 59

1. Hasil Observasi ... 59

2. Hasil Penelitian ... 61

BAB IV Pembahasan A. Proses Pelaksanaan Pembinaan Kepribadian Muslim Pada Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an di Smk Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ... 81

B. Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap Kepribadian Siswa ... 90

C. Problem dan Solusi Pembinaan Kepribadian Muslim pada Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an ... 93

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 97

B. Saran ... 98

(15)

xv

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Kompetensi Keahlian SMK N 1 Pringapus ... 49

TABEL 3.2 Penerimaan Peserta Didik di SMK N 1 Pringapus ... 50

TABEL 3.3 Rekapitulasi Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 50

TABEL 3.4 Data Kelulusan 3 Tahun Terakhir ... 51

TABEL 3.5 Data Guru dan Tata Usaha ... 51

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Lampiran Instrumen Penelitian Dasar 3. Lampiran Catatan Transkrip Wawancara 4. Lampiran Daftar nilai SKK

5. Lampiran Dokumentasi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Semua manusia diciptakan dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan masing-masing, karenanya tidak ada manusia yang sempurna. Kelebihan maupun kekurangan pun bisa terletak dari berbagai sisi, di mana manusia telah mempunyai hal ini sejak dia dilahirkan ke dunia. Kekurangan dan kelebihan akan membawa sebuah efek yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia enggan disebut memiliki kekurangan melainkan mereka bangga jika dalam dirinya terdapat kelebihan.

Sebuah kekurangan mungkin akan berdampak buruk jika manusia tersebut tidak menyadari dan menerimanya, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupannya, khususnya pada segi kepribadiannya. Jika seseorang tidak mau menerima ataupun menyadari kekurangan yang ia miliki kemungkinan akan membawa sebuah kepribadian yang buruk. Oleh karena itu peran orang tua dalam hal membentuk sebuah kepribadian yang baik sangat diperlukan karena jika tidak dapat dibina sejak awal maka akan sulit untuk dirubah.

(18)

2

selanjutnya, intinya jika kita memiliki kepribadian yang baik, maka kualitas kehidupan kita pun juga akan terbenahi.

Menurut Hall dan Lindzey (1993: 27) kepribadian merupakan istilah untuk menunjukkan hal-hal khusus tentang individu dan yang membedakannya dari semua orang lain. Sebuah kepribadian sudah selayaknya memang dimiliki oleh semua orang, karena semua orang memiliki ciri khas masing-masing untuk membedakan dia dengan manusia lainnya, tentu saja setiap orang ingin mempunyai sebuah kepribadian yang baik agar mereka bisa membawa dampak yang positif kepada diri mereka sendiri maupun orang lain. Akan tetapi, bagaimanapun juga sebagai seorang manusia biasa pastilah memiliki sebuah kekurangan yang tidak luput salah satunya yaitu sebuah kepribadian yang buruk sebagai bumbu dalam kehidupannya.

Sidi Gazalba mengatakan bahwa secara umum kepribadian dibentuk oleh pendidikan karena pendidikan merupakan sarana atau media dalam menanamkan perilaku yang kontinyu sehingga menjadi kebiasaan (Mukhtar, 2003:66). Jika seorang anak sejak kecil dididik dengan kebiasaan yang baik, kemungkinan besar anak tersebut akan memiliki kepribadian yang baik, atau jika seseorang hidup dengan mendiami sebuah lingkungan yang kurang mempunyai sopan santun mungkin perkembangan kepribadian seseorang dapat berpengaruh buruk.

(19)

3

jarang mereka melakukan berbagai hal yang kadang menciptakan suatu kepribadian yang buruk. Berbagai keluhan dan kerisauan kemudian muncul dari orang tua dan masyarakat mengenai kehidupan anak-anak mereka di masa sekarang maupum di masa yang akan datang akibat maraknya budaya pop, glamor, santai, serta krisis moral yang melanda masyarakat modern (Mukhtar, 2003:2). Tidak hanya masyarakat luas saja, bahkan khususnya para siswa telah merasakan dampak yang demikian buruk, sebagian banyak dari siswa saat ini sepertinya juga sudah meninggalkan kepribadian yang baik khususnya kepribadian muslim dalam hati mereka.

Kepribadian pada dasarnya bisa dibentuk sejak dini, orang tua dalam hal ini sangat berpengaruh besar terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh anak agar kelak bisa memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik juga harus dibiasakan sejak dini karena jika pada awal tidak terbentuk maka anak tersebut akan sulit berkelakuan dan berkepribadian baik.

(20)

4

(Hamdi, 2016: 13). Jadi, kepribadian selain bawaan dari fitrah tabi’i (bawaan) sejak lahir yang merupakan warisan genetika orang tuanya, juga terbentuk melalui proses panjang sejarah perjalanan hidup, proses internalisasi nilai pengetahuan, pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengalaman dalam diri.

Menurut Allport, kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menetukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Khas memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri (Koswara, 1991: 11). Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, dan karenanya tidak akan ada dua orang pun yang bertingkah laku sama.

Sehubungan dengan pengertian Allport tentang kepribadian bahwasannya setiap siswa juga mempunyai kepribadian yang berbeda-beda karena mereka datang dari latar belakang yang berberbeda-beda-berbeda-beda dan menjadi satu jika berada dalam lingkup sekolah, hasilnya semua kepribadian yang masing-masing mereka miliki akan secara tidak langsung saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya sangat penting sekali untuk membina kepribadian mereka khususnya pada arah kepribadian muslim yang baik.

Kepribadian dalam konteks terminologi Islam dapat disebut akhlak, sedangkan dalam studi keislaman lebih dikenal dengan istilah

syakhshiyah. Syakhsiyah berasal dari kata syakhsun yang berarti pribadi.

(21)

5

kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 212).

Kepribadian layaknya sesuatu yang harus ada dalam diri manusia, sehingga manusia itu dapat membatasi diri agar bisa memiliki kepribadian yang baik. Tidak hanya manusia dewasa saja yang harus memiliki kepribadian yang baik, akan tetapi anak-anak dan para remaja khususnya usia sekolah harus memiliki kepribadian yang baik pula karena akan menentukan kehidupan pribadinya di masa depan.

Masa remaja antara sekolah tingkat menengah adalah masa yang sangat rentan untuk membentuk sebuah kepribadian yang baik karena anak usia sekolah menengah sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.

(22)

6

membantah perkataan orang tua dengan ucapan yang buruk, sehingga bisa menyakiti hati orang tua.

Kepribadian yang baik tentu harus dimiliki oleh setiap orang, baik itu anak-anak, remaja, bahkan orang tua sekalipun karena hal tersebut bisa membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik kedepannya. Dengan memiliki kepribadian yang baik, hidup kita akan merasa bahagia dan nyaman karena orang di sekeliling kita akan merasakan dampak yang baik pula.

Di dalam lingkungan sekolah, banyak lembaga yang mencanangkan kegiatan yang diharapkan bisa melindungi siswa-siswi dari bahaya pergaulan yang sangat memprihatinkan dan yang lebih utamanya adalah untuk membina kepribadian muslim pada siswa. Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pringapus ada kegiatan ekstrakurikuler yaitu Baca Tulis Al-Qur’an, di mana kegiatan ekstrakurikuler ini adalah kegiatan untuk melatih Baca Tulis Al-Qur’an siswa. Sebelum kegiatan ekstrakurikuler di mulai, guru memberi motivasi, nasihat, dan cerita teladan agar siswa selalu termotivasi dan dapat mengambil sisi positif dari cerita teladan yang diberikan oleh guru. Sehingga dengan adanya ekstrakurikuler ini, selain guru dapat melatih baca tulis Al-Qur’an siswa, guru juga dapat membina kepribadian muslim pada siswa dengan motivasi dan nasihat-nasihat yang diberikan.

(23)

7

guru dan warga sekolah bisa melindungi siswa-siswinya dari bahaya pergaulan bebas, penggunaan narkoba dan lain-lain agar memilki kepribadian yang baik tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada Allah SWT dan Rasulnya. Akhirnya dengan ini peneliti tertarik meneliti dan mengkaji mengenai “PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA SMK NEGERI 1 PRINGAPUS

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka fokus penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ?

2. Bagaimana dampak kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an terhadap kepribadian muslim pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ?

3. Apa problem dan solusi pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

(24)

Al-8

Qur’an. Sedangkan lebih khusus lagi sesuai dengan fokus penelitian yang

di kaji peneliti, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang :

1. Proses pelaksanaan pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang.

2. Dampak kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an terhadap kepribadian siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang. 3. Problem dan solusi pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan

ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada dalam pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an.

b. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian berikutnya yang sejenis.

(25)

9 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti akan mendapatkan pengetahuan tentang pembinaan kepribadian muslim.

b. Bagi Lembaga (Sekolah)

Penelitian ini bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana cara membina siswa agar memiliki kepribadian muslim.

c. Bagi Pembaca

1) Memberikan informasi tentang pemahaman pembinaan kepribadian muslim.

2) Sebagai informasi untuk mengetahui bagaimana membina kepribadian muslim pada siswa agar menjadi manusia yang lebih baik.

d. Bagi Siswa

Sebagai sarana atau wadah untuk dapat belajar Al-Qur’an dengan baik dan benar sekaligus untuk memperbaiki kepribadian diri agar menjadi pribadi yang baik.

e. Bagi Guru Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an

Sebagai kegiatan yang dapat digunakan untuk mengamalkan ilmu tentang Al-Qur’an kepada siswa-siswinya.

E. Penegasan Istilah

(26)

istilah-10

istilah yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai berikut :

1. Kepribadian Muslim

Menurut Ahmad D. Marimba yang dikutip Khaliq (2015: 175), kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya mewujudkan kepribadian kepada Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya.

2. Ekstrakurikuler

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 291) ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai program kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dalam rangka memberikan arahan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikan siswa seutuhnya.

3. Baca Tulis Al-Qur’an

(27)

11 F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan bersifat kualitatif. Sebagaimana Sarosa (2012: 7) menyatakan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Adapun pengertian penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup transkip, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya (Emzir, 2011:3).

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, karena jenis penelitian ini tidak mengadakan manipulasi, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Kondisi bisa diteliti melalui kepala sekolah, guru, dan peserta didik atau melalui data-data, untuk mengetahui pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an di SMK Negeri 1 Pringapus.

2. Kehadiran Peneliti

(28)

12

dipakai dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama dalam memperoleh keterangan (informasi) serta fakta secara deskriptif yang diterima pengumpulan data maupun dalam menganalisa data. Menurut Moleong (2008: 168) kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya peneliti terjun langsung dan membaur dalam komunitas subjek penelitian. Peranan peneliti sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan data, peneliti realisasikan dengan mengamati dan berdialog secara langsung dengan beberapa pihak dan elemen yang berkaitan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pringapus yang letaknya di desa Jatirunggo, kecamatan Pringapus, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Alasan penulis memilih lokasi ini karena di SMK Negeri 1 Pringapus ada kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an untuk membina kepribadian muslim pada siswanya agar memiliki akhlak yang lebih baik.

(29)

13

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an di SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan kepala SMK Negeri 1 Pringapus, penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an, serta perwakilan siswa.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, rapat notulen, SMS, dan lain-lain), foto-foto, rekaman, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memeperkaya data primer (Arikunto, 2010: 22).

Berkaitan dengan sumber data sekunder, penulis akan mencari dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan judul penelitian seperti: Sejarah SMK Negeri 1 Pringapus, visi dan misi SMK Negeri 1 Pringapus, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

(30)

14

kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketetapan pemilihan pendekatan/metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/informasi itu sendiri. Dalam penelitian yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik akan dijelaskan berikut ini, digunakan peneliti dalam rangka memperoleh informasi saling melengkapi.

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee (Sukandarrumidi, 2004: 69). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pembinaan kepribadian muslim pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an di SMK Negeri 1 Pringapus.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(31)

15

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2008: 186).

Dalam wawancara ini objek yang diwawancara adalah kepala sekolah SMK Negeri 1 Pringapus, penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an serta perwakilan siswa untuk memperoleh data secara langsung dengan cara mewawancarai subjek penelitian.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Irawan yang dikutip oleh Sukandarrumidi (2004: 100) merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian. Metode ini akan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk mencari data mengenai beberapa hal, baik berupa catatan dan gambaran umum SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang.

Dalam hal ini dokumentasi dapat penulis kelompokkan sebagai berikut:

1) Sejarah SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang. 2) Visi dan Misi SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang. 3) Data-data yang menunjang dalam penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

(32)

16

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain. Analisis ini sendiri akan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

a. Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian data dalam uraian singkat, bagan hubungan antar kategori dan sejenisnya secara naratif.

c. Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut

versi ‘positivisme’ dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan,

kriteria dan paradigmanya sendiri (Moleong, 2008: 321).

Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(33)

17

peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008: 330). Pada teknik ini peneliti melakukan:

a. Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap ini terdiri atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.

a. Tahap Pra-lapangan

Tahap ini meliputi penyusunan rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

(34)

18

melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an di SMK Negeri 1 Pringapus

c. Tahap Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2008: 280), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikan data yang telah diperoleh.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab satu, bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam bab ini merupakan pengantar dari keseluruhan isi pembahasan. Pada bagian pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(35)

19

yang meliputi kepribadian muslim, kegiatan ekstrakurikuler, baca tulis

Al-Qur’an, dan penelitian terdahulu.

Bab tiga, penulis menyajikan hasil penelitian tentang hal-hal mengenai gambaran umum SMK Negeri 1 Pringapus, analisis data dan penyajian data yang terdiri dari bagaimana proses, dampak, dan problem serta solusi dalam pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an pada siswa SMK Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang.

Bab empat, berisi analisis peneliti tentang penelitian yang sudah dilakukan dan dipaparkan dalam bentuk tulisan di usulan proposal.

Bab lima, merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi dan saran penulis.

(36)

20 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kepribadian Muslim

1. Pengertian Kepribadian Muslim

Menurut Ki Fudyartanta (2012: 97) definisi kepribadian secara singkat adalah manusia sebagaimana adanya. Sedangkan definisi kepribadian secara panjang adalah organisasi dinamis dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.

Aspek-aspek yang terdapat dalam definisi tersebut adalah:

a. Organisasi dinamik: menekankan fakta bahwa kepribadian selalu

berkembang dan berubah, meskipun ada organisasi dan sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian. Organisasi dinamik tadi terdiri atas sistem psikis dan sistem fisik-fisiologisnya.

b. Menentukan: bahwa kepribadian terdiri dari kecenderungan

menentukan yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku.

c. Penyesuaian diri yang unik, artinya ada kekhasan pada tiap

individunya, sehingga dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lainnya.

d. Lingkungan sekitar, adalah lingkungan sekitar sosial-budaya dan

(37)

21

Menurut Jalaludin (2000: 149) kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebutkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dengan orang lain.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah ciri khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik dari pola fikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

(38)

22

Dengan demikian akan ada perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya.

Jadi, kepribadian muslim adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang ditampilkan dalam tingkah laku secara lahir maupun sikap batinnya dalam rangka pengabdian dan penyerahan diri kepada Allah.

2. Karakter dan Ciri-ciri Kepribadian Muslim

Kepribadian muslim merupakan identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang ditampilkan secara lahir maupun sikap batinnya. Hal itulah yang memunculkan keunikan pada seseorang yang biasa disebut ciri.

Adapun karakter dan ciri-ciri kepribadian muslim menurut Ahmad Umar Hasyim (2007: 78) di antaranya sebagai berikut.

a. Mulia Tanpa Takabur

Islam mengajarkan kepada penganutnya agar menjadi insan yang mulia, kuat dan kokoh, namun tidak di atas penderitaan orang-orang lemah. Juga bukan untuk memuji diri sendiri. Di sisi lain, Islam mengharapkan penganutnya untuk menyingkirkan

kelemahan, ketidakberdayaan, lantas menyerukan untuk tawadhu’.

(39)

23

Allah SWT semata. Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT menyatakan,

ِْبِكْلاَو يِراَزِإ ُّزِعْلا

.ُهُتْ بَذَع ْدَقَ فاَمُهْ نِم اًدِحاَو ِنَِعَزَنَ ْنَمَف يِئاَدِر ُءَيَ

Kemuliaan itu sarung-Ku, kebesaran itu selendang-Ku.

Barangsiapa yang menandingi-Ku dengan salah satu dari

keduanya, maka niscaya Aku akan menyiksanya.” (Diriwayatkan

oleh Muslim).

Dari uraian di atas sudah jelas bahwa seseorang itu tidak boleh takabur serta angkuh dengan apapun yang dia miliki karena kebesaran itu hanya milik Allah SWT semata.

b. Pembebasan Kepribadian

(40)

24

“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada

padanya, jika kamu mengetahui?"(84). Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"(85). Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?"(86). Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"(87). Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"(88). Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu ditipu?"(89).

(41)

25

kebiasaan-kebiasaan, imajinasi-imajinasi buruk sekaligus liar dan kesesatan-kesesatan itu, untuk membebaskan hati manusia dari aneka perilaku yang menyesatkan.

c. Di Antara Kesulitan dan Kemudahan

Termasuk tanda-tanda penting bagi kepribadian muslim adalah istiqamah (konsisten), baik ketika dalam kemudahan maupun ketika dalam kesulitan. Seorang muslim itu senantiasa bersyukur ketika dalam keleluasaan maupun kesempitan. Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

: َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْوُسَر َلاَق :َلاَق ُهْنَع ُالله َيِضَر َةَرْ يَرُه ِْبَِأ ْنَع

َم َلَِإ اْوُرُظْنُا

َلا ْنَأ ُرَدْجَأ َوُهَ ف ،ْمُكَقْوَ ف ْنَم َلَِإ اْوُرُظْنَ ت َلاَو ،ْمُكْنِم َلَفْسَأ ْن

ِالله َةَمْعِن اْوُرَدْزَ ت

ْمُكْيَلَع

Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian,

dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah

dianugerahkan kepada kalian”.

Ia mengikuti petunjuk kebenaran akidahnya, sehingga tetap berinfaq dalam dua keadaan itu. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 134:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.

(42)

26

Selain itu, kepribadian muslim tidak goncang karena menghadapi berbagai kesulitan, tak putus asa karena kesempitan. Dalam dua keadaan, yaitu kelapangan dan kesusahan, kepribadiannya tetap teguh, tidak menyimpang dari kebenaran. Begitulah seorang muslim yang kuat akidahnya. Dalam kegembiraan, ia bersyukur. Dalam kesempitan, ia bersabar. Rasulullah saw. menegaskan,

ِنِمْؤُمْلِل َّلاِإٍدَحَِلِ َكاَذ َسْيَلَو ٌْيَْخ ُهَّلُك ُهَرْمَأ َّنِإ ِنِمْؤُمْلاِرْمَِلِاًبَجَع

ًْيَْخ َناَكَف َرَكَش ُءاَّرَس ُهْتَ باَصَأ ْنِإ

.ُهَل اًْيَْخ َن اَكَف ََبَص ُءاَّرَض ُهْتَ باَصَْنِْإَو ُهَلا

Orang beriman itu sungguh mengagumkan. Semua perkara baik

baginya, dan itu tidak dimiliki oleh seorang pun, kecuali orang yang beriman. Jika mendapat kemudahan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesempitan, ia bersabar, dan itu pun

baik baginya”. (Diriwayatkan oleh Muslim).

d. Tak Kikir Berinfaq dan Tak Berlebihan

Seorang muslim yang berkepribadian lurus, senantiasa menjaga harta yang dititipkan Allah SWT kepadanya, dan

menggunakannya sesuai dengan syari’at. Ia pun tak berlebihan

(43)

27

Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”.

e. Kekuatan Kepribadian

Kepribadian muslim mempunyai ciri yang begitu menonjol, yang membedakannya dari kepribadian lain. Ciri itulah kekuatan yang mendorong serta memerintahkannya untuk menempuh cara-cara yang baik, makruf, serta menjadikannya manusia perkasa, tidak lari dari perjuangan. Berada di pihak yang benar, ia tak takut sedikit pun, serta tidak meremehkan untuk memerintahkan kepada kebajikan dan melarang kemungkaran. Sebab di dalam jiwanya tak ada sifat pengecut. Itulah sosok yang kuat nyalinya, jika menghadap kepada Penciptanya untuk beribadah, semua anggota tubuhnya senantiasa bersemangat. Manakala menghadapi kesulitan dan penderitaan, ia bersabar, ridha, serta memohon pertolongan kepada-Nya. Selain itu, seorang muslim harus memiliki iman yang kuat. Seseorang yang beriman tidak bersandar kepada siapa pun kecuali Tuhan-nya. Kekuatan itu tidak berasal dari mana pun selain dari-Nya. Manakala seorang manusia bertawakal kepada Allah, maka cukup Dia yang menjadi wakilnya. Allah SWT. pun menerangkan dalam Q.S al-Thalaq ayat 3:

(44)

28

Artinya: “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka -sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang

(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah

mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

f. Berani Namun Tetap Beradab

Salah satu sifat yang jelas bagi seorang muslim adalah berani, namun tetap disertai memelihara adab. Ini merupakan salah satu fondasi terpenting dalam Islam, dan bentuk amar ma’ruf nahi

munkar (memerintah kebajikan dan mencegah kemungkaran), serta

bentuk dakwah yang baik ke jalan Allah. Sifat seperti ini jelas dibutuhkan dalam berbagai situasi kehidupan, di antaranya adalah berjuang di jalan Allah, memerangi kebatilan, penyelewengan yang dilakukan sebagian orang, serta aneka kezhaliman. Termasuk sebuah perjuangan adalah menegakkan kebenaran. Al-Qur’an pun telah mengisyaratkan sifat-sifat berani ini, hingga seseorang tidak takut mengatakan kebenaran dan tidak takut celaan orang lain. Selain itu, sifat pemberani merupakan pilar terpenting bagi suatu umat. Allah SWT. telah menegaskan dalam Q.S al-Maidah ayat 54:

(45)

29

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan

Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha

Mengetahui”.

g. Kehormatan Pribadi

Pribadi muslim memiliki kehormatan yang wajib dijaga, tidak boleh dirusak dan dinodai. Kehormatan tersebut harus pula dimuliakan, tidak dihinakan, sebagaimana Islam menjaga harta benda seorang muslim berikut apa saja yang dimilikinya, termasuk harga diri dan kemuliaannya.

Islam menganggap bahwa menjaga diri adalah penjagaan bagi semua manusia, dan menyakitinya berarti menyakiti kehidupan kemanusiaan secara menyeluruh. Allah SWT . telah menjelaskan dalam Q.S al-Maidah ayat 32:

(46)

30

Artinya:“Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani

Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia

seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara

kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”.

h. Kecintaan Seorang Muslim terhadap Saudaranya

Dalam membangun kepribadian muslim adalah ia diharapkan bisa mempunyai kasih sayang dan mencintai saudaranya, sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Sebab saudaranya itu adalah bagian dari dirinya dan tak membedakan dirinya dengan saudaranya itu. Ia pun tak merelakan suatu kehinaan menimpa saudaranya itu, seperti ia tidak rela jika menimpa dirinya. Ia pun menghendaki sesuatu bagi saudaranya itu, sebagaimana sesuatu yang ia kehendaki bagi dirinya, dan ia mencintainya seperti mencintai dirinya sendiri. Itulah ciri kesempurnaan iman dan ketinggian pribadi, sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari bahwa Rasulullah saw. menyatakan,

َلا

.ِهِسْفَ نِل ُّبُِيُ اَم ِهْيِخَِلِ َّبُِيُ َّتََّح ْمُكُدَحَأ ُنِمْؤُ ي

Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sehingga mencintai

(47)

31 3. Tipe Kepribadian

Menurut Yusuf dan Juntika (2007: 214) pilihan manusia terhadap dua masalah besar dalam kehidupannya, yaitu “haq” dan

“bathil” akan melahirkan perilaku-perilaku tertentu, sesuai dengan

karakteristik atau tuntutan yang haq atau bathil tersebut. Perilaku-perilaku tersebut mengkristal dalam pola-pola tertentu yang satu sama lainnya sangat berbeda. Pola-pola perilaku tertentu yang dimiliki individu dan bersifat konstan atau tetap dapat dikategorikan sebagai tipe kepribadian.

Dalam Al-Qur’an tipe kepribadian manusia itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: mukmin (orang yang beriman), kafir (menolak kebenaran), dan munafik (meragukan kebenaran).

Adapun tipe kepribadian manusia itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Tipe Mukmin

(48)

32

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.

Menurut Yusuf dan Juntika (2007: 215) tipe kepribadian mukmin mempunyai karakteristik sebagai berikut.

1) Berkenaan dengan aqidah: beriman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan qodar.

2) Berkenaan dengan ibadah: melaksanakan rukun Islam.

3) Berkenaan dengan kehidupan sosial: bergaul dengan orang lain secara baik, suka bekerja sama, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, suka memaafkan kesalahan orang lain, dan dermawan.

4) Berkenaan dengan kehidupan keluarga: berbuat baik kepada kedua orang tua dan saudara, bergaul yang baik antara suami-istri dan anak, memelihara dan membiayai keluarga.

5) Berkenaan dengan moral: sabar, jujur, adil, qona’ah, amanah,

tawadlu, istiqomah, dan mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu.

(49)

33

7) Berkenaan dengan intelektual: memikirkan alam semesta dan ciptaan Allah yang lainnya, selalu menuntut ilmu, menggunakan pikirannya untuk suatu yang bermakna.

8) Berkenaan dengan pekerjaan: tulus dalam bekerja dan menyempurnakan pekerjaan, berusaha dengan giat dalam upaya memperoleh rizki yang halal.

9) Berkenaan dengan fisik: sehat, kuat, dan suci/bersih. b. Tipe Kafir

Kafir adalah orang yang tidak mau beriman kepada Allah SWT atau tidak mengakui rukun iman. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 83:

Artinya: “Mereka mengetahui nikmat Allah, Kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir”.

Menurut Yusuf dan Juntika (2007: 216) tipe kepribadian kafir mempunyai karakteristik sebagai berikut.

1) Berkenaan dengan akidah: tidak beriman kepada Allah, dan rukun iman yang lainnya.

2) Berkenaan dengan ibadah: menolak beribadah kepada Allah. 3) Berkenaan dengan kehidupan sosial: zhalim, memusuhi orang

yang beriman, senang mengajak pada kemungkaran, dan melarang kebajikan.

(50)

34

5) Berkenaan dengan moral: tidak amanah, berlaku serong, suka menuruti hawa nafsu (impulsif), sombong, dan takabur.

6) Berkenaan dengan emosi: tidak cinta kepada Allah, tidak takut azab Allah, membenci orang mukmin.

7) Berkenaan dengan intelektual: tidak menggunakan pikirannya untuk bersyukur kepada Allah.

c. Tipe Munafik

Munafik adalah dia atau orang ketika berbicara dia berbohong, ketika dipercaya dia mengingkari, dan ketika berjanji tidak ditepati.

Sebagaimana Allah menjelaskan ciri-ciri orang munafik dalam Q.S Al-Baqarah ayat 14:

beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

Selain dari ayat tersebut, Rasulullah juga menyampaikan ciri-ciri orang munafik dalam sabdanya yang berbunyi:

(51)

35

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji

dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat. (HR.

Al-Bukhari)

Menurut Utsman (1985: 264) tipe kepribadian munafik mempunyai karakteristik sebagai berikut.

1) Berkenaan dengan akidah: mereka tidak mempunyai sikap yang tegas terhadap akidah tauhid. Mereka menyatakan beriman apabila mereka berada di kalangan orang-orang yang beriman. Dan bila berada di kalangan orang-orang musyrik, mereka menunjukkan kemusyrikan mereka.

2) Berkenaan dengan ibadah: mereka melaksanakan ibadah hanya karena riya’ saja, bukan karena penerimaan penuh akan kewajiban tersebut. Dalam mendirikan shalat mereka bermalas-malasan.

(52)

36

4) Berkenaan dengan moral: kurang percaya pada diri sendiri, suka mengingkari janji, tindakannya didasarkan pada pamrih, penakut, pembohong, kikir, hedonis dan oportunis, dan suka menuruti hawa nafsu.

5) Berkenaan dengan emosional dan sensual: mereka penakut, takut baik kepada orang-orang yang beriman maupun kepada orang-orang musyrik, mereka takut mati sehingga mereka tidak mau ikut berperang bersama-sama kaum Muslimin. Mereka juga membenci dan dengki terhadap kaum Muslimin.

6) Berkenaan dengan intelektual dan kognitif: mereka ini peragu dan tidak mampu mengambil suatu keputusan dan ketetapan. Mereka tidak mampu berpikir secara benar.

4. Unsur-unsur Pembentukan Kepribadian Muslim

Menurut Jalaluddin (2003: 200-203) pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap ke arah kecenderungan kepada nilai-nilai keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semuanya berjalan dalam suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Di antara proses tersebut digambarkan oleh adanya hubungan dengan obyek, wawasan, peristiwa atau ide (attitude have referent), dan perubahan sikap harus dipelajari (attitudeare learned).

(53)

37

a. Aspek idiil (dasar), dari landasan pemikiran yang bersumber dari ajaran wahyu.

b. Aspek materiil (bahan), berupa pedoman dan materi ajaran terangkum dalam materi bagi pembentukan akhlaq al-karimah. c. Aspek sosial, menitik beratkan pada hubungan yang baik antara

sesama makhluk, khususnya sesama manusia.

d. Aspek teologi, pembentukan kepribadian muslim ditujukan pada pembentukan nilai-nilai tauhid sebagai upaya untuk menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.

e. Aspek teleologis (tujuan), pembentukan kepribadian muslim mempunyai tujuan yang jelas.

f. Aspek duratif (waktu), pembentukan kepribadian muslim dilakukan sejak lahir hingga meninggal dunia.

g. Aspek dimensional, pembentukan kepribadian muslim dilakukan atas penghargaan terhadap faktor-faktor bawaan yang berbeda (perbedaan individu).

h. Aspek fitrah manusia, yaitu pembentukan kepribadian muslim meliputi bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan kemampuan jasmani, rohani, dan ruh.

(54)

38

komunitas (ummah) untuk menjadi pengabdi Allah SWT yang setia. Tunduk dan patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang diberikan Allah SWT.

B. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang difokuskan oleh peneliti adalah baca tulis Al-Qur’an yang diikuti oleh siswa-siswi SMK Negeri 1 Pringapus, sehingga peneliti tertarik meneliti untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kegiatan ekstrakurikuler ini untuk membina kepribadian muslim pada siswa agar menjadi manusia yang memilki pribadi yang baik.

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 291) ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.

(55)

39

sehingga mereka mencintai sekolahnya dan menyadari posisinya di tengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar jam biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya lebih pada pengaplikasian ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan kata lain kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri mereka. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta didik tentang hal-hal yang kurang dikuasai sehingga menjadikan mereka dari belum tahu menjadi tahu dan dari yang belum bisa menjadi bisa. Dalam hal ini ekstrakurikuler yang di bahas adalah Ekstrakurikuler Baca Tulis

Al-Qur’an di SMK N 1 Pringapus.

2. Prinsip-prinsip Ekstrakurikuler

(56)

40

a. Semua peserta didik, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

b. Kerjasama tim adalah fundamental.

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. d. Prosesnya lebih penting daripada hasil.

e. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

f. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan sekolah.

g. Program dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.

h. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan peserta didik.

i. Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.

3. Urgensi Kegiatan Ekstrakurikuler

(57)

41

pendidikan karakter, maka apa yang di tulis Taylor dapat diartikulasikan ke dalam tiga lingkup pendidikan karakter.

Pertama, pendidikan karakter adalah cara terencana yang

melibatkan sejumlah pertimbangan nilai-nilai edukatif, baik yang tercakup dalam manajemen pendidikan maupun kurikulum pendidikan.

Kedua, pendidikan karakter adalah situasi yang berpengaruh

terhadap perkembangan pengalaman dan kesadaran nilai pada peserta didik.

Ketiga, pendidikan karakter adalah peristiwa seketika yang

dialami peserta didik. Artinya pendidikan karakter berlangsung melalui sejumlah kejadian yang tidak terduga, seketika, sukarela, dan spontanitas.

(58)

42

kondisi dan peristiwa pendidikan di luar jam tatap muka di kelas atau sering disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler.

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Suryusubroto (2009: 288) kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian peserta didik. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antar hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

(59)

43 C. Baca Tulis Al-Qur’an

1. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an

Membaca dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal (2007:

83) dari “baca“, yang secara sederhana dapat diartikan melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/bahasa tulis.

Tulis dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 1219) yaitu huruf yang dibuat dengan pena. Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Menurut Supiana dan Karman (2001: 276) Al-Qur’an adalah firman Allah yang di-nuzul-kan kepada Nabi Muhammad yang dinukil secara mutawatir, dan dipandang beribadah membacanya. Al-Qur’an merupakan Kitab Suci sempurna sekaligus paripurna. Ia terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6666 ayat, 77.934 kosa kata, dan 333.671 huruf (Syarifuddin, 2004: 15).

Dari beberapa penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa baca tulis Al-Qur’an adalah usaha seseorang dalam proses memahami kata-kata atau bahasa Al-Qur’an (kitab suci umat Islam) dengan tata cara baca yang baik dan mencoba menuangkan kata-kata

(60)

44

kaidah-kaidah bahasa Al-Qur’an yang benar dengan tujuan memperoleh manfaat dalam mempelajari Al-Qur’an.

2. Dasar Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Dasar pembelajaran baca tulis Al-Qur’an sebagai upaya untuk memegang teguh kitab suci Al-Qur’an, umat Islam setidaknya dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih serta dapat menulis dengan baik dan bemar. Untuk mencapai hal itu maka diberikanlah pelajaran Al-Qur’an yang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan agama Islam. Oleh karena itu dasar adanya pengajaran tentang Al-Qur’an antara lain: Al

-Qur’an dan hadits memerintahkan untuk melaksanakan kegiatan

membaca dan menulis Al-Qur’an kepada umat Islam. Diantara Al

-Qur’an dan hadits yang dijadikan sebagai dasar pelaksanaan baca tulis

Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Dasar Al-Qur’an

Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Thohar, 2012: 719).

Ayat tersebut merupakan dasar perintah untuk membaca

Al-Qur’an sekaligus merupakan wahyu yang pertama yang diterima oleh

(61)

45

disebutkan sebanyak dua kali. Mengungkap makna bahwa membaca harus dilakukan berulang kali agar mampu membaca dengan lancar. Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW saja, tetapi juga perintah bagi para pengikut beliau. Membaca itu sangat penting, karena membaca merupakan pengantar manusia membuka jendela dunia.

Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT telah menyerukan kepada umat Islam untuk belajar Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu karena mempelajarinya adalah wajib. Mempelajari Al-Qur’an terutama mempelajari baca tulis Al-Qur’an adalah merupakan perintah dari ajaran Islam.

b. Dasar Hadits

َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلوُسَر ُتْعَِسَ : َلاَق َّيِلِه اَبْلا َةَماَمُأ ْوُ بَأ ْنَع

َِلااًعْ يِفَش ِةَماَيِقْلا َمْوَ ي ِتَِْيَ ُهَّنِاَف .َنآْرُقْلا اوُؤ َرْ قِا : ُلْوُقَ ي

هِباَحْص

Artinya: “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada ahli-ahlinya”. (Al-Imam Muslim, 2008: 330).

(62)

46

3. Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Menurut Syarifuddin (2006: 81) prinsip pengajaran Al-Qur’an pada dasarnya bisa dilakukan dengan bermacam-macam metode. Di antara metode-metode itu ialah sebagai berikut.

Pertama, guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul murid. Dengan metode ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan murid akan dapat melihat dan menyaksikan langsung praktik keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditirukannya, yang disebut dengan musyafahah‘adu lidah’.

Metode ini diterapkan oleh Nabi Saw kepada kalangan sahabat.

Kedua, murid membaca di depan guru, sedangkan guru menyimaknya. Metode ini dikenal dengan metode sorogan atau ‘ardul

qira’ah’ setoran bacaan. Metode ini dipraktikkan oleh Rasulullah Saw.

bersama dengan malaikat Jibril kala tes bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan.

Ketiga, guru mengulang-ulang bacaan, sedang anak atau murid menirukannya kata per kata dan kalimat per kalimat juga secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.

(63)

47

huruf-huruf hijaiyah secara tepat dan benar. Sedangkan metode ketiga cocok untuk mengajar anak atau murid menghafal.

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Belajar Baca Tulis Al-Qur’an

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar membaca dan menulis Al-Qur’an adalah sebagai berikut.

a. Kelancaran dalam membaca Al-Qur’an

Dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, peserta didik harus lancar, tidak tersendat-sendat ataupun tersangkut-sangkut.

b. Kefasihan dalam membaca Al-Qur’an

Fasih dalam membaca Al-Qur’an maksudnya terang atau jelas dalam pelafalan atau pengucapan lisan ketika membaca

Al-Qur’an.

c. Tartil dalam membaca Al-Qur’an

Menurut Abdul Majid (2007: 44) tartil artinya membaca

Al-Qur’an dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru, dengan

bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid.

d. Penguasaan Tajwid

Ilmu tajwid merupakan ilmu pengetahuan tentang tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik, tertib sesuai makhrajnya,

(64)

48

irama dan nadanya, serta titik komanya yang telah diajarkan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa ke masa (Tombak Alam, 2010: 1).

Dengan demikian, orang yang bisa membaca Al-Qur’an dapat diukur dengan benar salahnya pelafalan huruf-huruf

Al-Qur’an, yang berkaitan dengan tempat berhenti panjang pendeknya

bacaan dan lain sebagainya.

e. Ketepatan dalam penulisan ayat Al-Qur’an

Ketepatan artinya hal (keadaan, sifat) tepat, ketelitian, kejituan. Ketepatan disini ialah ketepatan dalam hal penulisan huruf atau ayat Al-Qur’an. Diharapkan peserta didik mampu menulis dan memberi syakal atau harokat pada ayat Al-Qur’an yang belum diberi harokat. Selain itu, peserta didik dapat menulis huruf latin ke dalam huruf arab secara bersambung.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang dalam belajar Baca Tulis Al-Qur’an harus memperhatikan hal-hal yang dianggap perlu yang telah dijelaskan di atas. Karena hal itu sangat penting khususnya bagi pemula yang sedang belajar Baca Tulis Al-Qur’an.

5. Tujuan Baca Tulis Al-Qur’an

(65)

49

a. Mengentaskan siswa dari bahaya buta huruf hijaiyah atau huruf

Al-Qur’an.

b. Dapat membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai makhorijul huruf dan dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

c. Dapat menulis huruf Al-Qur’an dengan benar dan rapi.

d. Dengan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar akan berpengaruh kepada diri sendiri dan akan mempunyai kepribadian yang baik.

Mendidik bukan hanya masalah transfer ilmu tetapi lebih dari itu yakni dengan memberikan nilai-nilai positif bagi orang lain, dalam hal ini adalah mengajak peserta didik untuk berakhlak mulia. Pendidikan paling mulia di berikan orang tua adalah pendidikan

Al-Qur’an yang merupakan lambang agama Islam yang paling asasi dan

hakiki sehingga dapat menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual Islam. D. Penelitian Terdahulu

(66)

50

penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan penelitian sebagai berikut:

1. Skripsi yang disusun oleh Ulfa Amaliah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga 2015 dengan judul skripsi “Peran Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Pribadi Muslim Siswa

SMP Al-Mas’udiyyah Bandungan, Kab. Semarang tahun pelajaran

2014/2015”. Hasil penelitian tersebut untuk mengetahui usaha guru

pendidikan agama Islam dalam membentuk pribadi muslim siswa dan metode yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam membentuk pribadi muslim pada siswa SMP Al-Mas’udiyyah Bandungan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

2. Skripsi yang disusun oleh Ismi’atun Nurul Khikmah Jurusan Tarbiyah

STAIN Purwokerto 2014 dengan judul skripsi “Pembentukan

Kepribadian Muslim di Pondok Pesantren Putri Al-Ikhsan Beji

Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian

tersebut untuk mengetahui upaya pembentukan kepribadian muslim di pondok pesantren Al-Ikhsan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.

(67)

51 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 1 Pringapus

SMK Negeri 1 Pringapus berdiri atas kerjasama Pemerintah Pusat dan Daerah Kabupaten Semarang dengan MOU No.

0768al/C5.4/Kep/KU/2008 pada hari Jum’at, tanggal 16 Mei 2008.

Peresmian gedung baru SMK Negeri 1 Pringapus diresmikan oleh Wakil Bupati Semarang, Hj. Siti Ambar Fathonah pada tanggal 14 Mei 2009. Sebelum memiliki gedung baru, pembelajaran siswa-siswi SMK N 1 Pringapus menumpang di SMP N 2 Pringapus yang berjarak 3 KM dari tempat dibangunnya SMK N 1 Pringapus. SMK N 1 Pringapus terletak di sebelah timur lapangan sepak bola Desa Jatirunggo, Kec. Pringapus, Kab. Semarang. Pada mulanya, ada dua Desa di Kecamatan Pringapus yang meminta didirikan SMK (Desa Jatirunggo dan Desa Pringsari). Namun berdasarkan verifikasi Tim Departemen Pendidikan, Desa Jatirunggo dipilih untuk pendirian SMK N 1 Pringapus.

(68)

52

menggambarkan, kepercayaan calon peserta didik dan orang tua atau masyarakat umum, telah mempercayakan pendidikan putra putrinya di SMK Negeri 1 Pringapus dan secara kuantitas semakin meningkat.

Dalam perkembangan dari tahun 2008 sampai dengan sekarang, menalami 3 masa kepemimpinan.

1) Periode 2008-2009 : Drs. Saliminudin, MM 2) Periode 2009-2013 : Eko Susilo, S.Pd, MM 3) Periode 2013-sekarang : Syamsudin, S.TP, MSI 2. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Pringapus

a. Visi

Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Religius, Berprestasi dan Berdaya Saing.

b. Misi

1) Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk menuju ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang Busana

Butik, Multimedia, dan Teknik Otomotif Sepeda Motor.

3) Menyelenggarakan diklat yang berorientasi keunggulan untuk menghasilkan SDM yang berdaya saing dan berprestasi.

3. Data Sekolah

Data sekolah di SMK Negeri 1 Pringapus adalah sebagai berikut :

a. Nama : SMK NEGERI 1 PRINGAPUS

(69)

53

c. NSS : 401032213001

d. NPSN : 20341206

e. ID Data Pokok : 322130001

f. Tahun : 2008

g. No. SK Ijin Operasional

Sekolah : 0768AL/C5.4/kep.ku/2008

h. Tanggal : 16 Mei 2008

i. No. SK Pendirian : 0768AL/C5.4/kep.ku/2008 j. Tanggal SK Pendirian : 16 Mei 2008

k. Alamat Sekolah :

Desa : Jatirunggo

Kecamatan : Pringapus

Kabupaten : Semarang

Provinsi : Jawa Tengah

l. Kode Pos : 50553

m. Email : smknpringapus@yahoo.com

n. Website : www.smknpringapus.blogspot

4. Data Kepala Sekolah

a. Nama : Syamsudin, S. TP

b. NIP : 19620925198603 1 006

Gambar

Tabel 3.1 Kompetensi Keahlian SMK N 1 Pringapus
Tabel 3.2 Penerimaan Peserta Didik di SMK N 1 Pringapus
Tabel 3.4 Data Kelulusan 3 Tahun Terakhir

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat dan/atau pegawai yang pada waktu penempatan tugasnya pada unit kerja Eselon II pada Kantor Pusat atau kantor vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tidak atau

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: secara garis besar manajemen risiko pada PTNL sudah berjalan dengan baik,

konfigurasi X-bar (diagram pohon); Binding Theory memberikan interpretasi terhadap pronomina dan anafora dalam kalimat bebas-konteks; ECP menjelaskan keberadaan dan status

Konseling behavioral dengan teknik model simbolis akan membantu peserta didik untuk mengembangkan konsep diri menjadi lebih positif dengan mengamati model yang ditampilkan

Untuk menguji adanya pengaruh Cash Ratio, Debt Equity Ratio,Return On Equity dan Price Earning Ratio terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur yang

Pengujian empat galur jagung hibrida dilakukan di dataran menengah untuk mengetahui apakah terdapat galur yang berproduksi tinggi karena lebih dipengaruhi oleh

Hal positif ini juga serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iqbal, dkk (2013) dengan judul penelitian yaitu Impact of performance appraisal

Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang