• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pencetakan pada Cetak Offset

Dalam dokumen smk11 TeknikGrafikaDanIndustriGrafika Antonius (Halaman 133-139)

MACAM-MACAM TEKNIK CETAK

2. Prinsip dan Proses Cetak

2.3. Teknik Cetak Dalam adalah proses cetak menggunakan permukaan yang dikerik (tenggelam)

2.4.2. Proses Pencetakan pada Cetak Offset

Oleh karena cetak offset berdasarkan pada proses kimiawi yang sama seperti pada litografi yaitu saling tolak menolak antara air dan tinta, Alois Senefelder disebut juga sebagai penemu proses cetak

offset. Perbedaan pokok dengan lithografi adalah penggunaan pengggunaan pelat / acuan cetak dari logam (alumunium) sebagai pengganti batu dan pemakaian tambahan silinder blanket. Teknik ini ditemukan pada tahun 1906 oleh seorang Jerman yang berimigrasi ke Amerika Serikat yang bernama Casper Herman. Sejak saat itu lithografi tidak banyak digunakan lagi kecuali untuk keperluan karya seni dan dalam jumlah kecil.

Proses cetak offset adalah proses cetak tidak langsung, artinya peralihan tinta dari acuan cetak tidak langsung mengenai bahan cetak, tetapi melalui media perantara yaitu silinder kain karet (blanket cylinder) baru mengenai bahan cetak. Gambar / teks pada acuan terbaca, pada silinder blanket tidak terbaca, dan sampai bahan cetak terbaca kembali. Cetak offset dengan pembasahan (wet offset) adalah proses cetak yang melibatkan banyak komponen dengan berbagai macam proses yang saling berkaitan. Setiap komponen dan setiap prosesnya akan mempengaruhi hasil cetaknya. Oleh karena itu proses cetak offset dengan pembasahan ini bisa disebut proses cetak multi parameter.

Prinsip cetak offset tersebut dapat digambarkan dengan skema proses pencetakan dibawah ini:

Gamabar 7.77. Skema Prinsip pencetakan pada mesin cetak offset Keterangan: a. Unit penintaan b. Unit pembasahan c. Silinder pelat d. Silinder blanket e. Silinder tekan f. Bahan cetak Proses cetak

Proses cetak adalah suatu tahapan pengalihan tinta dari acuan cetak ke bahan cetak dengan kecepatan dan tekanan tertentu. Unsur-unsur yang diperlukan agar proses cetak dapat berlangsung adalah : acuan cetak (pelat cetak), tinta cetak, bahan cetak dan alat/mesin cetak. Urut-urutan proses cetak

Proses cetak pada dasarnya terdiri dari beberapa kejadian yang berurutan dan setiap kejadian dapat mempengaruhi hasil pada

a c d e f b

kejadian berikutnya. Adapun urut-urutan kejadian proses cetak sebagai berikut:

a. Kejadian awal (sebelum proses cetak), meliputi:

- Acuan cetak menerima tinta dari unit penintaan dengan tebal lapisan tinta tertentu

- Bahan cetak bergerak untuk bersiggungan dengan silinder kain karet (blanket) dan lapisan tinta

b. Kejadian utama (saat proses cetak), meliputi:

- Lapisan tinta berhubungan dengan bahan cetak

- Hubungan ini terjadi karena adanya tenaga yang digunakan untuk menekan kedua permukaan tersebut (antara silinder tekan dengan silinder kain karet), yang disebut tekanan cetak

- Hubungan tersebut terjadi dalam waktu yang singkat karena adanya kecepatan mesin cetak

- Akibat dari kejadian tersebut ada lapisan tinta yang dialihkan ke permukaan bahan cetak.

c. Kejadian akhir (setelah proses cetak)

- Saat kejadian pengalihan sebagian tinta pada bahan cetak terjadi gejala pembelahan tinta

- Sebagian lapisan tinta beralih ke permukaan bahan cetak

- Sebagian lapisan tinta tetap tinggal pada kain karet/blanket Faktor-faktor yang mempengaruhi proses cetak

Pengalihan tinta pada proses cetak menentukan mutu cetak secara keselurhan. Kondisi pengalihan tinta pada proses cetak sangat dipengaruhi oleh:

a. Ketebalan lapisan tinta pada acuan cetak.

Banyaknya tinta yang dialihkan ke permukaan bahan cetak tergantung ketebalan lapisan tinta pada acuan cetak. Ketebalan

lapisan tinta disesuaikan dengan ketebalan image pada acuan cetak. Penyesuaian ketebalan tinta ini dapat diatur pada bak tinta. Banyak sedikitnya tinta yang keluar duari bak tinta disesuaikan dengan image pada acuan cetak. Cetakan blok tentunya membutuhkan lebih banyak tinta jika dibandingkan dengan cetakan teks dan raster.

b. Permukaan kertas

- Kehalusan permukaan bahan cetak

Permukaan bahan cetak yang lebih halus/rata akan menghasilkan hubungan dengan unit pencetakan berlangsung lebih sempurna sehingga dengan lapisan tinta yang lebih tipis dapat dipindahkan dengan baik di atas permukaan bahan cetak. Jika kertas bergelombang atau mengeriting dapat terjadi kesulitan pada proses pencetakan karena kertas dicetak melalui garis singgung dua silinder yang saling menekan dengan tekanan yang relatif rendah.

- Adhesi permukaan bahan cetak dengan tinta

Hubungan permukaan bahan cetak dengan tinta cetak lebih banyak ditentukan oleh permukaan bahan cetaknya. Permukaan kertas yang diberi lapisan tertentu (coated paper)

daya serapnya akan lebih rendah jika dibandingkan dengan permukaan kertas yang tidak diberi lapisan tertentu (uncoated paper).

- Permukaan yang kuat.

Pada proses pencetakan terjadi proses pembelahan tinta dimana sebagian tinta menempel pada kertas dan sebagian lagi tetap tinggal di kain karet, maka permukaan kertas tidak boleh mudah tercabut serat-seratnya. Tercabutnya serat

kertas tersebut karena tinta offset pada umumnya kental dan kaku serta kecepatan cetak yang tinggi. Jika serat mudah tercabut mengakibatkan terjadinya pendebuan atau picking

c. Tekanan cetak

Untuk mendapatkan hasil cetak yang baik, dibutuhkan tekanan cetak yang baik dan akurat (besarnya tekanan dapat dihitung oleh operator), sehingga dapat dilakukan pengaturan dan penyetelan tekanan cetak yang efektif. Tekanan cetak ini disesuaikan dengan tebal tipisnya kertas. Kekurangtepatan penyetelan tekanan cetak dapat mengakibatkan permasalahan pada proses pencetakan, antara lain:

- Penggundulan pelat cetak

- Perbesaran titik raster

- Perpanjangan gambar yang diakibatkan oleh adanya pengembangan kertas

- Kertas melipat pada proses pencetakan

- Gambar berawan

- Tinta cetak tidak dialihkan dengan sempurna

- Terjadi penumpukan tinta pada pelat atau pada blanket d. Kecepatan cetak.

Kecepatan cetak menentukan lamanya waktu persinggungan antara bahan cetak dengan tinta cetak. Semakin cepat perputaran mesin semakin singkat waktu persinggungan, sehingga lapisan tinta yang dialihkan semakin tipis. Untuk itu untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik diperlukan kecermatan dalam penyetelan mesin.

e. Sifat alir (reologi) tinta cetak

Pada umumnya tinta cetak bersifat kaku, tidak mudah mengalir sekalipun dengan gaya beratnya sendiri. Pada proses cetak sifat alir tinta dapat berubah karena adanya tekanan, kecepatan, serta suhu ruang.

Sifat alir meliputi kekentalan, nilai batas alir dan tiksotropi. Sifat ini harus disesuaikan dengan kecepatan mesin cetak sehingga tinta dapat mengalir keluar dari bak tinta dengan cepat untuk memnuhi kebutuhan pada acuan yang sama cepatnya dengan pengmbilan tinta oleh kertas

Dalam dokumen smk11 TeknikGrafikaDanIndustriGrafika Antonius (Halaman 133-139)