• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Awal Pendampingan PKSA yang Dilakukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Proses Awal Pendampingan PKSA yang Dilakukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan

Ada dua tahap yang perlu diperhatikan pada saat proses awal pendampingan PKSA di Rumah Singgah Ahmad karenanya proses awal salah satu yang terpenting yang menentukan keberhasilan pendampingan. Kedua tahapan tersebut, yaitu :

a. Penjangkauan

Penjangkauan adalah langkah awal untuk menentukan siapa saja anak yang akan menerima bantuan PKSA. Penjangkauan dilakukan di tempat-tempat yang terdapat anak binaan Rumah Singgah Ahmad

56

Dahlan seperti di Blok O, dibawah Jembatan Janti, Alun-alun Utara serta Gedong Kuning. Penjangkauan dilakukan 2 x dalam sebulan, untuk PKSA tahun 2014 penjangkauan dilakukan mulai bulan Februari-Juni. Dalam kegiatan penjangkauan ini dilakukan assesment terhadap anak jalanan yang berada di tempat-tempat tersebut. mulai dari latar belakang mereka, identitas mereka, ekonomi mereka, latar belakang orang tua mereka. seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping anak jalanan, yaitu:

“pertama kita lakukan penjangkauan ketempat-tempat dimana ada anak binaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan kemudian kita Assesment untuk menganalisis apakah anak jalanan itu layak untuk menerima bantuan PKSA, mulai dari asal usul mereka, identitas mereka, rumah tinggal mereka, serta keberadaan orang tua mereka masih ada atau tidak”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “IA” selaku pendamping anak jalanan Rumah Singgah Ahmad Dahlan, adalah :

“awalnya ya kita jangkau dijalan, di tempat dimana itu merupakan wilayah binaan kita seperti Blok O, bawah jembatan janti, Alun-alun utara serta Gedong Kuning”. (CW. 3, 9-10-2014).

Penjangkauan salah satu poin penting didalam pendampingan PKSA karena merupakan proses awal untuk menyeleksi anak-anak jalanan yang layak menerima bantuan tersebut dengan langsung turun kejalan untuk melihat secara langsung keadaan yang sebenarnya mereka sekaligus menganalisa apakah mereka layak untuk menerima bantuan PKSA tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU”

57

selaku pendamping yang sudah mendampingi PKSA di Rumah Singgah sejak awal program 2009, yaitu :

“salah satu poin terpenting dalam pendampingan yaitu proses awalnya mas ketika kita memilih anak-anak yang akan menerima

bantuan PKSA dengan cara penjangkauan dijalan”. (CW. 4, 10

-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “TI” selaku pendamping anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan, adalah :

“penjangkauan memang salah satu proses yang diperhatikan dalam melakukan pendampingan karena kita disitu diharuskan untuk memilih anak-anak yang benar-benar layak untuk menerima bantuan PKSA tersebut makanya proses pengjangkaun dilakukan cukup lama dan secara berkala agar hasilnya sesuai. (CW. 3, 9-10-2014).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penjangkauan merupakan proses awal pendampingan yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pendampingan karena penjangkauan merupakan langkah menyeleksi anak jalanan (dampingan) yang benar-benar layak untuk menerima bantuan PKSA melalui analisis selama penjangkauan itu berlangsung sekitar 5 bulan mulai dari identitas mereka, latar belakang orang tua mereka, kebutuhan mereka (ekonomi keluarga) apakah kebutuhan dasar mereka tercukupi apakah tidak.

b. Sosialisasi PKSA

Sosialisasi merupakan tahapan setelah Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan penjangkauan dilapangan untuk menyeleksi anak jalanan yang akan menerima bantuan PKSA. Dalam tahap sosialisasi

58

pendampingan bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu menjelaskan kepada para calon penerima bantuan PKSA tentang cara pemanfaatan program PKSA yang bekerjasama dengan Dinsos Yogyakarta, cara membuat rekening dan pengambilannya yang bekerja sama dengan Bank BPD.

Kegiatan sosialisasi dilakukan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan karena Rumah Singgah Ahmad Dahlan menggunakan metode pendampingan dengan model Rumah Singgah. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “YD” selaku pengelola Rumah singgah Ahmad Dahlan sebagaiberikut :

“Iya kita memanggil orang tua anak jalanan beserta anak jalanan untuk ikut sosialisai di Rumah Singgah tentang cara pemanfaatan bantuan PKSA, kegunaan PKSA, serta tujuan PKSA yang bekerja sama dengan Dinsos serta sosialisasi dari Bank yang terlibat disini tentang bagaimana cara pembuatan rekening, dan pengambilan uangnya”. (CW. 1, 25-9-2014).

Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping anak jalanan adalah :

“Setelah kita melakukan penjangkauan dan memperoleh sasaran PKSA selanjutnya kita laksanakan sosialisasi tentang PKSA serta sosialisasi tentang cara pembuatan rekening dan cara pengambilanya karena pengelolaan dananya kita berkerja sama dengan Bank BPD mas. Dan sosialisasi itu dilakukan di Rumah Singgah”. (CW. 4, 10-10-2014).

Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memberikan gambaran tentang PKSA mulai dari sasaranya PKSA, tujuan PKSA, cara pemanfaatan PKSA dengan tujuan agar program tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapanya yaitu membantu anak terpenuhi

59

kebutuhan dasar mereka dan membantu anak keluar dari jalan atau setidaknya mengurangi aktifitas mereka dijalan karena diberikan pendampingan.

Selain sosialisasi tentang PKSA anak penerima bantuan PKSA dan orang tua mereka diberikan sosialisasi dari Bank yang terkait karena pengelolaan dananya Rumah Singgah bekerja sama dengan Bank BPD. Mulai dari cara pembuatan rekening sampai cara pengambilan uang di Bank. Bukan tanpa alasan kenapa Rumah Singgah Ahmad Dahlan mimilih Bank BPD untuk menjadi mitra sebagai pengelola dana PKSA. Seperti yang diunkapkan oleh bapak “YD” sebagai pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan, sebagai berikut :

“Kita bekerjasama dengan Bank BPD dalam pengelolaan

dananya. Sebenarnya Bank pemerintah semuanya bisa mas tapi kenapa kita memilih Bank BPD karena bank BPD mau memberikan keringanan kepada anak jalanan yang belum mempunyai identitas untuk membuat rekening”. (CW. 1, 25-9-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “TI” selaku pendamping, sebagai berikut :

“kalau untuk pengelolaan dana kita bekerja sama dengan bank BPD mas dengan alasan mereka bisa memberikan keringanan kepada para penerima bantuan PKSA mas”. (CW. 3, 9-10-2014).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Rumah Singgah Ahmad Dahlan setelah melakukan penjangkauan untuk menyeleksi anak-anak yang layak untu menerima bantuan PKSA

60

kemudian memberikan sosialisasi di Rumah Singgah tentang cara pemanfaatan PKSA, tujuan PKSA, kegunaanya PKSA digunakan dalam hal apa sehingga dapat terwujud tujuan dari PKSA yaitu memenuhi kebutuhan dasar anak serta membebaskan anak dari aktifitas mereka dijalan.

Pengelolan dana PKSA rumah Singgah Ahmad Dahlan bekerjasama dengan bank pemerintah. Maka dari itu Rumah Singgah Ahmad Dahlan juga memberikan sosialisasi tentang Bagaimana pembuatan rekening serta bagaimana cara pengambilan uang dengan pihak bank yang terkait dalam hal ini bank BDP dengan alasan bank tersebut mampu memberikan keringanan dalam pembuatan rekening. 2. Pelaksanaan Pendampingan PKSA yang Dilakukan Rumah Singgah

Ahmad Dahlan

Tujuan PKSA adalah terwujudnya pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan terhadap anak dari keterlantaran, kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi sehingga tumbuh kembang, kelangsungan hidup dan partisipasi anak dapat terwujud. Maka melihat tujuan tersebut Rumah Singgah Ahmad Dahlan berupaya untuk melakukan pendampingan dalam pelaksanaan PKSA tidak hanya menyalurkan dananya saja harapanya dengan adanya pendampingan tersebut tujuan dari PKSA dapat terwujud. Karena anak jalanan dapat terkontrol selama dilakukan pendampingan tersebut serta terkontrol pemanfaatanya .

61

Seperti yang diungkapkan bapak “AU” selaku pendamping mengatakan sebagai berikut :

“dalam pelaksanaanya PKSA perlu didampingi mas karena anak jalanan tidak mungkin diberikan uang sekaligus tanpa ada pendampingan untuk pemanfaatan uang tersebut dan harus digunakan untuk apa saja sehingga tujuan dari PKSA tersebut dapat terwujud khususnya kebutuhan dasar anak . Karena apabila anak jalanan langsung dikasih semua bantuan itu akan langsung habis maka dari itu kami berikan qualiti control yaitu memberikan bantuan tersebut 3 x dalam setahun, sehingga dapat mengontrol mereka dan tahap akhir kita lakukan home visit”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan “AG” anak jalanan yang sering beraktifitas di alun-alun yang menerima dana PKSA sejak tahun 2013 adalah :

“aku seneng mas enek pendampingan PKSA dadi aku enek le ngontrol

duetku soale mengko nek langsung tak gowo kabeh langsung esoh entek mas lan ngandani aku duete go opo wae, soale mengko mas

“AU” dan mbk “TI” marani aku ngecek mas”.

Artinya :

“aku senang mas ada pendampingan PKSA sehingga ada yang mengontrol uangku, soalnya kalau aku langsung bawa semua uangnya akan langsung habis mas dan mendampingi aku uangnya buat apa saja dan nantinya ada pengecekan dari mas “AU” dan mbak “TI””. (CW. 2, 8-10-2014).

Dari wawancara di atas bukan tanpa alasan mengapa PKSA perlu adanya pendampingan, supaya anak jalanan dapat mengontrol penggunaanya dengan dibantu para pendamping yang mengarahkan anak jalanan untuk menggunakan bantuan PKSA untuk kebutuhan dasar anak. Serta sebagai tahapan akhir pendampingan kita lakuakn home vist untuk melihat perkembangan anak. Kebutuhan dasar tesebut adalah kebutuhan identitas, kebutuhan fisik, kebutuhan emosional, kebutuhan sosial

62

Untuk lebih jelasnya berikut diskripsi tentang pendampingann kebutuhan dasar anak serta home visit sebagai tahapan akhir pendampingan yang dilakukan para pendamping Rumah Singgah Ahmad Dahlan :

a. Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Identitas

Salah satu kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi dengan PKSA adalah kebutuhan identitas anak. Untuk anak-anak penerima PKSA yang belum memiliki identitas diarahkan dan didampingi dengan dana PKSA tersebut agar anak memperoleh identitas mereka. Seperti yang diungkapkan “IK” selaku pendamping sebagai berikut : “anak yang belum memiliki identitas bisa kita dampingi dan kita

arahkan untuk membuat identitas mereka mengguanakan bantuan PKSA ini karena memang salah satu tujuan PKSA untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dalam hal ini identitas anak”. (CW. 3, 9-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh bapak “TI” selaku pendamping juga mengatakan sebagai berikut :

“...iya PKSA juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan identitas mereka mas untuk membuat akte kelahiran dan KTP untuk anak-anak yang sudah cukup umur’.(CW. 3, 9-10-2014). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Kebutuhan identitas yang dimaksut disini yaitu mulai dari pembuatan identitas KTP dan akte kelahiran karena banyak anak jalanan yang tidak memperhatikan pentingan identitas tersebut untuk masa depan mereka maka adanya PKSA disini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan identitas mereka.

63

Dalam proses pendampinganya anak jalanan tidak langsung ditemani langsung untuk membuat identitas tersebut. sebelumnya anak jalanan yang belum memiliki identitas dikumpulakan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan untuk diberikan penjelasan prosedur dalam pembuatan identitas tersebut. harapanya anak jalanan yang mengetahui prosedurnya bisa melakukan sendiri tanpa harus diantar para pendamping karena Rumah Singgah Ahmad Dahlan mengutamakan kemandirian anak supaya anak juga terlatih secara sosial dan emosianl mereka. Seperti yang diungkapkan oleh “AU” selaku pendampingan sebagai berikut :

“kita tidak langsung menemani anak jalanan dalam pembuatan KTP atau akte secara langsung mas kita kumpulkan mereka kita beri arahan dan prosedur-prosedurnya agar mereka bisa sendiri supaya kedepanya mereka lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain”. (CW. 4, 10-10-2014).

Serupa dengan apa yang diungkapkan oleh “TI” selaku pendamping anak jalanan sebagai berikut :

“kita mengajarkan tentang kemandirian kepada anak selama pendampingan mas karenanya untuk proses pemenuhan kebutuhan identitas kita berikan arahan kepada anak tentang cara-caranya terus anak yang melakukanya sendiri”. (CW. 3, 9-10-2014).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan Rumah Singgah Ahmad Dahlan menanamkan kemandirian kepada anak dengan tidak memanjakan anak dalam pembuatan identitas mereka. Mereka diberi arahan terlebih dahulu supaya mereka tau alur untuk membuat

64

identitas selanjutnya mereka sendiri yang membuat degan harapan kedepanya mereka belajar mandiri dan tidak bergantung kepada

orang lain lagi.

b. Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Dari hasil wawancara para pendamping memberi arahan kepada anak jalanan ataupun orang tua mereka untuk menggunakan bantuanya untuk mencukupi kebutuhan fisik seperti untuk membeli susu, makan, alat-alat sekolah, biaya berobat apabila sakit. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” saat wawancara sebagai berikut :

“anak jalanan kami arahkan memanfaatkan bantuanya untuk membeli kebutuhan mereka mas seperti susu, alat-alat sekolah, untuk biaya kerumah sakit saat mereka sakit...”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “TI” selaku pendamping adalah :

“salah satu pemanfaatan bantuan PKSA untuk membeli susu, alat sekolah karena kembali ketujuan awal PKSA adalah untuk pemenuhan kebutuhan dasar ana mas sehingga kita memberi pendampingan serta arahan untuk memanfaatkan ke arah itu”. (CW. 3, 9-10-2014).

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendamping Rumah Singgah Ahmad Dahlan megarahkan dampinganya (anak jalanan) memanfaatkan bantuanya untuk membeli keperluan dasar mereka seperti makanan/minuman bergizi, membeli peralalatan sekolah, berobat ketika sakit.

Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa untuk memudahkan para pendamping mengecek apakah anak jalanan sudah memanfaatkan

65

denga benar dengan cara anak jalanan untuk memberikan bukti pembelian ketika mereka membeli suatu barang atau dengan nota pembayaran ataupun rincian penngunaan bantuan PKSA tersebut untuk apa saja. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping ebagai berikut :

“kita akan mengecek apakah mereka benar-benar menggunakan bantuan tersebut sesuai dengan arahan kita dengan cara untuk

memberikan nota pembeliaan mereka mas”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “TI” selaku pendamping juga mengatakan sebagai berikut :

“...nantinya akan ada pengecekan kepada anak jalanan apakah mereka sudah memanfaatkan dengan benar dan sesuai harapan dengan menyerahkan pembuktian pembeliaan mereka dengan nota pembelian karena itu akan mengajarkan kepada mereka tanggung jawab juga”. (CW. 3, 9-10-2014).

c. Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Emosional

Anak jalanan yang menerima bantuan PKSA juga diberikan pendampingan untuk pemenuhan kebutuhan emosianal. Seperti memberikan rasa aman, peningkatan percaya diri, melatih kemadirian anak.

Untuk mewujudkan hal tersebut Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan pendampingan kepada anak jalanan untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka telihat ketika pengambilan uang di bank, atau ketika berobat di rumah sakit anak jalanan melakukan sendiri. Seperti diungkapkan bapak “AU” selaku pendamping sebagai berikut :

66

“kita beri mereka kesempatan untuk melakukan sendiri seperti saat mereka mengambil uang di bank, saat berobat, saat membuat akte kelahiran”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “IK” selaku pendamping mengatakan sebagai berikut :

“biasanya kalau ambil uang di bank mereka sendiri mas, kita Cuma memberi alurnya saja seperti apa kan pas sosialisao juga sudah dijelaskan mas”. (CW. 3, 9-10-2014).

Selain itu untuk memberikan rasa nyaman untuk anak jalanan Rumah Singgah Ahmad Dahlan memberikan fasilitas rumah singgah untuk anak jalanan penerima PKSA dalam hal ini untuk tinggal di rumah sinngah, seperti yang diungkapkan oleh bapak “YD” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan sebagai berikut :

“supaya mereka merasa aman kita juga menyediakan rumah singgah untuk anak jalanan yang tidak memiliki rumah untuk tinggal dirumah singgah mas”. (CW. 1, 25-9-2014).

Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh “IA” selaku pengelola adalah :

“rumah singgah selalu terbuka untuk anak jalanan yang tidak memiliki rumah untuk singgah mas biar aman daripada dijalan mas”. (CW. 3, 9-10-2014).

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa bukan tanpa alasan mengapa para pendampingan menuntut anak jalanan penerima PKSA untuk melakukanya sendiri dan hanya mengarahkan serta mengawasi mereka, menyediakan tempat dengan tujuan mereka mandiri, percaya diri, memberi rasa nyaman dan nyaman kepada mereka sehingaa tujuan PKSA untuk pemenuhan kebutuhan dasar emosional anak

67

terpenuhi. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping sebagai berikut :

“kita hanya memberi pedampingan awal berupan arahan selanjutnya mereka sendiri yang melakukan. haranpan mengajarkan anak untuk mandiri, percaya diri agar kebutuhan emosional mereka terpenuhi sesuai dengan tujuan PKSA akan tetapi dalam prosesnya tetap kita awasi serta berupaya memberi rasa nyaman dan aman dengan rumah singgah”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh “TI” selaku pendamping anak jalanan mengatakan sebagai berikut :

“anak tidak kita manjakan mas, dalam artian tidak selamanya semuanya kita dampingi melainkan kita ajarkan mereka kemandirian akan tetapi tetap dalam pengawasan mas apabila anak mengalami kebingungan serta berupaya memberi rasa nyaman kepada anak ”. (CW. 3, 9-10-2014).

Dari hasil wawancara di atas para pendamping Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan pendampingan dengan cara mengedepankan anak yang aktif bukan pendamping yang aktif dengan harapan kedepan anak lebih mandiri dan percaya diri dalam melakukan apapun yang mereka lakukan. Serta memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada anak dengan rumah singgah Sehingga terpenuhinya kebutuhan emosional mereka terpenuhi.

d. Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Rumah Singgah Ahmad Dahlan juga berupaya memberikan pendampingan untuk anak jalanan dalam hal ini untuk pemenuhan kebutuhan sosial mereka. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk saling berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainya. Karena anak

68

jalanan masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat maka kebutuhan sosial anak jalanan sangatlah perlu biar mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat dan diterima dimasyarakat.

Oleh karena itu Rumah Singgah Ahmad Dahlan berupaya memberikan pendampingan pemenuhan kebutuhan sosial bagi anak jalanan binaanya khusunya penerima bantuan PKSA dengan berbagai program. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendampin anak jalanan sebagai berikut :

“untuk pemenuhan kebutuhan sosial mereka kita sering ikutkan mereka dalam kegiatan bermasyarakat, kita latih berinteraksi dengan orang diluar sana seperti kita ajak untuk kerja bakti, bertamasya, out bond agar mereka bisa belajar saling berinteraksi dengan orang lain”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh bapak “YD” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan sebagai berikut :

“kita juga mengajak anak bertamasya ke tempat-tempat wisata, mengajak mereka out bond harapanya mereka bisa belajar berinteraksi didunia luar, dan supaya memberikan pengertian bahwa mereka juga layak untuk berinteraksi dengan banyak orang, dan tidak mlinder karena asumsi masyarakat yang memandang sebelah mata anak jalanan”. (CW. 3, 9-10-2014). Ibu “TI” juga mengungkapkan hal yang sama tentang hal itu sebagai berikut :

“...mengajak anak jalanan untuk masuk dalam kegiatan masyarakat, dan bertamasya juga salah satu pendampingan yang kita lakukan agar anak belajar berinteraksi dan bersosialisasi di masyarakat..”. (CW. 3, 9-10-2014).

Kesimpulan dari wawancara di atas adalah Rumah Singgah Ahmad Dahlan melalui pendamping dan pengelola mengajak anak untuk ikut

69

dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, dan memberikan mereka liburan/tamasya dengan harapan mereka juga bisa berinteraksi dengan masyarakat sehingga anggapan bahwa anak jalanan masih menjadi oknum tindakan kriminal, mengotori kota dimasyarakat bisa sedikit-demi sedikit terhapuskan. Harapanya anak jalanan bisa keluar dari dunia jalan dan bisa diterima dimasyarakat lagi tanpa mendiskriminasikan mereka.

e. Home Visit

Home visit merupakan tahapan terakhir dalam pendampingan yang dilakukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan kepada penerima bantuan PKSA. Kegiatan ini salah satu evaluasi para pendamping untuk mengetahui apakah anak jalanan tersebut ada perkembangan setelah mendapatkan bantuan PKSA dan diberi pendampingan selama ini.

Kegiatan ini datang ke rumah anak jalanan penerima PKSA dan dilakukan pengecekan apakah mereka sudah tepat menggunakan bantuan tersebut dengan cara pendamping melakukan pengecekan dengan menggunakan nota-nota pembelian mereka dan berusaha mendatangi toko-toko yang bersangkutan untuk mengkonfirmasi apakah benar pernah melakukan transaksi ditempat tersebut.

seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping sebagai berikut :

“...tahap akhir dalam pendampingan kita lakukan home visit untuk melihat apakah anak mengalami perkembangan yang diharapkan dan menggunakan bantuan dengan tepat dengan cara meminta nota bukti pembayaran dan mendatangi toko tersebut, soalnya kita lakukan ini terkadang banyak bantuan justru digunakan untuk

70

keperluan orang tuanya bukan keperluan anak...”. (CW. 4, 10-10-2014).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu “TI” selaku pendamping mengatakan sebagai berikut :

“..kita lakukan kunjungan kerumahnya untuk melihat langsung keadaan anak apakah ada perkembangan setelah menerima dana PKSA...” (CW. 3, 9-10-2014).

Home visit selain sebagai pendampingan akhir untuk melihat langsung keadaan anak setelah mendapatkan PKSA apakah mengalami perkembangan sesuai dengan tujuan PKSA, home visit juga sekaligus menjadi bahan evaluasi para pendamping mulai dari awal pendampingan apakah anak ini masih layak untuk menerima bantuan PKSA selanjutnya apa menghentikan anak memperoleh bantuan PKSA ditahun selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh ibu “TI” selaku pendamping mengatakan :

...saat melakukan kunjungan kerumah anak penerima PKSA kita juga sekaligus mengevaluasi apakah anak tersebut masih layak untuk menerima bantuan ditahun selanjutnya apa tidak..” (CW. 3, 9-10-2014)..

Hal serupa diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping jua mengatakan sebagai berikut :

“...didalam home visit kita juga mengevaluasi anak jalanan mulai melihat perkembangan mereka tadi untuk memastikan apakah mereka masih layak untuk menerima PKSA karena belum terlihat berkembangan yang berarti dan apakah anak sudah tidak layak untuk menerima PKSA dengan catatan anak tidak beraktifitas dijalan lagi serta anak yang salah atau sengaja memanfaatkan bantuan tersebut untuk keperluan diluar tujuan PKSA itu akan kita coret”. (CW. 4, 10-10-2014).

71

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa home visit merupakan tahapan akhir dalam pendampingan yang dilakukan pendamping Rumah Singgah Ahmad Dahlan sebagai langkah mengamati langsung perubahan anak setelah berkunjung ke rumah mereka, memantau langsung pemanfaatan bantuan mereka apasudah digunakan sesuai dengan apa yang sudah disosialisasikan sejak awal. Selain itu