• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses penerapan kurikulum 2013 dalam menumbuh kembangkan sikap dan mental siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Enrekang

Kondisi saat ini

B. Hasil Penelitian

1. Proses penerapan kurikulum 2013 dalam menumbuh kembangkan sikap dan mental siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Enrekang

Pada hakikatnya kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum adalah pogram yang direncanakan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaan sesuai dengan pedoman atau peraturan yang telah ditetapkan. Sasaran perubahan kurikulum tidak lain adalah untuk menumbuh kembanngkan potensi yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran agar dapat terbentuk generasi yang produktif, kreatif, inovatif. dan afektif. Sedangkan guru disini memiliki peran dalam memfalisitator siswa dalam proses belajar mengajar sesuai dengan media pembalajaran yang akan dibawakan pada saat melakukan pengajran di kelas. Inilah keterkaitan antara guru, kurikulum dan pembelajaran. Adapun pendekatan saintifik lebih memfokuskan beberapa peranan guru dalam suatu pembelajaran. Bagaimana guru mengefektifkan pembelajaran melalui metode dan cara berfikir ilmiah (keilmuan).

Dalam kurikulum 2013 pembelajran ditekankan pada pembelajaran saintifik yang terlembaga kedalam lima proses yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis, serta mengkomunikasikan. Dalam lima proses tersebut setiap siswa dituntut agar mampu menerapkan sikap ilmiah seperti jujur, objektif dan akuntabel selama proses pembelajaran. Disamping itu, kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar mampu mencapai tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap yang terlembaga kepada sikap spiritual dan sikap sosial.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan. Sikap spiritual yaitu sikap

yang diharapkan dari sikap siswa mengenai kesadaran beragama sesuai agamanya masing-masing. Sikap sosial berkenan bagaimana siswa bersikap kepada sesama temannya dan kepada masyarakat sekitar. Disini siswa dituntut untuk bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, gotong royong, santun, responsive, dan proaktif selama pembelajaran. Kompetensi pengetahuan berkaitan dengan antologi pembelajaran yang sedang dipelajari baik secara factual, konseptual, serta procedural yang di imbangi dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan dan peradaba. Sedangkan kompetensi keterampilan berkaitan output praktis siswa yang diharapkan mampu menyajikan hingga mnciptakan secara kongkret dari pengembangan mata pelajaran yang dipelajari khsusnya IPS. Menurut Bapak KM yang merupakan guru IPS kelas VII adalah:

Perubahan kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 sangat bagus, karena pada saat melakukan proses belajar mengajar guru hanya menjadi fasilitator yang menyediakan semua kebutuhan siswa dalam belajar.

Makanya setiap saya masuk ke kelas saya menyediakan media pembelajaran. (wawancara Senin 31 Juli 2017)

Selain itu, adapun pendapat yang dikemukakan oleh ibu Hj. NHyaitu : Perubahan kurikulum di SMP Negeri 2 Enrekang cukup bagus karena pengajarannya lebih mudah di jalankan dan guru disini lebih mengarah sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menerima pembelajaran serta dlam memecahkan masalah yang siswa temukan dalam pembelajaran.

(wawncara Senin 31 juli 2017 )

Selanjutnya ibu HE mengatakan “perubahan kurikulum ke kurikulum 2013 menurut saya baik akan tetapi dalam penerapannya seharusnya penyediaan sarana dan prasarana masih kurang mendukung” (wawancara selasa 30 juli 2017)

Selnjutnya pendapat menurut ibu Hj. SD yaitu perubahankurikulum sangat bagus karena siswa diajarkan mencari jati dirinya dalam belajar karena didalam kurikulum 2013 proses belajar mengajar lebih menitik beratkan ke

siswa yang diarahkan agar lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah.

(wawancara 22 agustus 2017)

Berdasarkan pernyataan yang telah di kemukakan oleh beberapa guru IPS di atas, dapat diketahui bahwa dalam penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Enrekang ini disambut baik oleh guru-guru karena siswa lebih di tuntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif sesuai rencana dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 lebih di arahkan menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) bukan lagi berpusat pada guru (teacher centered). Selain itu, adanya penilaiaan dari semua aspek, munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah di itegrasikan kedalam semua program studi. Akan tetapi penyediaan sarana dan prasarananya masih kurang mendukung sehingga dalam proses belajar mengajar guru tidak leluasa dalam menyampaikan instrument pembelajaran.

Dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2013 menggantikan kuikulum KTSP yang sebelumnya berlaku di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional seperti yang di amanatkan dalam UU 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasioal yaitu “perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui kemendikbud telah menerbitkan peraturan baru tentang implementasi kurikulum yang dituangkan dalam peraturan baru tentang implementasi kurikulum yang dituangkan dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan No 81A Tahun 2013 yang berisi tentang peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses

pendidikan dasar dan menengah. Pasal 1 yaitu standar proses pendidikan dasar dan menengah selanjutnya disebut standar proses pendidikan dasar dan menengah selanjutnya disebut standar proses merupakan criteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas, guru senantiasa memberikan motivsi kepada siswa agar lebih mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Sehubungan dalam memberikan dorongan kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran guru senantiasa memberikan perhatian lebih kepada siswa agar tidak mudah bosan dalam menerima pelajaran.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak KM yang menyatakan bahwa :

Cara memberikan motivasi siswa agar lebih semangat dalam menerima pembelajaran seperti menanyakan pembelajaran pertemuan sebelumnya ketika siswa mulai merespon disitu saya sebagai guru mengaitkan pembelajaran yang kemarin dengan pembelajaran yang akan dibawakan pada hari itu. (wawancara 22 agustus 2017)

Senada dengan yang dikatakan oleh bapak KM dalam memberikan motivasi kesiswa beliau mengulang kembali pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran yang akan dibawakan selanjutnya. Maka bapak Mahmud juga mengemukakan hal yang sama bahwa: “cara memotivasi siswa dalam belajar terkadang saya berikan media pembelajaran yang menarik, atau biasa juga kadang

saya memutarkan film supaya siswa lebih tertarik dalam memulai pembelajaran”.

(wawancara senin 31 juli 2017 pukul 10.00)

Selanjtnya ibu SD mengatakan bahwa “member motivasi siswa dalam pembelajaran yaitu dengan cara memberikan nesehat-nasehat kepada siswa baik menyagkut diri pribadi siswa maupun dalam pembelajaran pada hari itu”.

(wawancara senin 31 juli 2017)

Sedangkan ibu NH mengemukakan bahwa “member motivasi kepada siswa disaat belajar saya membuatkan media berupa selebaran sesuai materi yang akan di bawakan. Supaya siswa lebih tertarik menerima pembelajaran dan tidak mudah bosan, walaupun sebagian dari siswa ada yang susah diajak berpartisipasi”

(wawancara 8 agustus 2017 pukul 09:45)

Berdasarkan wawancara guru IPS diatas , peneliti dapat diketahui bahwa dalam upaya memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih semangat belajar melalui cara yang berbeda-beda seperti penggunaan media belajar yang menarik, pemutaran film, yang membangkitkan semangat belajar siswa ataupun dengan memberikan nasehat-nasehat kepada siswa sehingga siswa tidak mudah bosan dengan pembelajaran yang bersifat menonton. Apalagi dengan proses belajar mengajar kurikulum 2013 yang selalu dibagi kedalam kelompok-kelompok terkadang siswa mudah bosan.

2. Mengatasi Kendala Yang Terjadi Pada Penerapan Kurikulum 2013