4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Proses Pengembangan Materi
Materi yang dikembangkan oleh peneliti tentang pelestarian sumber daya
alam, pada proses pengembangan materi ini peneliti menggunakan langkah-
langkah dari Tomlinson, ada lima langkah. Lima langkah tersebut antara lain
sebagai berikut
4.1.1.1Analisis kebutuhan
Penelitian dan pengembangan materi ini diawali dengan melakukan
kegiatan analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang visi
misi, kurikulum yang digunakan sekolah, KI dan KD, latar belakang siswa,
permasalahan yang ditemukan, bahan ajar yang digunakan. Peneliti melakukan
analisis kebutuhan mengunakan teknik observasi, wawancara dan kuesioner.
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran yang
berkaitan dengan kegiatan siswa dengan lingkungan sekitar pada pembelajaran
IPA. Kegiatan wawancara dilakukan pada guru kelas dan siswa, serta penyebaran
1. Observasi
Peneliti melakukan kegiatan observasi selama melaksanakan kegiatan
Program Pengakrapan Lingkungan (PPL) di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.
Kegiatan PPL yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung selama 4 bulan mulai
dari bulan Juli hingga bulan Oktober. Observasi dilakasanakan pada saat peneliti
mendapatkan tugas untuk mengobervasi kelas IV A. Pada saat dilakukannya
observasi di kelas IV A, pada saat pelajaran IPA. Hal yang diamati oleh peneliti
adalah, kelengkapan guru dalam persiapan mengajar seperti telah membuatnya
perangkat pembelajaran serta penggunaan bahan ajar yang digunakan guru saat
pemebelajaran. Peneliti juga mengamati berjalannya kegiatan pembelajaran siswa,
kegiatan yang dilakukan siswa, serta keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, peneliti memperoleh
beberapa hal diantaranya, peneliti masih belum melihat bahwa guru menggunakan
bahan ajar berupa modul materi atau selain buku pegangan guru sebagai tambahan
sumber belajar siswa. Terlihat juga beberapa siswa pasif saat mengikuti
pembelajaran.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV A SD Negeri
Jetis 1 Yogyakarta. Instrumen pedoman wawancara yang sudah dibuat terlebih
dahulu, untuk membantu peneliti dalam memberikan pertanyaan kepada
narasumber.
Wawancara pertama dilakukan kepada guru kelas yang dilaksanakan pada 16
mengetahui sistem pelaksanakan pembelajaran yang digunakan oleh sekolah, visi
misi sekolah, latar belakang siswa, menemukan permasalahan yang ada, hal yang
dibutuhkan siswa dalam belajar serta keterlibatan siswa dalam penjagaan
lingkungan sekitar siswa di sekolah. Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dibuat berbentuk paragraf. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
peneliti kepada guru kelas, peneliti mendapatkan informasi bahwasannya sekolah
masih menggunakan kurikulum KTSP untuk kelas II, III, V, dan VI, sedangkan
untuk siswa kelas I dan IV menggunakan kurikulum 2013. Salah satu dari visi
misi sekolah ini, untuk visi sekolah ini adalah unggul dalam prestasi, teladan
dalam budi pekerti berlandaskan IMTAQ dan IPTEK, sedangkan misi sekolah ini
adalah Melaksanakan PAKEM sehingga berpotensi siswa berkembang secara
optimal.
Latar belakang siswa kelas IV A, mulai dari latar belakang keluarga siswa,
tempat tinggal siswa dan nilai akademik siswa. Menurut hasil wawancara dengan
guru kelas, orang tua siswa memiliki pekerjaan sebagai buruh, yaitu pedagang,
karyawan kantor, karyawan toko, dan juga sebagai buruh lepas harian. Tempat
tinggal siswa kelas IV A berada di daerah Jetis. Daerah ini termasuk dalam daerah
kota yang cukup ramai dan dikelilingi instansi-instansi pendidikan seperti SD,
SMP, SMK, serta SMA. Selain dikelilingi instansi-instansi pendidikan lokasi ini
juga dikelilingi gedung-gedung perkantoran maupun hotel.
Siswa masih kesulitan untuk memahami materi IPA tentang sumber daya
alam dan benda-benda yang berasal dari sumber daya alam. Hal ini dikarenakan
informasi yang disampaikan oleh guru kepada siswa masih menggunakan metode
Pembelajaran yang demikian membuat siswa kesulitan untuk memahami isi
materi. Materi yang masih sulit dipahami oleh siswa adalah benda-benda yang
berasal dari sumber daya alam yang ada. Guru juga menyampaikan belum pernah
menggunakan modul materi untuk menunjang pembelajaran, selama ini guru
hanya menggunakan buku pegangan untuk guru sebagai refrensi dalam pemilihan
materi.
Wawancara kedua dilakukan kepada siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2016. Peneliti mewawancarai tiga siswa
dari kelas IV A, wawancara dilakukan secara bergantian. Dalam wawancara ini
peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, kegiatan wawancara
dilakukan dengan mengembangkan berdasarkan pertanyaan dasar yang ada pada
peneliti. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa bersangkutan dengan
penggunaan modul, sumber belajar atau materi yang diterima oleh siswa, serta
kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian.
Siswa yang pertama diwawancarai oleh peneliti berinisial R, menurutnya
belum mengetahui apa itu modul, belum pernah menggunakan modul saat belajar,
selanjutnya siswa tersebut menjawab pertanyaan berikutnya. Menurutnya sumber
belajar atau materi yang didapat hanya berasal dari buku paket yang digunakan
oleh siswa dan guru. Selian itu menurut R belum pernah melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan pelestarian lingkungan, hanya saja terkadang sekolah satu
bulan sekali gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar sekolah.
Selain R, peneliti memwawancarai siswa lain yang berinisial N. Dengan
pertanyaan yang sama siswa tersebut menjawab hal yang sama bahwa belum
tersebut mengatakan kegiatan pembelajaran hanya begitu saja, tidak ada yang
lebih melibatkan siswa. Sumber belajarnya pun hanya sekedar buku paket
pegangan siswa dan guru, N mengatakan untuk sumber materi ia mencari sendiri
di buku lain untuk menambah pengetahuan. Siswa tersebut juga menyampaikan
bila ada buku atau modul materi sebagai bahan ajar, siswa tersebut berharap bila
buku atau modul tersebut lebih banyak kegiatan dan lebih banyak gambar yang
lebih menarik. Untuk kegiatan yang bersangkutan dengan pelestarian lingkungan,
N mengatakan piket kelas adalah bentuk dari pelestarian lingkungan serta
membuang sampah pada tempat sampah dan menyiram tanaman adalah salah satu
cara melestarikan lingkungan. N juga mengatakan bahwa ada kegiatan sebelum
belajar sepuluh menit untuk tanaman dan lingkungan, akan tetapi belum berjalan
maksimal.
Siswa terakhir yang diwawancarai oleh peneliti berinisial D, siswa ini
memiliki jawaban yang sama dengan siswa lain menganai masalah modul materi.
Siswa tersebut menjawab sama halnya dengan dua siswa lainnya, belum
mengetahui tentang modul materi. Materi yang diberikan oleh guru hanya berasal
dari buku paket yang ada, sedangkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
kelestarian lingkungan sekitar belum pernah dilakukan saat melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas
IV A dan tiga siswa dari kelas IV A, peneliti menyimpulkan bahwa guru belum
menggunakan modul materi, serta siswa masih belum mengetahui tentang modul
dalam kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam ataupun pelestarian
lingkungan sekitar.
3. Penyebaran Kuesioner
Peneliti melakukan analisis kebutuhan guru dengan cara melakukan
kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016.
Analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka
berjumlah sepuluh pertanyaan. Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka,
diperoleh informasi bahwa guru sudah mengetahui tentang modul dan manfaat
modul bagi siswa baik untuk penambahan materi atau pun untuk keaktifan siswa.
peneliti menemukan bahwasannya guru pernah menerapkan pembelajaran
yang mengasah akal budi dan kepedulian siswa. Berdasarkan kuesioner yang
diberikan kepada guru oleh peneliti, sudah dapat diketahui bahwa guru sudah tahu
apa itu modul serta manfaatnya, akan tetapi guru masih belum menerapkan
penggunaan modul. Hal ini bisa terjadi karena guru selama ini hanya terpaku pada
buku paket, serta belum pernah digunakan di sekolah tersebut. Selain itu
kurangnya materi ajar yang digunakan serta kegiatan yang dilakukan.
Selain menyebarkan kuesioner kepada guru, peneliti juga menyebarkan
kuesioner kepada siswa. kuesioner yang disebarkan peneliti kepada siswa bersifat
tertutup dengan dua pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. Kuesioner yang disebar
kepada siswa, memiliki lima belas pernyataan, masing-masing siswa memiliki
jawaban yang berbeda. Dari lima belas pernyataan yang ada peryataan yang
paling banyak mendapat pilihan “ya” ada pada nomor 5 yang memiliki pernyataan bahwa dengan adanya modul materi membuat saya aktif berpikir, sedangkan
memiliki peryataan saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembelajaran
IPA tanpa menggunakan modul pembelajaran. Dari kuesioner yang diberikan
kepada siswa oleh peneliti, dapat dikatakan bahwa siswa membutuhkan modul
yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran bukan hanya aktif secara
aktifitas akan tetapi aktif dalan berpikir.
Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru menunjukkan bahwa siswa dan guru
membutuhkan bahan ajar yang menunjang pembelajaran seperti modul materi
yang dapat mendorong siswa aktif baik secara kegiatan serta aktif dalam berpikir.
Bukan hanya itu juga modul materi juga diharapkan mampu mengasah akal budi,
serta kepedulian siswa terhadap lingkungan alam sekitar. Dari hasil analisis
kebutuhan ini juga peneliti dapat mengembangkan indikator berdasarkan tema,
subtema, serta KD, selain itu dari hasil analisis kebutuhan peneliti juga
menemukan permasalahan yang ada. Modul materi bukan hanya akan membantu
siswa saja, akan tetapi bisa membantu guru dalam menyampaikan materi dalam
kegiatan belajar mengajar. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner analisis kebutuhan siswa
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Dengan adanya modul materi dapat mempermudah saya untuk mengikuti pembelajaran.
25 1
2. Dengan adanya modul materi membuat saya mandiri. 24 2
3. Dengan adanya modul materi lebih memperjelas saya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
23 3
4. Saya memerlukan pembelajaran yang membuat saya berpikir dan bertindak.
22 4
5. Dengan adanya modul materi membuat saya aktif berfikir. 26 0
6. Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan saya.
Pada langkah ini, peneliti juga merumuskan tujuan khusus dari produk
berupa modul materi. Perumusan tujuan khusus ini memperhatikan karakteristik
modul materi yang diperoleh dari hasil analisis kebutuhan siswa serta berdasarkan
dari duabelas prinsip yang telah dipilih oleh peneliti dalam pengembangan materi
menurut Tomlinson yang meliputi, keduabelas prinsip yang dipilih oleh peneliti
untuk mengembangkan materi, yaitu (1) bahan ajar memiliki pengaruh bagi
pembelajar, (2) bahan ajar harus membuat pembelajar merasa nyaman, senang dan tertarik, (3) bahan ajar harus mampu mengembangakan kepercayaan diri peserta didik, (4) bahan ajar harus relevan untuk pembelajar, (5) bahan ajar harus diperlukan dan memfasilitasi pembelajar, (6) pembelajar mendapatkan poin dari
bahan ajar, (7) bahan ajar memberikan penjelasan, (8) bahan ajar harus mempertimbangkan bahwa siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, (9) bahan
ajar mempertimbangkan sikap afektif yang dimiliki siswa berbeda, (10) bahan ajar
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
7. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi mencari sendiri. 22 4 8. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal budi
dan mendidik kepedulian.
24 2
9. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang melakukan kegiatan praktikum.
22 4
10. Saya memerlukan modul materi untuk membantu dalam pembelajaran.
23 3
11. Saya terlibat aktif ketika pembelajaran IPA di kelas 24 2
12. Saya menggunakan benda-benda yang ada di sekitar untuk melaksanakan pembelajaran sebagai pendukung kurikulum 2013 (tematik).
25 1
13. Saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembeljaran IPA tanpa menggunakan modul pembelajaran.
16 10
14. Saya belajar dari bacaan dan bertanya kepada orang lain untuk bisa mengetahui suatu informasi.
21 5
15. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan dalam memilih.
memberikan waktu atau jeda untuk siswa berfikir, (11) bahan ajar harusnya dapat
memaksimalkan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan intelektual,
estetis, dan trmasuk emosional yang menstimulasi baik kegiatan otak kanan atau
otak kiri, (12) bahan ajar memberikan feedback.
Selain berdasarkan pada prinsi Tomlinson dan PPR, peneliti juga
memasukan juga tiga kata kunci dari pendidikan emansipatoris. Ketiga kata kunci
tersebut, humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem. Ketiga kata
kunci emansipatoris ini hanya tersirat dari beberapa bagian langkah dalam
perangkat pembelajaran dan modul materi.
4.1.1.2Desain
Peneliti mengawali langkah ini dengan membuat perangkat pemebelajaran
yang berisikan silabus, RPP dan penilaian. Peneliti membuat perangkat
pembelajaran ini berdasarkan dari tema, subtema, dan KD yang sudah dipilih oleh
peneliti, serta berdasarkan kurikulum yang digunakan oleh sekolah untuk kelas IV
A yang menjadi subjek penelitian. Selain itu peneliti membuat perangkat
pembelajaran berdasarkan pendekatan yang dipilih oleh peneliti yaitu pendekatan
paradigma pedagogi reflektif. RPP yang akan dibuat oleh peneliti sesuai dengan
PPR, langkah kegiatan yang ada pada RPP berdasarkan lima siklus yang ada pada
PPR. Peneliti juga menggunakan model pembelajaran saintifik. Perangkat
pembelajaran dan modul materi yang dibuat mengacu pada Kompetensi Dasar
(KD) 3.8 memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber
daya alam di lingkungannya, serta 4.8 melakukan kegiatan upaya pelestarian
sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya. Selanjutnya, peneliti
Sesuai dari permasalahan yang ditemukan oleh peneliti serta berdiskusi
dengan guru kelas untuk menentukan, tema, subtema, dan KD yang akan menjadi
acuan dalam memgembangkan materi. Pengembangan strategi ini juga dibuat oleh
peneliti untuk membuat perangkat pembelajaran yang didalamnya terdapat
silabus, RPP, dan lembar kerja siswa. mengembangkan strategi ini juga membantu
peneliti dalam membuat langkah pembelajaran yang terdapat pada RPP.
Pengembangan KD menjadi indikator berdasarkan dari 3 unsur dalam PPR, yaitu
competence (kognitif), conscience (afektif), dan compassion (psikomotorik). Dalam pemgembangan kegiatan pembelajaran pada RRP peneliti mengunakan 5
siklus dari PPR dan juga 5 langkah dari model pembelajaran saintifik. Kelima
siklus dari PPR antara lain konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi,
sedangkan kelima langkah dalam model pembelajaran saintifik, yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Salain perangkat pembelajaran peneliti juga mendesain modul materi yang
akan digunakan peneliti dalam membantu kegiatan belajar mengajar. Peneliti
mendesain modul materi berdasarkan materi yang sudah dipilih serta pengolahan
materi yang akan dikembangkan oleh peneliti mengikuti dari prinsip Tomlinson.
Dari enam belas prinsip dari Tomlinson peneliti mengadaptasi menajadi duabelas
prinsip yang diterapkan dalam pengembangan. keduabelas prinsip yang dipilih
oleh peneliti untuk mengembangkan materi, yaitu (1) bahan ajar memiliki
pengaruh bagi pembelajar, (2) bahan ajar harus membuat pembelajar merasa nyaman, senang dan tertarik, (3) bahan ajar harus mampu mengembangakan kepercayaan diri peserta didik, (4) bahan ajar harus relevan untuk pembelajar, (5) bahan ajar harus diperlukan dan memfasilitasi pembelajar, (6) pembelajar
mendapatkan poin dari bahan ajar, (7) bahan ajar memberikan penjelasan, (8) bahan ajar harus mempertimbangkan bahwa siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda, (9) bahan ajar mempertimbangkan sikap afektif yang dimiliki siswa
berbeda, (10) bahan ajar memberikan waktu atau jeda untuk siswa berfikir, (11)
bahan ajar harusnya dapat memaksimalkan pembelajaran yang meningkatkan
kemampuan intelektual, estetis, dan trmasuk emosional yang menstimulasi baik
kegiatan otak kanan atau otak kiri, (12) bahan ajar memberikan feedback.
Pada prinsip pertama materi atau bahan ajar harus memiliki pengaruh bagi
peserta didik. Jadi prinsip dikembangkan pada modul dan terdapat pada saat siswa
melakukan kegiatan praktikum dan kegiatan yang ada dimodul materi. Prinsip
yang kedua yakni bahan ajar yang dibuat harus membuat siswa merasa nyaman,
senang dan tertarik terhadap modul materi. Ini terdapat pada isi modul serta
tampilan modul. Prinsip ini dikatakan berhasil bila siswa senang dan merasa
nyaman saat menggunakan modul, serta siswa merasa tertarik untuk membaca dan
menggunakan modul materi. Prinsip ini diterapkan oleh peneliti dengan cara
pemilihan bentuk tulisan, ukuran huruf yang digunakan, serta warna yang
digunakan peneliti agar tidak terlalu mencolok. Agar siswa tertarik dalam
menggunakan modul, peneliti juga menambahkan beberapa gambar yang
mendukung dan pemilihan gambar sampul yang sesuai untuk siswa SD.
Prinsip yang ketiga, yaitu bahan ajar atau materi membantu siswa dalam
mengembangkan kepercayaan diri siswa. pada prinsip ini peneliti
mengembangkannya pada kegiatan praktikum, dan kegiatan dalam menyampaikan
pendapatnya serta menunjukan hasil kerja siswa kepada siswa lain. Prinsip
oleh peneliti berdasarkan hasil data analisis kebutuhan, pemilihan materi ini
disesuaikan dengan permasalahan yang ada. Sehingga siswa dapat dengan baik
menerima materi yang ada pada modul materi ini.
Perinsip yang kelima ialah, materi atau bahan ajar yang diperlukan untuk
siswa serta menfasilitasi siswa. Modul materi yang dikembangkan oleh peneliti ini
diperlukan siswa dalam membantu pemahaman materi, serta memfasilitasi siswa.
peneliti membuat sekaligus kegiatan yang harus dilakukan siswa serta materi yang
ada untuk membantu siswa apabila siswa kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.
Pada saat akhir pembelajaran siswa difasilitasi refleksi yang membuat siswa bisa
lebih memaknai kegiatan pada hari ini. Prinsip yang keenam adalah siswa
mendapatkan poin dari modul materi yang ada. Siswa diaharapkan mendapatkan
poin-poin yang ada pada modul tentang kebijakan serta pelestarian untuk sumber
daya alam sekitar. Pada perinsip ini peneliti menekan poin yang mengajak siswa
untuk lebih menghargai sesuatu yang berasal dari alam.
Prinsip ketujuh, adalah materi atau bahan ajar harus memberikan
penjelasan, pada modul materi ini penjelasan yang ada pada petunjuk praktikum,
dan petunjuk tugas yang ada, serta pemberian penjelasan pada materi yang sudah
disediakan. Prinsip yang selanjutnya bahan ajar seharusnya mempertimbangkan
gaya belajar siswa yang berbeda. Pada prinsip yang kedelapan peneliti lebih
mengajak siswa untuk belajar didua tempat pertama di dalam kelas dan kedua di
luar kelas. Prinsip yang kesembilan yaitu bahan ajar seharusnya
mempertimbanglan sikap afektif siswa yang berbeda, pada modul ini peneliti
membuat siswa bekerja dalam kelompok dan individu. Perinsip kesepuluh bahan
Prinsip yang selanjutnya bahan lebih bisa memaksimalkan pada potensi
belajar dan kegiatan yang mendorong intelektual, emosinal, dan estetika seni.
Prinsip yang kesepuluh ini muncul saat siswa lebih diasah intelektual atau
pengetahuannya, estetika seni yang muncul saat siswa membuat poster ajakan dan
saat berkreasi pada pembuatan kertas, dan melatih para siswa untuk melatih
emosional merka saat melakukan praktikum. Prinsip yang terakhir bahan
memberikan feedback atau timbal balik, hal ini muncul dengan respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran dengan melakukan aksi untuk
menyampaikan apa yang mereka dapatkan dari pembelajaran.
Penyusunan modul “Ayo Cintai Lingkungan” menggunakan Microsoft Office Word 2013. Komponen-komponen modul yang dikembangkan peneliti yaitu 1) sampul modul; 2) daftar isi; 3) pendahuluan; 4) isi modul.
1. Sampul Modul
Sampul modul bergambarkan lampu, tas belanja, dan botol air mineral, serta
masing-masing pada gambar tertulis tiga cara dalam melestarikan lingkungan
yaitu Reduce, Reuse, Recyle. Peneliti mengambil gambar tersebut berasal dari internet. Pada sampul juga dicantumkan alamat web dari gambar. Gambar sampul
Gambar 4.1 Sampul Modul
2. Daftar isi
Daftra isi dibuat oleh peneliti untuk memudahkan siswa dalam mencari
halaman yang akan dipelajari oleh siswa.
3. Pendahuluan
Pendahuluan ini berisi tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
dan tujuan pemebelajaran.
4. Isi modul
Isi modul pada modul materi yang dibuat oleh peneliti berisi kegiatan yang
dilakukan siswa serta materi yang akan di berikan kepada siswa, bukan hanya
materi saja, peneliti juga menambahkan beberapa gambar yang mendukung dari
materi. Pada awal isi modul materi peneliti mengawali dengan kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa, setelah siswa melukkan kegitan, barulah siswa akan
menyimak materi yang sudah tertera di dalam modul untuk memastikan apakah
Peneliti juga membuat intrumen kuesioner. Sebelum digunakan, intrumen
kuesioner divalidasi terlebih dahulu oleh ahli untuk mengetahui kelayakan
instrumen. Instrumen kuesioner yang diberikan kepada guru terdiri dari kuesioner
terbuka, sedangkan kuesioner yang diberikan kepada siswa merupakan kuesioner
tertutup. Selain instrumen kuesioner untuk analisis kebutuhan, peneliti juga
mengembangkan intrumen uji validasi dan hasil uji coba.
Gambar 4.2 kegiatan awal yang mengasah keaktifan siswa
Gambar 4.3 Materi tentang sumber daya alam
Gambar 4.5 Materi tentang pelestarian sumber daya alam
Gambar 4.6 tentang materi daur ulang kertas
Gambar 4.7 kegaitan praktikum daur ulang kertas
Produk awal perangkat pembelajaran dan modul materi yang telah disusun
oleh peneliti, kemudian memasuki tahap selanjutnya yaitu tahap validasi. Modul
materi IPA divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli IPA dan ahli Bahasa serta
pembelajaran dan modul materi. Validasi oleh ahli dilakukan untuk mengetahui
apakah perangkat pembelajaran dan modul materi sudah layak untuk diuji coba
atau harus ada revisi atau perbaikan. Validasi ahli ini menggunakan pedoman skor
skala linker/skala empat Mardapi (2008: 123) yang sudah dimodivikasi oleh
peneliti.
Peneliti melakukan validasi perangkat pebelajaran dan modul materi
kepada dua ahli dan guru kelas. Pertama pada ahli IPA yang dilakukan pada