• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Kerja Penulis Naskah

Dalam dokumen BAB III LAPORAN PRODUKSI (Halaman 59-64)

2. Konsep Kreatif Kameraman 1. Proses Penciptaan Karya

3.3 Proses Kerja Penulis Naskah

(Anton Mabruri, 2018:315) Dalam membuat suatu karya visual berbentuk dokumenter, dokumenter tv, dan feature dibutuhkan kepekaan seorang script writer (team creative) terhadap dunia sekitar terutama lingkungan sosial, budaya politik dan

alam semesta. Ide itu juga bisa datang dari mana saja antara lain: lingkungan sekitar, buku, koran, majalah, internet dan lain-lain. Seperti halnya ketika kita akan membuat suatu tayangan Program Acara TV atau sama halnya ketika kita akan membuat film dokumenter yang merupakan karya film berdasarkan realita atau fakta perihal pengalaman hidup seseorang atau mengenai peristiwa. Untuk mendapatkan ide bagi

film realita, dibutuhkan kepekaan dokumentaris sebutan untuk pembuat film dokumenter terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta. Rasa ingin tahu bisa dijadikan titik tolak untuk menggali inspirasi, sementara rasa ingin tahu yang besar bisa diimbangi dengan membaca dan atau berkomunikasi antar manusia dalam pergaulan.

Menurut penulis sebagai penulis naskah, penulis naskah adalah orang yang bertanggung jawab mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat naskah untuk suatu program tv tentunya dengan arahan dari produser.

3.3.1 Pra Produksi

(Anton Mabruri, 2018:319) Sebagai langkah awal menawarkan ide, kita perlu menyusun sebuah naskah rancangan atau draft untuk diajukan ada pihak-pihak yang berminat, bila kita bekerja di stasiun tv atau PH (Production House) kita dapat langsung mengajukannya (mempresentasikannya) ke

produser. Menulis draft naskah bukan seperti menulis catatan kecil, tetapi kita harus menuliskan semua informasi dari transkrip data riset. Umumnya draft naskah ditulis dalam susunan pembagian sekuens (sequence), agar saat merampungkannya pada tahap produksi dapat dijabarkan secara terinci dalam susunan shot dan adegan yang lebih jelas.

Pada Pra Produksi penulis mengembangkan ide yang telah disepakati bersama oleh Tim. Lalu melakukan riset dan menggali informasi secara mendalam mengenai objek yang akan dipakai untuk membuat dokumeter televisi ini. Setelah itu penulis mulai menyusun naskah mulai dari membuat ide cerita, TOR (Term Of Reference) serta VO untuk melengkapi dokumenter televisi ini. Setelah itu lalu konsep ini diajukan kepada produser untuk meminta persetujuan. Jika telah disetujui, penulis lalu menyerahkan kepada sutradara

dan Kameramen agar konsep dapat dipahami dan dikembangkan secara visual, lalu untuk selanjutnya melakukan proses produksi.

3.3.2 Produksi

(Gerzon Ron Ayawaila, 2017:33) ide cerita untuk film dokumenter bisa didapat dari apa yang dilihat dan didengar, bukan berdasarkan suatu khayalan imajinatif.

Saat proses produksi penulis mendampingi kameramen dan sutradara ketika mengambil gambar dan wawancara. Agar segala proses produksi berjalan sesuai konsep dan berdasarkan naskah yang telah dibuat.

3.3.3 Pasca Produksi

Ketika proses produksi sudah selesai penulis memeriksa kesesuaian gambar dengan naskah. Di pasca produksi penulis juga mendampingi editor untuk melaksanakan editing. Agar potongan gambar sesuai dengan urutan segmen dan berdasarkan naskah yang ada.

3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Sebagai penulis naskah, penulis menemukan dan mengembangkan ide yang didapat dari kesepakatan tim yang sudah disetujui oleh produser. Setelah itu penulis membuat TOR (Term Of Reference) dan skrip wawancara. Penulis juga membuat VO (Voice Over) untuk melengkapi karya dokumenter ini.

3.3.5 Proses Penciptaan Karya a. Konsep Kreatif

Pada program dokumenter ini penulis sebagai penulis naskah membuat suatu konsep yang lebih untuk menjadi tuntunan bagi masyarakat yang menontonnnya dan dalam dokumenter ini penulis membuat bahan pertanyaan yang jawabannya dapat membuat menjadi informasi untuk masyarakat.

1. Memberikan informasi : Dokumenter televisi ini, disuguhkan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi (kadang dengan voice over hanya terdengar suara tanpa wajah yang menyuarakan tampak

di layar monitor), menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual (picture story).

Dalam dokumeter televisi ini penulis berusaha memberikan informasi seputar Kabupaten Lebak dan Suku Baduy. Terlebih yaitu mengenai Biografi Suku Baduy yang berperan penting disini yaitu Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep, dan Kang Jamidi. Dalam dokumenter televisi ini juga informasi mengenai kehidupan Suku Baduy yang sangat menaati adat istiadat bahkan dapat mengembangkan diri tanpa teknologi dan sedikit dijelaskan oleh Bupati Kabupaten Lebak mengenai salah satu acara adat Suku Baduy yaitu acara Seba.

2. Membangun emosional : Dalam Dokumenter televisi ini penulis juga berusaha membangun rasa simpatik penonton terhadap Ketiga Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep, dan Kang Jamidi. Walaupun mereka berasal dari Suku pedalaman, ternyata mereka sangat mematuhi rambu-rambu lalu lintas selama perjalanan dari Desa Kanekes ke Kota Tangerang. Mereka juga

akan mamasuki mall dan nonton bioskop di salah satu xxi kawasan Ciledug, Tangerang.

3. Membangun rasa simpatik : Dalam Dokumenter televisi ini penulis juga berusaha membangun rasa simpatik penonton terhadap Ketiga Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep, dan Kang Jamidi. Melalui pernyataan suka duka mereka selama perjalanan dari Desa Kanekes ke Kota Tangerang. Serta tayangan pekerjaan dan kehidupan di tempat tinggalnya. Hal ini ditampilkan agar penonton juga bisa mengerti dan memahami bagaimana para Warga Suku Baduy disini membutuhkan kesejahteraan.

b. Konsep Produksi

Penulis membantu mendampingi sutradara, produser dan penata kamera dalam memvisualisasikan sebuah naskah yang akan menjadi gambar yang enak ditonton, dan penulis pun tidak lupa mengingatkan sutradara dan penata kamera untuk melakukan pengambilan gambar sesuai dengan yang ada di naskah.

c. Konsep Teknis

Penulis naskah menyiapkan data-data pematangan materi seperti: TOR (Term Of Reference), Transkrip Wawancara dan Naskah voice over. Dan dalam penulisan naskah ini penulis menggunakan software Microsoft Word2010.

3.3.6 Kendala Produksi (Solusi Produksi)

Pada saat produksi penulis menemukan berbagai kendala yaitu sulitnya komunikasi dengan warga suku baduy dalam, karena bahasa yang

digunakan dan warga suku baduy tidak terlalu mengerti apa yang kita bicarakan jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang sangat rinci. Dan juga ketika proses wawancara berlangsung beberapa narasumber menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan pertanyaan.

Solusinya adalah penulis mengajak pemandu wisata (Tour Guide) suku baduy untuk mendapingi penulis dan menjelaskan kepada mereka maksud dan tujuan penulis. Dan mengambil jawaban yang hanya sesuai dengan pertanyaan yang ada.

3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah 1. Term Of Reference (TOR) 2. Transkrip Wawancara 3. Naskah VO

1. TOR (Term Of Reference)

Dalam dokumen BAB III LAPORAN PRODUKSI (Halaman 59-64)

Dokumen terkait