• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Penyusunan Pemberitaan di Majalah Tempo

BAB IV HIRARKI PENGARUH PADA PEMBERITAAN AHMADIYAH

1. Proses Penyusunan Pemberitaan di Majalah Tempo

Proses penyusunan pemberitaan pada Majalah Tempo terdiri atas beberapa tahap. Tahap itu terdiri dari proses rapat kompartemen lalu rapat besar dilanjutkan kepada proses pencarian bahan atau data yang dibutuhkan dilanjutkan kepada rapat opini dan rapat redaksi dan yang terakhir adalah tahap penyuntingan

75

Janet Steele, Wars Within “The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s

Indonesia (Singapore ,Institute of Southeast Asian Studies : 2005) h. xii 76

Shoemaker dan Reese,Mediating The Message, h 60

dan penulisan. Berikut adalah tahap demi tahap proses penyusunan di Majalah Tempo.

Bagan 1.

Proses Penyusunan Pemberitaan di Majalah Tempo

Dari pola di atas dapat dijelaskan :

a. Rapat Kompartemen. 7778

Rapat Kompartemen adalah rapat para anggota kompartemen. Kompartemen sendiri adalah bagian atau rubrik pada Majalah Tempo sesuai dengan konsen yang dibahas pada Majalah Tempo.Rapat kompartemen biasa diadakan pada hari Senin. Rapat kompartemen terdiri dari reporter dan penulis dalam satu kompartemen. Rapat kompartemen sendiri adalah untuk menentukan angel awal dari sebuah pemberitaan dan pemberitaan apa yang diberitakan oleh dalam satu rubrik di Majalah Tempo.Anggota kompartemen masing-masing membawa usulan kemudian dirapatkan dan disaring di rapat kompartemen. Para anggota kompartemen mengajukan isu apa yang diangkat untuk menjadi pemberitaan di Majalah Tempo. Hasil dari rapat kompartemen akan diajukan pada rapat besar.Di Majalah Tempo sendiri terdapat beberapa kompartemen yaitu

77

Wawancara peneliti dengan Anton Septian (Reporter Majalah Tempo pada 26 Maret 2012 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.

78

Wawancara peneliti dengan Abdul Manan (Redaktur Senior Majalah Tempo) pada 26 Februari 2012 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.

Rapat

Kompartemen Rapat Besar

Pencarian Bahan Pemberitaan Rapat Redaksi dan Rapat Opini Penulisan dan Penyuntingan Berita

kompartemen nasional, kompartemen ekonomi dan bisnis, kompartemen sains, kompartemen gaya hidup.

b. Rapat Besar. 79

Rapat besar dihadiri semua elemen divisi redaksi Majalah Tempo yaitu reporter, penulis, redaktur pelaksana, redaktur eksekutif, redaktur senior, pemimpin redaksi, redaktur bahasa dan redaktur foto. Rapat besar dilaksanakan setiap hari senin. Pada rapat tersebut disampaikan apa saja temuan-temuan awalnya lalu dibahas dan disetujui pada rapat, kemudian diputuskan bahan-bahan apa saja yang perlu digali. Pada rapat ini angel sebuah pemberitaan kemudian dipertajam lagi melalui proses musyawarah antara reporter dengan para redaktur yaitu mulai dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur senior dan redaktur eksekutif. Setelah rapat besar ini menghasilkan keputusan untuk menugaskan reporter dan fotografer untuk terjunlangsung ke lapangan untuk mencari data.

c. Pencarian Data dan Bahan Pemberitaan.80

Pada proses ini reporter atau calon reporter dan fotografer ditugaskan untuk mengumpulkan bahan untuk sebuah pemberitaan di lapangan. Data-data yang dicari dan dikumpulkan sesuai dengan mandat dari rapat besar yang dilakukan sebelum proses ini. Pada konteks Majalah Tempo biasanya sebuah data dapat diangkat menjadi kelengkapan sebuah berita, jika telah mencapai tujuh puluh atau delapan puluh persen. Jika data hanya sampai lima puluh persen, pemberitaan bisa diganti dengan berita lain yang lebih mencukupi kelengkapan

79

Wawancara peneliti dengan Budi Setyarso (Redaktur Pelaksana Majalah Tempo) pada 27 Februari 2012 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.

80

Wawancara peneliti dengan Anton Septian (Reporter Majalah Tempo pada 26 Maret 2012 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.

data. Data juga tidak hanya didapatkan di lapangan tapi juga didapatkan pada divisi Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT).

d. Rapat Redaksi dan Rapat Opini. 8182

Rapat Redaksi dan Rapat Opini biasa dilakukan pada hari Rabu, kedua rapat dilaksanaan bersamaan tetapi dengan tema yang berbeda. Rapat ini dihadiri olehdihadiri semua elemen divisi redaksi Majalah Tempo yaitu reporter, penulis, redaktur pelaksana, redaktur eksekutif, redaktur senior, pemimpin redaksi, redaktur bahasa dan redaktur foto.

Rapat redaksi membahas kelengkapan data yang telah dihimpun oleh reporter dan fotografer di lapangan. Jika data yang didapatkan belum mencapai tujuh puluh persen sampai delapan puluh persen, biasanya pemberitaan akan diganti dengan pemberitaan lain. Akan tetapi jika kekurangan data hanya sepuluh persen, pencarian data di lapangan data dilanjutkan untuk kelengkapan data. Pada rapat redaksi ini juga akan diputuskan, sebuah berita atau isu apakah akan menjadi laporan utama atau laporan biasa di dalam Tempo. Rapat ini juga untuk mempertajam angle pada sebuah pemberitaan, biasanya usulan ini dapat dilakukan oleh penulis, reporter dan para redaktur.

Rapat selanjutnya yang dilakukan pada hari Rabu adalah rapat opini.Rapat opini adalah penentuan pandangan Majalah Tempo pada sebuah isu atau kasus.Opini yang ditetapkan oleh Majalah Tempo berdasarkan data-data yang telah didapatkan di lapangan, jadi opini tersebut bukan berdasarkan prasangka atau keberpihakan ideologis.

81

Wawancara peneliti dengan Anton Septian (Reporter Majalah Tempo pada 26 Maret 2012 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.

82

Wawancara peneliti dengan Budi Setyarso (Redaktur Pelaksana Majalah Tempo) pada 27 Februari 2012 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.

e. Penulisan dan Penyuntingan Berita.

Proses penulisan dan penyuntingan sebuah pemberitaan Majalah Tempo dilakukan oleh penulis dan redaktur. Proses ini setelah data yang dihimpun oleh reporter telah mencukupi kelengkapan data. Proses penulisan sendiri dilakukan oleh penulis. Penulis pada proses ini menuangkan buah pikirannya sesuai dengan data dan angle yang ditentukan pada rapat besar dan rapat redaksi pada hari Rabu. Hasil penulisan berita dikirim melalui intranet kepada redaktur untuk melalui proses penyuntingan.

Proses penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan oleh penulis selesai dilaksanakan. Proses penyuntingan sendiri dapat dilakukan oleh redaktur pelaksana, redaktur eksekutif, redaktur senior dan redaktur bahasa tergantung dengan seberapa besarnya nilai sebuah berita. Jika sebuah berita hanya pemberitaan yang tidak terlalu penting atau hanya laporan biasa, biasanya proses penyuntingan hanya dilakukan oleh redaktur pelaksana. Tetapi jika pemberitaan tersebut menjadi laporan utama biasanya proses penyuntingan dilakukan berlapis yaitu penyuntingan awal dilakukan oleh redaktur pelaksana selanjutnya proses penyuntingan dilaksanakan oleh redaktur eksekutif atau juga dilakukan oleh redaktur senior.

Setelah melalui proses penyuntingan tersebut barulah sebuah berita melalui proses penyuntingan bahasa. Proses penyuntingan ini dilakukan oleh redaktur bahasa dan staf redaktur bahasa. Pada proses ini adalah penyuntingan bahasa agar sesuai dengan tata bahasa Indonesia dan Majalah Tempo. Proses terakhir adalah penambahan foto, karikatur atau grafik yang dilakukan oleh divisi kreatif yang dilakukan oleh redaktur kreatif dan redaktur foto.

2. Konseptualisasi Hirarki Pengaruh Pemberitaan pada Majalah Tempo

Setelah membahas proses penyusunan, kita beranjak pada pembahasan tentang konseptualisasi hirarki pengaruh pemberitaan pada Majalah Tempo. Teori Hirarki Pengaruh isi media diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese.Teori ini menjelaskan tentang pengaruh terhadap isi dari dari suatu pemberitaan media oleh pengaruh internal dan eksternal. Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi media. Yaitu pengaruh dari individu pekerja media ( individual level), pengaruh dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media ( organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level).83 Pada konteks pengaruh pada Majalah Tempo saya akan memulai pemaparan mulai dari level individu.

Dokumen terkait