• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perumusan Indikator

Bab V. Hasil dan Pembahasan

5.1. Proses Perumusan Indikator

::

:17%*&$1.&

17%*&$1.&17%*&$1.&17%*&$1.&+

++),413171.&+

),413171.&),413171.&),413171.&&&&&

!!

Hasil dan pembahasan studi ini disusun dalam beberapa bagian antara lain : (1) perumusan indikator, (2) perumusan model, dan (3) uji sahih atau contoh uji coba penerapan model pada beberapa daerah. Bagian pertama dan kedua yakni perumusan indikator dan perumusan model adalah untuk menjawab tujuan pertama dan kedua studi ini. Sedangkan bagian ketiga yaitu uji sahih, dilakukan sebagai uji coba penerapan apakah indikator dan model yang sudah dirumuskan dapat diterapkan secara baik, dan bagaimana hasil penerapannya pada beberapa daerah sampel.

5.1. Proses Perumusan Indikator

Indikator-indikator akhir yang ditetapkan dan merupakan hasil dari studi ini, dan selanjutnya digunakan untuk uji sahih, diperoleh melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain : (1) studi pustaka, (2) pertemuan dengan para pakar, dan (3) Focus Group Discussion (FGD). Perkembangan dan hasil penetapan indikator pada masing-masing tahapan diuraikan secara berturut-turut di bawah ini.

5.1.1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk menggali secara mendalam teori, konsep, kebijakan apa saja yang dapat dijadikan indikator sesuai kerangka pembangunan koperasi dan pembangunan wilayah. Sebagaimana tercantum pada Bab II, dapat dilihat bahwa pemaparan secara teoritis berdasarkan teori ekonomi, teori ekonomi pembangunan, teori pembangunan wilayah, dan teori dan prinsip koperasi memunculkan sejumlah indikator dan model pembangunan wilayah dan pembangunan koperasi. Indikator dan model tersebut mencakup secara luas ruang lingkup pembangunan wilayah dan pembangunan koperasi sehingga keduanya dapat diintegrasikan untuk menghasilkan indikator dan model yang dapat diaplikasikan pada studi ini. Gambar 7 memperlihatkan integrasi antara indikator-indikator utama pembangunan wilayah dan pembangunan koperasi.

Berdasarkan indikator-indikator teoritis pada Gambar 7, team yang terdiri dari Asdep Bidang Pengkajian UKMK, nara sumber, team ahli dan peneliti Bidang Pengkajian UKMK. Team ahli studi ini membahas dan merumuskan indikator-indikator aplikatif yang dapat digunakan sebagai indikator pemeringkatan. Hasil perumusan pada tahap ini menghasilkan 12 indikator yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu : (1) kelompok

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

"$

indikator kelembagaan koperasi, (2) kelompok indikator usaha koperasi, dan (3) kelompok indikator peran pemerintah dan pembangunan wilayah. Keduabelas indikator yang ditetapkan disajikan pada Tabel 4.

Gambar 7. Integrasi Indikator-indikator Utama Pembangunan Wilayah dan Pembangunan Koperasi

Tabel 4. Indikator Hasil Studi Kepustakaan

No Indikator

A Kelembagaan Koperasi

1 Jumlah koperasi 2 Jumlah anggota koperasi

3 Peningkatan sumberdaya manusia koperasi

B Koperasi sebagai Badan Usaha

4 Volume usaha 5 Permodalan koperasi 6 Asset koperasi 7 Perkreditan koperasi

C Peran Pemerintah dan Pembangunan Wilayah

8 Peran pemerintah 9 Nilai tambah koperasi 10 Penyerapan tenagakerja 11 Dana perkuatan 12 Dana dekonsentrasi

Penetapan keduabelas indikator tersebut pada umumnya berdasarkan pada fungsi dan peran yang diemban koperasi baik dalam kegiatan ekonomi maupun sosial

Indikator Utama Pembangunan Koperasi • Anggota • Lembaga Volume usaha Permodalan Kesempatan kerja Asset • Pembiayaan • Pelayanan Indikator Utama Pembangunan Wilayah • Pendapatan agregat (PDB, PDRB) • Pertumbuhan ekonomi Kesempatan kerja Ekspor Investasi Pemerataan Sumberdaya manusia Kesehatan & pendidikan • Penduduk • Dunia usaha Infrastruktur

!

!

!

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

%&

kemasyarakatan. Variabel-variabel yang dinilai relevan untuk dijadikan indikator dan dikelompokkan dalam kelompok indikator kelembagaan adalah : jumlah koperasi, jumlah anggota, dan peningkatan sumberdaya manusia koperasi. Variabel yang dikelompokkan dalam kelompok indikator usaha adalah : volume usaha, permodalan, asset, dan perkreditan koperasi. Sedangkan variabel-variabel yang dinilai dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan seberapa besar kontribusi koperasi dalam pembangunan wilayah sesuai tabel tersebut adalah : peran pemerintah, nilai tambah koperasi, penyerapan tenaga kerja, dana perkuatan, dan dana dekonsentrasi. Variabel-variabel nilai tambah koperasi dan penyerapan tenaga kerja dinilai dapat mewakili koperasi memberikan kontribusinya pada tingkat perkembangan ekonomi wilayah. Sedangkan variabel peran pemerintah, besaran dana perkuatan dan dana dekonsentrasi dinilai sebagai variabel yang mewakili seberapa besar keterlibatan pemerintah dalam mendorong dan mengembangkan sektor perkoperasian dalam pembangunan wilayah.

5.1.2. Temu Pakar

Pertemuan dengan para pakar dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2007 bertujuan untuk membahas dan mendapatan masukkan tentang indikator-indikator yang dapat digunakan untuk pemeringkatan daerah. Pakar yang diundang berasal dari bidang-bidang : pembangunan wilayah, ekonomi, koperasi, statistik, pemerintahan, dan para peneliti di bidang ekonomi dan koperasi.

Masukkan dari para pakar pada pertemuan tersebut mencakup : (1) koperasi kini sedang didorong untuk maju dan berkembang, karena itu perlu ada indikator tentang kualitas koperasi; (2) koperasi secara internal memiliki Sisa Hasil Usaha yang menunjukkan kinerjanya, dan juga koperasi memiliki simpanan anggota sehingga kedua variabel ini perlu dimasukkan sebagai indikator; (3) sebagai badan usaha, ada koperasi yang melakukan ekspor sehingga indikator ekspor koperasi akan mencerminkan kontribusinya pada kegiatan ekonomi wilayah; (4) koperasi memiliki pangsa dalam perekonomian, sebagai badan usaha koperasi juga melakukan investasi; (5) peran pemerintah dalam pembangunan nasional dan wilayah dapat dilihat dari seberapa besar anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan koperasi; dan (6) kontribusi koperasi dalam pembangunan wilayah dapat pula dilihat dari seberapa besar kontribusinya dalam pajak daerah.

Berkaitan dengan sejauhmana suatu daerah maju dalam pembangunan koperasi dibanding daerah lainnya, ada beberapa usulan dari pakar mengenai ada tidaknya program Pemerintah Daerah untuk pembangunan dan pengembangan koperasi, jumlah kebijakan Pemerintah Daerah yang terkait dengan pembangunan koperasi, dan berapa jumlah lembaga yang dibentuk Pemerintah Daerah untuk mendukung pembangunan dan

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

%'

pengembangan koperasi. Usulan-usulan ini pada prinsipnya baik, namun studi ini memerlukan indikator-indikator terukur sesuai data yang tersedia pada lembaga-lembaga resmi seperti BPS dan Dinas terkait. Karena itu indikator-indikator yang belum terukur hanya dapat dijelaskan secara verbal dan belum dijadikan indikator pemeringkatan dalam studi ini.

Berdasarkan masukkan pakar di atas, dihasilkan beberapa indikator tambahan untuk digunakan sebagai indikator pemeringkatan daerah dalam pembangunan koperasi. Secara keseluruhan jumlah indikator setelah pertemuan dengan pakar berjumlah 20. Indikator-indikator dimaksud disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Indikator Setelah Pertemuan dengan Pakar

No Indikator A Kelembagaan Koperasi : 1 Keanggotaan koperasi 2 Jumlah koperasi 3 Kualitas koperasi : a. Koperasi aktif b. Pelaksanaan RAT

c. Koperasi penerima penghargaan d. KSP sehat

4 Peningkatan kualitas sumberdaya manusia koperasi

B Koperasi sebagai Badan Usaha :

5 Volume usaha koperasi

6 Permodalan koperasi

7 Simpanan anggota koperasi

8 Investasi koperasi

9 Asset koperasi

10 Ekspor koperasi

11 Pangsa pasar koperasi

12 Kredit perbankan untuk koperasi

13 Sisa Hasil Usaha (SHU)

14 Dana cadangan koperasi

C Peran Pemerintah dan Pembangunan Wilayah :

15 Dana perkuatan / bergulir untuk koperasi

16 Dana dekonsentrasi untuk pembangunan koperasi

17 Anggaran pembangunan koperasi daerah

18 Penyerapan tenaga kerja

19 Nilai tambah koperasi

20 Pembayaran pajak koperasi

Seluruh indikator di atas dinilai memiliki arti penting untuk mencerminkan seberapa besar kontribusi koperasi dalam pembangunan ekonomi, pembangunan wilayah, dan pembangunan nasional. Secara lebih rinci, formulasi arti penting masing-masing indicator disajikan pada Lampiran 1.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

%(

5.1.3. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion telah dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2007, dan bertujuan untuk mempertajam hasil temuan sementara mengenai indikator yang telah ditetapkan sebelumnya dan untuk mengetahui secara umum kebijakan pembangunan koperasi. Kelompok diskusi terfokus (FGD) diikuti oleh 35 peserta terpilih berdasarkan kriteria pemahamannya yang sangat mendalam pada fokus studi, yakni kalangan pemerintah, pelaku gerakan koperasi, akademisi serta pihak lainnya yang terkait dengan pembangunan koperasi.

Dalam pembahasan secara terbuka, banyak masukkan diberikan oleh peserta FGD mengenai alasan-alasan penetapan sebuah indikator baik ditinjau dari sisi pembangunan wilayah dan koperasi maupun sisi kebijakan pemerintah. Setelah mendengar berbagai masukkan dan evaluasi terhadap 20 indikator sebelumnya dari seluruh peserta FGD, forum menetapkan jumlah indikator yang layak digunakan sebanyak 18. Dua indikator dilebur masing-masing pangsa pasar koperasi dimasukkan kedalam volume usaha dan dana cadangan adalah bagian dari investasi yang dapat diinvestasikan oleh koperasi. Tabel 6 menyajikan jumlah dan nama masing-masing indikator hasil FGD tersebut.

Dari ketiga tahapan proses perumusan indikator di atas, dapat dilihat bahwa indikator-indikator akhir yang dihasilkan untuk digunakan dalam pemeringkatan daerah dalam pembangunan koperasi pada studi ini dilakukan melalui proses seleksi yang akurat. Pemilihan dan penetapan indikator pembangunan koperasi dan wilayah telah dilaksanakan dalam beberapa tahap yang membahas dan meninjau secara rinci arti penting, manfaat dan implikasi indikator-indikator dimaksud baik untuk koperasi secara mikro, pemerintah sebagai pelaksana pembangunan di daerah, dan pembangunan ekonomi di wilayah dan nasional. Secara mikro, unit-unit koperasi dapat menggunakan nilai nominal indikator-indikator dalam studi ini untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dan perkembangannya dari waktu ke waktu. Pemerintah daerah dapat mengevaluasi rencana, program dan kebijakannya dalam membangun koperasi di daerahnya dengan menilai data perkembangan indikator-indikator pada studi ini. Kinerja koperasi dalam pembangunan wilayah dapat pula dievaluasi dengan mencermati perkembangan nilai-nilai nominal indikator pembangunan wilayah pada studi ini.

Tabel 6. Indikator Hasil FGD

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

%)

A Kelembagaan Koperasi 1 Keanggotaan koperasi 2 Jumlah koperasi 3 Kualitas koperasi : a. Koperasi aktif b. Pelaksanaan RAT

c. Koperasi penerima penghargaan d. Koperasi klasifikasi

4 Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

koperasi

B Koperasi sebagai Badan Usaha

5 Volume usaha koperasi

6 Permodalan koperasi

7 Simpanan anggota koperasi

8 Investasi koperasi

9 Asset koperasi

10 Ekspor koperasi

11 Kredit perbankan untuk koperasi

12 Sisa Hasil Usaha (SHU)

C Peran Pemerintah dan Pembangunan Wilayah

13 Dana perkuatan / bergulir untuk koperasi

14 Dana dekonsentrasi untuk pembangunan

koperasi

15 Anggaran pembangunan koperasi daerah

16 Penyerapan tenaga kerja

17 Nilai tambah koperasi

18 Pembayaran pajak koperasi

!

Dokumen terkait