• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VI. Kesimpulan dan Rekomendasi

6.2. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa rekomendasi yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

$&

memeringkat seluruh propinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia.

2. Untuk meningkatkan posisi daerah dalam pembangunan koperasi, pemerintah

pusat dan daerah perlu memperhatikan indikator yang bernilai rendah.

3. Dalam rangka pemeringkatan daerah (propinsi, kabupaten, dan kota) dalam

pembangunan koperasi sebaiknya menggunakan model CDRP.

4. Pemerintah Pusat dan setiap Pemerintah Daerah (Kementerian Negara KUKM,

Dinas-dinas KUKM, BPS Daerah dan Pusat) sebaiknya menampilkan statistik pembangunan koperasi sesuai dengan indikator-indikator pemeringkatan ini. Dalam rangka ini, Menteri Negara KUKM mengeluarkan kebijakan dalam bentuk Peraturan Menteri Negara KUKM (Permen KUKM).

5. Untuk mengetahui sejauhmana posisi masing-masing daerah dalam

pembangunan koperasi dan meningkatkan semangat berkompetisi dan dayasaing dalam era globalisasi, sebaiknya dilaksanakan kegiatan pemeringkatan daerah (propinsi, kabupaten, kota) setiap tahun.

6. Untuk menjaga independensi dan obyektifitas, pelaksana pemeringkatan daerah

dalam pembangunan koperasi sebaiknya oleh lembaga independen yang

mempunyai kompetensi dalam bidang assessment / rating.

7. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masing-masing stakeholder baik tingkat pusat

maupun tingkat daerah.

8. Perlu dilakukan pelatihan kepada petugas yang terkait dengan implementasi

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"#

2

2

2

218"1-&18"1-&118"1-&8"1-&++++#7"101#7"101&&&&#7"101#7"101

Adisasmita. H.R. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta.

AG. Suyono, Irsjad Muchtar, Toto I. Suparto, Sri Sukmawati, Erizul Syafrida, A. Maryetta, Bambang Wahyu, dan Banu Astono. 1995. Koperasi Dalam Sorotan Pers. Agenda yang tertinggal dalam rangka 50 tahun RI.

Anonymous. 1980. Koperasi Sebuah Pengantar. Departemen Koperasi, Direktorat Bina Penyuluhan Koperasi. Jakarta.

Anonymous. 1992. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Jakarta Anonymous. 1992. Pembangunan Koperasi Pertanian di Asia Tenggara. ACEDAC.

Anonymous. 1992. Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Dasar Koperasi Menghadapi Globalisasi. Infokop-Media Pengkajian Perkoperasian, nomor 11 tahun IX, Mei.

Anonymous. 2005. World Investment Report 2005. UNCTAD, Jeneve-Swiss.

Anonymous. 2007. Pemeringkatan Daerah Dalam Pembangunan Koperasi. Asisten Deputi Urusan Penelitian Koperasi, Deputi Bidang Pengkajian KUKM, Kementerian Negara KUKM. Uji coba Konsep.

Anonymous. 2007. Banten Peringkat Pertama dalam Menarik PMA. CBES-Communication Paper. Jakarta. Anonymous. 2007. Kalimantan Tengah Peringkat Pertama Dalam Menarik PMDN. CBES-Communication

Paper. Jakarta.

Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan. 2006. Informasi Pembangunan Sulawesi Selatan Tahun 2006. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan, Makassar.

BI Nusa Tenggara Barat. 2007. Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram.

Biro Hukum dan Ham Sumbar. 2006. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian di Propinsi Sumatera Barat. Biro Hukum dan Ham, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat, Padang.

BI Sulawesi Selatan. 2007. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

BI Sumatera Barat. 2007. Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat. Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Padang.

BI Sumatera Utara. 2007. Statistik Ekonomi - Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Book, Sven Ake. 1994. Nilai-nilai Koperasi Dalam Era Globalisasi. Koperasi Jasa Audit Indonesia. Jakarta. Bowen, HP, Wim Moesen, Leo Sleuwaegen. 2006. A Composite Index of The Creative Economy With

Application To Regional Best Practices. Vlerick Leuven Gent Management School.

BPPMD Sulawesi Selatan. 2006. Daftar Inventarisasi Perizinan bagi Perusahaan PMDN/PMA yang Telah Memperoleh Surat Persetujuan Penanaman Modal (SP) di Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan Tahun 2001 – 2006. Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"$

BPS Bali. 2007. Bali dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi Bali, Bali.

BPS NTB. 2007. Nusa Tenggara Barat dalam Angka Tahun 2006/2007. Badan Pusat Statistik Provinsi NTB, Mataram.

BPS Sulawesi Selatan. 2007. Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Selawesi Selatan, Makassar.

BPS Sumbar. 2006. Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Barat Menurut Lapangan Usaha 2002 – 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat, Padang.

BPS Sumbar. 2007. Sumatera Barat dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat, Padang.

BPS Sumbar. 2007. Berita Resmi Statistik. Hasil Pendaftaran (Listing) Perusahaan/Usaha, Sensus Ekonomi 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat, Padang.

BPS Sumut 2006. Sumatera Utara dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, Medan.

Bronson, Richard. 1982. Operations Research. Schaums’s Outline Series. International Edition.

Dekopinwil Sulawesi Selatan. 2007. Program dan Rencana Aksi Sulawesi Selatan menjadi Propinsi Koperasi. Dekopin Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

Dimiyati, Tjuju Tarliah dan Ahmad Dimiyati. 1987. Operations Research. Model-model Pengambilan Keputusan. Sinar Baru Algensindo.

Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Selatan. 2007. Rekapitulasi Data Keuangan Koperasi Kabupaten/Kota Se Sulawesi Selatan, Tahun 2002 – 2007. Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Selatan. 2006. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembinaan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

Dinas Koperasi dan UKM Sumut. 2005. Rencana Strategis Daerah (Renstrada) Tahun 2005 – 2009. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Dinas KUKM NTB. 2004. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pengembangan Koperasi. Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram. Dinas KUKM NTB. 2007. Rencana Stratejik (Renstra) Pembangunan Koperasi dan UKM Propinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun 2003 - 2008. Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram.

Djamhari, Choirul. 1984. Memperkokoh Pilar-pilar Kemandirian Koperasi. Antologi Esei Badan Litbangkop-Depkop. Editor. Jakarta.

Effendy, Johan, IH Sudibyo, Kusumastuti, I Wayan Dipta, A. Junaedi, Ady Yushan, Thalibul Arifin, dan Irawan. 1988. Dengan koperasi Menuju Demokrasi Ekonomi. Tekad Presiden Soeharto. Penyunting. Badan Litbangkop-Depkop. Jakarta.

Hanel, Alfred, Prof. DR. 1988. Organisasi Koperasi. Pokok-pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijakan Pengembangannya di Negara-negara Berkembang. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Johnson, Glenn L. 1986. Research Methodology for Economists. Philosophy and Practice.

Makridakis, Spiro and Steven C. Wheelwright. 1989. Forecasting Methods for Management. Fifth Edition. MD. Sagimun. 1985. Koperasi Indonesia. Inti Dayu Press, Jakarta.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"%

Menegkop dan UKM, RI. 2005. Koperasi Terbaik di Seluruh Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Jakarta.

Menegkop dan UKM, RI. 2006 Profil Koperasi Berprestasi Tahun 2006. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Jakarta.

Menegkop dan UKM, RI. 2007. Data Pendukung Pemberdayaan KUKM. Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Jakarta.

Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis dan Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. UI Press, Jakarta.

Muenkner, Hans H. 1988. Pengantar Hukum Koperasi. Dengan Acuan Khusus Mengenai Perundang-undangan Koperasi di Indonesia. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Mulyono, Sri. 1999. Operations Research. Lembaga Penerbit FE-UI

Nasendi, BD dan Affendi Anwar. 1985. Program Linier dan Variasinya. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. Partomo. T.S. dan Soejoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Penerbit Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Pemerintah Provinsi Sumut. 2004. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pembangunan Koperasi, Usaha Kecil dan Usaha Menengah. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Situmorang, Johnny W. 2007. Sektor Industri Manufaktur Tujuan PMDN dan PMA. Kajian Pemeringkatan PMDN dan PMA Berdasarkan Sektor. CBES-Communication Paper kepada Menteri Perdagangan RI. Jakarta.

Situmorang, Johnny W, Pariaman Sinaga, dan Rinie Sri Yanti. 2006. Prototipe Model Pemeringkatan Koperasi Berdasarkan Cooperative Membership Dignity Index. Studi Kasus Koperasi di Kabupaten Bandung. Majalah Infokop, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian KUKM, Jakarta, Desember.

Syarif, Teuku, Dicdick Suhada, Asep Komaruddin, Rapma Siahaan, AA Sri Adnyani, dan Paruhuman Nasution. 1991. Abstraksi Makalah-makalah Perkoperasian. TNPP dan Perpustakaan Badan Litbangkop-Depkop. Editor, Jakarta.

Taha, Hamdy A. 1982. Operations Research. An Introduction. Third Edition.

Tarigan. R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Penerbit, Bumi Aksara, Jakarta. Watkins, WP. 1986. Cooperative Principles. Today & Tomorrow. Holyoake Books.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"#

Lampiran 1. Indikator dan Arti Pentingnya

1. Keanggotaan koperasi :

Koperasi merupakan kumpulan orang. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna koperasi. Semakin banyak anggota koperasi mencerminkan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi sebagai lembaga ekonomi.

2. Jumlah koperasi :

Semakin banyak jumlah koperasi di lingkungan dunia usaha, mencerminkan pemasyarakatan badan usaha berbentuk koperasi meningkat. Indikator ini mencakup seluruh koperasi yang telah berbadan hukum baik yang aktif maupun tidak aktif. 3. Kualitas koperasi :

a. Koperasi aktif :

Koperasi aktif adalah koperasi yang memiliki badan hukum dan masih eksis serta menjalankan roda organisasi dan usaha. Indikator ini menjelaskan semakin meningkatnya koperasi aktif berarti semakin banyak koperasi yang berkontribusi kepada output wilayah.

b. Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT ) :

Pelaksanaan RAT merupakan salah satu mekanisme penting dalam kehidupan berkoperasi. Semakin banyak koperasi melaksanakan RAT berarti semakin baik manajemen koperasi.

c. Penerima penghargaan :

Penghargaan merupakan salah satu wujud apresiasi terhadap kualitas koperasi. Semakin banyak koperasi memperoleh penghargaan, mencerminkan semakin meningkat citra koperasi di masyarakat.

d. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang sehat :

KSP yang sehat merupakan indikator lembaga keuangan mikro yang terandalkan dalam pembiayaan UKM. KSP ini telah diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah. Semakin banyak KSP yang sehat, mencerminkan semakin tingginya moneterisasi daerah pada tingkat UKM.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"$

4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia :

Pendidikan merupakan dimensi penting dalam perkoperasian sesuai dengan prinsip koperasi. Semakin meningkat kualitas sumberdaya manusia koperasi mencerminkan semakin membudayanya gerakan koperasi melalui jalur pendidikan.

5. Volume usaha koperasi :

Sebagai salah satu bentuk usaha, output koperasi dinyatakan dalam volume usaha. Semakin besar volume usaha mencerminkan semakin berkembangnya bisnis dan ekonomi koperasi.

6. Permodalan koperasi :

Permodalan merupakan salah satu input usaha koperasi. Semakin besar modal koperasi semakin tinggi kemampuan koperasi melakukan ekspansi usaha. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal luar.

7. Simpanan anggota koperasi :

Simpanan koperasi adalah salah satu ciri utama yang membedakan koperasi dengan non-koperasi. Semakin tinggi simpanan koperasi menggambarkan semakin tingginya partisipasi anggota dan atau masyarakat berkoperasi.

8. Investasi koperasi :

Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Semakin tinggi investasi koperasi menunjukkan semakin tingginya kemampuan koperasi dalam mendorong ekspansi usaha, pertumbuhan perekonomian, dan penciptaan lapangan kerja.

9. Asset koperasi :

Sebagai badan usaha, asset merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam bisnis. Semakin besar asset berarti semakin besar pula kekayaan dan posisi tawar koperasi dalam berbisnis.

10. Ekspor koperasi :

Ekspor merupakan kemampuan menghimpun devisa dan memperbaiki posisi neraca pembayaran serta perdagangan internasional. Semakin tinggi ekspor koperasi

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"%

semakin tinggi kontribusi koperasi dalam perekonomian internasional dan dayasaing koperasi dalam pasar.

11. Pangsa pasar koperasi :

Pangsa pasar merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam berkontribusi dan menguasai bagian pasar tertentu. Semakin tinggi pangsa pasar koperasi berarti semakin tinggi kapasitas koperasi dalam menguasai pasar.

12. Kredit perbankan untuk koperasi :

Kredit merupakan sumber pembiayaan eksternal dunia usaha dan koperasi. Semakin besar alokasi kredit untuk koperasi berarti semakin tinggi kepercayaan terhadap koperasi untuk meningkatkan kemampuan bisnisnya.

13. Sisa Hasil Usaha (SHU) :

SHU merupakan nilai sisa dari seluruh transaksi koperasi setelah beban diperhitungkan. Semakin tinggi SHU koperasi menggambarkan semakin besar alokasi balas jasa terhadap anggota.

14. Dana cadangan koperasi :

Alokasi dana cadangan merupakan upaya koperasi dalam memupuk modal. Semakin tinggi alokasi dana cadangan koperasi semakin besarnya akumulasi modal dan kemampuan ekspansi usaha koperasi.

15. Dana perkuatan/bergulir untuk koperasi :

Implementasi peran pemerintah untuk memperkuat koperasi adalah penyediaan dana perkuatan. Semakin besar dana perkuatan semakin mempercepat pengembangan usaha koperasi.

16. Dana dekonsentrasi untuk pembangunan koperasi :

Implementasi peran pemerintah dalam pembangunan daerah adalah alokasi dana. Semakin besar dana dekonsentrasi semakin besar kemampuan daerah dalam pembangunan koperasi.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"&

17. Anggaran pembangunan koperasi daerah :

Sebagai regulator dan fasilitator, pemerintah berkewajiban mengembangkan koperasi melalui kebijakan dan program. Semakin tinggi peran pemerintah daerah yang tercermin dalam anggaran pembangunan, semakin memperbesar kemampuan koperasi untuk berkembang.

18. Penyerapan tenagakerja :

Eksistensi koperasi menyangkut peningkatan kesejahteraan masyarakat. Koperasi sebagai badan usaha, berperan dalam penciptaan lapangan kerja. Semakin tinggi penyerapan tenagakerja koperasi semakin mengurangi jumlah pengangguran.

19. Nilai tambah koperasi :

Eksistensi koperasi menyangkut penciptaan ekonomi. Nilai tambah merupakan ukuran penciptaan ekonomi. Semakin tinggi nilai tambah koperasi, semakin besar peran koperasi dalam menciptakan ekonomi wilayah.

20. Pembayaran pajak koperasi :

Pembayaran pajak merupakan kontribusi masyarakat terhadap penerimaan daerah dan negara. Semakin tinggi pembayaran pajak koperasi semakin tinggi peran koperasi dalam pembangunan wilayah.

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

Lampiran 2. Langkah-langkah Merumuskan Indikator

DESK RESEARCH Tinjauan Kebijakan • Tinjauan Pustaka (April 2006) DISKUSI Internal Eksternal (Mei 2006) PERUMUSAN INDIKATOR KOPERASI (Juli 2006) PEMBOBOTAN INDIKATOR AWAL (29 PENILAI) dan UJI PETIK

(Agustus 2006)

TEMU PAKAR

(24 Juli 2007)

B = A dan Indikator Wilayah 1. Pendapatan agregat (PDB, PDRB) 2. Pertumbuhan ekonomi 3. Kesempatan kerja 4. Ekspor 5. Investasi 6. Pemerataan 7. Sumberdaya manusia 8. Kesehatan 9. Penduduk 10. Pendidikan 11. Kemiskinan 12. Infrastruktur A 1. Jumlah koperasi 2. Keanggotaan 3. Peningkatan sumberdaya manusia 4. Volume usaha 5. Permodalan 6. Asset 7. Perkreditan 8. Penyerapan tenagakerja 9. Nilai tambah 10. Peran pemerintah 11. Dana perkuatan 12. Dana dekonsentrasi SEMINAR RISET DESAIN (10 Juli 2007)

&

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

Lampiran 3. Daftar Peserta FGD

!

No Nama Instansi

1 Djabaruddin Djohan LSP2I

2 Dra. Tina Naryantini Bappeda Kab. Bogor

3 Alfaini Kosim Asdep 1.4

4 Rosmawi Hasan Inkoppas

5 Setyo Heriyanto SDM

6 Idham Bustaman Penelti

7 B Baharudin Wahid INKOPINKRA

8 Fahruddin Zaid I K P R I

9 H. Albert Waneri Kantor KOP & UKM Kota Depok

10 Nunung Nuryantono IPB - Bogor

11 Johnny WS Peneliti Koperasi

12 Agus Salim Peneliti

13 M. Ishak Daulay Peneliti

&

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

!

Lanjutan Lampiran 3

No Nama Instansi

15 Hardadi Lukito I.K.P.I 16 Dr. Abdoel Hamid U I N 17 Indra Fahmi I KO P I N

18 Gotam Siahaan Kantor Menegkop 19 Jannes S. Peneliti

20 Dr. Tulisa Aulia F Universitas Indonesia

21 Soebagio Kementrian 22 Nusri HS Peneliti 23 A. Hendrarto Depdagri 24 Karivi IKOPPOL 25 Tukidi K S P Kodanua 26 Triyono Peneliti 27 Rapma.S KPPK

28 Agus Prayogo IKSP

29 Saiful KOPINDO

30 Erwin Silalahi Sudin Koperasi Jakarta Selatan 31 M Saleh TH Peneliti

&

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

Lanjutan Lampiran 3

No Nama Instansi 32 Suhendar Peneliti 33 Burhanuddin R Peneliti 34 Supriyanto B P S 35 Riana P Peneliti

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"##

Lampiran 4. Nama Koperasi Sampel

A. Propinsi Sumatera Utara

1. KOPDIT - CU 'BINA MITRA SEJAHTERA", Jl. Sisingamangaraja No. 173 Pematang Siantar 21542, (0622) 437550/ 081375230241

2. PRIMKOPPOL TABES MS, BH No. 507/PAD/KWK.2/VII/1996 3. PRIMKOPAD PALDAM-I/BB

4. KOPDIT "CU. KARYA BAKTI", Jl. Medan Km. 6 Pematang Siantar BH No.

56/BH/KDK.2.14/VIII/1999

5. KOPPEG R.I "DHARMA HUSADA", Kompleks RSU-D Lubuk Pakam BH No. 225/PAD/KWK.2/V/1996

6. KUD "HARTA", Jl. Pendidikan No. 49, Sei Limbat Kec. Selesai Kab. Langkat, 8830539, BH No. 4332 A/BII/III

7. KOPDIT/CU. "CINTA MULIA", Jl. Melanthon Siregar No. 1A Pematang Siantar, BH No. 57/BH/KDK.2.14/VIII/99

8. KSP "MITRA LESTARI", BH No. 322/BH.KDK.23.1/X/2000

9. KUD "SETIA TANI", Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang, BH No. 1217/BH/PAD/KWK.2/XII/1996

10. KPN "KESRA", Dinas PMK & PKM Kab. Deli Serdang 11. KOKALUM TANJUNG GADING

12. PUSKUD SUMUT, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 131-133 Medan, (061) 8455324, 8455334, BH No. 04/PAD/KWK.2/II/1995

13. PUSKOPPOLDA SUMUT, Jl. Jend. Besar ABD. Haris NST No. 17 Medan. BH. No. 2773 D/BH/III

B. Propinsi Sumatera Barat

1. KOPWAN BHAKTI IBU, KABUPATEN AGAM, BH 1704/ /TGL. 8 JANUARI 1987 2. KOP. PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SMK NEGERI 2 BATUSANGKAR, BH. 1734/

BH-XVIII / TANGGAL 7 MEI 1988

3. KOP. PEGAWAI NEGERI KANTOR DEPAG KABUPATEN TANAH DATAR, BH 470.a/ BH/ XVII/ TANGGAL 18 MEI 1982

4. KUD KAMPUNG PINANG, BH. NO. 803 / BH - XVII TANGGAL 25 JUNO 1974, KAMPUNG PINAG, LUBUK BASUNG, AGAM, SUMATERA BARAT

5. KUM TUJUAH KOTO TALAGO II, JL. TAN MALAKA KM. 18 TELP/FAX (0752) 97421 6. KUD LIMBANANG, BH : NO. 1083B / BH-XVII

5(6)-17%&$1*1,&!(-("1.&+).)*%"%&

!

"#"

C. Propinsi Bali

1. KOPEGTEL INSAN DENPASAR, JL SERMA GEDE NO. 13 DENPASAR TELP. (0361) 262562 HUNTING, FAX. 261477, DENPASAR

2. KSP PERINTIS DENPASAR, JL P. KAWE NO. 5 LT. II TELP. 8422401 - 8422402, DENPASAR

3. KSP DUTA SEJAHTERA DENPASAR, JL. SATELIT NO. 6 TELP 241880, 224815, DENPASAR

4. KSP TAMAN SARI, BANJAR LANTANG BEJUH SESETAN - DENPASAR SELATAN, TELP. (0361) 7441225

5. KUD PEDUNGAN, JL. PULAU BUNGIN NO. 36, TELP (0361) 249329, 8422909, 725019

6. KOP. JASA ANGKUTAN TAXI NGURAH RAI BALI, JL. RAYA BY PASS NGURAH RAI NO. 702, PASANGGARAN, DENPASAR, BALI

D. Propinsi Sulawesi Selatan

1. KSU MITRA HENSO UTAMA

2. KOPKAR PT. SERMANI STEEL "MENJANGAN"

3. GKP - RI PROPINSI SULAWESI SELATAN JL. MALLENGKERI RAYA NO. 22 A, TELP. (0411) 883497, MAKASAR

4. PUSKOPOLDA SULSEL

5. PUSKOPAD "A" DAM VII/WIARABUANA, MAKASAR

6. PUSKOWAN TENRIAWARU SULAWESI SELATAN, BH 5438/BH/IV, Tgl 6 Mri 1994

E. Propinsi Nusa Tenggara Barat

1. KUD "KARYA" DARMAJI, Jl. Raya Praya - Kopang (0370) 655456

2. KSP "KARYA MANDIRI", Jl. TGH. Moh. Mutawalli Jerowaru Kec. Jerowaru LOTIM

NTB (0370) 6610524

3. KPRI "KARYA BUDI", Kec. Labuapi - Lombok Barat

4. KSP "SWASTIKA", Jl. AR. Hakim No. 23X Karang Bedil Mataram

Dokumen terkait