• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Aspek Non Finansial

6.1.2. Aspek Teknis

6.1.2.3. Proses Produks

Adapun rangkaian kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Media Tanam a. Pengayakan

Serbuk kayu yang akan digunakan sebagai media tanam jamur tiram putih disaring dengan menggunakan ayakan untuk mendapatkan serbuk kayu yang halus dan seragam. Pengayakan dilakukan untuk mendapatkan kepadatan tertentu tanpa ada kerusakan plastik dan mendapatkan tingkat pertumbuhan miselium yang merata.

b. Pencampuran

Serbuk kayu yang telah halus dicampur dengan dedak, kapur, jagung, dan gips. Komposisi pencampuran ini terdiri dari dedak 10%, kapur 2%, jagung 4%, dan gips 1%. Presentase tersebut mengacu dari jumlah serbuk kayu sebagai media utamanya. Dedak dan jagung berfungsi sebagai nutrisi yang baik untuk pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Kapur berfungsi sebagai penetral keasaman dengan mengontrol pH tetap stabil pada proses pemeraman dan gips berfungsi menguatkan kepadatan

baglog. Setelah bahan dicampur hingga merata, ditambah air secukupnya. Penambahan air dilakukan sampai campuran tidak hancur saat digenggam dan tidak mengeluarkan air.

c. Pemeraman/Pengomposan

Pemeraman merupakan kegiatan menimbun campuran media tanam selama satu malam dengan cara menutupnya secara rapat menggunakan terpal. Proses ini dilakukan untuk fermentasi campuran media, sehingga kandungan yang terdapat dalam media tersebut terurai menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh jamur. Penguraian senyawa-senyawa kompleks tersebut terjadi dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur.

d. Pengisian Media ke Kantung Plastik (Baglog)

Media produksi dimasukkan ke dalam plastik polipropilen ukuran 17x35 cm dengan kepadatan tertentu agar miselium jamur dapat tumbuh maksimal dan menghasilkan panen yang optimal. Media dipadatkan sampai memiliki bobot sekitar 1,2 kg.

e. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses yang dilakukan untuk mematikan mikroba baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan dengan memasukkan baglog ke dalam oven pengukusan hingga suhu 90-100 0C. f. Pendinginan

Proses pendinginan merupakan upaya menurunkan suhu media tanam setelah disterilkan agar bibit jamur yang akan dimasukan ke dalam

baglog tidak mati. Pendinginan dilakukan selama semalam sebelum dilakukan inokulasi.

2. Inokulasi Bibit (Penanaman)

Inokulasi merupakan proses kegiatan pemindahan sejumlah kecil miselium jamur tiram putih dari biakan induk ke dalam media tanam yang telah disediakan. Satu log bibit dapat digunakan untuk 40 log jamur budidaya. Inokulasi dilakukan dalam ruangan yang bersih dan steril agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat membuat pertumbuhan jamur menjadi tidak baik. Setelah diberi bibit, baglog ditutup dengan menggunakan koran, ring bambu, dan karet.

3. Inkubasi

Inkubasi merupakan proses menempatkan media tanam yang telah diinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselium jamur tiram putih tumbuh. Pelaku usaha umumnya tidak memiliki kumbung inkubasi khusus.

Baglog yang telah diinokulasi langsung dimasukkan ke dalam kumbung yang nantinya juga akan digunakan sebagai tempat pemeliharaan dan pemanenan. Hal ini dilakukan untuk melakukan penghematan ruang budidaya dan efisisiensi proses produksi. Suhu yang diperlukan untuk perumbuhan miselium jamur sekitar 22°C-28°C dengan kelembaban 60%-70%. Inkubasi

dilakukan sampai seluruh permukaan dalam baglog berwarna putih merata yang umumnya berlangsung selama 30 hari. Apabila setelah satu minggu tidak terdapat pertumbuhan miselium jamur tiram putih maka kemungkinan besar jamur tersebut tidak tumbuh dan lebih baik dimusnahkan.

Gambar 10. LogJamur Siap Budidaya Gambar 11. Log Jamur Gagal 4. Pemeliharaan

Setelah baglog berwarna putih merata, jamur tiram putih akan mulai tumbuh sehingga sumbatan koran pada baglog harus dibuka. Kelembaban udara diatur sekitar 90 persen agar media tidak mengering. Kelembaban udara dapat dijaga dengan melakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan tiga kali dalam sehari jika cuaca panas, sedangkan saat musim penghujan penyiraman dapat tidak dilakukan sama sekali sampai satu atau dua kali penyiraman selama sehari. Kegagalan pada budidaya jamur ditandai dengan tumbuhnya serat/miselium jamur tiram berwarna, misalnya hitam, biru, coklat, dan kuning yang dapat disebabkan kurang matangnya dalam proses pengukusan

baglog atau kurang strerilnya dalam proses inokulasi, sehingga tumbuhnya jamur lain yang merugikan. Penanganan selanjutnya adalah jamur tiram segera dipisahkan ke luar ruangan dan cepat dibakar. Pertumbuhan tubuh buah awal umumnya ditandai dengan adanya bintik-bintik serat berwarna putih yang semakin lama membesar dan setelah selang beberapa hari akan tumbuh jamur tiram kecil.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengkoordinasikan baglog dan tubuh buah yang bebas dari organisme pengganggu dengan tujuan untuk menghindari kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangan hama, penyakit, dan cendawan pengganggu. Umumnya hama yang sering menyerang jamur tiram putih adalah tikus, kutu, dan bintik nyamuk. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan tidak menggunakan pestisida, tetapi dengan menjaga kebersihan kumbung dan memasang perangkap plastik yang diberi minyak jelantah agar hama nyamuk dan kutu dapat terperangkap.

Gambar 13. Perangkap Plastik 6. Panen

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal, yaitu cukup besar tetapi belum maksimal. Panen jamur dilakukan dengan cara mencabut seluruh jamur hingga bagian pangkal jamur yang terdapat pada baglog. Bagian lubang baglog harus bersih dari sisa jamur yang lama agar tidak terjadi pembusukan yang dapat menghambat pembentukan jamur baru. Panen dilakukan pada pagi hari dan didiamkan sekitar satu jam untuk mengurangi kadar air dalam jamur. Hal tersebut dilakukan agar jamur tidak mudah rusak saat pengemasan. Satu baglog jamur dapat dipanen sebanyak lima kali dengan waktu antar panen berkisar antara 12-14 hari.

Gambar 14. Jamur Tiram Putih Siap Panen 7. Pasca Panen

Kegiatan pasca panen yang dilakukan berupa membersihkan jamur dari kotoran dan memotong akar jamur yang kotor dengan menggunakan

cutter. Jamur yang telah bersih ditimbang dan dikemas dalam kantong plastik dengan kapasitas 5 kg.

Gambar 15. Pemotongan Akar Jamur Gambar 16. Pengemasan Jamur Tiram Pelaku usaha yang menjual log jamur tiram putih hanya memiliki kegiatan produksi sampai proses inkubasi, pelaku usaha yang hanya melakukan budidaya jamur tiram putih kegiatan produksi dimulai pada tahap inkubasi, dan pelaku usaha yang membuat log serta budidaya jamur tiram putih memiliki kegiatan mulai dari pembuatan media tanam sampai pemanenan dan pasca panen.