V. LINGKUNGAN KERJA PERUSAHAAN
5.5. Proses Produksi Minyak Kelapa Sawit
Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sebagai bahan baku minyak sawit kasar (CPO) dan inti (Kernel) yang bermutu baik adalah tujuan utama dari pengolahan. Pengolahannya dilakukan menurut tahapan-tahapan tertentu dan syarat yang ditentukan. Guna memperoleh mutu yang baik maka syarat-syarat tersebut harus diikuti dengan seksama dan dilaksanakan sejak di lapangan sampai ke proses akhir.
Pelaksanaan pengolahan TBS menjadi CPO pada PKS PT. Milano Aek Batu adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan Tandan
Penerimaan tandan atau Transfer ramp adalah tempat penerimaan tandan di pabrik dimana sebelumnya truk pengangkutnya telah melalui jembatan timbang sehingga diketahui berat brutonya. Jenis timbangan yang di pakai adalah timbangan digital yang memberikan petunjuk berat pada layar/display komputer dengan angka-angka. Tranfer Ramp berfungsi sebagai tempat penerimaan tandan dan sebagai tempat pencurahan tandan ke dalam lori rebusan. Karena berfungsi sebagai tempat pencurah ke lori rebusan maka disebut juga sebagai “Loading Ramp”. Loading Ramp ini lantainya berkisi-kisi sehingga pasir dan kotoran lainnya jatuh kebawah (lolos). Melalui pintu hidrolik tandan dicurahkan ke lori rebusan yang berkapasitas 2,5 ton-2,7 ton.
2. Perebusan atau Sterilisasi
PKS PT. Milano Aek Batu memiliki kapasitas olah pabrik 30 ton TBS/jam, yang memiliki 2 buah perebusan yang masing-masing berdaya tampung 10 lori. Rebusan merupakan suatu bejana besar yang memiliki pintu masuk lori.
Dibagian atas terdapat pipa keluar uap untuk merebus tandan, dibagian bawah terdapat pipa pembuang air kondensat dan dibagian belakang terdapat pipa pembuangan udara. Lori rebusan memiliki dinding dan lantai yang berlubang-lubang agar uap dapat masuk ke dalam, kebagian tengah, dan air dapat turun ke bawah.
3. Penebahan atau Pemipilan Buah
Pada proses ini dilakukan pelepasan buah dari tandan setelah perebusan yaitu dengan menggunakan mesin pemipil atau perontok buah. Mesin pemipil buah ini berupa bejana silinder berbentuk drum terbuat dari besi baja berkisi, berjarak 40 mm, kecepatan putaran pemipilan atau penebahan 22 putaran/menit.
Lamanya pemipilan dari masuk buah sampai keluar 3 menit. Proses penembahan dengan menggunakan Stripper, disini tandan akan terbanting kedinding pada suatu ketinggian tertentu sehingga buah akan terlepas dari tandan. Tandan dimasukan dari atas dan karena letaknya agak miring maka tandan akan terpental kembali keatas kemudian terjatuh kebawah. Buah lepas dan keluar dari kisi-kisi langsung jatuh ke ularan yang akan membawanya ke stasiun pengadukan atau digester.
Tandan yang sudah kosong diambil dan yang belum sempurna kosong (masih berisi tandan) dipisahkan untuk dibawa kembali melalui conveyor untuk direbus ulang. Tandan yang diulang rebus ini biasa disebut sebagai buah balen
atau katte koppen. Tandan kosong melalui conveyor dibawa ke pengabuan (incinerator) untuk di abukan, dikumpulkan, dan dibawa ke lapangan untuk dijadikan pupuk tanaman. Pada proses ini kehilangan minyak masih mungkin terjadi karena buah terbanting dan mengeluarkan minyak yang akan diserap oleh janjangan kosong.
4. Pengadukan atau Pelumatan Buah
Buah yang telah mengalami pemipilan atau penebahan dari tandan rebus mengandung kelopak, spiklet, dan sampah lainnya. Buah terdiri dari perikrap, cangkang, dan inti. Pada perikrap ditemukan minyak sawit yang di dominasi
“palmitat” sedangkan pada inti sawit mengandung laurat. Disini buah akan dilumatkan untuk melepaskan daging buah dari biji melalui proses pemanasan.
Digester berupa bejana yang dilengkapi pisau pengaduk/pelumat yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan perikrap dan biji sambil pemecahan kantongan-kantongan minyak. Pemanasan disini dimaksudkan agar minyak tidak menjadi kental. Temperatur yang dipakai adalah 80-90 C dengan alasan bahwa pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak, sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya. Pisau adukan berputar dengan putaran 20-30 rpm. Untuk pemanasannya dipakai uap panas, untuk mencapai temperatur tersebut diperlukan waktu 15-30 menit. Umpan yang masuk harus dijaga agar seimbang dengan yang keluar. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak.
Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan didasar digester semakin tinggi dan tahanan lawan
terhadap pisau semakin tinggi dan pemecahan kantong-kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lain semakin sempurna.
5. Pengempaan atau pressan
Massa minyak yang berbentuk bubur yang diperoleh dari tangki adukan kemudian dikempa /dipress agar minyak terpisah dari ampasnya. Alat yang dipakai adalah screw press yang menghasilkan tekanan olah kerja 2 uliran yang bekerja berlawanan arah. Tekanan sangat menentukan keberhasilan proses pengempaan. Tekanan yang sesuai harus dapat menghasilkan /memisahkan minyak yang tinggi dari ampas (serabut) sedikit mungkin bisa pecah. Tekanan normal adalah 50 Kg /cm yang diatur pada ejector cone yaitu logam yang berbentuk kerucut yang terdapat pada outlet. Waktu pengempaan adalah antara 6-10 menit dan suhu pengempaan adalah 80-90 °C.
6. Klarifikasi Minyak 1. Pengenceran
Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan pasir dan serat yang terdapat dalam minyak (NOS) dapat be rjalan dengan baik.
Suhu pengenceran 80-90 C. Jumlah air pengencer sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press. Jumlah air yang dipergunakan berpenga ruh terhadap retetion time minyak dalam continius settling tank yang sangat penting artinya dalam efisiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak sawit.
2. Pemisahan bahan kotoran
a. Cairan yang keluar dari pressan dan digester ditampung dalam oil gutter dan dialirkan ke sand trap tank. Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan dengan maksud agar ayakan
terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan kehausan ayakan.
Alat ini bekerja berdasarkan gravitasi yaitu mengendapkan padatan, karena waktu pengendapan sangat singkat maka tidak seluruhnya pasir/gumpalan tanah terpisahkan, maka dilanjutkan dengan pemisahannya pada ayakan getar.
b. Setelah itu kotoran disingkirkan dengan menggunakan ayakan getar yang bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang berukuran besar seperti cangkang, biji pecah dan kotoran yang lainnya, sehingga pada proses selanjutnya didapatkan minyak yang memenuhi standart. Pada alat ayakan getar ditambahkan air panas dengan tujuan agar partikel-partikel pasir dapat memisah dengan baik. Suhu air pencuci diusahakan agar tetap panas 80-90 C.
c. Partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar masuk ke Crude Oil Tank (COT) tangki ini ukurannya kecil sehingga dapat dikatakan bahwa retention time minyak relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapkan pasir/lumpur partikel besar, sedangkan untuk memisahkan partikel halus kurang berhasil. Untuk mempertahankan retention time dari cairan yang ada dalam COT perlu dilakukan pembuangan lumpur dan air dari lapisan bawah tangki secara terjadwal dengan memompakannnya ke Solution Tank karena jika dibuang kedalam parit maka akan terjadi kehilangan-kehilangan minyak karena minyak yang melekat dalam lumpur masih tinggi.
d. Minyak yang ada pada lapisan atas Crude Oil Tank dipompakan ke Oil Settling Tank untuk diendapkan. Proses pengendapan ini berlangsung sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahankan pada suhu 80 C . Pada suhu ini kekentalan minyak lebih rendah sehingga fraksi yang berat jenisnya le bih besar atau sama dengan 1 akan berada dibagian bawah tangki dan
mengendap. Semakin lama cairan minyak berada dalam oil settling tank maka pemisahan akan semakin sempurna dan lumpurpun akan mengendap dibagian dasar tangki.
e. Sludge (lumpur, air dan kotoran lainnya) yang berasal dari oil settling tank dipompakan pada sludge tank untuk membuang pasir -pasir halus yang terdapat dalam sludge. Keberhasilan cairan minyak dalam sludge tank dipengaruhi pengoperasian desander, karena alat ini dapat berfungsi jika pembuangan pasir dilaksanakan secara kontiniu. Sludge yang berada dalam sludge tank mendapat pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang, karena pemanasan yang tinggi akan dapat memisahkan minyak yang terikat dengan lumpur, oleh sebab suhu dalam sludge dipertahankan 90-100 C. Selanjutnya minyak yang terdapat dalam sludge akan dikutip pada sludge separator untuk selanjutnya dipompakan ke Settling tank untuk diolah kembali sedangkan sludge yang masih mengandung minyak ditampung lagi di Fat Pit untuk diambil lagi minyak yang masih mengapung.
3. Pemurnian dan pengeringan
Minyak yang berasal settling tank dialirkan kedalam oil tank . Minyak ini masih mengandung air dan kotoran yang sulit dipisahkan dalam proses pengendapan. Untuk itu masih perlu dipisahkan dengan menggunakan oil purifier untuk memurnikan minyak dari kotoran. Pemisahan pada oil purifier terjadi dengan dasar perbedaan berat jenis yang dipengaruhi oleh gaya sentrifugal.
Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air maka perlu dikurangi agar memperoleh minyak dengan kadar air yang sesuai dengan standar, minyak
dipompakan ke vacum drier dengan suhu diatas 70 °C dengan tekanan 50 Torr supaya air cepat menguap dan terhisap keluar melalui lubang di ujung vacum drier. Minyak yang keluar dari vacum drier adalah minyak yang dihasilkan dari proses produksi yang disebut CPO selanjutnya CPO dipompakan ketangki penimbunan (Oil Storage Tank) Melalui flow meter dan siap untuk dipasarkan.
5. 6. Keadaan dan Karakteritik Karyawan
Berdasarkan data sekunder yang dikumpulkan dapat di peroleh karakteristik karyawan ketujuh departemen tersebut berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja. PKS PT. Milano Aek Batu secara keseluruhan di dominasi oleh karyawan laki-laki. Data menunjukan bahwa dari 128 orang karyawan, 120 orang (93.7 persen) adalah karyawan laki-laki dan hanya 8 orang karyawan wanita (6.3 persen). Jika dilihat dari tingkat pendidikan karyawan, dapat diketahui bahwa SDM perusahaan masih rendah, karena hanya 3 orang karyawan mempunyai gelar sarjana, sedangkan selebihnya adalah lulusan SLTA/sederajat yang berjumlah 102 orang (79.7 persen), lulusan SLTP 19 orang dan SD berjumlah 3 orang
Data penyebaran karyawan menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Jenis Kelamin Pendidikan
Laki-laki Perempuan Total Persentase (%)
Sumber : Data Sekunder
Karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Masa Kerja
No Lama Bekerja Jumlah Persentase (%)
Sumber : Data Sekunder (diolah)
Berdasarkan data sekunder diatas dan dikaitkan dengan sejarah perusahaan maka masih banyak karyawan yang masa kerjanya tergolong berdasarkan manajemen lama, yaitu masa PKS PT. SP yang berjumlah 115 orang dan hanya 13 (tiga belas) orang yang masa kerjanya tergolong ke dalam manajemen PKS PT.
Milano Aek Batu. Semenjak manajemen PKS diambil alih oleh KPN Group pada tahun 2003 maka masa kerja karyawan seluruhnya disesuaikan dan terhitung
mulai dari tahun tersebut dengan berbagai kesepakatan antara karyawan dan perusahaan.
Adanya perbedaan masa kerja karyawan, hendaknya tidak menjadi permasalahan di perusahaan karena karyawan merupakan penggerak kegiatan perusahaan dan juga merupakan aset besar yang harus di kembangkan, maka sudah sewajarnya perusahaan memberikan fasilitas, jaminan sosial dan kemudahan lainnya untuk meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan karyawan sehingga karya wan dapat termotivasi dan pada akhirnya akan tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
5.7. Peraturan Perusahaan Mengenai Ketenagakerjaan 5.7.1. Promosi Karyawan
Setiap karyawan yang memenuhi persyaratan memiliki kesempatan yang diberikan perusahaan untuk pengisian jabatan lebih tinggi berdasarkan catatan-catatan prestasi kerja dalam setiap tahunnya. Selain itu, pendidikan, masa kerja, dan kebutuhan karyawan juga merupakan persyaratan yang menentukan dalam promosi karyawan. Bagi karyawan yang tela h menduduki jabatan yang baru tersebut maka wajib dan berhak untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
5.7.2. Hari dan Waktu Kerja
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dari departemen tenaga kerja maka hari kerja yang berlaku di perusahaan adalah 6 (enam) hari dalam seminggu dengan waktu kerja sebagai berikut : hari senin sampai dengan
dengan hari jumat dari pukul 07.00 – 16.30 wib, istirahat dari jam 12.00 - 14.00 wib dan hari sabtu dari jam 07.00 – 13.00 wib.
Khusus untuk bagian/departemen produksi, terjadi pergiliran waktu kerja (shift). Jam kerja diatur oleh atasannya masing-masing, termasuk jam istirahat, makan dan sebagainya dengan tidak menyimpang dari ketentuan 7 jam sehari dan 40 jam seminggu dan hari pendek jatuh pada satu hari sebelum hari off. Kemudian tidak menutup kemungkinan untuk departemen lainnya akan melakukan pergiliran waktu kerja karena banyaknya bahan baku yang masuk pabrik untuk kemudian di olah. Pembagian jam kerja adalah sebagai berikut; Shift I : jam 07.00 wib sampai dengan jam 16.00 wib, shift II : jam 16.00 wib sampai dengan jam 24.00 wib, shift III : jam 24.00 wib sampai dengan jam 07.00 wib.
Apabila terdapat tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan pada jam kerja yang ditentukan dan perlu de ngan segera untuk diselesaikan dengan cepat serta menemukan keadaan darurat dan mendesak maka perusahaan dapat memberlakukan kerja lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengikuti Peraturan Perusahaan berdasarkan departemen tenaga kerja. Pada dasarnya kerja lembur dilakukan karena terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan baik pada hari kerja biasa maupun hari libur.
Kerja lembur dilakukan atas intruksi dari atasan yang bersangkutan, secara tertulis maupun lisan, umumnya berlaku bagi pekerja jabatan operator maupun asisten bagian proses dan keamanan. Pekerja wajib melaksanakan lembur sesuai dengan yang diintruksikan, bila tidak dapat melaksanakannya harus memberikan alasan yang jelas dan disetujui oleh atasan.
5.7.3. Pengupahan, Insentif dan Tunjangan 1. Pengupahan
Perusahaan memberikan upah yang layak kepada pekerja sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan ketentuan upah terendah bagi pekerja yaitu sesuai dengan ketentuan UMP atau UMSP yang berlaku di daerah masing-masing perusahaan. Upah adalah suatu penerimaan yang dinilai dengan bentuk uang sebagai imbalan dari perusahaan kepada pekerja untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Upah terdiri dari gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tetap. Upah bersih adalah upah yang diterima karyawan setiap bulan setelah seluruh pendapatannya dipotong pajak penghasilan dan potongan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Hak untuk menerima upah timbul pada saat terjadi hubungan kerja dan berakhir pada saat diputuskannya hubungan ke rja. Upah akan dibayarkan setiap awal bulan pada hari kerja untuk bulan yang lalu. Perhitungan upah lembur sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.72/MEN/1984. peraturan ini terangkum dalam Peraturan Perusahaan PT KPN Group.
2. Insentif
Insentif adalah suatu premi yang diberikan perusahaan kepada pekerja yang besarnya insentif dite ntukan oleh perusahaan. Adapun jenis insentif yang tercatat dalam Peraturan Perusahaan adalah insentif kehadiran. Ini merupakan hadiah yang diberikan oleh perusa haan kepada karyawan yang hadir pada waktu jam kerja dalam bentuk uang, yang berlaku untuk golongan tertentu dan diatur tersendiri sesuai dengan SK Direksi.
3. Tunjangan
Tunjangan adalah suatu imbalan yang diterima oleh pekerja secara tetap jumlahnya dan teratur pembayarannya yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun pencapaian prestasi kerja tertentu. Tunjangan-tunjangan yang ditetapkan perusahaan adalah tunjangan transportasi, tunjangan makan, dan tunjangan hari raya. Tunjangan-tunjangan tersebut diberikan kepada pekerja sesuai dengan status, jabatan, golongan, pendidikan dan keahlian.
5.7.4. Jaminan Sosial dan Kesejahteraan
Perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk tunjangan dan sumbangan untuk jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan yang meliputi :
1. Tunjangan Pengobatan
Tunjangan Pengobatan adalah tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan dan keluarganya dalam batas-batas tertentu sebagai bantuan biaya pengobatan, dengan ketentuan tidak lebih rendah dari JPK nya Jamsostek.
Pemberian tunjangan pengobatan, pengobatan yang tidak ditanggung perusahaan, dan besar dari ketentuan pelaksanaan tunjangan pengobatan diatur dengan SK Direksi.
2. Tunjangan Rumah Sakit
Tunjangan rumah sakit adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan dan keluarganya untuk kepentingan perawatan di rumah sakit berdasarkan keterangan tertulis dari dokter dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan perusahaan. Biaya -biaya untuk tunjangan rumah sakit dan besarnya
tunjangan serta ketentuan pelaksanaan rawat inap lebih lanjut diatur dengan SK Direksi.
3. Tunjangan Kelahiran
Perusahaan akan memberikan tunjangan kelahiran kepada karyawan apabila istri karyawan/karyawan wanita yang terdaftar pada bagian personalia melahirkan Besar dan ketentuan pelaksanan tunjangan melahirkan diatur dalam SK direksi.
4. Sumbangan Perkawinan
Diberikan kepada karyawan/karyawati yang melangsungkan perkawinan yang pertama. Besar dan ketentuan pelaksanaanya telah diatur dalam SK Direksi.
5. Sumbangan Kedukaan
Perusahaan memberikan sumbangan kedukaan apabila suami/istri karyawan dan/atau anak karyawan yang terdaftar pada perusahaan meninggal dunia.
Sesuai dengan Undang-Undang No.3 Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaannya, semua karyawan yang berusia dibawah 55 tahun diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Besar iuran dan pelaksanaannya diatur sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku.
Perusahaan menyediakan biaya untuk pengembangan dan pelatihan karyawan yang berkenaan dengan jabatan atau pekerjaan karyawan yang bersangkutan dengan kebutuhan perusahaan.
5.7.5. Cuti dan Izin Khusus 1. Cuti Tahunan
Setiap karyawan yang bekerja terus menerus selama 12 (dua belas) bulan tidak terputus berhak atas keseluruhan cuti tahunan dua belas hari kerja dengan
mendapat upah penuh. Hak cuti dikatakan gugur apabila 6 (enam) bulan setelah 1 (satu) tahun periode hak cutinya timbul tidak pernah diambil dan apabila karena tugas atau pekerjaan membuat seorang karyawan tidak dapat mengambil hak cutinya, maka masa hangusnya cuti dapat di perpanjang dengan seijin pimpinan kerjanya. Bagi karyawan yang belum mempunyai hak cuti tetapi terkena cuti massal, maka akan dipotong setelah hak cutinya timbul. Permohonan cuti harus diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelumnya kepada bagian personalia setelah disetujui oleh pimpinan kerjanya langsung.
2. Cuti Bersalin
Sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku kepada karyawati diberikan hak istirahat selama satu setengah bulan sebelum saatnya menurut perhitungan dokter/bidan akan melahirkan satu setengah bulan sesudahnya melahirkan.
Apabila karyawati mengalami gugur kandungan diberi istirahat selama satu setengah bulan. Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka karyawati yang menjalani cuti bersalin berhak mendapatkan upah.
3. Ijin Khusus
Setiap karyawan berhak mendapat ijin tidak masuk kerja dengan mendapat upah penuh, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Karyawan sendiri melangsungkan perkawinan b. Anak karyawan melaksanakan perkawinan c. Keluarga karyawan meninggal
d. Orang tua dan/atau mertua meninggal e. Istri karyawan me lahirkan
f. Pembaptisan / khitanan anak karyawan
g. Hari ujian kesarjanaan atau wisuda yang ada hubungannya dengan kedinasan karyawan.
Pengajuan permohonan ijin harus dilakukan minimum 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan ijin, kecuali untuk kasus kematian dimana pengaturannya dapat dilakukan pada hari pertama setelah kembali bekerja. Segala ketentuan dalam pelaksanaan ijin khusus terangkum dalam peraturan perusahaan yang telah ditetapkan. Tanpa melalui prosedur yang ditentukan, karyawan dianggap mangkir kerja.
5.8. Fasilitas Perusahaan
PKS PT Milano Aek Batu memiliki fasilitas dalam kegiatan produksi secara langsung berupa pabrik pengolahan kelapa sawit untuk CPO dan PKO yang berkapasitas olah sebanyak 30 ton per jam. Hasil pengolahan ini menghasilkan CPO, PKO dan cangkang. Selain itu perusahaan memliki fasilitas penunjang berupa laboratorium untuk mengukur kualitas CPO dan PKO dari segi ALB dan rendemen TBS yang diolah. Limbah hasil pengolahan pabrik yang berupa tandan kosong sawit dan lain sebagainya dikumpulkan ditempat pembuangan limbah yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk membantu dalam pemeliharaan kebun yang terdapat disekitarnya.
Fasilitas penunjang lainnya yang dimiliki perusahaan adalah kantor induk (Main Office) yang terdiri dari bagian PGA (personalia), penimbangan TBS, gudang, dan logistik. Kantor induk PKS PT Milano Aek Batu terletak di Desa Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Kantor induk menangani masalah manajemen perusahaan secara keseluruhan. Bagian PGA adalah nama lain dari bagian personalia yang secara
umum menangani masalah administrasi dan sumber daya manusia perusahaan.
Penimbangan TBS berfungsi untuk menimbang berat kotor dan berat bersih TBS yang masuk pabrik beserta alat angkutannya dan hasil olahan pabrik yang akan dikirim keluar pabrik. Bagian gudang adalah bagian untuk penyimpanan peralatan dan perlengkapan pabrik. Sedangkan bagian logistik secara khusus berfungsi untuk mencatat TBS yang diterima, produksi (TBS yang diolah) Berupa CPO, PKO, da n cangkang yang dihasilkan.
Dalam rangka memenuhi kesejahteraan karyawannya perusahaan juga menyediakan fasilitas umum untuk menunjang aktivitas karyawan yang meliputi, perumahan karyawan, klinik pengobatan, sarana penerangan, air bersih, dan koperasi serta fasilitas olah raga berupa lapangan bulutangkis dan tenis meja.
VI. FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL MOTIVASI KERJA KARYAWAN
6.1. Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden yang terdapat di PKS PT Milano Aek Batu terangkum dalam faktor internal. Variabel yang termasuk dalam faktor internal yaitu usia, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa karyawan PKS PT Milano Aek Batu sebagian besar merupakan karyawan lama yang bekerja pada saat manajemen masih di kelola oleh PT Sungai Pinang. Adapun beberapa karakteristik dari beberapa responden adalah sebagai berikut :
6.1.1 Jenis Kelamin
Sebagian besar karyawan PKS PT Milano Aek Batu adalah karyawan
Sebagian besar karyawan PKS PT Milano Aek Batu adalah karyawan