TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Produksi
Menurut Nasution (2003:3) proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan bahan baku (dana) yang ada.
Menurut Assauri (2004:12) proses produksi terdiri dari peralatan dan dengan mana bahan – bahan dikombinasikan atau diolah menjadi barang – barang atau jasa – jasa yang akan diberikan kepada pelanggan, untuk mendapatkan uang atau pendapatan.
Sedangkan menurut Subagyo (2000:8–10) proses produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya membaginya menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim yaitu :
1. Proses produksi continous atau terus - menerus.
Proses produksi terus – menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous biasanya disebut sebagai proses produksi yang berfokus pada produk atau product focus, karena biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi tersendiri yang meletakkannya disesuaikan sengan urutan proses pembuatan produk itu.
commit to user
Hasil produksi dapat distandarisasi, dan dalam jangka panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatan sebagai line flow.
2. Proses produksi terputus – putus.
Proses produksi terputus – putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam – macam, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Dikatakan proses produksi terputus – putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan. Oleh karena itu tidak mungkin bila mengurutkan letak mesin sesuai dengan urutan proses pembuatan barang.
Proses produksi terputus – putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokus pada proses atau process focus. Arus barang pada proses produksi ini bersifat beraneka ragam atau bisa disebut jumbled flow karena setiap macam barang memiliki urutan proses yang berbeda – beda.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas dapat diambil kesimpulan proses produksi merupakan kegiatan yang mengubah barang masukan dengan menggunakan berbagai teknik dan metode menambah atau menciptakan barang keluaran dengan dana dan sumber daya yang ada.
commit to user B. Manajemen Proyek
Menurut Handoko (2003:8) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Proyek merupakan proses penciptakan suatu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas – tugas yang teratur akan kebutuhan sumberdaya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian (Nasution, 2003:11).
Menurut Heizer dan Render (2009:87) proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang di arahkan pada suatu hasil output utama. Sedangakan manajemen proyek menurut Santoso (2003:3) yang dimaksudkan manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Jadi dapat diambil kesimpulan manajemen proyek yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan pada sederetan tugas penciptaan suatu produk dengan tujuan tertentu, sumberdaya tertentu dan waktu tertentu.
commit to user C. Perencanaan
Menurut Handoko (2003:23) Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan – tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan – keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan. Menurut Handoko (2003:79) Empat tahapan dasar perencanaan :
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.
Tahap 3 : Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan yaitu perencanaan dilakukan untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi (Handoko, 2003:80).
commit to user
Dalam kegiatan perencanaan terdapat manfaat dan beberapa kelemahan. Menurut Handoko (2003:81-82) manfaat dari perencanaan yaitu perencanaan membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan, membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama, memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas, membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi, membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami, meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, menghemat waktu, usaha dan dana. Kelemahan perencanaan beberapa di antaranya adalah bahwa pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, perencanaan cenderung menunda kegiatan, perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, kadang – kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi, ada rencana – rencana yang diikuti cara – cara yang tidak konsisten. Meskipun perencanaan memiliki beberapa kelemahan akan tetapi lebih banyak memiliki manfaat, maka perencanaan harus dilakukan.
commit to user D. Pengawasan
Menurut Handoko (2003:25) pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Menurut Gitisudarmo (2002:8) pengawasan pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Informasi tentang terjadinya penyimpangan – penyimpangan dari rencana haruslah selalu diciptakan baik secara visual ataupun nonvisual. Semakin cepat informasi tentang terjadinya penyimpangan akan segera dapat diketahui dan dilakukan tindakan – tindakan pengecekan selanjutnya. Hal ini sering disebut follow up.
Sedangkan menurut Wijayanti (2008:117-118) Pengawasan adalah suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Tahap – tahap dalam proses pengawasan yaitu :
1. Penentuan standar
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
commit to user
Menurut Gitosudarmo dan Reksohadiprojo (2000:127) tahap pengawasan biasa dikenal sebagai fungsi pengawasan produksi, yang terdiri dari :
1. Routing, yaitu usaha untuk menentukan urutan operasi yang akan dilalui, mulai dari bahan sampai produk selesai.
2. Scheduling, menetukan rencana waktu kapan pekerjaan itu akan dikerjakan dan bilamana pekerjaan – pekerjaan dapat dialokasikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Dispatching, adalah perintah pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan scheduling.
4. Follow, merupakan fungsi penelitian dan pengecekkan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi.
E. Penjadwalan
Scheduling adalah penjadwalan kegiatan. Suatu kegiatan dijadwalkan kapan mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya (Subagyo, 2000:165).
Menurut Handoko (2003:400) Scheduling adalah istilah yang digunakan untuk perencanaan penjadwalan (waktu) dan urutan penggunaan sumber daya phisik dan manusia dan untuk kegiatan – kegiatan operasional suatu organisasi.
commit to user
Sedangkan penjadwalan proyek menurut Heizer dan Render (2009:90) penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktifitas.
Jadi penjadwalan adalah suatu kegiatan menentukan dan mengurutkan kegitan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan selesainya dengan membagi waktu untuk seluruh aktifitas yang ada.