• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1 DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1 DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU

PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Persyaratan

Guna Mencapai Gelar

Ahli Madya Pada Program D-3 Manajemen Industri

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

oleh

DWI PUSPA RINI

F3508022

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)
(4)

commit to user MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

- Tetap bersyukur lebih indah di dari pada terus meminta hal yang tak pasti. Hidup dalam kenyataan lebih indah dari pada hidup penuh dengan

khayalan tanpa ada usaha.

- Pengalaman merupakan pembelajaran kita untuk masa yang akan datang. - Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat untuk

meraihnya.

Penulis Persembahkan

Kepada :

1. Bapak dan Ibu Tercinta

2. Adik dan kakak ku yang

aku sayangi.

3. Seluruh keluargaku

4. Bagi yang membutuhkan

dan mengembangkan

ilmu

5. Rekan – rekan MI 2008

(5)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI

TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1 DI

NGARGOYOSO, KARANGANYAR.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak –

pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, MSi. Selaku Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Heru Purnomo, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang

telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak Pardiyo selaku manajer perusahaan pada PT. Rumpun Sari

Kemuning - 1 yang telah berkenan memberi kesempatan kepada penulis

untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

5. Bapak Pitoyo selaku mandor pabrik dan seluruh karyawan PT. Rumpun

Sari Kemuning - 1 yang telah banyak memberikan pengarahan dan

penjelasan selama kegiatan magang kerja dan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu –

(6)

commit to user

Penulis menyadari bahwa dalam penyungkapan, pembahasan dan pemilihan

kata dalam penulisan Tugas Akhir jauh dari sempurna, Karena keterbatasan

pemikiran dan kemapuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun

demikian semoga Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak –

pihak yang membutuhkan.

Surakarta,

(7)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

1. Desain Penelitian ... 6

2. Objek Penelitian ... 7

3. Sumber Data ... 7

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8

5. Teknik Analisis Data ... 9

(8)

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi ... 15

B. Pengertian Manajemen Proyek ... 17

C. Pengertian Perencanaan ... 18

D. Pengertian Pengawasan ... 20

E. Pengertian Scheduling (Penjadwalan) ... 21

F. Menyusun Diagram Network... 22

G. Pengertian Analisis Network ... 23

H. Pengertian Estimasi Probabilitas ... 26

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian... 28

B. Laporan Magang Kerja ... 49

C. Pembahasan Masalah ... 51

1. Identifikasi Kegiatan ... 51

2. Identifikasi Urutan Kegiatan ... 57

3. Identifikasi Waktu Kegiatan ... 58

4. Analisis Jalur Kritis ... 60

5. Analisis Probabilitas ... 65

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA

(9)

commit to user DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Jenis Kegiatan Proses Produksi ... 57

3.2 Urutan Kegiatan Proses Produksi ... 57

3.3 Perkiraan Waktu Proses Produksi ... 59

3.4 Waktu Penyelesaian Yang Diharapkan ... 60

(10)

commit to user DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Alur Pemikiran ... 13

3.1 Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 ... 33

3.2 Diagram alir proses produksi ... 51

3.3 Diagram Network proses produksi ... 61

3.4 Diagram jalur kritis... 65

(11)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang dari Perusahaan

Lampiran 2. Blangko Nilai Magang dari Perusahaan

(12)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna Widya.

Prasetya dan Lukiastuti. 2011. Manajemen Operasi. Yogyakarta : CAPS.

Reksohadiprojo dan Gitosudarmo. 2000. Perencanaan dan Pengawasan Produksi. Yogyakarta : BPFE.

Render dan Heizer. 2009. Manajemen Operasi. Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat.

Santosa, Budi. 2003. Manajemen Proyek. Surabaya : Guna W idya.

Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE.

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Andi.

(13)

commit to user

Lampiran 1

(14)

commit to user

(15)

commit to user

(16)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU

PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Dwi Puspa Rini

F3508022

Dalam proses produksi memerlukan perencanaan dan penjadwalan yang disertai dengan pengawasan pada tiap proses. Perencanaan bertujuan untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan dimasa datang. Penjadwalan dilakukan agar proses produksi selesai tepat waktu dan sesuai rencana. Pengendalian pada proses produksi mencakup pengawasan terhadap kegiatan yang sekaligus melakukan tindakan perbaikan. Penelitian ini dilakukan di PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 dan dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Maret 2011. Dalam penelitian ini jenis produk pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 yaitu teh hijau.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 , mengetahui waktu pada masing – masing kegiatan dan hubungan masing – masing kegiatan dalan proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi network dengan metode PERT (Program Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Hasil penelitian yang diperoleh, proses produksi teh hijau yaitu : timbang pabrik (A), penghamparan (B), pemanasan mesin (C), pelayuan (D), Penggulungan (E), pengeringan awal (F), pengeringan akhir (G), Sortasi (H), pengemasan / packing (I) dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama 60 jam. Dengan menggunakan metode PERT dan CPM diperoleh hasil jalur kritis dari proses produksi yaitu: A – C – D – E – F – G – H – I dengan waktu yang diharapkan 55,33 jam. Dengan demikian selisih waktu yang ditentukan perusahaan dan dengan metode PERT dan CPM adalah 4,67 jam.

Dari hasil network tersebut, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan produksi teh hijau sudah baik. Tetapi agar efisien waktu dapat tercapai sebaiknya perusahaan mencoba menggunakan analisis Network untuk pelaksanaan proses produksi selanjutnya.

(17)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU

PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Dwi Puspa Rini

F3508022

In the production process requires planning and scheduling, along with oversight at each process. Planning aims to determine the actions to be taken in the future. Scheduling is done so that the production process is completed on time and according to plan. Control of the production process includes oversight of the activities and conduct corrective action. The research was conducted at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 and carried out in February 2011 to March 2011. In this study the type of product at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 that is green tea.

The purpose of this study was to determine the sequence and a network of green tea production process at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1, knowing the time on each - their activities and their relationships - their role in the activities of green tea production process at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1.

The method used in this study is the analysis of the network by method of PERT (Program Evaluation Review Technique) and CPM (Critical Path Method). The results obtained, the production process of green tea are: Timbang pabrik (A), penghamparan (B), Pemanasan mesin (C), pelayuan (D), penggulungan (E), pengeringan awal (F), pengeringan akhir (G), sortasi (H), pengemasan / packing (I) with a scheduled time the company for 60 hours. By using PERT and CPM critical path results obtained from the production process, namely: A - C - D - E - F - G - H - I with the expected time of 55.33 hours. Thus the difference in the time specified by the company and PERT and CPM methods is 4.67 hours.

From the results of the network, it can be seen in the company's ability to complete the production of green tea is good. But that can be achieved efficiently when the company should try to use network analysis to the implementation of subsequent production processes.

(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis global yang melanda berbagai Negara dibelahan dunia

ditambah lagi adanya berbagai bencana alam di beberapa Negara

berdampak pada perekonomian di seluruh dunia menjadi tidak

menentu. Negara Indosesia pun juga merasakan dampak tersebut.

Situasi ini mempengaruhi siklus hidup perusahaan – perusahaan

maupun industri di dunia maupun di Indonesia. Hal tersebut,

mengakibatkan semakin pesatnya persaingan indutri – industri di

seluruh dunia. Industri – industri besar maupun kecil harus dapat

mengeluarkan berbagai inovasi terbaru untuk menjaga kualitas produk

dan melakukan pengawasan dalam proses produksi untuk dapat

bertahan menghadapi situasi perekonomian saat ini.

Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan dituntut untuk dapat

lebih meningkatkan kualitas produk dan pengawasan manajemen

perusahaan agar mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun

pasar luar negeri. Menurut Wijayanti (2008:117) pengawasan adalah

suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan

manajemen tercapai. Pengawasan proses produksi perlu lebih

(19)

commit to user

adanya perencanaan dan penjadwalan proses produksi yang akan

dilaksanakan dengan pengawasan yang intensif. Perencanaan proses

produksi merupakan hal yang sangat penting untuk mengambil

keputusan dalam proses produksi. Hal tersebut dilakukan agar

kegiatan produksi berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang

telah ditentukan. Dalam perencanaan proses produksi juga memuat

waktu yang dibutuhkan dan prosedur atau urutan kegiatan yang

dibutuhkan dalam proses produksi.

Dari perencanaan tersebut, dapat disusun penjadwalan kegiatan

atau Scheduling. Scheduling adalah suatu kegiatan dijadwalkan kapan

mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan

akhirnya kapan selesainya (Subagyo, 2000:165). Penjadwalan proyek

meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan

proyek (Prasetya dan Lukiastuti, 2011:32). Jadi, Penjadwalan disusun

untuk mengetahui rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu

yang diperlukan dalam menyelesaikan kegiatan proses produksi.

Tujuan penjadwalan yaitu agar kegiatan produksi berjalan sesuai

rencana dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Sehingga

perusahaan dapat memperkirakan waktu dalam kegiatan proses

produksi agar tidak mengalami keterlambatan, dan perusahaan tidak

perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk menangani keterlambatan.

Pengawasan produksi perlu dilakukan dengan lebih intensif agar

(20)

commit to user

terjadi penyimpanagan – penyimpangan dalam kegiatan proses

produksi.

Dalam penjadwalan kegiatan atau scheduling teknik yang

digunakan yaitu dengan Analisis Network. Analisis Network adalah

suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu

manajemen dalam perencanaan, pengawasan, dan penjadwalan

(scheduling ) proyek – proyek yang relative kompleks dan tidak rutin

(Handoko, 2003:153). Pada dasarnya analisis Network merupakan

hubungan ketergantungan antar kegiatan dalam proses produksi

dalam suatu diagram. Dengan diagram Network dapat diketahui waktu

yang paling ekonomis dalam menyelesaikan proses produksi dan

penyimpangan – penyimpangan kegiatan yang terjadi dalam proses

produksi. Sehingga manajemen dapat mengetahui waktu standar dan

penganalisaan terhadap urutan – urutan kegiatan tersebut diharapkan

dapat digunakan sebagai patokan dalam menyelesaikan produksi

tepat waktu.

PT Rumpun Sari Kemuning – 1 merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang produksi teh hijau. Teh merupakan salah satu

minuman yang dibuat dari dari daun muda yang telah mengalami

proses pengolahan tertentu. Teh adalah salah satu komoditi minuman

penyegar yang telah menjadi konsumsi masyarakat luas dan harganya

juga sangat terjangkau. PT Rumpun Sari Kemuning – 1 memproduksi

(21)

commit to user

pengolahannya yaitu waktu, suhu dalam proses produksi dan

kapasitas mesin. Sebagai perusahaan yang melayani pesanan dari

luar negeri (expor), maupun lokal perusahaan sangat perlu

memperhatikan waktu dan kualitas produk teh. Untuk dapat bersaing

dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini,

perusahaan perlu meningkatkan pengawasan produksi semua jenis

teh hijau yang dikirim pada buyer luar negeri maupun lokal.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan Tugas

Akhir penulis mengambil judul “ANALISIS NETWORK PROSES

PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO KARANGANYAR”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas tentang penerapan analisis network

pada perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning – 1 yaitu sebagai

berikut :

1. Bagaimana aliran proses produksi teh hijau pada PT Rumpun Sari

Kemuning – 1 ?

2. Bagaimana penerapan Analisis Network yang baik pada PT

Rumpun Sari Kemuning – 1 agar pekerjaan selesai tepat waktu?

3. Bagaimana jalur kritis untuk menyelesaikan pekerjaan dengan

(22)

commit to user

4. Berapa probabilitas proses produksi dapat selesai tepat waktu

sesuai dengan yang ditargetkan?

C. Tujuan Penelitan

Semua kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan tertentu yang

ingin dicapai, demikian juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui aliran proses produksi teh hijau pada PT

Rumpun Sari Kemuning – 1.

2. Untuk mengetahui penerapan analisis network yang baik pada PT.

Rumpun Sari Kemuning - 1 agar pekerjaan selesai tepat waktu.

3. Untuk mengetahui jalur kritis guna menyelesaikan pekerjaan

dengan waktu yang efisien.

4. Mengetahui jumlah probabilitas waktu proses produksi yang dapat

dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh

perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang dapat

berguna untuk berbagai pihak. Adapun berbagai pihak tersebut yaitu :

1. Bagi Perusahaan.

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan khususnya manajemen perusahaan dalam

(23)

commit to user

b. Memberikan masukan pada pihak manajemen perusahaan

dalam melakukan perencanaan dan pengawasan proses

produksi untuk menghemat waktu, biaya maupun tenaga kerja

dalam pengerjaan proses produksi.

2. Bagi Penulis.

a. Dapat menerapkan teori – teori yang diperoleh dari bangku

kuliah ke dalam perusahaan yang sesungguhnya.

b. Dapat memperoleh wawasan dan pengalaman dalam

perusahaan terutama pada urutan kegiatan proses produksi

dan waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi.

c. Dapat membandingkan antara teori Analisis Network dengan

kenyataan dalam perusahaan yang sesungguhnya.

3. Bagi pihak lain.

a. Memberikan pemahaman dan pengetahuan pada pihak lain

yang berkaitan dengan Analisis Network dalam perusahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dan referensi untuk penelitian yang ingin

mengambil topik yang sama.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah studi kasus

(24)

commit to user

waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi yang dilakukan

oleh PT Rumpun Sari Kemuning – 1 yang kemudian

menggunakan analisis network dalam penerapan penghitungan

waktu yang efisien.

2. Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada perusahaan yang

merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi teh untuk

kebutuhan luar negeri (ekspor) maupun lokal yaitu PT Rumpun

Sari Kemuning – 1 yang berlokasi di Desa Ngargoyoso

Kabupaten Karangaanyar.

3. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber pada:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan

survei lapangan yang menggunakan semua metode

pengumpulan data original (Kuncoro, 2003:127). Data primer

bersumber dari observasi langsung maupun wawancara

kepada karyawan yang langsung terlibat dalam kegiatan

proses produksi. Data yang diperoleh yaitu :

1) Data mengenai tunjangan karyawan.

2) Waktu proses pada tiap mesin.

3) Data mengenai pemasaran yang dilakukan

(25)

commit to user

4) Total waktu yang dibutuhkan perusahaan sekali

produksi.

5) Rendemen teh pada setiap terminal produksi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang telah

dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,

2003:127). Biasanya data sekunder berwujud data

dokumentasi maupun data laporan yang telah tersedia di

perusahaan.

Data yang diperoleh yaitu :

1) Data sejarah berdirinya perusahaan dan sistem

kerja karyawan.

2) Struktur organisasi dan layout perusahaan..

3) Data laporan harian produksi.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview).

Wawandara adalah teknik pengambilan data dimana

peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali

informasi dari responden (Suliyanto, 2006:137). Wawancara

dilakukan dengan kepala bagian produksi dan karyawan yang

terlibat langsung dengan kegiatan produksi untuk

(26)

commit to user

b. Observasi

Menurut Suliyanto (2006:139) Observasi adalah

pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi

tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata.

Mendengar, mencium, mengecap, dan meraba termasuk

salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dari

observasi adalah pengamatan dan lembar observasi. Dalam

penelitian ini, penulis mengamati secara langsung mengenai

semua kegiatan yang terjadi di dalam parusahaan dan semua

karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi.

c. Studi Pustaka.

Studi Pustaka merupakan pengumpulan data dengan

cara membaca dan mengambil dari literatur – literatur yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

d. Pemeriksaan Data Arsip.

Pemeriksaan data arsip merupakan pengumpulan data

dari beberapa arsip yang telah terkumpul dalam bentuk

dokumen yang dimiliki perusahaan. Data yang diperoleh yaitu

mengenai gambaran umum perusahaan, dan data – data yang

berhubungan dengan proses produksi.

5. Teknik Analisis Data.

a. Analisis Deskriptif

Penulis membuat deskripsi singkat mengenai analisis

(27)

commit to user

akurat pada PT Rumpun Sari Kemuning – 1 di Desa

Ngargoyoso, Karanganyar.

b. Analisis Kuantitatif.

Analisis network yang penulis gunakan, penulis

menggunakan metode PERT sebagai penerapan. Langkah –

langkah dalam penerapan PERT yaitu :

1) Menentukan urutan kegiatan dan estimasi waktu yang

diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Estimasi waktu yang diperlukan agar pekerjaan

dapat selesai dengan rumus :

ET

keterangan :

ET = aktifitas waktu yang diperkirakan

a = waktu optimis, waktu yang dibutuhkan

oleh sebuah aktivitas jika semua hal

berlangsung susai rencana.

b = waktu pesimis, waktu yang dibutuhkan

sebuah aktivitas dengan asumsi kondisi

yang ada sangat tidak diharapkan.

m = waktu realistis, waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan sebuah aktivitas

(28)

commit to user

2) Menyusun diagram network.

Diagram network merupakan bagan yang ditulis

dalam bentuk simbol.

= simbol anak panah, yang menunjukkan

sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud

kegiatan di sini adalah segala tindakan yang memakan

waktu tertentu dalam pemakaian / penggunaan

sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan

produksi (resources ) yang ada.

= simbol lingkaran, menunjukkan suatu

kejadian (event), baik kejadian atas berakhir /

selesainya suatu kejadian tertentu atau kejadian

dimulainya kejadian yang lain. Biasanya terdapat nomor

(nodes) di dalamnya untuk menunjukkan suatu

kejadian/ aktivitas.

= simbol anak panah terputus – putus yang

menunjukkan kegiatan semu (dummy activity). Dalam

kegiatan network, kegiatan semu boleh ada boleh tidak.

Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari

(29)

commit to user

Dalam menyusun diagram network memerlukan

data yaitu:

a) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

b) Menetukan urutan kegiatan.

c) Identifikasi waktu yang dibutuhkan pada tiap

kegiatan.

d) Menghitung jalur terpanjang untuk

menyelesaikan seluruh kegiatan produksi.

3) Menghitung waktu terpanjang yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan atau yang disebut dengan jalur

kritis (critical path).

Untuk menentukan jalur kritis secara keseluruhan,

menggunakan metode CPM (critical path method). Dalam

CPM terdapat beberapa istilah yang dipergunakan yaitu :

ES (Earliest Start) = waktu mulai kegiatan paling

cepat

LS (Latest Start) = waktu mulai kegiatan yang

paling lambat

EF (Earliest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan

yang paling cepat

LF (Latest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan

paling lambat

(30)

commit to user

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus

sebagai berikut:

EF = ES + t

LF = LS + t

S = LS – ES atau S = LF – EF.

6. Alur Pemikiran.

Gambar 1.1

Alur pemikiran Permintaan konsumen

Perencanaan produksi :

- Jenis – jenis kegiatan - Urutan pekerjaan

- Waktu yang dibutuhkan pada tiap aktivitas

NETWORK

(31)

commit to user

Keterangan :

Perusahaan Rumpun Sari Kemuning – 1 merupakan

perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan

yang dilakukan oleh pihak pemasaran pusat yang berada di

Jakarta. Berdasarkan permintaan pelanggan selanjutnya

dilakukan perencaan proses produksi yang meliputi jenis – jenis

kegiatan yang akan dilaksanakan, menentukan urutan

pekerjaan, pekerjaan mana yang lebih didahulukan serta

pekerjaan – pekerjaan yang dapat dikerjakan sesudah

pekerjaan tersebut dimulai dan waktu yang dibutuhkan pada

tiap aktivitas. Selanjutnya menyusun diagram network dan

melakukan analisis network, untuk mengetahui jalur kritis.

Berdasarkan jalur kritis yang ada dapat diketahui efisiensi

waktu yang tepat dalam menyelesaikan proyek produksi teh

(32)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Produksi

Menurut Nasution (2003:3) proses produksi merupakan cara,

metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

suatu produk dengan bahan baku (dana) yang ada.

Menurut Assauri (2004:12) proses produksi terdiri dari peralatan

dan dengan mana bahan – bahan dikombinasikan atau diolah menjadi

barang – barang atau jasa – jasa yang akan diberikan kepada

pelanggan, untuk mendapatkan uang atau pendapatan.

Sedangkan menurut Subagyo (2000:8–10) proses produksi atau

proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran.

Pada umumnya membaginya menjadi dua macam yang sifatnya

ekstrim yaitu :

1. Proses produksi continous atau terus - menerus.

Proses produksi terus – menerus adalah proses produksi

yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan.

Proses produksi continous biasanya disebut sebagai proses

produksi yang berfokus pada produk atau product focus, karena

biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi tersendiri

yang meletakkannya disesuaikan sengan urutan proses

(33)

commit to user

Hasil produksi dapat distandarisasi, dan dalam jangka

panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam

proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatan

sebagai line flow.

2. Proses produksi terputus – putus.

Proses produksi terputus – putus atau intermittent digunakan

untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam – macam,

dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Dikatakan proses

produksi terputus – putus karena perubahan proses produksi

setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang

yang dikerjakan. Oleh karena itu tidak mungkin bila mengurutkan

letak mesin sesuai dengan urutan proses pembuatan barang.

Proses produksi terputus – putus biasanya disebut juga

sebagai proses produksi yang berfokus pada proses atau process

focus. Arus barang pada proses produksi ini bersifat beraneka

ragam atau bisa disebut jumbled flow karena setiap macam

barang memiliki urutan proses yang berbeda – beda.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas dapat diambil

kesimpulan proses produksi merupakan kegiatan yang mengubah

barang masukan dengan menggunakan berbagai teknik dan

metode menambah atau menciptakan barang keluaran dengan

(34)

commit to user B. Manajemen Proyek

Menurut Handoko (2003:8) manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Proyek merupakan proses penciptakan suatu jenis produk yang

agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas – tugas yang

teratur akan kebutuhan sumberdaya dan dibatasi oleh waktu

penyelesaian (Nasution, 2003:11).

Menurut Heizer dan Render (2009:87) proyek dapat didefinisikan

sebagai sederetan tugas yang di arahkan pada suatu hasil output

utama. Sedangakan manajemen proyek menurut Santoso (2003:3)

yang dimaksudkan manajemen proyek adalah kegiatan

merencanakan dan mengendalikan sumber daya organisasi

perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu

dengan sumber daya tertentu.

Jadi dapat diambil kesimpulan manajemen proyek yaitu proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan pada

sederetan tugas penciptaan suatu produk dengan tujuan tertentu,

sumberdaya tertentu dan waktu tertentu.

(35)

commit to user C. Perencanaan

Menurut Handoko (2003:23) Perencanaan (planning) adalah

pemilihan atau penetapan tujuan – tujuan organisasi dan penentuan

strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem,

anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan

keputusan (decision making), proses pengembangan dan

penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu

masalah tertentu. Keputusan – keputusan harus dibuat pada berbagai

tahap dalam proses perencanaan. Menurut Handoko (2003:79) Empat

tahapan dasar perencanaan :

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.

Tahap 3 : Mengidentifikasikan segala kemudahan dan

hambatan.

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian

kegiatan untuk pencapaian tujuan.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan yaitu perencanaan

dilakukan untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari

pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan

keputusan, dan positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses

(36)

commit to user

Dalam kegiatan perencanaan terdapat manfaat dan beberapa

kelemahan. Menurut Handoko (2003:81-82) manfaat dari

perencanaan yaitu perencanaan membantu manajemen untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan,

membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah – masalah

utama, memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasi lebih jelas, membantu penempatan tanggung jawab lebih

tepat, memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi,

memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian

organisasi, membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah

dipahami, meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, menghemat

waktu, usaha dan dana. Kelemahan perencanaan beberapa di

antaranya adalah bahwa pekerjaan yang tercakup dalam

perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, perencanaan

cenderung menunda kegiatan, perencanaan mungkin terlalu

membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, kadang –

kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi

individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah

tersebut terjadi, ada rencana – rencana yang diikuti cara – cara yang

tidak konsisten. Meskipun perencanaan memiliki beberapa kelemahan

akan tetapi lebih banyak memiliki manfaat, maka perencanaan harus

(37)

commit to user D. Pengawasan

Menurut Handoko (2003:25) pengawasan (controlling) adalah

penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin

bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

Menurut Gitisudarmo (2002:8) pengawasan pada hakikatnya

adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Informasi tentang

terjadinya penyimpangan – penyimpangan dari rencana haruslah

selalu diciptakan baik secara visual ataupun nonvisual. Semakin

cepat informasi tentang terjadinya penyimpangan akan segera dapat

diketahui dan dilakukan tindakan – tindakan pengecekan

selanjutnya. Hal ini sering disebut follow up.

Sedangkan menurut Wijayanti (2008:117-118) Pengawasan

adalah suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan

organisasi dan manajemen tercapai. Tahap – tahap dalam proses

pengawasan yaitu :

1. Penentuan standar

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa

penyimpangan

(38)

commit to user

Menurut Gitosudarmo dan Reksohadiprojo (2000:127) tahap

pengawasan biasa dikenal sebagai fungsi pengawasan produksi,

yang terdiri dari :

1. Routing, yaitu usaha untuk menentukan urutan operasi yang

akan dilalui, mulai dari bahan sampai produk selesai.

2. Scheduling, menetukan rencana waktu kapan pekerjaan itu

akan dikerjakan dan bilamana pekerjaan – pekerjaan dapat

dialokasikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Dispatching, adalah perintah pelaksanaan dari semua

rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan

scheduling.

4. Follow, merupakan fungsi penelitian dan pengecekkan

terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran

kegiatan produksi.

E. Penjadwalan

Scheduling adalah penjadwalan kegiatan. Suatu kegiatan

dijadwalkan kapan mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap

kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya (Subagyo, 2000:165).

Menurut Handoko (2003:400) Scheduling adalah istilah yang

digunakan untuk perencanaan penjadwalan (waktu) dan urutan

penggunaan sumber daya phisik dan manusia dan untuk kegiatan –

(39)

commit to user

Sedangkan penjadwalan proyek menurut Heizer dan Render

(2009:90) penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian

waktu untuk seluruh aktifitas.

Jadi penjadwalan adalah suatu kegiatan menentukan dan

mengurutkan kegitan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan

selesainya dengan membagi waktu untuk seluruh aktifitas yang ada.

F. Menyusun Diagram Network

Menurut Gitosudarmo (2002:301) Diagram Network merupakan

sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan – kegiatan serta kejadian

– kejadian didalam melaksanakan proses produksi, dan dalam

penggambarannya menggunakan simbol – simbol. Simbol yang

dipergunakan yaitu :

= simbol anak panah, yang menunjukkan sebuah kegiatan

atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan di sini adalah segala tindakan

yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian/ penggunaan

sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan produksi (resources)

yang ada.

= simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event),

baik kejadian atas berakhir/selesainya suatu kejadian tertentu atau

kejadian dimulainya kejadian yang lain. Biasanya terdapat nomor

(40)

commit to user

= simbol anak panah terputus – putus yang menunjukkan

kegiatan semu (dummy activity). Dalam kegiatan network, kegiatan

semu boleh ada boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk

menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari satu kegiatan.

Dalam menyusun diagram network data yang diperlukan yaitu :

1. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Menetukan urutan kegiatan.

3. Identifikasi waktu yang dibutuhkan pada tiap kegiatan.

4. Menghitung jalur terpanjang untuk menyelesaikan seuruh

kegiatan produksi.

G. Analisis Network

Menurut Handoko (2003:153) Analisis Network adalah suatu

peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu

manajemen dalam perencanaan, pengawasan dan penjadwalan

(scheduling) proyek – proyek yang relatif kompleks dan tidak rutin.

Sedangkan menurut Presetya dan Lukiastuti (2011:34) Analisis

Network merupakan metode analitik yang dirancang untuk membantu

dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang saling

berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Analisis Network

sangat membantu dalam perencanaan suatu proyek yang kompleks,

scheduling pekerjaan – pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang

praktis dan efisien, mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja

(41)

commit to user

pertukaran) antara waktu dan biaya, dan menetukan probabilitas

penyelesaian suatu proyek tertentu.

Analisis Network dilakukan agar perencanaan dan pengawasan

dapat dilakukan secara sistematis sehingga didapatkan efisiensi kerja.

Dalam analsis network terdapat dua metode yang terkenal yaitu

metode PERT dan CPM. Kedua metode tersebut sangat mirip, tetapi

metode PERT banyak digunakan untuk merencanakan dan

mengawasi program – program penelitian dan pengembangan.

Sedangkan CPM digunakan terutama dalam proyek – proyek

kontruksi.

1. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT juga disebut sebagai Teknik Evaluasi Dan Peninjauan

Kembali Program. PERT merupakan metoda analitik yang

dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek –

proyek yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan –

kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan

dibatasi oleh waktu (Handoko, 2003:401).

Dalam metoda PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu :

a. Waktu optimistis ( a ), waktu kegiatan bila semuanya berjalan

baik tanpa hambatan atau penundaan – penundaan.

b. Waktu pesimistis ( b ), waktu kegiatan bila terjadi hambatan

atau penundaan melebihi dari seharusnya.

c. Waktu realistis ( m ), waktu yang mestinya terjadi bila suatu

(42)

commit to user

Waktu penyelesaian kegiatan yang diperkirakan dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

ET =

Keterangan :

ET = perkiraan waktu

2. CPM (Critical Path Method)

Menurut Gitosudarmo (2002:297) analisa jalur kritis atau

critical path method adalah merupakan suatu metode analisa yang

mampu memberikan informasi kepada manajer untuk dapat

melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan

produksi atau yang akan dilaksanakan. Metode analisa jalur kritis

ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan – kegiatan

yang bersifat tidak rutin, atau terutama pada tipe proses produksi

yang intermittent atau produksi pesanan.

CPM membuat asumsi bahwa aktivitas diketahui dengan

pasti sehingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap

kegiatan. Dalam CPM menggunakan beberapa istilah dalam

menghitung perkiraan waktu yaitu :

ES (Earliest Start) = waktu mulai kegiatan paling

cepat

LS (Latest Start) = waktu mulai kegiatan yang

(43)

commit to user

EF (Earliest Finish) = waktu penyelesaian kegiata

yang paling cepat

LF (Latest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan

paling lambat

S (Slack) = waktu mundur kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus sebagai

berikut:

EF = ES + t

LF = LS + t

S = LS – ES atau S = LF – EF.

H. Estimasi Probabilitas

Dalam suatu kegiatan pasti terdapat variansi yang dapat

mempengaruhi terjadinya penundaan waktu. Variansi dalam beberapa

aktivitas yang berada pada jalur kritis akan memengaruhi waktu dalam

penyelesaian proyek secara keseluruhan dan memungkinkan

terjadinya suatu penundaan. Oleh karena itu, perlu diketahui berapa

tingkat probabilitas penyelesaian kegiatan.

Untuk mengetahui probabilitas penyelesaian proyek

menggunakan rumus variansi waktu standar yaitu :

(44)

commit to user

Keterangan :

Z = Jumlah Standar Deviasi Batas Waktu atau Estimasi

Probabilitas

a

p = standar deviasi proyek

Standar Deviasi Proyek diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

a

p =

Untuk mencari besar variasi proyek dirumuskan sebagai berikut :

Variansi Proyek =

Variasi aktivitas jalur kritis merupakan variasi tiap aktivitas yang

termasuk dalam jalur kritis. Variasi dirumuskan :

variansi aktivitas =

keterangan :

a = waktu optimistis

(45)

commit to user BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Rumpun Sari Kemuning – 1

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perkebunan teh hijau di PT. Rumpun Sari Kemuning I,

dirintis oleh bangsa Belanda yang pada waktu itu sedang

menjajah Bangsa Indonesia, dengan nama “NV. Cultuur

Maatschapij Kemuning”,dengan pusat pengelolaan di Nederland.

Berdasarkan undang – undang pemerintahan di Belanda pada

tahun 1854 pasal 62 dan Undang – undang Agraria pada tahun

1870 yang mengatur mengenai hak guna usaha (HGU), maka

pada tanggal 11 April 1852 pemerintah Belanda memberikan HGU

dalam jangka 50 tahun kepada kakak beradik warga Belanda yang

bernama Jonan De John dan Van Mender Van yang tinggal di Den

Haag Belanda. Lahan HGU yag diberikan tersebut berada di dua

kecamatan yaitu kecamatan Ngargoyoso dengan luas 812, 127

Ha dan Kecamatan Jenawi dengan luad 238, 828 Ha sehingga

luas totalnya 1.051 Ha. Pada saat itu lahan tersebut ditanami kopi

dan teh yang pengolahannya diserahkan pada Firma Watering

dan Labour yang berkedudukan di Belanda.

Pada tahun 1942, karena Jepang datang ke Indonesia, maka

(46)

commit to user

1945. Pada saat kependudukan pemerintahan Jepang, kegiatan

komersial mengalami kemacetan karena kebun diserahkan

kepada penduduk setempat sehingga mengakibatkan tanaman

teh dan kopi banyak yang mati karena tidak terawat dengan baik.

Pada tahun 1945 sampai awal tahun 1948 perkebunan

kemuning dikelola oleh Mangkunegaran Surakarta dengan

pimpinan Ir. Sarsito. Sedangankan pada tahun 1948 sampai

dengan tahun 1950 kebun kemuning dikuasai oleh pemerintah

Militer Republik Indonesia dan hasil produksinya digunakan untuk

membiayai perjuangan kemerdekaan. Berdasarkan Konferensi

Meja Bundar (KMB) pada tanggal 19 Mei 1950 sampai dengan 30

Desember 1952 kebun kemuning diserahkan kembali kepada NV.

Cultuur Maatschapij Kemuning. Pada tanggal 1 Januari 1953

berdasarkan Undang – undang No. 3/1952/RI Hak Guna Usaha

(HGU) kebun kemuning, dicabut dari NV. Cuntuur Maatschapij

kemuning.

Pada tahun 1965 dipegang sementara oleh KODAM

Diponegoro dengan luas area 546,868 Ha. Hal ini disebabkan

karena adanya rongrongan PKI dalam usaha merebut sebagian

area perusahaan. Berdasarkan SK Mendagri No. 17/HGU/NIA/71

maka pada tanggal 3 November 1971 pengelolaan kebun

Kemuning diserahkan kepada yayasan Rumpun Diponegoro dan

(47)

commit to user

Pada tahun 1980 PT. Rumpun dipecahkan menjadi 2 yaitu :

a. PT. Rumpun Antan dengan komoditi karet, kopi, kelapa,

cengkeh dan randu yang meliputi perkebunan :

1) Perkebunan Curai/ Rejodadi di Cilacap

2) Perkebunan Samudra di Banyumas

3) Perkebunan Darmokradenan di Banyumas

4) Perkebunan Cluwak di Pati

5) Perkebunan Jati Pablengan di Semarang

b. PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi, teh yang meliputi:

1) Perkebunan Kemuning di Karanganyar

2) Perkebunan Medini di Kendal

3) Perkebunan Kaligantung di Semarang

Pada tahun 1990 tepatnya pada bulan Maret PT. Rumpun

bekerja sama dengan PT. Astra Argo Niaga di Jakarta yang

pengelolaannya diserahkan kepada PT. Astra Argo Niaga yang

sahamnya 605% milik PT. Astra. Kemudian pada tahun 2003

sampai saat ini pengelolaan PT. Rumpun Sari Kemuning

diserahkan sepenuhnya kepada PT. Sumber Abadi

(48)

commit to user 2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Visi dari PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 adalah

Mewujudkan perkebunan Teh di PT. Rumpun Sari Kemuning

– 1 sebagai salah satu Perusahaan Perkebunan di Jawa

Tengah yang Profesional dengan mengedepankan sumber

daya manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

b. Misi

Misi PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 Ngargoyoso

Karanganyar adalah:

1) Menyelenggarakan Usaha dibidang Perkebunan berupa

barang dan jasa guna memupuk keuntungan demi

kemajuan dan keberlanjutan perusahaan serta

kesejahteraan karyawan.

2) Mengelola Usaha Perkebunan untuk mencapai hasil yang

optimal bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat

sekitar kebun.

3) Meningkatkan produktivitas dan disiplin seluruh tenaga

kerja yang ada demi tercapainya kuantitas dan kualitas

produk yang mempunyai daya saing tinggi di dunia

perdagangan baik Nasional maupun Internasional.

4) Mengelola usaha perkebunan yang taat kepada aturan

(49)

commit to user

demi terciptanya suasana kerja yang aman, nyaman dan

ramah lingkungan.

3. Struktur Organisasi

PT. Rumpun Sari Kemuning merupakan perusahaan yang

dikelola oleh PT. Sumber Abadi Tirtasentosa. Struktur organisasi

di PT. Rumpun Sari Kemuning berkembang menyesuaikan

dengan perkembangan perusahaan, dengan sistem garis dan staf,

setiap bawahan hanya bisa mendapat perintah dari satu atasan

saja dan manajer atau pimpinan bagian lain meskipun garis

kedudukannya masih dibawah manajer tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang struktur organisasi

(50)

33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT . Rumpun Sari Kemuning – 1 Sumber : Kantor Induk Perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning – 1

(51)

commit to user

Berikut tata kerja kantor pada PT. Rumpun Sari Kemuning –

1 berdasarkan masing – masing bagian yaitu :

a. Administratur / manajer

Tugas dan tanggungjawab administratur / manager adalah :

1) Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi semua

kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi,

administrasi, penguasaan materi atau personal serta

penanganan wilayah perkebunan termasuk harta dan

kekayaan perusahaan.

2) Melaksanakan perencanaan Direksi.

3) Mengumpulkan dan mengajukan usulan – usulan maupun

pendapatan untuk bahan perbaikan.

4) Memperhatikan kesejahteraan karyawan.

b. Kepala Tata Usaha.

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas dan wewenang dan

tanggungjawab sebagai berikut:

1) Mewakili pimpinan apabila ditunjuk atau apabila pimpinan

berhalangan.

2) Menyiapkan Kebutuhan dana kepada masing – masing

departemen dari Direksi atau kantor Head Office.

3) Mengadakan hubungan kerja denga karyawan sesuai

dengan fungsinya serta memelihara hubungan baik demi

kelancaran tugas operasional.

(52)

commit to user

5) Atas persetujuan Administratur melaksanakan pembelian

bahan dan barang berkala besar untuk keperluan

perusahaan.

6) Mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah

yang telah disetujui oleh Administratur.

c. Kepala Tanaman.

Tugas Kepala Tanaman adalah :

1) Mengawasi segala kegiatan yang ada pada kebun dan

pengelolaannya.

2) Membantu Administratur dalam mengevaluasi kesalahan

karyawan/pekerja.

3) Melaksanakan konsolidasi pada kebun bilamana ada

serangan HPT ( hama penyakit tanaman ) dan kematian

tanaman.

4) Memberitahukan pada Administratur apabila kebun ada

serangan HPT.

5) Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan

pemetikan di kebun pada afdeling yang dikuasainya.

d. Kepala Pabrik dan Teknik.

Tugas dan W ewenang Kepala Pabrik sebagai berikut :

1) Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun,

antara lain untuk angkutan bahan / pucuk, pupuk,

karyawan dll.

(53)

commit to user

3) Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan pengelolaan bahan dasar dari kebun sampai

menjadi produk siap kirim.

4) Menjalankan administrasi produksi pengelolaan sesuai

kebijaksanaan.

e. Kerani Gudang Material.

Tugas dan tanggungjawab Kerani Gudang Material adalah :

1) Mengatur masuk dan keluarnya material baik dari HO

maupun dari pembelian lokal.

2) Mengadministrasikan dan memelihara barang – barang

dalam gudang.

3) Bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha.

f. Kerani Personalia dan Umum.

Tugas dan Kewajiban Kerani Personalia dan Umum adalah :

1) Melaksanakan tugas dalam hal pengaturan cuti karyawan.

2) Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib

kantor dan mengatur penyelenggaraan rapat perusahaan.

3) Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat dan

tugas untuk sekretaris kebun.

4) Menertibkan dan mengawasi hal – hal yang berhubungan

dengan urusan kesehatan, agama serta olah raga.

5) Membuat rencana, mengkoordinir, mengawasi

pelaksanaan tugas security, pembinaan wilayah ( teritorial

(54)

commit to user

6) Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugasnya atau

dari masing – masing departemen untuk dikirimkan ke

kantor pusat ataupun Direksi.

g. Kerani Kasir dan Keuangan.

Tugas dan Kewajiban Kerani Keuangan dan Kasir adalah :

1) Mencatat keluar masuknya uang perusahaan untuk gaji

maupun operasional kebun.

2) Membuat laporan keuangan mingguan tiap departemen.

h. Kerani Tanaman.

Tugas dan kewajiban Kerani Tanaman adalah :

1) Mencatat dan memberikan laporan mengenai data

pengelolaan tanaman di kebun secara keseluruhan baik

pekerjaan petik, rawat, HPT ,dll.

2) Membuat daftar upah karyawan tanaman.

i. Kerani Gudang Produksi.

Tugas dan kewajiban Kerani Gudang Pruduksi adalah :

1) Mencatat dan memberikan laporan mengenai stock

produksi kering.

2) Melayani pembeli yang sesuai dengan DO yang

diterbitkan dari HO.

(55)

commit to user

j. Kerani Pabrik / Olah.

Tugas dan kewajiban Kerani Pabrik / Olah sebagai berikut :

1) Mencatat produksi dari kebun sampai siap untuk di olah.

2) Membantu proses produksi teh dari penyiapan

pengelolaan sampai siap di salurkan.

k. Kerani Timbang Pucuk.

Tugas dari Mandor Timbang Pucuk adalah :

1) Mencatat dan menimbang produksi dari pemetik.

2) Mengawasi produksi dari kebun sampai pabrik dan

mencatat hasil penimbangan dari masing – masing

mandor panen.

l. Mandor Panen.

Tugas dari Mandor Panan adalah :

1) Mengawasi dan mengkoordinir jalannya pemetikan pucuk

teh basah yang ada di kebun.

2) Bertanggung jawab kepada atasan terhadap hasil yang

dipanen.

3) Mengawasi tenaga kerja pemetik dan mengontrol

pemetikan yang dilakukan oleh pemetik.

m. Mandor Rawat dan HPT.

Tugas dari Mandor Rawat daN HPT adalah :

1) Mengawasi bagian perawatan kebun baik gulma maupun

(56)

commit to user

2) Menjaga tanaman agar terkendali terhadap hama dan

penyakit tanaman.

n. Mandor Olah.

Tugas dari Mandor Olah adalah :

1) Mengawasi pekerja yang sedang melakukan pengolahan.

2) Bertanggung jawab terhadap kualitas maupun kuantitas

produksi yang diolah.

o. Kepala Keamanan.

Tugas dan tanggung jawab Kepala Keamanan adalah :

1) Menjaga keamanan perusahaan.

2) Membuat laporan tentang keamanan perusahaan.

3) Membuat laporan sebagai bila ada peninjauan dari HO

maupun instansi lain.

4) Mencatat keluar masuknya kendaraan angkut produski

perusahaan maupun dari pihak lain.

p. Mekanik.

Tugas dan Tanggung jawab Mekanik adalah :

1) Mengontrol dan menjaga kelangsungan kerja mesin dan

peralatan di dalam pabrik.

2) Mengontrol dan mengganti bahan bakar.

3) Mereparasi mesin dan peralatan apabila mengalami

kerusakan.

(57)

commit to user

q. Mandor Sortasi.

Tugas dan Kewajiban Mandor Sortasi yaitu :

1) Mengawasi pekerjaan yang sedang malakukan Sortasi.

2) Mengontrol dan menangani proses sortasi agar hasil

produksi sesuai dengan mutu yang dihasilkan oleh

perusahaan.

r. Driver.

Tugas dan kewajiban Driver adalah :

1) Mengangkut hasil produksi dari kebun.

2) Menjaga kendaraan agar tetap bersih dan baik.

3) Mengantarkan Administratur / manajer Perjalanan Dinas

Luar apabila diperlukan.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang bekerja dalam perusahaan.

Tujuan adanya tenaga kerja dalam perusahaan adalah untuk

melakukan proses produksi dan mengatur berjalannya proses

produksi. Pada PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 proses produksi

dilakukan menggunakan tenaga manusia dan tenaga mesin.

Sedangkan tenaga kerja manusia yang bekerja di PT. Rumpun

Sari Kemuning - 1 baik secara langsung maupun tidak langsung

sebagai berikut : Karyawan staff sebanyak 6 orang, Karyawan non

staff sebanyak 3 orang, Karyawan bulanan sebanyak 53 orang,

Karyawan harian tetap sebanyak 62 orang, Karyawan harian lepas

(58)

commit to user

Sedangkan tenaga mesin yang digunakan dalam proses

produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1

menggunakan beberapa jenis mesin. Mesin digunakan untuk

mengolah pucuk teh yang kemudian dihasilkan barang setengah

jadi untuk disalurkan pada pemesan. Mesin yang digunakan yaitu

sebagai berikut:

a. Rotary Panner.

Secara umum Rotary Panner merupakan alat yang

digunakan untuk melayukan pucuk teh. Fungsi Rotary Panner

yaitu memanaskan pucuk melalui induksi panas dengan

silinder sehingga pucuk lemas. Prinsip kerja mesin ini adalah

melayukan daun teh dengan menggunakan sumber panas

dari api kompor yang dipancarkan pada bagian dinding luar

silinder sehingga silinder menjadi panas. Pucuk teh masuk ke

dalam silinder yang berputar secara kontinyu dengan

menggunakan Conveyor.

b. Press Roller.

Press Roller merupakan mesin yang digunakan untuk

menggulung pucuk teh yang telah layu. Prinsip kerja press

roller adalah menggulung daun teh yang berada dalam silinder

berdasarkan goyangan meja dengan pengadukan dan

sirkulasi. Daun teh masuk melalui hopper ditampung dalam

silinder. Silinder akan bergerak berputar sehingga daun tah

(59)

commit to user

pada permukaan meja. Bahan yang berada dibawah akan

diaduk dan disirkulasi ke bagian atas begitu sebaliknya dan

berlangsung secara Continyu.

c. Endless Chain Pressure (ECP)/ Dryer/ ECP Belong.

Endless Chain Pressure merupakan mesin yang memiliki

fungsi mengeringkan dan mengurangi kadar air daun teh

sampai 30-35% dari berat total. Prinsip kerja ECP adalah

mengeringkan daun teh yang telah tergulung dengan aliran

udara panas sehingga terjadi penguapan air. Daun teh masuk

kedalam ruang pemanas menggunakan trays dan diratakan

dengan menggunakan sisir perata (Spreader).

d. Repeat Dryer

Repeat Dryer merupakan mesin pengering awal. Prinsip

kerja mesin ini adalah mengurangi kadar air daun teh dengan

cara menguapkan air hingga kadar air 2 – 3 %. Daun teh yang

telah mengalami pengeringan awal dimasukkan ke dalam

hong yang berputar sesuai kapasitas muat hong sehingga

terjadi penguapan yang disebabkan oleh kontak langsung

dengan udara panas dalam hong.

e. Ball Tea

Ball tea merupakan mesin pengering akhir pada proses

produksi teh hijau. Prinsip kerja Ball Tea yaitu untuk

mengeringkan dan mengurangi kadar air daun teh sampai

(60)

commit to user

mengalami pengeringan awal dimasukan sedikit demi sedikit

ke dalam hong yang berputar sehingga terjadi penguapan

yang disebabkan oleh kontak langsung dengan udara panas

dalam hong. Waktu pengeringan pada Ball Tea lebih lama

dibandingkan dengan Repeat Dryer. Pada Ball Tea terjadi

gesekan antara daun teh, sehingga daun teh kering lebih

mengkilat dan lebih segar.

f. Mexzy

Prinsip kerja Mexzy memisahkan teh kering menurut

jenis mutu. Teh kering masuk melaui conveyor menuju ayakan

yang memiliki susunan lubang yang beraturan. Pada tiap

ayakan memiliki ukuran lubang yang berbeda. Susunan

ayakan terdiri dari 4 ayakan. Teh kering akan lolos sesuai

ukuran pada masing – masing ayakan.

g. Mydelton

Prinsip kerja pada mesin ini yaitu memisahkan tulang

pada masing – masing jenis mutu yang telah disortasi. Teh

kering masuk melalui conveyor menuju ke ayakan. Ayakan

bergerak maju mundur untuk meratakatan distribusi teh

kering. The kering akan lolos melalui lubang - lubang yang

(61)

commit to user h. Tea Cutter

Tea cutter merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk

memotong dan mengecilkan ukuran teh yang terlalu panjang

atau lebar.

i. Winower

Winower memiliki fungsi untuk memisahkan atau

membersihkan debu pada teh kering hasil sortasi. Prinsip

kerja winower adalah memisahkan teh dengan menggunakan

hembusan angin. Teh kering masuk dalam ruang

penghembus melalui conveyor. Udara dihembus dengan

menggunakan exhaust fun. Teh yang mempunyai berat paling

besar akan jatuh pada lubang pengeluaran pertama dan teh

yang semakin kecil beratnya akan berturut – turut akan keluar

pada lubang pengeluaran selanjutnya.

j. Sparator

Separator merupakan mesin yang memilik fungsi

sebagai alat penyempurna dalam pemisahan teh kering dan

tulang. Mesin ini digunakan untuk dalam sortasi teh hijau

kualitas ekspor.

5. Jam kerja dan penggajian

Jam kerja yang diberlakukan di PT Rumpun Sari Kemuning –

(62)

commit to user

a. Pekerja kantor

Jam kerja kantor yang diberlakukan pada PT Rumpun Sari

Kemuning–1 adalah sebagai berikut :

Senin s.d kamis : jam 07.00 – 14.00 W IB

Jum’at : jam 07.00 – 11.00 W IB

Sabtu : jam 07.00 – 13.30 W IB

b. Pekerja pabrik

Jam kerja yang diberlakukan bagi karyawan pabrik ( proses )

di PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 dibagi menjadi 3 shift

(waktu) yaitu :

Shift I : jam kerja mulai jam 08.00 – 14.00 W IB

Shift II : jam kerja mulai jam 14.00 – 21.00 W IB

Shift III : jam kerja mulai jam 21.00 – 08.00 W IB

c. Pekerja kebun

Jam kerja kebun mulai pukul 05.30 – 13.00 W IB

Sedangkan system penggajian yang berlaku pada PT.

Rumpun Sari Kemuning-1 dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Karyawan staff dan non staff, penggajiannya merupakan

wewenang dari direksi pusat dan digaji setiap bulan sekali.

b. Sedangkan karyawan harian tetap dan harian lepas,

penggajiannya merupakan wewenang bagian administrator

(63)

commit to user

Sistem penggajian atau pengupahan yang dilakukan PT.

Rumpun Sari Kemuning – 1 berdasarkan sifat pekerjaannya.

Apabila ada kelebihan jam kerja bagi karyawan harian maka akan

dihitung sebagai kerja lembur yang besarnya disesuaikan dengan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 06/MEN/1997.

Sedangkan untuk karyawan pemetik borongan, upah yang

diberikan adalah Rp 200,00 tiap Kg pucuk. Sedangkan Apabila

analisa pucuk lebih dari 55 % maka tiap Kg pucuk di hargai Rp

275,00 – Rp 290,00.

6. Hasil Produksi.

Pada proses produksi teh hujau menghasilkan beberapa

jenis teh yang berbeda jenis dan gradenya. Pada PT. Rumpun

Sari Kemuning - 1 produk teh hijau yang dihasilakan yaitu :

a. Teh Grade 1 (kualitas untuk ekspor)

1) Peko Super besar (PSB), yaitu jenis the yang tidak lolos

lubang ayakan maxzy kedua dan tidak lolos ayakan ke

tiga. PSB merupakan jenis the hijau yang memiliki

karakteristik partikelnya tergulung padat terpilin (besar)

berwarna hijau sampai kehitaman bercampur tulang 2%.

2) Peko super kecil (PSK), yaitu jenis the yang tidak lolos

lubang ayakan maxzy ke empat dan tidak lolos ayakan

(64)

commit to user

hijau sampai kehitaman ukurannya lebih kecil

dibandingkan PSB. Mengandung tulang 2%.

3) Chun mee 3 (CM 3), yaitu jenis teh yang lolos lubang

ayakan maxzy kelima dan tidak lolos lubang ayakan

keenam. Chun mee pertikelnya tergulung padat

memanjang, berwarna hitam kehijauan sampai hitam.

Bercampur serat dan tulang 2%.

b. Teh Grade II (kualitas lokal)

1) Lokal I, yaitu jenis the yang lolos lubang winnower kedua

atau tidak lolos lubang ayakan midelton keempat dan lolos

lubang ayakan ketiga. Lokal 1 merupakan teh hijau yang

tergulung longgar dan kurang terpilin (partikel kecil),

berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan,

bercampur tulang 10%.

2) Kempring, yaitu jenis teh yang lolos lubang winnower

ketiga, keempat dan kelima. Kempring merupakan teh

hijau yang partikelnya tidak tergulung longgar akan tetapi

berupa potongan pipih, berwarna hijau kehitaman sampai

kuning kecoklatan, bercampur serat dan tulang 5%.

3) Lokal II, yaitu jenis teh yang tidak lolos lubang ayakan

maxzy pertama. Lokal II merupakan teh hijau yang

tergulung longgar dan kurang terpilin (pertikel lebih besar),

berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan,

(65)

commit to user

4) Dust, yaitu jenis teh yang lolos lubang ayakan maxzy

keenam. Dust merupakan teh hijau yang pertikelnya

berbentuk serpihan – serpihan kecil, berwarna hijau

kehitaman dampai kuning kecoklatan.

5) Tulang, yaitu jenis teh yang tidak lolos lubang ayakan

midelton pertama dan kedua. Tulang merupakan teh hijau

yang semua partikelnya berupa gagang berwarna kuning

kecoklatan.

Karateristik jenis teh berdasarkan standar mutu the hijau No.

SP–06-1997, teh hijau dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis mutu

yang sifat – sifatnya adalah sebagai berikut :

a. Mutu I (peko)

Bentuk daun tergulung kecil, warna hijau sampai hijau

kehitaman, aroma wangi teh hijau, tidak apek, benda – benda

asing tidak teredaksi, gagang maksimal 5%, kadar air

maksimum 1%.

b. Mutu II (Jikeng)

Bentuk daun tergulung melebar, warna hijau kekuningan

sampai warna hijau kehitaman, aroma wangi, tidak apek,

benda asing tidak teredaksi, gagang maksimum 7%, kadar air

Gambar

TABEL HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
  Gambar 1.1
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT . Rumpun Sari Kemuning – 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengupahan kepada tenaga pemetik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning berdasarkan pada hasil pucuk basah yang dapat diperoleh tenaga petik dalam satu hari dan

Gilir pangkas di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning yaitu 4 tahun sesuai dengan pedoman pemangkasan untuk daerah dataran tinggi (> 1 200 m dpl), namun

Standar Pengendalian Kualitas Teh Hijau.. Agar perusahaan dapat mencapai standard kualitas sesuai dengan ketentuan, perusahaan perlu melaksanakan pengendalian

Suhu tubuh yang didapatkan untuk masing-masing aktivitas pada produksi teh hijau di PT Mitra Kerinci didapatkan bahwa beban kerja yang dialami oleh masing-masing

Tinggi bidang petik tersebut lebih ideal dibandingkan dengan pengamatan Martini (2011) yaitu tinggi bidang petik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning dengan umur

Suhu tubuh yang didapatkan untuk masing-masing aktivitas pada produksi teh hijau di PT Mitra Kerinci didapatkan bahwa beban kerja yang dialami oleh masing-masing

Hasil uji t-student juga menunjukkan bahwa persentase kedua blok tidak berbeda nyata sehingga secara umum pemangkasan yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning

Tinggi bidang petik tersebut lebih ideal dibandingkan dengan pengamatan Martini (2011) yaitu tinggi bidang petik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning dengan umur