• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Alur Proses Produksi

Proses cotton Proses Polyester,Rayon

Gambar 3.2

Proses produksi PT. Delta Dunia Textile Bahan Baku Combing Winding RSF Roving Gudang Packing Mixing Blowing Silver Lap Ribbon Lap Pre Dawing Drawing (breaker) Drawing (finisher)

commit to user

50

Didalam memproduksi benang,PT.Delta Dunia Textile memerlukan tahapan-tahapan dalam menjalankan proses produksi. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

1. Bahan Baku

PT. Delta Dunia Textile adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemintalan benang sehingga bahan baku utamanya adalah kapas (cotton) , semi shyntetic (rayon) dan bahan baku full shyntetic (polyester). Bahan baku tersebut dibeli dari pemasok dalam negeri maupun pemasok luar negeri. Pemasok- pemasok tersebut adalah perusahaan yang terjalin kerjasama secara tetap dan baik dengan PT. Delta Dunia Textile. Bahan baku kapas dimpor dari perusahaan yang ada di Negara Benin,India,China,dan Amerika selatan. Namun untuk bahan baku untuk serat buatan (shyntetic) semuanya dicukupi oleh produsen dalam negeri.

Perusahaan dalam pengadaan bahan baku melakukan control kualitas sangat ketat, hal itu dilakukan untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian

Quality Qontrol.

Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku antara lain : a. Strength atau kekuatan tarik serat

commit to user

51 b. Kehalusan atau micronaire

Kehalusan bahan baku sangat mempengaruhi jenis nomor benang maupun sistem penyerapan saat proses pewarnaan. c. Kontaminasi

Apabila ada bahan baku yang terkontaminasi benda lain,yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah pada mutu produk yang dihasilkan.

d. Bahan baku busuk

Berpengaruh pada kualitas hasil produk maupun sliver (rapuh, belang).

e. Bahan baku basah

Apabila bahan baku basah dapat mempengaruhi mutu produk produk yang dihasilkan (rapuh,belang dan mudah putus).

f. Banyak kotoran (trash)

Apabila terdapat kotoran dalam bahan baku yang dipakai dapat berpengaruh pada mutu produk, kotor, rapuh dan belang pada saat pewarnaan.

g. Banyak Neps

Berpengaruh pada hasil akhir produk, akan terjadi bintik-bintik pada benang.

2. Mixing (persiapan bahan baku)

Mixing merupakan tahapan untuk mempersiapkan bahan baku untuk produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan

commit to user

52

sebelumnya dan sesuai juga dengan standar kualitas yang diharapkan.

Faktor –faktor yang menentukan kualitas dalam proses mixing

adalah :

a. Kerataan mixing

Berpengaruh pada warna saat pencabikan awal, akibatnya belang pada hasil produksi.

b. Warna

Apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam penentuan komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada hasil produksi maupun pada saat pewarnaan benang.

c. Persentase reused

Hal ini mengakibatkan benang hasil produksi mudah putus serta banyak benang yang tebal tipis.

3. Blowing

Berfungsi untuk mencabik bahan baku agar lebih terurai dan memisahkan kotoran dari kapas.

Faktor-faktor yang menentukan kualitas adalah : a. Multi mixer tidak penuh

Apabila multi mixer tidak penuh mengakibatkan suplay ke mesin

Carding tidak sesuai kebutuhan akibatnya sliver tebal tipis. b. Sering Jamming

commit to user

53

c. Persentase waste tinggi atau rendah

Apabila presentase waste rendah atau sedikit akan berpengaruh pada bahan baku yang banyak terbuang, sedangkan apabila terlalu banyak akan berpengaruh pada : 1) Kekuatan tarik benang akan berkurang

2) Timbul bulu pada benang

3) Timbul bintik-bintik maupun tebal tipis 4. Carding

Carding berfungsi untuk menyejajarkan serat dan pembentukan

sliver. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

Chute tidak rata

a. Hal ini akan mengakibatkan sliver menjadi tidak rata,akibatnya hasil produk pun menjadi tebal tipis.

b. Kebersihan mesin

Apabila mesin dalam kondisi kotor akan membuat sliver

menjadi kotor juga.

c. Wire tidak rata atau tumpul

Hal ini akan berakibat timbulnya bintik-bintik maupun variasi kerataan sliver tinggi.

d. Can rusak

Apabila Can rusak akan alur sliver pun menjadi rusak,akibatnya sliver menjadi tebal tipis dan hasil produk pun tebal tipis juga.

commit to user

54 e. Cara membawa can yang salah

Apabila hal tersebut terjadi dapat mengakibatkan kerusakan alur sliver dan mengakibatkan hasil produk tebal tipis.

5. Drawing

Fungsinya sebagai perangkapan sliver untuk mendapatkan kerataan sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang diharapkan. Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas antara lain :

a. Sliver bersinggungan

Bila saat jalan antar sliver bersinggungan atau bergesekan akan terjadi kerusakan susunan fibre yang akan berakibat terkikisnya sebagian kandungan fibre, hal ini dapat menjadikan benang tebal tipis.

b. Sliver kurang rangkapannya.

Hal ini akan mengakibatkan kurangnya kandungan fibre, sehingga akan mengakibatkan benang menjadi tipis atau halus

(thin).

c. Sliver terlalu banyak rangkapannya.

Hal ini akan mengakibatkan kelebihan kandungan fibre, sehingga benang menjadi tebal (thick).

d. Sambungan tebal tipis

Apabila dalam proses penyambungan sliver terlalu tebal ataupun tipis akan mengakibatkan benang menjadi tebal tipis.

commit to user

55 e. Sliver pecah

Apabila sliver pecah –pecah saat proses drawing menyebabkan kandungan fibre pada sliver berkurang akibat nya benang menjadi tipis ( thin).

f. Kebersihan mesin kurang terjaga

Apabila mesin kotor maka akan dapat mengotori sliver. Sehingga benang yang dihasilkan pun terdapat bercak kotor. 6. Ribbon Lap

Fungsi mesin ini adalah memproses sliver carding menjadi bentuk gulungan Lap ( gulungan bentuk silinder ).

Tujuannya untuk mendapatkan kerataan, serta berfungsi untuk menentukan berat per meter lap.

Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Rangkapan kurang

Akan mengakibatkan berat atau jumlah rangkapan kurang yang mengakibatkan lap tipis.

b. Kebersihan

Kebersihan harus selalu dijaga apabila mesin kotor dapat mengakibatkan lap kotor dan timbul slub-slub.

7. Combing

Fungsinya untuk memproses lap menjadi sliver,serta pengambilan

waste ( NOIL).

commit to user

56 a. Lebar lap kurang

Mengakibatkan benang menjadi tipis atau kecil. b. Kondisi lapping jalan

Akan mengakibatkan sliver menjadi tebal tipis dan menjadikan

sliver kotor.

c. Persentase noil terlalu rendah

Akan mengakibatkan drafting tidak sempurna,akibatnya sliver

menjadi tebal (thick).

d. Persentase noil terlalu tinggi

Akan menimbulkan sliver banyak nep.

e. Kebersihan kurang

Akan mengakibatkan sliver kotor,timbul slub-slub. 8. Roving

Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi benang besar atau kasar.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Sliver bersinggungan

Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan

roving menjadi tebal tibis ( benang tipis atau thin ) b. Sliver pecah

Kandungan fibre berkurang, akibatnya benang akan tipis atau

commit to user

57 c. Sambungan tebal tipis

Akan mengakibat benang menjadi tebal tipis. d. Roving gulungan gembus

Bisa diakibatkan roving tipis, telat sambung maupun lilitan tidak sama.

e. Mesin kotor atau kebersihan kurang terjaga Akan mengakibatkan benang kotor dan slub. 9. RSF ( Ring Spinning Frame )

Fungsinya untuk mengubah benang dari proses roving menjadi benang dalam bentuk cop atau tube.

Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Roving silang

Akan mengekibatkan gesekan antar roving yang mengakibatkan benang menjadi tipis (thin).

b. Bobbin hanger atau holder seret.

Hal ini akan mengakibatkan tarikan tidak stabil akibatnya benang menjadi tebal tipis.

c. Roving double

Mengakibatkan benang menjadi besar (thick akibat roving double)

d. Roving pecah

commit to user

58 e. Tanpa distance clip

Mengakibatkan benang menjadi besar atau kasar. f. Snail wire cacat

Mengakibatkan benang berbulu dan bintik –bintik

g. Snail wire tidak center dengan spindle

Mengakibatkan benang tidak seimbang ( sama) dan membuat beneng berbulu dan mudah putus.

h. Cop atau tube cacat

Mengakibatkan saat dilakukan proses winder benang tidak habis.

i. Spindle kendor

Mengakibatkan tarikan kurang dan benang menjadi rapuh. j. Traveller salah nomer atau terbakar

Apabila terjadi salah nomer traveler,benang dalam gulungan

cop gembos dan berbulu. Sedangkan apabila traveller terbakar mengakibatkan benang banyak yang putus dan berbulu.

10. Winding atau Winder

Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi bentuk cones.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Salah cone

Akan mengakibatkan tercampurnya benang satu dengan benang lain yang lain jenis ( nomor benang maupun material).

commit to user

59 b. Yam Clearer tidak sensitive

Benang abnormal ( thin,thick, tebal tipis ) tidak terpotong dan lolos.

c. Tekanan kompresor kurang

Mengakibatkan saat splicer bekerja kurang maximal, menjadikan sambungan benang kurang kuat atau lemah.

d. Angin Blower kurang kuat

Bisa mengakibatkan entanglement pada benang, karena waste

tidak tertarik masuk blower.

e. Posisi cone tidak sejajar drum

Hal ini mengakibatkan jalannya penggulungan benang dari cop

tidak sempurna. 11. Packing

Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang

Cone.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan : a. Pembungkusan kantong plastik

Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang kotor maupun basah.

b. Penimbangan benang

Hal ini berfungsi untuk berat sesuai yang ditentukan (batas minimal-batas maksimal) per karung atau per ball benang ( isi

commit to user

60 c. Penataan karung atau box over

Kesalahan dalam penataan karung atau box over dapat mengakibatkan kerusakan paper cone maupun benang.

12. Gudang

Bagian gudang prinsipnya hanya berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan benang-benang yang sudah melaui proses pengepakan sebelum benang-benang tersebut diangkut dan dikirim kepada buyer.

Dokumen terkait