• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES SELEKSI RISIKO AWAL

Dalam dokumen Modul Asuransi (Halaman 49-53)

BAB V MANAJEMEN RISIKO ASURANSI

F. PROSES SELEKSI RISIKO AWAL

Orang-orang yang merasakan bahwa dirinya mempunyai risiko yang lebih tinggi dari orang-orang lain yang berada dalam kondisi normal terutama jika ditinjau dari sudut pandang kesehatannya, akan memiliki kecenderungan yang lebih untuk mengambil asuransi. Kecenderungan seperti ini disebut dengan istilah anti-seleksi yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan antiselection, adverse selection, atau selection against the insurer. Hal ini merupakan alasan utama bagi perusahaan asuransi untuk melakukan seleksi risiko awal yang sering kita sebut dengan istilah underwriting secara cermat agar tingkat risiko yang ditaksir mendekati risiko yang sebenarnya terjadi, sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal dalam mengestimasikan besarnya risiko yang akan ditanggung dan berdampak pada kesalahan dalam menetapkan besarnya premi yang harus dibayar oleh Pemegang Polis.

Underwriting atau proses seleksi risiko awal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang diperkirakan dapat terjadi pada diri calon tertanggung, kemudin mengklasifikasikannya ke dalam beberapa tingkatan atau golongan. Pegawai atau tenaga ahli di perusahaan asuransi jiwa yang diberi tanggung jawab untuk melakukan seleksi risiko ini dinamakan underwriter yang tugas pokoknya adalah:

Melakukan identifikasi risiko para calon tertanggung.

Mengklasifikasikan risiko para calon tertanggung yang telah diidentifikasi. a. Identifikasi risiko

Meskipun tidak seorangpun dapat memastikan kapan waktunya seseorang akan meninggal, mengalami kecelakaan dan ketidakmampuan, atau akan mengalami suatu penyakit, akan tetapi untuk dapat menerima seorang calon tertanggung diperlukan seleksi awal terhadap faktor-faktor yang dapat menambah atau mengurangi risiko yang mungkin akan terjadi dan harus menjadi tanggungan perusahaan. Dalam hubungan dengan bisnis asuransi, faktor- faktor resiko yang perlu dicermati itu adalah:

Peril secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab atau yang mungkin dapat

menyebabkan suatu kerugian. Dalam praktiknya, istilah "penyebab kerugian" kadang-kadang digunakan dalam polis asuransi yang pada dasarnya dimaksudkan sebagai peril. Peril yang umum adalah kebakaran, kemalingan, badai, banjir, dan ledakan. Penyebab kerugian dalam hubungannya dengan asuransi dinamakan peril.

Hazard adalah setiap keadaan yang dapat menciptakan atau mendorong kesempatan

timbulnya kerugian dari suatu peril. Misalnya, kebakaran adalah suatu peril atau penyebab kerugian. Akan tetapi, bensin yang disimpan dekat kompor merupakan suatu hazard, yaitu sesuatu yang dapat memberi atau mempercepat peluang peril kebakaran yang akan menyebabkan suatu kerugian.

Contoh bentuk peril dan hazard:

a. Merokok di dalam pabrik dinamit (hazard). b. Terjadi letusan di dalam ruang mesin (peril). c. Rem mobil yang tidak berfungsi (hazard).

d. Tabrakan yang melibatkan bus dan kendaraan lain (peril).

e. Kebanjiran yang mengakibatkan kerugian besar para petani (peril).

Selanjutnya hazard dapat dibedakan dalam 3 macam bentuk sebagai berikut: a. physical hazard;

b. morale hazard; c. moral hazard.

a. Physical hazard

1. Physical hazard adalah hazard yang timbul dari kondisi fisik penggunaan barang yang dipertanggungkan atau yaitu ciri-ciri fisik seseorang yang mungkin akan berpengaruh terhadap tingkat risikonya, misalnya saja seseorang yang pernah mengalami suatu penyakit tertentu seperti tekanan darah tinggi (high blood pressure), gula darah (diabetes melitus) dan lain sebagainya yang berpotensi untuk terjadinya gangguan kesehatan pada diri orang tersebut. Contoh lain; bensin yang disimpan dalam garasi atau menggunakan gudang untuk pabrik petasan.

Keadaan-keadaan tersebut di atas dapat menjadi penyebab terjadinya suatu kerugian.

b. Morale hazards dan Moral hazards

Morale hazards dan moral hazard bukan merupakan keadaan yang bersifat fisik yang dapat memperbesar peluang terjadinya suatu kerugian, akan tetapi lebih berkaitan dengan sifat dan tindakan tertanggung. Moral Hazard merupakan berbagai faktor yang berkaitan dengan reputasi seseorang, posisi keuangan/kekayaan, catatan-catatan tentang kriminalitas yang pernah dilakukannya, dan sebagainya. Orang-orang seperti itu membeli asuransi bukan untuk memproteksi diri dari hilangnya sumber finansial, akan tetapi mungkin untuk mencari keuntungan pribadi melalui asuransi.Morale hazards adalah hazard akibat kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggung jawab yang akan menyebabkan terjadinya suatu kerugian. Moral hazard adalah hazard di mana seseorang dengan sengaja menyebabkan suatu kerugian dengan maksud memperoleh uang asuransi atau kompensasi lain.

Contoh morale dan moral hazards:

a. Tidak menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil karena hanya mengganggu posisi duduk (morale hazard).

b. Meninggalkan mobil tanpa terkunci sama sekali karena mobil tersebut telah diasuransikan (morale hazard).

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, underwriter selanjutnya akan mengklasifikasikan risiko-risiko para calon tertanggung yang akan mengambil asuransi di perusahaannya.

b. Klasifikasi risiko

Sebagaimana telah kita bahas sebelumnya bahwa tanggung jawab utama dari seorang underwriter adalah mengidentifikasikan risiko para calon tertanggung, kemudian setelah itu akan dilanjutkan dengan tugas berikutnya yaitu melakukan klasifikasi para calon tertanggung ke dalam golongan-golongan atau kelas tertentu sesuai dengan tingkat risiko masing-masing, untuk menetapkan tarif premi yang tepat. Dalam mengklasifikasikan tingkat risiko para calon tertanggung, underwriter akan menerapkan aturan yang dituangkan dalam buku panduan yang disebut Underwriting Guidelines, dan berdasarkan panduan tersebut, risiko-risiko akan dikelompokkan ke dalam golongan / kelas sebagai berikut :

ƒ Standard Risk (risiko standard) ƒ Preferred Risk (risiko yang lebih baik)

ƒ Substandard Risk (risiko di bawah standard) ƒ Decline Risk (risiko buruk)

Standard Risks, merupakan kelompok tertanggung yang risikonya dinilai rata- rata untuk usia tertentu, dan untuk usia yang berbeda memang risikonya pun berbeda. Premi yang dikenakan pada kelompok ini disebut “standard premium rate“ atau dapat disebut sebagai tarif premi standar.

yang risikonya dinilai lebih rendah dari mereka yang tergolong dalam kelompok standard risks, dan oleh karena itu premi yang dikenakan untuk kelompok preferred risks ini juga lebih rendah. Dalam prakteknya, ada juga perusahaan asuransi jiwa yang membuat kelompok tertanggung yang disebut dengan istilah super-preferred risk class. Sudah barang tentu untuk golongan ini premi yang dikenakan lebih rendah dari premi yang dikenakan untuk kelompok preferred risks.

Contoh untuk mereka yang termasuk dalam preferred risk class, antara lain mereka yang tidak merokok dan tidak minum minuman keras. Sedangkan bagi mereka yang tidak merokok dan tidak minum minuman keras, dan rutin berolah raga serta rutin menjalani medical check-up, dikelompokkan ke dalam golongan super-preferred risk class.

Substandard Risks, merupakan golongan tertanggung yang risikonya lebih tinggi dari mereka yang berada dalam kelompok standard risk class. Untuk asuransi jiwa, mereka yang termasuk dalam kelompok ini akan dikenakan substandard premium rate atau tingkat premi substandar yang lebih mahal dari premi standar. Sedangkan dalam asuransi kesehatan, mereka akan dilayani dengan 2 (dua) cara pengenaan premi, yaitu:

- Premi Substandard seperti dalam asuransi jiwa.

- Kondisi yang dimodifikasikan atau modified policy condition misalnya dengan mengecualikan suatu penyakit dari cakupan asuransinya, antara lain dengan tidak memberikan biaya penggantian medical check-up, tidak memberikan penggantian biaya operasi jantung, pemasangan ring dan sebagainya.

Declined Risks, adalah kelompok dari orang-orang yang risikonya dinilai terlalu besar bagi perusahaan asuransi, sehingga tidak layak untuk diasuransikan, atau kalau diterima sebagai tertanggung oleh perusahaan asuransi akan dikenakan premi yang sangat tinggi. Pada umumnya seorang pemohon disability income insurance diklasifikasikan ke dalam golongan declined risk class ini.

Dalam dokumen Modul Asuransi (Halaman 49-53)

Dokumen terkait