• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosesi tradisi adat suronan di Suroloyo dusun Keceme, Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo,

Bab IV ANALISIS DATA

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITI

A. Prosesi tradisi adat suronan di Suroloyo dusun Keceme, Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Lokasi Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan upacara jamasan pusaka terletak di kawasan wisata alam Puncak Suroloyo yaitu di dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo DIY. Kemudian acara di lanjutkan di Sendang Kawidodaren yang berada di sebelah barat puncak Suroloyo.

Sendang Kawidodaren juga berada di dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo DIY. Rangkaian acara di lakukan di dua tempat yang berbeda hanya berjarak kurang lebih satu km.

lx 1. Pelaku Upacara

Pelaku upacara dalam jamasan pusaka terdiri dari juru kunci, tokoh masyarakat, sesepuh desa, warga dusun Keceme, pejabat desa. Namun panitia juga mengundang tamu dari kecamatan, kabupaten dan provinsi DIY.

2. Pelaksanaan Upacara a. Persiapan

1). Membersihkan Sendang dan Membuat Gapura

Upacara jamasan pusaka diawali dengan membersihkan sekitar lokasi sendang Kawidodaren. Selanjutnya dilaksanakan pembuatan gapura. Pembuatan gapuro dilaksanakan sehari sebelum upacara jamasan pusaka di pintu masuk sendang Kawidodaren tempat untuk menjamas pusaka.

2). Memasang Tarub

Tarub di buat dari janur kuning yang batangnya telah di belah menjadi dua bagian dan dibuang lidinya. Tarub di pasang di gapuro masuk sendang kawidodaren dan pintu gerbang sendang kawidodaren. Tarub yang di pasang pada kedua pintu masuk mempunyai makna. Janur kuning mempunyai makna jernih atau hening, ketabahan seseorang melambangkan pikiran seseorang bertingkah laku baik dan tidak berbuat serakah.

lxi

Atap terdiri dari terpal yang di pasang di atas bangunan sendang kewidodaren. Terpal terpasang dengan di ikatkan pada pohon sekitar sendang kewidodaren tersebut dengan menggunakan tali yang terbuat dari bambu. Tujuan di pasang atap supaya kotoran tidak masuk ke dalam sendang kewidodaren sewaktu pelaksanaan jamasan pusaka.

4). Memeriksa dan Menyiapkan Pusaka

Pemeriksaan pusaka dilaksanakan sehari sebelum upacara setelah selesai membuat gapura di rumah juru kunci. Tujuan di lakukan pemeriksaan adalah untuk mengetahui keadaan pusaka. Pusaka yang di simpan di rumah juru kunci tersebut berjumlah dua buah, diantaranya berbentuk tombak dan payung. Pusaka di bawa ke ruang tamu rumah juru kunci untuk di bersihkan dari kotoran debu, persiapan sebelum hari pelaksanaan upacara Jamasan Pusaka di antaranya mengambil pusaka dari dari kamar penyimpanan. 5). Memasang Sesaji

Memasang sesaji di lakukan di tempat-tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat dusun Keceme, yaitu sendang kawidodaren, puncak dan tempat penyimpanan pusaka.

Pemasangan sesaji dilaksanakan pada waktu yang bertahap. Sesaji 1 di pasang di depan pusaka oleh juru kunci pak Suhadi, sesaji kedua dan seterusnya juga di pasang oleh pak Suhadi.

lxii

Sesaji yang di pasangkan oleh juru kunci wujudnya sama seperti yang di tempatkan di ruang penyimpanan Pusaka. Sesaji yang di pasang berupa bunga telon dan kemenyan.

Pemasangan sesaji pertama kali di lakukan di tempat penyimpanan pusaka letaknya di rumah juru kunci. Juru kunci terlebih dahulu memeriksa sesaji yang telah di sediakan. Sesaji yang terdiri dari bunga telon dan kemenyan tersebut di masukkan ke dalam wadah yang di gunakan berupa selembaran daun pisang. Kemudian membakar kemenyan. Sedangkan tempat yang di gunakan untuk meletakkan kemenyan berupa cobek.

Pada waktu juru kunci memasang sesaji tersebut juru kunci berdoa menurut Islam. Selesai memasang sesaji di depan pusaka kemudian memasang di Puncak dan Sendang. Prosesnya sama bedanya di letakkan di atas batu. Pemasangan sesaji di setiap tempat mempunyai makna tersendiri. Makna kembang sebagai lambang kemakmuran agar pusaka dalam penyimpanannya selalu dalam keadaan harum.

6). Membuat Tumpeng Gunungan

Tumpeng gunungan merupakan salah satu umbarampe dalam pelaksanaan upacara kirab pusaka. Pembuatannya dilakukan

lxiii

di rumah kepala dusun. Yang membuat tumpeng gunungan adalah panitia kirab pusaka. Langkah pertama yaitu dengan membuat kerangka yang berbentuk limas dari bambu sisa pembuatan gapura. Untuk pembuatan kerangka dipotong menjadi empat bagian masing-masing 50 cm, dirangkai dengan bambu yang sudah di sayat menjadi kerangka persegi. Dan untuk bagian atas kerangka persegi di buat kerangka limas dengan mengaitkan empat buah bambu yang sudah di sayat masing-masing panjangnya 1 meter. Bagian bawah kerangka di pasang bambu yang masih utuh panjangnya 2 meter yang dijadikan untuk penyangga pembawa tumpengan.Kerangka tumpeng gunungan yang sudah jadi ditutup daun pisang kemudian dirangkai dengan berbagai macam sayur dan buah, seperti kacang panjang, wortel, jagung, petai, bawang merah, bawang putih, cabai, terong, jeruk dan nanas. Semua sayuran yang ada di tumpeng gunungan tersebut punya makna tersendiri.

7). Tirakatan

Tirakatan dilaksanakan pada malam satu suro di rumah kepala dusun Keceme, di hadiri oleh panitia termasuk perangkat

lxiv

desa,warga dan para remaja. Acara pertama dalam tirakatan di isi sambutan dari kepala dusun dan tokoh masyarakat. Kemudian acara di lanjutkan dengan membaca surat Yasin, tahlil dan doa bersama di pimpin oleh kaum. Doa-doa bernafaskan secara Islam.

Acara di akhiri dengan pembagian genduri kepada orang-orang yang ikut dalam acara tirakatan. Wujud dari genduri ini adalah berbagai macam makanan yang dikemas dalam wadah berupa besek, yaitu Nasi putih, sayur kentang, sayur tahu, bakmi, orak-arik buncis, cap jahe, perkedel, tempe bacem, telur ayam rebus, nasi gurih, suwiran ingkung, pisang, lemper, apem, kerupuk, rempeyek kacang dan ikan asin.

b. Proses Pelaksanaan

1). Persiapan Dan Mengambil Pusaka

Proses pelaksanaan upacara jamasan pusaka di awali dengan pengambilan pusaka di kamar penyimpanan pusaka di rumah juru kunci. Pengambilan pusaka di mulai pukul 09.00 oleh juru kunci, kemudian pusaka di serahkan kepada pembawa pusaka. Sebelum pelaksaana jamasan dan kirab pusaka di mulai panitia dan masyarakat yang mengikuti acara tersebut berkumpul di halaman rumah bapak kepala Dusun.

Setelah semua berkumpul dan berbaris rapi sesuai tugasnya masing-masing mereka melakukan doa bersama dan acara segara dimulai.

lxv 2). Kirab Pusaka

Proses pelaksanaan upacara jamasan pusaka di awali dengan pengambilan pusaka di kamar penyimpanan pusaka di rumah juru kunci. Pengambilan pusaka di mulai pukul 09.00 oleh juru kunci, kemudian pusaka di serahkan kepada pembawa pusaka. Pembawa pusaka tidak di khususkan, sesuai yang di suruh oleh panitia. Panitia sudah berbaris rapi di halaman rumah juru kunci. Panitia terdiri dari perangkat desa dan warga masyarakat Dusun keceme.

Peserta kirab pusaka terdiri dari juru kunci, tokoh masyarakat, sesepuh desa, pembawa umbarampe perlengkapan jamasan, pembawa pusaka , kemenyan, pembawa tumpeng gunungan, penabuh gamelan, perangkat desa dan warga masyarakat Dusun Keceme. Para peserta mengenakan pakaian adat jawa yang telah di siapkan seperti beskap berwarna hitam, surjan kuning hitam bunga, surjan lurik gaya Yogyakarta dan belangkon gaya Yogyakarta. Sedangkan peserta perempuan mengenakan kebaya gaya Yogyakarta.

Kirab pusaka di awali dengan berdoa yang di pimpin oleh juru kunci di halaman rumahnya, dengan tujuan agar kirab pusaka berjalan lancar sampai tujuan.

Setelah semua panitia siap, pusaka di arak menuju Sendang Kawidodaren. Rute kirab pusaka berputar mengelilingi jalan Dusun

lxvi

keceme. Jalan yang di lalui kirab pusaka dari tempat kepala Dusun atau juru kunci menuju Sendang Kawidodaren kurang lebih 1 Km.

Peserta arak-arakan kirab pusaka di awali dari barisan terdepan yaitu juru kunci, tokoh masyarakat, sesepuh desa, pembawa umbarampe perlengkapan jamasan, pembawa pusaka , kemenyan, pembawa tumpeng gunungan, penabuh gamelan, perangkat desa dan warga masyarakat Dusun Keceme. Pembawa umbarampe perlengkapan jamasan pusaka terdiri dari enam orang perempuan dengan busana kebaya Jawa. Masing-masing membawa perlengkapan Jamasan di antaranya bunga setaman, jeruk nipis dan lawon. Kirab pusaka di iringi tabuhan gamelan kempul dan kecrek. Alat musik tabuhan di mainkan oleh empat orang. Masing-masing dua orang memainkan kempul dan dua orang memainkan kecrek. Alat musik tabuhan di mainkan secara beriringan. Alat musik tabuhan mempunyai fungsi untuk mengiringi jalannya upacara kirab jamasan menuju sendang kawidodaren.

3). Jamasan Pusaka

Jamasan pusaka dilaksanakan di Sendang Kawidodaren. Penjamasan pusaka di mulai setelah rombongan peserta kirab pusaka sampai di lokasi Sendang Kawidodaren. Seluruh panitia kirab pusaka masuk ke lokasi Sendang.

Sedangkan juru kunci menyalami para penjaga sendang yang telah menunggu di depan pintu sendang. Sebelum masuk

lxvii

sendang juru kunci menyiapkan pusaka tombak yang nantinya akan di jamas dengan melepaskan sarungnya beserta landheyannya. Juru kunci membawa tombak masuk sendang dengan dua tangan dan menyembahnya sebagai bentuk penghormatan kepada pusaka. Kemudian pusaka tombak di bawa masuk ke sendang dengan di iringi pembawa pusaka songsong, pembawa kemenyan, pembawa umbarampe jamasan pusaka yang terdiri dari kembang telon, jeruk pecel. Sebelum pusaka tombak tersebut di jamas, sendang kawidodaren di taburi bunga oleh kerabat juru kunci.

Kemudian pusaka mulai di jamas dengan menyirami air menggunakan jeruk nipis dan di gosok ke arah dari bawah atau pegangan ke ujung tombak. Setelah pusaka selesai di jamas, kemudian pusaka tersebut di bersihkan dengan menggunakan kain mori yang sudah di siapkan terlebih dahulu. Tujuannya untuk menuntaskan air yang menempel . Dan kemudian pusaka kembali di pasang landheyan dan di bawa keluar sendang. Namun pusaka songsong atau payung tidak di Jamas. Karena pusaka songsong atau payung di bawa masuk sendang di gunakan untuk memayungi saat penjamasan pusaka tombak sampai selesai. Pusaka songsong tidak di jamas karena terbuat dari kain dan sulit untuk di keringkan. Sebelum pusaka di bawa kembali ketempat penyimpanan semula, panitia kirab pusaka membawa keluar gunungan bersama pusaka di lokasi sendang untuk di adakan rebutan gunungan.

lxviii

Rebutan gunungan tersebut di adakan di depan pintu masuk lokasi sendang kawidodaren. Setelah selesainya penjamasan pusaka, gunungan di perebutkan para warga masyarakat dan para pengunjung. Mereka yang bisa mendapatkan udik-udik berupa hasil bumi akan mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hasil pertanian yang melimpah.

Selain memperebutkan udik-udik berupa hasil bumi, banyak warga masyarakat dan pengunjung masuk ke dalam sendang kawidodaren untuk mengambil air bekas jamasan digunakan untuk cuci muka, keramas dan juga untuk di minum. Mereka percaya bahwa air bekas jamasan jika digunakan akan membuat awet muda, menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mendapat berkah dari Allah.

Dalam pelaksanaan jamasan pusaka di sendang kawidodaren bisa di lihat secara umum. Sehingga prosesi menjamas pusaka bisa di liput oleh wartawan ataupun masyarakat yang ingin melihat prosesi jamasan pusaka.

c. Penutup

Upacara di tandai dengan selesainya penjamasan pusaka di Sendang Kawidodaren. Para panitia kirab kembali ke rumah kepala dusun dengan membawa pusaka untuk di simpan kembali. Seluruh

lxix

panitia upacar berkumpul bersama di rumah juru kunci atau kepala dusun di akhiri dengan makan bersama.

B. Fungsi Tradisi Adat Suronan Di Suroloyo Dusun Keceme,