• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Usaha Dikaitkan Dengan Kondisi Industri dan Perekonomian serta Pasar Internasional

Dalam dokumen PT Aneka Gas Industri Tbk 2015 (Halaman 30-33)

ANALISIS MANAJEMEN

3. Prospek Usaha Dikaitkan Dengan Kondisi Industri dan Perekonomian serta Pasar Internasional

Kinerja Perusahaan sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perekonomian Indonesia pada umumnya dan kondisi sektor industri pada khususnya. Hal ini dapat terjadi karena gas industri merupakan produk yang banyak digunakan sebagai produk pendukung bagi kegiatan industri lain (terutama dalam kegiatan produksi). Peningkatan aktivitas dari sektor industri yang membutuhkan pasokan gas industri secara umum akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan demikian pula sebaliknya, penurunan aktivitas pada berbagai sektor industri secara umum akan berdampak terhadap kinerja perusahaan.

Kondisi lingkungan dunia usaha di negara Indonesia pada tahun 2015 dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Faktor yang berasal dari luar negeri beberapa di antaranya adalah di tengah indikasi membaiknya ekonomi Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi global ternyata lebih lambat dari perkiraan semula. Perlambatan ekonomi global tersebut terutama bersumber dari masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi dari emerging market, khususnya Tiongkok. Hal ini secara otomatis berdampak pula kepada penurunan harga-harga komoditas di dunia. Adanya ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di Amerika

30

Serikat yang membayangi sepanjang tahun 2015 juga menyebabkan tingginya volatilitas pada pasar saham dan pasar uang yang berdampak pada kurs rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang cenderung melemah. Meski pada akhir tahun 2015 ketidakpastian ini sirna dengan diputuskannya kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di Amerika Serikat.

Sementara itu faktor dalam negeri yang memiliki dampak cukup signifikan terhadap dunia usaha di Indonesia pada tahun 2015 beberapa di antaranya adalah munculnya kegaduhan politik dan adanya indikasi pelambatan ekonomi Indonesia karena banyak usaha yang berbasis pada komoditas terpukul akibat rendahnya harga komoditas, menurunnya permintaan domestik karena penurunan daya beli masyarakat dan beberapa social unrest akibat aksi buruh terkait dengan UMK. Berbagai faktor tersebut pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, tercatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 adalah sebesar 4,79% yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 yang besarnya adalah 5,02%. Namun Paket Kebijakan di bidang ekonomi melalui insentif-insentif dan kemudahan bagi dunia usaha yang diterapkan oleh Pemerintah diharapkan mampu menjadi peredam bagi pelambatan ekonomi ini dan menimbulkan gairah kepada kalangan dunia usaha di Indonesia.

Berbagai faktor yang disebutkan sebelumnya tersebut pada akhirnya menyebabkan sektor industri secara umum tidak mengalami peningkatan bahkan terdapat penurunan pada sektor-sektor tertentu. Namun kondisi ini dapat dihadapi Perusahaan dengan baik karena portofolio pelanggan yang dimiliki oleh Perusahaan sangat luas dan tersebar dengan baik mulai dari industri yang menggunakan teknologi sederhana hingga industri yang mengadopsi teknologi tinggi; dari sektor manufaktur hingga sektor rumah sakit. Sebagaimana diketahui bahwa produk gas industri merupakan produk yang dibutuhkan oleh hampir semua sektor usaha dan sektor lainnya dalam menjalankan roda aktivitasnya. Portofolio pelanggan yang sangat luas ini membawa implikasi positif bagi Perusahaan. Penurunan di salah satu sektor dapat diimbangi oleh adanya peningkatan dari sektor lain yang tetap bertumbuh misalnya sektor rumah sakit maupun sektor industri makanan dan minuman. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu hasil produksi gas industri adalah oksigen yang sangat penting bagi pasien rumah sakit.

Kebijakan Pemerintah saat ini yang berupaya memberikan kesejahteraan sosial masyarakat melalui penerapan program BPJS Kesehatan dan didorong oleh meningkatnya meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan pola hidup sehat akan mampu menjadi pendorong pertumbuhan gas untuk keperluan medis seperti oksigen dan nitrous oxide. Makin meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah rumah sakit dengan tingkat rata-rata pertumbuhan mencapai 10-11% per tahun selama tahun 2009 – 2015 (sumber : Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Departemen Kesehatan, diolah) dan makin banyaknya rumah sakit yang meraih kategori bintang lima akan membuat instalasi gas medis secara terintegrasi (misalnya instalasi yang terkait dengan ruang operasi) akan makin meningkat disertai konsumsi gas medis. Sementara itu makin meningkatnya kenaikkan kelas dari rumah sakit yang ada (misal

31

dari kelas D menjadi kelas C, Kelas C menjadi kelas B dan seterusnya) akan membutuhkan instalasi gas medis karena sistem sentralisasi akan lebih aman dan lebih higienis bagi semua pihak yang ada di lingkungan rumah sakit terutama bagi pasien yang ada di kamar perawatan.

Makin menggeliatnya sektor industri konsumsi terutama sektor makanan dan miniuman karena adanya peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita serta keinginan untuk serba instan juga menjadi pendorong pertumbuhan barang- barang konsumsi. Barang-barang konsumsi seperti produk makanan dan minuman ini sangat membutuhkan gas industri dalam proses produksinya. Sebagai contoh industri makanan beku akan membutuhkan nitrogen cair dalam jumlah yang sangat besar dalam proses produksinya, industri minyak goreng juga membutuhkan pasokan nitrogen dan hdirogen dalam proses produksinya, demikian pula minuman berkarbonasi akan membutuhkan produk karbondioksida.

Selain itu kebijakan pemerintah di sektor pertambangan dengan diberlakukannya UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang melarang ekspor mineral mentah juga akan mampu mendorong tingkat pertumbuhan konsumsi gas industri menjadi lebih tinggi lagi karena akan muncul banyak industri pengolahan mineral yang akan melakukan kegiatan peleburan hasil tambang berupa logam (smelter). Hal ini mulai terlihat di beberapa daerah penghasil mineral logam seperti di Sorowako. Kegiatan peleburan hasil tambang berupa logam (smelter) ini akan membutuhkan pasokan gas oksigen dalam jumlah yang sangat besar. Lebih lanjut adanya program pemerintah untuk memajukan sektor kelautan dan program-program infrastruktur skala besar juga mampu mendorong meningkatnya permintaan gas industri karena dalam pembangunan infastruktur dan moda transportasi yang terkait seperti kapal, dibutuhkan beberapa gas industri seperti acetylene dan oksigen bahkan nitrogen. Pada masa mendatang adanya kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035 akan mampu menjadi faktor pendorong kebutuhan gas industri di Indonesia. Dalam RIPIN ini, pemerintah telah menetapkan industri sebagai industri prioritas. Industri-industri prioritas ini adalah sebagai berikut :

• Industri pangan

• Industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan • Industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka • Industri alat transportasi

• Industri elektronika dan telematika/ICT • Industri pembangkit energi

• Industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri • Industri hulu agro

• Industri logam dasar dan bahan galian bukan logam • Industri kimia dasar berbasis migas dan batubara

Hampir semua industri yang tersebut di atas seperti industri pangan; industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan; industri alat transportasi; industri elektronika dan

32

telematika/ICT; industri pembangkit energi; industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri; industri logam dasar dan bahan galian bukan logam; industri kimia dasar berbasis migas dan batu bara menggunakan gas industri dalam proses produksinya maupun baik sebagai bahan baku maupun sebagai bahan penolong dan penunjang.

Tidak terdapat pasar internasional untuk produk-produk gas industri seperti oksigen, nitrogen, dan lainnya. Saat ini produksi gas industri utama dilakukan di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Dalam dokumen PT Aneka Gas Industri Tbk 2015 (Halaman 30-33)