• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1 Aspek Lingkungan Hidup

Dalam dokumen PT Aneka Gas Industri Tbk 2015 (Halaman 95-98)

TATA KELOLA PERUSAHAAN

B. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri yang dilakukan pada tanggal 30 Nopember

9. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1 Aspek Lingkungan Hidup

Bahan baku yang dipergunakan oleh Perusahaan dalam memproduksi produk gas industri sebagian besar adalah berasal dari udara yang tersedia bebas. Udara diserap dan dipisah-pisahkan berdasarkan titik cair masing-masing komponennya dengan menggunakan teknologi air separation. Oleh sebab itu proses produksi yang dilakukan Perusahaan sepenuhnya tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan. Dalam hal proses produksi yang dilakukan perusahaan membutuhkan air, maka air yang digunakan merupakan air yang dipergunakan terus menerus dan didaur ulang sehingga tidak menimbulkan pemborosan dalam pemakaian air. Bahkan dalam saluran air ini, ditabur ikan-ikan yang ketika besar dapat dipanen bersama-sama. Perusahaan juga menerapkan konsep green factory untuk pabrik-pabriknya yang memiliki lahan luas. Lahan ini ditanami berbagai tumbuhan agar suasana makin asri. Hal-hal yang dilakukan ini merupakan bagian dari kegiatan operasional perusahaan sehingga tidak membutuhkan alokasi biaya secara khusus untuk melakukannya.

9.2. Aspek Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Perusahaan mengedepankan aspek keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja (K3). Hal ini terlihat dari pemberlakuan standar prosedur operasi terkait hal ini. Setiap karyawan yang berada di lingkungan pabrik harus menggunakan peralatan pelindung tubuh seperti kacamata pelindung, helm, sepatu dan sarung tangan pelindung. Peralatan ini juga harus digunakan oleh karyawan yang bertugas mendistribusikan produk kepada para pelanggan. Mengingat bahwa produk gas ini juga mengandung tekanan yang tinggi maka perawatan semua sarana dan prasarana yang dimiliki Perusahaan dilakukan secara terjadwal. Perusahaan juga menerapkan kebijakan yang sangat ketat di lingkungan pabrik seperti adanya larangan keras merokok di dalam pabrik.

Penerapan aspek ketenagakerjaan dan K3 di perusahaan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan, standar nasional dan internasional. Melalui penerapan peraturan perundangan dan standar nasional maupun internasional maka perusahaan dapat memperoleh pengakuan dari dan menjaga mutu produk dan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan dan pimpinan telah menunjukkan komitmen dalam aspek K3 melalui kebijakan keselamatan, kesehatan kerja (K3) dan lingkungan (HSE/Health Safety Environment) sebagai berikut:

95

Perusahaan selalu mensosialisasikan Program K3 pada karyawan guna :

1. Meningkatkan kepedulian terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan dimanapun Perusahaan beroperasi.

2. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan dan senantiasa memperbaikinya secara terus menerus.

Beberapa hal yang dilakukan terkait dengan Program K3 ini adalah:

1. Membuat dan memelihara plant equipment dan sistem kerja yang aman bagi karyawan dan lingkungan.

2. Membuat program kerja untuk memastikan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan serta potensi bahaya yang berkaitan dengan seluruh proses produksi selalu terkendali dan memperbaikinya secara terus menerus.

3. Memelihara tempat kerja dalam kondisi yang aman tanpa adanya bahaya terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan.

4. Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai berkaitan dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan kepada karyawan dan pengunjung.

5. Menempatkan kebijakan kebersihan lingkungan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan dan senantiasa memastikan kebersihan lingkungan yang baik untuk menghindari kecelakaan yang besar (Major Accident)

6. Menerapkan sistem penghargaan-hukuman (reward-punishment) berkaitan dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan, tertulis dalam peraturan perusahaan.

Kebijakan tersebut diaplikasikan dalam program kerja dan kegiatan di lapangan. Program QHSE merupakan aplikasi kebijakan dalam kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam jangka waktu satu tahun. Kebijakan QHSE diletakkan pada kegiatan unit kerja dengan dokumen pendukung yaitu kebijakan QHSE yang telah ditandatangani oleh Pimpinan tertinggi perusahaan.

Program QHSE dilakukan melalui: a. Midyear Meeting.

Pertemuan midyear meeting ini akan dihadiri oleh semua jajaran direksi. Hal hal yang dibahas adalah review dan evaluasi pelaksanaan rencana HSE proyek. Pekerjaan yang sedang berlangsung, Sistem Manajemen HSE (SMHSE) kontraktor, evaluasi SMHSE kontraktor, tindak lanjut sementara MWT (Management Walk Through).

b. Monthly HSE Project Management Meeting

Pertemuan ini dilaksanakan setiap bulan yang dihadiri oleh manajemen proyek. Hal hal yang dibahas dalam rapat ini adalah HSE performance / KPI, permasalahan HSE di lapangan, Leading indicator, kejadian-kejadian (accident), pencemaran lingkungan, status tindak lanjut permasalahan, pelatihan HSE dan tindak lanjut.

c. Poster dan Rambu-Rambu

Pemasangan poster dan rambu tentang HSE akan diletakkan pada setiap bagian dan ruangan. Jenis dan jumlah poster dan rambu akan menyesuaikan hasil assessment kebutuhan pada tiap bagian dan ruangan. Selain itu akan ada

96

poster yang terkait dengan hasil investigasi atau laporan kecelakaan sebagai bentuk peringatan bagi pekerja agar tidak mengulangi hal yang sama.

d. Fire safety system

Fire safety system merupakan salah satu program prioritas HSE untuk

pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Tindakan yang perlu dipersiapkan adalah mengenai instalasi proteksi aktif meliputi hidrant,

sprinkler, fire detector dan APAR. Pelatihan pemadaman api rutin serta

emergency drill setiap tahun harus dilaksanakan. e. Komunikasi HSE

Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait HSE kepada seluruh personel. Komunikasi HSE dapat dilakukan melalui email, memo, Papan informasi HSE, Papan statistik HSE, Rapat HSE, HSE Induction & Orientasi, pelatihan HSE, dan media yang lainnya.

f. Pelatihan HSE

Semua karyawan baru, subkontraktor, vendor dan tamu yang bekerja di dalam ruang lingkup Perusahaan diwajibkan untuk mengikuti minimum HSE

Induction / Orientasi Lapangan sebelum bekerja di area kerja.

Sama seperti aspek lingkungan hidup yang disebutkan sebelumnya, hal-hal yang dilakukan ini merupakan bagian dari kegiatan operasional perusahaan sehingga tidak membutuhkan alokasi biaya secara khusus untuk melakukannya.

9.3. Aspek Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan

Perusahaan berupaya melibatkan lingkungan sekitar dan masyarakat lokal dalam kegiatan operasinya. Sebagai contoh untuk posisi yang tidak membutuhkan kualifikasi khusus seperti satuan pengaman (satpam) dapat diisi oleh penduduk dari lingkungan sekitar sepanjang memenuhi persyaratan minimal.

Aktivitas tanggung jawab sosial lainnya yang dilakukan di antaranya adalah melakukan kegiatan donor darah dengan bekerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia). Kegiatan ini biasanya dilakukan di kantor Perusahaan dengan dibantu oleh PMI sehingga tidak mengeluarkan biaya.

9.4. Aspek Tanggung Jawab Produk

Produk Perusahaan merupakan produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum maupun masyarakat industri oleh sebab itu Perusahaan sangat mengedepankan kualitas pelayanan dan ketersediaan produknya. Bahkan sebagai komitmen Perusahaan bagi sektor kesehatan di tanah air, Perusahaan memberikan prioritas kepada pelanggan dari sektor kesehatan seperti rumah sakit agar dapat terjamin pasokan oksigen dan nitrous oxide. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan produk yang berkualitas kepada para pelanggannya karena menyadari bahwa produknya merupakan produk yang penting bagi para proses produksi dan memberikan nilai tambah para pelanggannya. Perusahaan juga berupaya melakukan pengembangan aplikasi produk yang dapat digunakan oleh para pelanggannya sebagai contoh saat ini produk gas nitrogen dipandang lebih aman digunakan sebagai pengawet alami bagi produk-produk makan dan minuman dibandingkan dengan produk kimiawi.

97

Perusahaan berpegang teguh pada prinsip keamanan dan keselamatan dalam memasarkan dan menjual produknya. Produk gas industri merupakan produk yang membutuhkan penanganan yang unik dan khusus dengan standar keamanan dan keselamatan yang ketat. Perusahaan secara berkala melakukan pemeriksaaan keamanan dengan salah satu contohnya adalah kalibrasi dari sarana dan prasarana pemasaran yang dimiliki seperti tabung, PGS (portable gas storage), road trailer dan mobil tanki. Pada kasus dimana pelanggan membeli produk perusahaan dengan menggunakan kemasan yang berasal dari pelanggan dan ternyata tidak memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan yang ditetapkan perusahaan, maka perusahaan akan menolak untuk mengisinya demi keselamatan dan keamanan bersama.

Dalam dokumen PT Aneka Gas Industri Tbk 2015 (Halaman 95-98)