• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. Jaya Trishindo Tbk

Dalam dokumen PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (Halaman 61-69)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. PT. Jaya Trishindo Tbk

2) Misi:

a) Menjadi Lapangan Pekerjaan Terbaik. Kami bertekad untuk menjadi perusahaan terbaik yang memperlakukan karyawan sebagai bagian dari keluarga

b) Menjadi Brand Asean Yang Diakui Secara Global. Sebagai bagian dari Grup AirAsia, kami memiliki visi untuk berperan serta dalam menjadikan AirAsia sebagai perusahaan yang diakui secara global c) Konsisten Dalam Memberikan Harga Terjangkau. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan penerbangan dengan harga yang terjangkau sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia

d) Memastikan Kualitas Layanan dan Produk. Kami memastikan bahwa seluruh produk yang ditawarkan memiliki kualitas tertinggi dan kami akan terus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi dan di saat yang sama terus meningkatkan kualitas layanan

3. PT. Jaya Trishindo Tbk.

a. Profil dan Sejarah Perusahaan

PT Jaya Trishindo Tbk (IDX: HELI) pertama kali didirikan oleh Bapak Edwin Widjaja dan Bapak Leonard Chendra pada tanggal 16 April 2007 berdasarkan Akta Notaris No. 19 yang kemudian diubah dergan Akta No. 17 tanggal 18 Januari 2008 yang keduanya dibuat di hadapan Notaris Elizabeth Widyawati Santosa, SH., Notaris di Bogor. Pada tahun 2012, Perusahaan bersama Bapak Edwin Widjaja mendirikan PT Komala Indonesia dengan kepemilikan masing-masing sebesar 75% dan 25% Tujuan Perusahaan mendirikan anak usaha adalah untuk menjalankan usaha angkutan udara

niaga tidak berjadwal, yaitu jasa penyewaan helicopter. Hingga akhir tahun 2020 jumlah armada yang dimilik baik secara langsung maupun dikuasal berdasarkan Perjanjian Sewa ataupun Opsi Beli adalah sebanyak onam helikopter dan satu pesawat Cessna

PT. Jaya Trishindo Tbk (HELI) bergerak dalam bidang angkutan udara komersial yang tidak terjadwal. Perusahaan ini menyediakan layanan helikopter di Indonesia untuk berbagai misi dari transportasi VIP, survei udara dan kargo eksternal jangka panjang. Perusahaan ini memiliki anak perusahaan, yaitu PT. Komala Indonesia yang akan menangani operasi helikopter dari perekrutan awak pesawat ke jadwal pemeliharaan.

Pada tanggal 16 Maret 2018, HELI memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HELI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp110,- per saham disertai dengan Waran Seri I sebanyak 125.000.000 dengan harga pelaksanaan Rp400,- per saham. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Maret 2018.

b. Visi Misi Perusahaan

1) Visi: “Menjadi perusahaan nasional terbaik dalam menyediakan jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal, yaitu jasa penyewaan helikopter”.

2) Misi: “Berkomitmen untuk selalu menjaga dan meningkatkan mutu layanan. Meningkatkan produktivitas kerja yang didukung oleh tim manajemen dan pilot yang kompeten serta berpengalaman.

Meningkatkan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan”.

4. PT. Indonesia Transport & Infrastructure Tbk.

a. Profil dan Sejarah Perusahaan

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara. Berdiri pada tanggal 10 September 1968 dengan nama PT Indonesia Air Transport.

Pada tahun 2006, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana dan menjadi perusahaan public dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode efek IATA. Perseroan yang berkantor di Jakarta Pusat ini memiliki pangkalan utama di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta, memiliki pangkalan kedua yang digunakan untuk melayani pelanggan perusahaan minyak dan gas dan memiliki hanggar (fasilitas perawatan pesawat), berlokasi di Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur dan Bandara Banyuwangi Jawa Timur.

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis penerbangan komersial dan layanan transportasi udara. Didirikan pada 10 September 1968 dengan nama PT Indonesia Air Transport, Perusahaan berkantor pusat di Jakarta Pusat. Jakarta dengan hub utama di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta, hub kedua, digunakan untuk melayani perusahaan minyak dan gas dan hangar (fasilitas perawatan pesawat) yang berlokasi di Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur dan di I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

PT. Indonesia Transport & Infrastructure, Tbk adalah anak perusahaan dari PT Global Transport Services. Selama tahun-tahun pertama operasinya,

Perusahaan memberikan layanannya untuk Pertamina dan kontraktor bagi hasil perusahaan minyak asingnya.

Hingga saat ini Perusahaan menyediakan berbagai layanan penerbangan berkualitas, seperti penyewaan pesawat dan helikopter, kargo udara, bengkel dan pemeliharaan, serta layanan terkait lainnya, untuk industri minyak, gas, dan pertambangan di Indonesia dan Asia Tenggara, baik di dan lepas pantai.

Mengkhususkan diri dalam layanan evakuasi medis aero, kargo, bengkel dan operasi & pemeliharaan pihak ketiga, geofisika, survei foto udara serta layanan udara untuk industri pariwisata yang sedang berkembang ke daerah-daerah yang lebih terpencil di Indonesia

Selain itu, Perusahaan juga menjalani audit keselamatan yang dilakukan oleh otoritas keselamatan penerbangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebagai anggota Helicopter Association International, Perusahaan dianugerahi penghargaan keselamatan HAI selama lebih dari 20 tahun berturut-turut.

b. Visi Misi Perusahaan

1) Visi: “Untuk menjadi Role Model Operator Udara Indonesia untuk:

Standar keamanan, Layanan Berkualitas, dan Kembali ke Pemegang Saham”

2) Misi: “Untuk memberikan dukungan Transportasi dan penerbangan udara yang paling aman dan paling efisien di Asia Tenggara. Kami akan mencapai ini melalui orang-orang kami yang berkualitas dan berdedikasi dalam memberikan komitmen kami yang dipandu oleh Nilai Inti Kami”.

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) 1. Analisis Statistik Deskriptif

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dikumpulkan dari laporan tahunan perusahaan penerbangan yang listing di BEI selama 5 tahun periode 2017-2021. Dekripsi variabel Return On Investment (X) dan Harga Saham (Y) adalah sebagai berikut.

a. Deskripsi Variabel Return On Investment (X)

Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan total aktiva yang digunakan. ROI dapat diketahui dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva/aset. Adapun hasil perhitungan ROI adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Return On Investment (ROI)

KODE Tahun Laba Setelah Bunga &

Sumber: Data diolah, 2022

Standar Deviasi 56.536 69.370 120.934 19.948 10.208

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata ROI perusahaan mengalami fluktuasi peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2017 sebesar 42 %, 2018 sebesar 45%, kemudian pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 76%, selanjutnya pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis menjadi 23% dan semakin menurun di tahun 2021 menjadi 6%.

Pada tahun 2017 ROI perusahaan paling tinggi adalah CMPP yaitu 124% dan nilai terendah yaitu HELI sebesar 4% dengan standar deviasi sebesar 56.536. Pada tahun 2018 ROI perusahaan paling tinggi adalah CMPP yaitu sebesar 149% dan paling rendah adalah perusahaan IATA sebesar 6% dengan standar deviasi sebesar 69.370. Kemudian pada tahun 2019 yang paling tinggi yaitu CMPP sebesar 257% dan paling rendah IATA yaitu 3% dengan standar deviasi 120.934. Begitu juga di tahun 2020 ROI tertinggi adalah CMPP sebesar 46% dan terendah adalah IATA yaitu 0.3%

dengan standar deviasi 19.948. Terakhir di tahun 2021 ROI perusahaan paling tinggi adalah GIAA yaitu sebesar 10% dan terendah yaitu HELI sebesar 0,4% dengan standar deviasi sebesar 10.208.

Sumber: Hasil olah data dari SPSS versi 25, tahun 2022

b. Deskripsi Variabel Harga Saham (Y)

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mecerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan dan fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa atau pasar sekunder. Dalam penelitian ini, harga saham diukur menggunakan Market Value (Harga Pasar). Adapun gambaran harga saham adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Harga Saham melalui Market Value

No. Nama Perusahaan Kode Harga Saham (Rp)

Standar Deviasi 109.417 106.635 181.517 91.416 107.76

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata harga saham dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2017 dan 2018 rata-rata harga saham perusahaan tetap sama atau konsisten yaitu sebesar Rp.184, kemudian pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi Rp.220. Selanjutnya pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi Rp.175 dan meningkat lagi menjadi Rp.199 di tahun 2021.

Harga saham yang diukur berdasarkan harga pasar yang paling tinggi di tahun 2017 adalah saham GIAA yaitu sebesar Rp.300 dan paling rendah adalah harga saham IATA yaitu Rp.50 dengan standar deviasi Sumber: Hasil olah data dari SPSS versi 25, tahun

2022

sebesar 109.417. Pada 2018 adalah saham CMPP yaitu sebesar Rp.282 dan paling rendah yaitu saham IATA sebesar Rp.50 dengan standar deviasi sebesar 106.635. Pada tahun 2019 harga saham tertinggi adalah perusahaan GIAA yaitu sebesar Rp.476 dan harga terendah yaitu saham IATA sebesar Rp.50 dengan standar deviasi sebesar 181.517. Kemudian pada tahun 2020 harga saham tertinggi masih GIAA yaitu sebesar Rp.269 dan saham terendah adalah IATA sebesar Rp.50 dengan standar deviasi sebesar 91.416. Tahun 2021 harga saham tertinggi adalah perusahaan HELI Rp.326 dan paling rendah tetap saja perusahaan IATA yaitu sebesar Rp.65 dengan standar deviasi sebesar 107.76.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam dokumen PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (Halaman 61-69)

Dokumen terkait