• Tidak ada hasil yang ditemukan

Return On Investment (ROI)

Dalam dokumen PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (Halaman 31-39)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

2.3 Return On Investment (ROI)

Setiap investor memiliki tujuan masing-masing dalam berinvestasi, tergantung tingkat toleransi resiko yang ada pada setiap investor. Untuk mencapai tujuan investasi maka diperlukan adanya pengelolaan portofolio yang baik. Desmon Wira (2011) menyatakan bahwa dalam manajemen portofolio saham ada beberapa hal yang perlu investor perhatikan yaitu penentuan profil resiko, yaitu kemampuan investor menanggung resiko.

2.3 Return On Investment (ROI)

2.3.1 Pengertian Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2012:89). Sedangkan menurut Kasmir (2012:201) Return On Investment adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang telah digunakan oleh perusahaan. ROI juga merupakan sebuah ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Menurut Fahmi Irham (2014:337), β€œReturn on Investment (ROI) atau pengembalian investasi ini untuk melihat sejauh mana suatu investasi yang telah ditanamkan oleh investor mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan oleh investor. Sedangkan pada dasarnya investasi sebenarnya sama dengan nilai asset perusahaan yang telah ditanamkan atau ditempatkan dalam proses operasi bisnisnya.”

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk melihat apakah perusahaan sudah maksimal dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan laba (return) yang diharapkan. Dimana setiap penggunaan gaktiva perusahaan diharapkan mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal baik dari modal pinjaman maupun modal sendiri. Dengan demikian maka jika rasio ini rendah atau semakin kecil nilai rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan belum maksimal dalam memperoleh profit.

Return on Investment ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktivitas investasi dari total aktiva. ROI yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan perusahaan untuk beroperasi, mampu memberikan laba bagi perusahaan tersebut. Apabila ROI suatu perusahaan tinggi maka tentunya investor akan tertarik dengan perusahaan tersebut karena menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan pengembalian yang positif atas investasi yang akan dilakukan. Banyaknya investor yang akan melakukan investasi di perusahaan tersebut akan mempengaruhi harga saham pada perusahaan tersebut (Jojor Gustmainar dan Mariani, 2018).

1) Kegunaan ROI

Kegunaan ROI menurut (Munawir, 2010) antara lain:

a. Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi, efisiensi penjualan.

b. Dapat mengukur efisiensi dari tindakan yang diambil oleh bagian atau divisi.

c. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan.

d. Dapat digunakan untuk keperluan perencanaan.

2) Kelemahan ROI

Kelemahan ROI menurut (Munawir, 2010) antara lain:

a. Sukar untuk membandingkan ROI antara perusahaan satu dengan yang lain karena kadang terdapat perbedaan praktek akuntansi.

b. Metode ini tidak memperlihatkan nilai waktu uang atau fluktuasi dari nilai uang.

c. Tidak dapat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih.

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Return On Investment

Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Profitabilitas ini dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang benar-benar dapat diterima dalam bentuk dividen atau pembagian keuntungan (Nujumun, 2016:16). Return On Investment merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Sedangkan menurut Hesty Mariyati Lumbanraja (2014:18) return on investment dipengaruhi oleh dua faktor yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk

operasi perusahaan dan juga besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih.

2.3.3 Cara menghitung Return On Investment (ROI)

Return On Investment dapat diketahui dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Metode ROI memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode-metode lain meskipun dengan perhitungan yang sangat sederhana. Menurut Sutrisno (2012), Return On Investment dapat dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total investasi. Dengan rumus:

Return On Investment =πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘Žπ‘ π‘– Γ— 100%

Selain dengan cara diatas, Kasmir (2012: 202) menyatakan bahwa ROI juga dapat dihitung dengan cara:

Return On Investment = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜ π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 (π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž)

2.4 Saham dan Harga Saham 2.4.1 Pengertian saham

Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan investor baik individu, isntitusional maupun trader atas investasi atau dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan. Karakteristik saham biasanya memperoleh dividen, memiliki hak suara dalam RUPS, dimungkinkan memiliki hak memesan Efek dengan terlebih dahulu (right issue) dan juga terdapat capital gain maupun capital loss (Musdalifah Asiz et al. 2015:76). Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa saham

merupakan surat bukti tanda kepemilikan investor atas aset-aset sebuah perusahaan yang telah menerbitkan sahamnya.

2.4.2 Jenis saham

Saham adalah salah satu instrumen pasar modal yang diminati oleh para investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham ini dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa.

Menurut Darmadji (dalam Musdalifah Azis et al. 2015:78) jenis saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak klaim ada dua yaitu:

1) Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Jika terjadi likuidasi, pemilik saham biasa akan mendapat prioritas paling akhir dalam pembagian dividen. Ciri saham biasa adalah dividen dibayarkan sepanjang perusahaan masih memperoleh perusahaan, memiliki hak suara, dan hak memperoleh pembagian dividen paling akhir.

2) Saham Preferen (Preferen Stock)

Saham preferen adalah saham dengan pembagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham ini akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Adapun ciri saham preferen adalah memiliki hak paling dahulu dalam mendapatkan dividen, tidak memiliki hak suara, dapat mempengaruhi manajemen perusahaan dalam pencalonan pengurus, serta memiliki hak

pembayaran sebesar nilai nominal saham sebelum kreditur apabila perusahaan dilikuidasi

2.4.3 Penilaian Harga Saham

Seorang investor perlu menganalisa secara detail fundamental perusahaan terutama yang perlu diperhatikan adalah pendapatan perusahaan dimana akan melakukan investasi. Karena pendapatan ini yang nantinya akan menentukan dividen yang akan menentukan nilai intrinsik saham (Musdalifah Azis et al.:2015).

Menurut Musdalifah Azis et al (2015:85) ada beberapa nilai yang berhubungan dengan harga saham, yaitu:

1. Nilai Buku (Book Value)

Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai buku perlembar saham adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

2. Nilai Pasar (Market Value)

Nilai pasar adalah nilai harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat yang telah ditentukan oleh permintaan dan penwaran harga saham pelaku pasar.

3. Nilai Intrinsik (Intrinsic Value)

Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari suatu saham. nilai ini adalah penjumlahan nilai sekarang dari cashflow yang dihasilkan oleh aset yang bersangkutan.

2.4.4 Pengertian Harga Saham

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mecerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan dan

fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa atau pasar sekunder. Artinya semakin banyak investor yang membeli atau menyimpan saham maka harganya akan semakin tinggi. Sebaliknya jika semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan sahamnya, maka harganya akan semakin turun (Musdalifah Azis et al. 2015:81).

Sedangkan menurut Jogiyanto (2013: 88), harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa disaat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas saham tersebut. Selembar saham ini memiliki nilai atau harga yang berbeda beda.

2.4.5 Faktor yang mempengaruhi harga saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tingkat harga saham menurut Brigham (dalam Musdalifah azis et al. 2015:83), yaitu:

1) Jumlah dividen kas yang diberikan, dengan membagikan dividen dengan jumlah yang besar dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.

2) Jumlah laba yang didapat oleh perusahaan, jika perusahaan memiliki laba yang besar maka akan menjadi pilihan bagi para investor untuk menanamkan modalnya.

3) Laba per lembar (earning per share) artinya semakin tinggi laba per lembar saham yang diberikan perusahaan maka akan

meningkatkan kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan dapat memberikan keuntungan yang cukup baik.

4) Tingkat suku bunga, semakin tinggi suku bunga akan semakin rendah laba perusahaan.

5) Tingkat risiko dan tingkat pengembalian, semakin tinggi risiko semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan para investor.

2.4.6 Jenis-jenis harga saham

Menurut Widoatmodjo (dalam Musdalifah Azis et al. 2015:81) harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Harga Nominal, yaitu harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang telah ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang telah dikeluarkan.

2) Harga Perdana, yaitu harga pada waktu saham tersebut di catat di bursa efek dalam rangka penwaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi atau emiten.

3) Harga Pasar, yaitu harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.

Dalam dokumen PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (Halaman 31-39)

Dokumen terkait