• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Industri Semen

4.1.1 PT. Semen Indonesia Tbk

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Industri Semen

4.1.1 PT. Semen Indonesia Tbk.

Visi :

Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.

Misi :

1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.

3. Meningkatkan keunggulan bersaing di pasar domestik dan internasional. 4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk

meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan para pemangku kepentingan (stakeholders).

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya bernama PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun.

Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham pada saat itu adalah Negara RI 73 persen dan masyarakat 27 persen. Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65 persen dan masyarakat 35 persen. Pada tanggal 15 September 1995 PT. Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa.Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.

Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya di Perseroan sebesar 14 persen melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51 persen, masyarakat 35 persen, dan Cemex 14 persen. Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah Republik Indonesia 51,01 persen, masyarakat 23,46 persen dan Cemex 25,53 persen. Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,01 persen, Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,9 persen, dan masyarakat 24,09 persen. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd, menjual seluruh sahamnya melalui private

placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi

Pemerintah 51,01 persen dan publik 48,99 persen.

Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika Perseroan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen saham Thang Long Cement, perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki

kapasitas produksi 2,3 juta ton. Akuisisi Thang Long Cement ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai BUMN multinasonal pertama di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012 Perseroan resmi berperan sebagai strategic holding

company sekaligus mengubah nama dari PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

menjadi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Dengan akuisisi hingga akhir 2012, kapasitas desain Perseroan menjadi sebesar 28,5 juta ton semen per tahun (26,2 juta ton di Indonesia dan 2,3 juta ton di Vietnam), dan menguasai 40,9 persen pangsa pasar semen domestik. Pada tahun 2013, Perseroan melakukan transformasi korporasi dengan melaksanakan fungsi strategic holding dan membentuk anak perusahaan baru PT. Semen Gresik.

Perseroan melakukan transformasi korporasi yang merupakan bagian dari proses restrukturisasi korporasi menjadi strategic holding company yang menaungi empat anak perusahaan bidang persemenan dan anak-anak perusahaan lain di bidang penunjang persemenan. Perubahan nama dari PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk menjadi bagian dari transformasi korporasi tersebut. Transformasi korporasi dimaksudkan untuk memadukan seluruh potensi semua entitas bisnis di lingkungan grup Perseroan untuk menyambut peluang pertumbuhan terbaik di masa mendatang, baik dalam skala nasional maupun regional. Perseroan merintis upaya restrukturisasi korporasi melalui empat tahap utama sebagai berikut :

1. Tahap Operating Company

Tahap ini dimulai sejak tahun 1991 saat Perseroan melaksanakan go

public dan tercatat sebagai BUMN pertama yang mendaftarkan sahamnya di

Bursa Efek Indonesia (dahulu bernama Bursa Efek Jakarta). Pasca langkah go

public tersebut, Perseroan melakukan serangkaian restrukturisasi korporasi

pemasaran, pola pencatatan transaksi maupun pola pengelolaan dan pelaporan keuangannya.

Berbagai program yang dijalankan membuat Perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan usaha dan kinerja yang baik, sehingga kapasitas produksi maupun daerah pemasaran terus meningkat. Pada periode yang berlangsung sampai tahun 1995 tersebut, Perseroan bertindak sebagai operating company yang independen, sama halnya dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa. Ketiga perusahaan sama-sama berstatus sebagai BUMN yang bergerak di industri semen dan bersaing di pasar-pasar tertentu untuk mencapai kinerja terbaik.

2. Tahap Operating Holding

Pada tahun 1995, Pemerintah sebagai pemegang saham utama Perseroan menggagas pembentukan holding di bidang industri semen dengan menyatukan tiga BUMN di industri semen, yaitu PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (sebelum berganti nama), PT. Semen Padang, dan PT. Semen Tonasa. Mekanisme yang ditempuh adalah Perseroan mengakuisisi dua perusahaan persemenan nasional tersebut. Melalui penggabungan beberapa BUMN persemenan tersebut, dominasi perusahaan swasta di industri semen di Indonesia berakhir. Total kapasitas produksi di tiga BUMN semen yang tergabung bersama-sama mampu mengungguli kapasitas produksi perusahaan swasta.

Pasca akuisisi, Perseroan berperan sebagai operating holding dan berupaya meningkatkan kinerja secara terintegrasi di lingkungan grup. Dalam tahap ini, terdapat sejumlah hambatan dalam implementasi di lapangan, baik dalam pengaturan area pemasaran maupun sinkronisasi kegiatan operasional. Akibatnya, kinerja Perseroan sebagai grup usaha kurang maksimal.

3. Tahap Functional Holding

Mulai tahun 2003-2005 Perseroan memperkenalkan pola functional

holding melalui penerapan sinergi di lingkungan grup serta memaksimalkan

keunggulan masing-masing perusahaan, baik di bidang operasional maupun pemasaran. Perseroan meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi dan melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan pemangku kepentingan di masing-masing operating company, sehingga tercipta suasana saling percaya yang membuat lingkungan kerja semakin kondusif. Perseroan juga berupaya meningkatkan kinerja operasional dengan memaksimalkan keunggulan geografis dari tiga lokasi basis produksi yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Maksimalisasi keunggulan geografis diwujudkan dengan memasok daerah pemasaran melalui lokasi pabrik terdekat. Beberapa fungsi lain mencakup pemeliharaan, suku cadang, pasokan bahan bakar, dan bahan pembantu dalam proses produksi juga ditingkatkan sinerginya melalui sistem pengadaan bersama.

Pada tahun 2007, Perseroan selesai menyusun cetak biru restrukturisasi korporasi dengan tujuan menyatukan seluruh potensi dari ketiga perusahaan agar bisa semakin tumbuh dan berkembang. Sebagai langkah awal pelaksanaan restrukturisasi, Perseroan menyusun struktur organisasi dan rencana implementasinya terhadap masing-masing perusahaan dalam grup. Perseroan kemudian meningkatkan penerapan konsep functional holding pada fungsi-fungsi operasional utama (pemasaran, pengadaan, capital project) untuk meningkatkan sinergi antar operating company. Tahap ini kemudian diikuti dengan penerapan inisiatif grup untuk fungsi-fungsi utama tersebut.

Pada tahap selanjutnya, Perseroan mulai membentuk fungsi-fungsi grup meliputi kegiatan pemasaran, pengadaan, pengembangan IT, pengelolaan keuangan, pengelolaan sumberdaya manusia, dan pelaksanaan audit internal.

Perseroan merilis SKB untuk pengadaan beberapa bahan pokok dan bahan penolong kebutuhan produksi secara terintegrasi guna meningkatkan efisiensi. Perseroan juga mengintensifkan sinergi pemasaran untuk mempertahankan dan meningkatkan penguasaan pangsa pasar.

Pada tahap ini Perseroan melakukan kajian pada 2010-2011 untuk menentukan struktur korporasi yang paling optimal setelah masa satu tahun implementasi functional holding. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan

functional holding memberikan hasil yang baik pada beberapa inisiatif fungsi

operasional tertentu yang dilakukan secara grup, tetapi masih menjumpai hambatan pada fungsi-fungsi lain. Akibatnya, kinerja Perseroan meskipun menunjukan peningkatan yang konsisten, baik dari sisi operasional maupun keuangan, tetap belum optimal. Melalui kajian yang lebih mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kajian yang dilakukan oleh konsultan independen, Perseroan kemudian menyimpulkan dan menyusun program bagi terbentuknya strategic holding company yang sesungguhnya.

4. Tahap Strategic Holding

Pada tahun 2012, Perseroan semakin mengintensifkan upaya membentuk strategic holding company yang lebih menjamin terlaksananya sinergi pada seluruh aspek operasional dari perusahaan yang bernaung di bawah grup Perseroan.

Pembentukan strategic holding menjadi Semen Indonesia dirancang menyinergikan seluruh kegiatan di lingkungan grup meliputi bidang pengelolaan keuangan, investasi dan belanja modal, pemasaran, pengadaan, produksi, teknologi informasi, penelitian dan pengembangan, serta program kemitraan dan bina lingkungan. Sinergi ini diyakini bisa mempercepat pertumbuhan dan mengoptimalkan kinerja Perseroan.

Melalui penerapan strategic holding, maka posisi holding terhadap anak usaha (yakni perusahaan semen dan anak perusahaan yang akan datang) menjadi sangat jelas, yaitu Perseroan sebagai holding company menentukan arah bisnis grup di masa kini dan masa mendatang. Transformasi Perseroan menjadi holding company dengan nama Semen Indonesia diikuti dengan pembentukan operating company baru, yaitu PT. Semen Gresik, yang kedudukannya sama dengan operating company lainnya, yaitu PT. Semen Padang, PT. Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Vietnam.

Dengan terbentuknya strategic holding, proses fungsi holding dan fungsi operasional dapat disinergikan, sehingga pengelolaan grup dapat berjalan secara efektif, efisien, dan sistematis. Transformasi korporasi ini diyakini bisa mempercepat pencapaian visi Perseroan menjadi perusahaan persemenan terkemuka di tingkat nasional dan regional.

Penggantian nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya strategic holding company. Adapun seluruh

operating company tetap menggunakan merek yang telah ada, dimana

merek-merek tersebut mempunyai ekuitas yang kuat dan sudah menjadi top of mind di basis pemasarannya masing-masing. Setelah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, pada tanggal 7 Januari 2013 ditetapkan sebagai hari lahir PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang krusial, mencakup :

1. Nama tersebut bisa merefleksikan ambisi dari grup untuk mempertahankan dan meningkatkan penguasaan pasar di tingkat nasional, serta perluasan ekspansi di kawasan regional.

2. Merangkul karakteristik nasional dari perusahaan yang mencakup

operating company yang ada di Indonesia.

3. Melalui nama tersebut sejarah dan tradisi di masing-masing operating

company tetap dihormati.

4. Mencerminkan identitas Perseroan sebagai grup perusahaan terintegrasi yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.

Perseroan juga telah mempertimbangkan bahwa nama Semen Indonesia sangat sejalan dengan sasaran pembentukan strategic holding dari berbagai aspek, mencakup :

1. Kemampuan untuk meningkatkan sinergi

a. Sesuai dengan positioning anak-anak perusahaan yang bergerak dalam bidang persemenan.

b. Merefleksikan holding yang lebih besar dan melambangkan ke- Indonesiaan.

c. Dapat memayungi anak-anak perusahaan persemenan yang berada di lokasi geografis yang berbeda (Gresik, Padang, dan Tonasa).

d. Dapat diterima dengan mudah di lingkup nasional dan regional, sejalan dengan aksi Perseroan mengakuisisi perusahaan di luar negeri.

2. Kemudahan Implementasi

a. Tidak menimbulkan perubahan berarti yang mungkin mempengaruhi tahapan- tahapan pembentukan strategic holding.

b. Mencerminkan gerakan perubahan ke arah strategic holding sebagai gerakan nasional.

3. Meningkatkan potensi pemasaran dan pertumbuhan

a. Masing-masing merek (Semen Gresik, Semen Padang dan Semen Tonasa) tetap tumbuh dan eksis sebagai merek yang kuat di Indonesia.

b. Kemungkinan lebih bisa diterima oleh perusahaan persemenan BUMN lainnya yang menjadi target akusisi oleh Perseroan.

Perseroan memiliki berbagai keunggulan lain yang mampu meningkatkan daya saing ditengah kompetisi industri semen yang semakin ketat. Keunggulan Perseroan mencakup antara lain :

1. Jangkauan Distribusi

Keunggulan jaringan distribusi Perseroan didukung oleh 30 unit gudang penyangga, pengoperasian 21 packing plant di lokasi yang strategis dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta didukung oleh 361 distributor nasional untuk menjamin kelancaran pasokan semen ke seluruh penjuru Nusantara. Adapun distributor TLCC di Vietnam berjumlah 78 yang tersebar di Vietnam Utara, Tengah, dan Selatan. Perseroan saat ini sedang membangun 3 packing plant tambahan di beberapa lokasi prospek. Hingga tahun 2016 Perseroan merencanakan tambahan 12 unit packing plant. Tujuan pembangunan packing plant tersebut adalah : a. Efisiensi biaya transportasi, distribusi dan pengantongan.

b. Menjamin kontinuitas pasokan semen di wilayah pemasaran Perseroan. c. Perluasan pasar.

2. Bahan Baku

Area-area tambang Perseroan memiliki cadangan bahan baku dengan kualitas terbaik dan dalam jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan produksi semen di seluruh pabrik Perseroan dalam jangka panjang.

3. Brand Image

Perseroan memiliki empat merek yang lekat di hati konsumen, yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa dan Thang Long Cement. Perseroan menguasai pangsa pasar domestik terbesar yang mencapai sekitar 44 persen, menunjukkan keunggulan reputasi yang mencerminkan kekuatan corporate dan brand image Perseroan.

Perseroan memproduksi berbagai jenis semen, yaitu Ordinary Portland

Cement (OPC) Tipe I, Tipe II, Tipe III dan Tipe V, Special Blended Cement

(SBC), Portland Pozzolan Cement (PPC), Portland Composite Cement (PCC),

Super Masonry Cement (SMC), dan Oil Well Cement (OWC).

Sumber : Laporan Tahunan PT. Semen Indonesia Tbk, 2013.

Dokumen terkait