• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilahlifestyles(gaya hidup) pertama kali muncul pada tahun 1939 ketika Alvin Toffler, seorang pengamat sosial, memperkirakan terjadinya perubahan gaya hidup sebagai perkembangan yang muncul pada masyarakat post-industrial yaitu timbulnya pola yang menunjukkan keseragaman cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menghabiskan waktu luang dan melakukan kegiatan konsumtif. Untuk memahami gaya hidup di Kota Bogor, terlebih dahulu harus mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja yang tersedia di Bogor untuk menunjang gaya hidup masyarakatnya. Kota Bogor merupakan bagian dari propinsi Jawa Barat dan Kawasan Pengembangan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-Bekasi). Karena letaknya yang cukup dekat dengan Jakarta, Kota Bogor disebut sebagai kota satelit14.

Gaya hidup masyarakat kota Bogor dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat kota Jakarta. Mulai dari gaya bicara, pakaian, barang-barang dan makanan, hingga kegiatan-kegiatan dan kebiasaan yang saat ini populer di masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah lokasinya yang hanya berjarak 60 km dari Jakarta sehingga amat memudahkan pertukaran informasi. Bahkan tidak sedikit masyarakat Bogor yang bekerja atau bersekolah di Jakarta. Begitu juga sebaliknya, banyak warga Jakarta yang menghabiskan waktu luangnya di Bogor.

14

Kota Satelit: Kota kecil di tepi sebuah Kota besar yang meskipun merupakan komunitas mandiri, sebagian besar penduduknya tergantung dengan kehidupan di Kota besar. Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari kota besar tersebut

Tidak hanya itu, nongkrong dan berbelanja di Jakarta, terutama di pusat perbelanjaan yang terkenal dan bergengsi, dianggap keren oleh kalangan dewasa awal di Bogor.Selain itu juga acara-acara yang ditayangkan di TV sebagian besar menonjolkan gaya hidup masyarakat kota Jakarta.

Sebagai contoh ketika kegiatan acara musik yang diolah oleh DJ15 yang biasa disebut dugem16 oleh masyarakat populer di Jakarta, kegiatan itu langsung menjadi populer di Bogor. Hal ini terlihat dengan bermunculan DJ-DJ, event organizer serta bar dan pub yang menyelenggarakan kegiatan ini. Selama lima tahun belakangan, acara musik ini menjamur di seluruh Bogor baik diadakan di dalam ruangan maupun di luar. Biasanya acara ini berlangsung semalaman saat akhir pekan. Akhir-akhir ini DJ telah menjadi atribut penting dalam suatu acara, baik itu peluncuran produk, pagelaran busana, perpisahan, pesta ulang tahun, bahkan perayaan acara-acara nasional di tempat-tempat umum.

Di Kota Bogor saat ini terdapat 11 pusat perbelanjaan. Antara lain Bogor Plaza di Jalan Surya Kencana, Plaza Jambu Dua yang terletak di kawasan Warung Jambu, Pusat Grosir Bogor di Merdeka, Plaza Bogor Indah di Jalan Baru, Plaza Ekalokasari di Sukasari, Bogor Trade Mall di Jalan Djuanda, Plaza Jembatan Merah yang terletak sesuai namanya, Bellanova Hypermart di Sentul, Plaza Pangrango, Hero Padjajaran, dan Botani Square di Jalan Padjajaran.

Pusat-pusat perbelanjaan ini memiliki ciri khas masing-masing yang berusaha ditonjolkan untuk mengatasi persaingan. Beberapa pusat perbelanjaan sengaja mengkhususkan diri untuk kalangan menengah ke atas dengan

15

Disk Jockey

16

Singkatan dari Dunia Gemerlap yang merupakan istilah populer di kalangan dewasa awal di Indonesia untuk kegiatan dansa masal di pub, bar, atau acara-acara semacamnya.

menyediakan gerai-gerai yang cukup bergengsi. Sedangkan beberapa pusat perbelanjaan memilih untuk membidik kalangan menengah ke bawah dengan menyediakan barang-barang dengan harga relatif murah dan bisa ditawar.

Pusat perbelanjaan yang mengkhususkan diri pada kalangan menengah ke atas adalah Botani Square dan Plaza Ekalokasari. Plaza Ekalokasari memiliki gerai Matahari departement store, foodmart, dan butik-butik yang cukup terkenal dengan harga yang hanya bisa dijangkau kalangan menengah ke atas. Apalagi sekarang Plaza Ekalokasari dilengkapi dengan area foodcourt yang nyaman dan bervariasi serta dilengkapi internet wi-fi sehingga selalu menjadi tempat nongkrong favorit kalangan dewasa awal. Sedangkan gerai-gerai yang terdapat di Botani hanya dapat dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas seperti Starbucks, Breadtalk dan Chidori. Botanie Square juga dilengkapi dengan internet wi-fi sehingga menarik pengunjung dari kalangan pegawai. Karena harganya yang relatif mahal dan gerainya yang cukup terkenal. nongkrong dan berbelanja di dua pusat perbelanjaan ini dianggap keren dan menaikkan status sosial seseorang.

Pusat perbelanjaan yang diperuntukkan untuk segala kalangan seperti Bogor Trade Mall (BTM) pun selalu penuh dengan pengunjung. BTM memiliki areafoodcourt yang nyaman dan dilengkapi internet wi-fi sehingga kerap menjadi tempat nongkrong kalangan dewasa awal. Mereka juga memiliki area belanja pakaian dan bahan pangan yang murah, beberapa konter busana dapat ditawar sehingga menarik minat kalangan menengah ke bawah. Akan tetapi meski nongkrong di tempat ini walau cukup menyenangkan, tidak dianggap menaikkan atau menurunkan status sosial.

Gambar 5. Salah satu outlet busana di Tajur Terdapat pusat perbelanjaan yang mengkhususkan diri pada satu atau beberapa jenis barang. Sebagai contoh Plaza Jambu Dua yang dikenal sebagai pusat penjualan alat elektronik terutama handphone dan komputer dan Pusat Grosir Bogor yang menjual barang-barang secara grosir. Akan tetapi kedua tempat ini tidak dianggap sebagai tempat nongkrong yang menarik, justru sebaliknya, daerah ini dianggap sebagai tempat nongkrong kalangan menengah ke bawah dan nongkrong di sini akan menjatuhkan status sosial.

Ada juga daerah perbelanjaan yang tidak besar namun dianggap cukup berkelas seperti daerah ruko Gramedia Padjajaran. Meskipun bangunannya kecil dan padat, namun gerai-gerai yang terkenal dan disukai oleh masyarakat seperti Toko Buku Gramedia dan Restoran makanan cepat saji McDonald’s menyebabkan tempat ini selalu ramai dikunjungi orang. Tempat ini juga sering menjadi lokasi pertemuan karena letaknya yang strategis.

Selain mall, terdapat juga outlet-outlet yang banyak dikunjungi oleh konsumen baik dari dalam maupun luar kota. Yaitu jajaran outlet di Jalan Padjajaran dan di Tajur. Apabila

outlet di Padjajaran lebih banyak menyajikan pakaian, outlet Tajur lebih banyak yang menjual sepatu dan tas. Keberadaan outlet di Tajur ini bermula dari adanya beberapa pabrik sepatu dan tas tanpa merek yang beroperasi di sana dan konsumen yang ingin berbelanja langsung mendatangi pabrik tersebut. Akhirnya salah satu pemilik pabrik memiliki ide membukashow room. Tindakan ini diikuti

oleh produsen lainnya hingga bermunculan outlet-outlet seperti sekarang ini. Bagi orang-orang dengan status sosial tinggi yang hanya menggemari benda bermerek, outlet-outlet ini kurang menarik perhatian mereka karena di beberapa outlet dijual benda bermerek palsu, akan tetapi bagi orang yang tidak begitu peduli akan merek, tempat ini merupakan tempat berbelanja yang menarik.

Jalan Padjajaran hingga kawasan Tajur adalah jantung kegiatan gaya hidup di Bogor, terutama pada malam hari. Selain 4 mall dan belasan outlet, terdapat juga puluhan restoran, cafe, dan warung tenda. Warung tenda yang berada di Jalan Padjajaran merupakan deretan warung tenda paling terkenal di Bogor. Buka dari pukul lima sore hingga jam 3 pagi, daerah ini selalu dikunjungi oleh dewasa awal setiap hari. Pada saat akhir pekan, biasanya warung-warung ini penuh sehingga pengunjung harus mengantri atau memilih untuk makan di mobil.

Kalangan dewasa awal sering berkumpul di tempat-tempat umum seperti ini. Meski tidak berkesan elit, namun akibat tren warung tenda yang muncul sejak awal 2000-an, nongkrong di tempat ini dianggap keren, terutama bila datang ke sana dan dikenal banyak orang karena itu menandakan mereka termasuk dalam anak gaul17. Saras (Sari Rasa) yang menyajikan makanan khas warung kopi seperti mie rebus dan roti bakar adalah warung tenda yang paling populer di kawasan ini. Meskipun kepopulerannya saat ini sudah tidak seperti dulu, tempat ini masih tetap ramai dikunjungi orang. Kesuksesan Saras dalam menggaet konsumen dewasa awal inilah yang memicu munculnya warung-warung tenda lainnya dan membuat kawasan warung tenda Padjajaran terkenal seperti sekarang. Selain Saras, warung tenda lainnya yang terkenal antara lain adalah Redavin yang 17

Istilah yang digunakan oleh kalangan dewasa awal untuk menyebut orang-orang yang populer, menarik, dan berstatus sosial tinggi.

Gambar 6. Restoran Makaroni Panggang & Steak selalu penuh di akhir pekan

menyajikan aneka olahan daging, Sentral Seafood, Soto Lamongan, serta Oto Bento18 dan Origi Bento yang menyajikan masakan jepang.

Selain warung tenda, restoran dan cafe pun cukup laris, terutama di kalangan dewasa awal menengah ke atas. Restoran dan cafe yang terkenal di Bogor antara lain Gumati Cafe & Resto, Cafe Mangiare, Warung Taman, Mid-East, Kintamani, dan Makaroni Panggang dan Steak. Selain itu ada restoran yang merupakan bagian dari franchise seperti Pizza Hut, Hoka-Hoka Bento, dan KFC. Beberapa cafe hanya menyediakan menu khusus untuk menarik pelanggan. Contohnya Keikhaus yang menyajikan kue dan pastry seperti tiramisu dan black forest, Apple Pie yang sesuai namanya mengkhususkan pada penjualan pie, dan The Koffe Pot yang mengkhususkan pada penyajian kopi. Sering nongkrong di restoran dan cafe yang terkenal akan menaikkan status sosial mereka.

Di Bogor terdapat empat bioskop kelas menengah ke atas dan puluhan bioskop kelas menengah ke bawah. Bioskop yang paling sering dikunjungi oleh kalangan usia dewasa awal di Kota Bogor adalah bioskop 21 di Ekalokasari Plaza dan Bogor Trade Mall yang merupakan bagian dari studio 21 milik perusahaan franchise asal Amerika. Terdapat juga GalaxiTheater di Tajur dan Dewi Sartika Theater di Pasar Anyar. Sedangkan di Botani Square akan

18

Di Jepang, bento adalah makanan kotak yang biasa disajikan di pesawat atau kereta, di Indonesia penyajiannya tidak menggunakan kotak dan rasanya sudah dimodifikasi agar lebih mudah diterima konsumen Indonesia.

dibuka bioskop 21 XXI yang masih menjadi bagian dari franchise 21 namun merupakan tipe bioskop yang lebih eksklusif dan mahal yang ditargetkan untuk kalangan atas.

Keberadaan pusat-pusat perbelanjaan ini meningkatkan pola konsumsi kalangan dewasa awal. Sebagai contoh pada awal kemunculan gerai J.Co di Botani Square. Gerai donat dan kopi ini sebelumnya hanya ada di pusat-pusat perbelanjaan eksklusif di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, sehingga menimbulkan kesan bergengsi. Karena itu ketika baru dibuka, kedua gerai ini langsung diserbu pengunjung. Meski kualitas produknya cukup baik, banyak pengunjung yang mengaku nongkrong di cafe tersebut semata-mata karena gengsi dan bukan karena menyukai produknya.

Tidak hanya itu, keberadaan pusat perbelanjaan yang menawarkan sarana lengkap menunjang gaya hidup tersebut menyebabkan bergesernya kebiasaan dari berkumpul di rumah menjadi berkumpul di pusat perbelanjaan. Nongkrong di rumah sekarang dianggap sebagai kegiatan yang kuno dan jadul19, sebaliknya nongkrong di pusat perbelanjaan, restoran, atau cafe dianggap sebagai hal yang keren. Berbagai tempat nongkrong memberikan label berbeda pada status sosial seseorang, misalnya nongkrong di Starbucks berarti berkelas dan keren karena tempat itu mahal dan sering dikunjungi oleh kalangan eksekutif. Namun secara umum nongkrong di tempat yang mahal dan populer menjadikan seseorang berstatus sosial tinggi.

19

Singkatan dari jaman dulu. Istilah ini digunakan oleh kalangan dewasa awal untuk hal-hal yang dianggap ketinggalan jaman.

BAB VI