• Tidak ada hasil yang ditemukan

formal dan informal, dalam hal ini keluarga menjadi bagian dari lingkup kajian dan kebijakan dalam sistem pendidikan di luar sistem sekolah yaitu sub sistem dari pendidikan luar sekolah.

5. Fungsi Pendidikan Keluarga

Fungsi pendidikan keluarga antara lain : a. Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberi pengalaman utama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Para ahli ilmu jiwa misalnya Freud dan Alder dalam Suwarno (1992:112) sangat menekankan pentingnya penghidupan keluarga, sebab pengalaman masa kanak-kanak yang menyakitkan walaupun sudah jauh terpendam di masa silam tapi dapat mengganggu keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya.

b. Menjamin Kehidupan Emosional Anak

Melalui pendidikan keluarga ini kehidupan social atau kebutuhan akan kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini disebabkan karena adanya hubungan darah antara pendidik dan anak didik, karena orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan arena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih saying murni. Kehidupan emosional ini merupakan salah satu faktor terpenting di dalam membentuk pribadi seseorang.

c. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Di dalam keluargalah tatanan dasar pendidikan moril tidak diberikan dengan penerangan atau ceramah atau kuliah tetapi melalui contoh-contoh yang konkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.

d. Memberikan Dasar Pendidikan Sosial

Kehidupan keluarga penuh rasa tolong menolong dan gotong royong secara kekeluargaan, hal tersebut memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak.

e. Memberikan Pendidikan Agama Bagi Anak

Selain sebagai lembaga untuk menanamkan pendidikan moral, keluarga juga berperan besar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan ke dalam pribadi anak, masa anak-anak adalah waktu yang baik dan tepat untuk meresapkan nilai-nilai agama. Cara yang dapat dilakukan misalnya dengan mengajak anak beribadah bersama atau shalat bersama dan melibatkan anak dalam setiap kegiatan keagamaan.

6. Peran Keluarga Dalam Perkembangan, Perawatan dan Pendidikan Anak

Dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga beserta dampak krisis yang ditandai dengan bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peran keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang kehidupan keluarga. Struktur, pola hubungan, dan gaya hidup keluarga banyak mengalami perubahan. Jika dulu biasanya ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola utama kehidupan di rumah, maka sekarang banyak di antara keluarga (khususnya di kota-kota) yang tidak lagi seperti itu.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenal kepada anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial pertama-tama di dalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya menyebabkan seorang anak menyadari akan dirinya, bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial.

Hubungan antara orang tua dan anak dalam keluarga sangat penting artinya bagi perkembangan kepribadian anak karena orang tua merupakan orang pertama yang dikenal oleh anak dan melalui orang tualah anak mendapat kesan-kesan pertama tentang dunia luar. Orang tua merupakan orang pertama yang membimbing tingkah laku anak. Orang tua akan bereaksi terhadap tingkah laku anak baik itu dengan menerima, menyetujui, membenarkan, menolak atau melarang. Melalui pemberian nilai tersebut maka dalam diri anak akan terbentuk norma-norma tentang apa yang baik atau buruk dan apa yang boleh atau tidak boleh. Dengan demikian terbentuklah hati nurani anak yang mengarahkan tingkah laku selanjutnya dan kewajiban orang tua adalah mengembangkan hati nurani yang kuat dalam diri anak. (Smith, Ann. B:2007).

Pengaruh orang tua terhadap pembentukan perilaku anaknya bergantung pada bermacam-macam faktor, menurut Munandar (1996:125) antara lain bila ditinjau dari ciri-ciri orang tua, bagaimana sikap orang tua terhadap anaknya tergantung pada beberapa faktor seperti :

a. Tingkat pendidikan dan status sosial

Pada beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa orang tua dengan tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi rendah lebih cenderung

ke sikap menuruti dan membiarkan saja. Sedangkan orang tua yang tingkat pendidikan dan status ekonomi lebih tinggi lebih cenderung ke sikap pendidikan yang menekankan pada disiplin dan tuntutan terhadap prestasi. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap cara ia berpikir, bertindak dan bersikap bila dihadapkan pada suatu masalah.

b. Hubungan suami istri

Jika hubungan suami istri hangat serta serasi, maka sikap mereka terhadap anak lebih menunjukkan sikap yang pengertian dan toleransi.

c. Jumlah anak dalam keluarga

Pada keluarga dengan satu anak, orang tua lebih cenderung untuk memberi perhatian lebih pada anak dan cenderung menuntut banyak pada anak.

d. Kepribadian orang tua

Kepribadian orang tua tidak dapat lepas dari bagaimana orang tua itu dulu diasuh oleh orang tuanya. Sering nampak kesinambungan antara sikap orang tua dulu terhadap dia dan bagaimana sikapnya dalam pendidikan anak-anaknya. Banyak orang tua yang berlaku keras dalam pendidikan anaknya karena dulupun mereka mendapat perlakuan yang keras dari orang tuanya.

e. Pengalaman orang tua

Bagaimana pengaruh orang tua terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anaknya ditentukan oleh sikap, perilaku dan kepribadian orang tua. Perilaku orang tua terhadap anaknya ditentukan oleh sikapnya terhadap pengasuhan anak yang juga merupakan aspek dari struktur kepribadiannya.

Kepribadian orang tua mempunyai dampak tehadap situasi psikologis dalam suatu keluarga dan terhadap perkembangan kepribadian anak.

Peran orangtua dalam pengasuhan anak berubah seiring pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga orangtua harus memahami fase-fase perkembangan anak dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Menurut Jean Piaget, pakar psikologi perkembangan, seorang anak perlu melakukan aksi-aksi terhadap lingkungannya agar dapat mengembangkan cara pandang yang kompleks dan cerdas atas setiap pengalamannya. Salah satu tugas orang tua pun adalah memberi pengalaman yang dibutuhkan oleh anak.

Dokumen terkait