• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wunarso, Matias Edi, Prihanto Ngesti Basuki (2008) yang berjudul tentang Pengembangan Sistem Informasi Pemasaran hasil Pertanian Jawa Tengah Online berbasis Web. Dengan menggunakan analisis deskriptif menghasilkan kesimpulan bahwa dengan adanya sistem informasi ini, diharapkan dapat membantu pemerintah dalam hal ini untuk mengetahui harga kisaran barang hasil pertanian yang berlaku dipasaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurholis Rodiana (2010) yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Periklanan melalui Internet dan Pemasaran melalui E-mail terhadap pemprosesan Informasi serta Implikasinya terhadap Keputusan Pembelian Produk Vida pada PT. Sanmiguel Pure Foods Indonesia. Dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis data dengan Uji Validitas dan Reliabiitas, Korelasi dan Regresi yang menghasilkan kesimpulan bahwa

1. Pengaruh Program Periklanan terhadap Pemrosesan informasi menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dimana dengan diperolehnya nilai signifikasi 0.000<0.05 jika dilihat nilai standar koefisien (β) sebesar 0.446. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan program periklanan akan meningkatkan pemprosesan data sebasar 0.446.

2. Pengaruh pemasaran Melelui E-mail terhadap Pemrosesan informasi menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dimana, dengan diperolehnya nilai signifikasi 0.001<0.05 jika dilihat nilai standar koefisien (β) sebesar 0.374. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan program periklanan akan meningkatkan pemrosesan data sebesar 0.374.

3. Pengaruh Program Periklanan terhadap Keputusan Pembelian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dimana, dengan diperolehnya nilai signifikasi 0.230>0.05 jika dilihat nilai standar koefisien (β) sebesar -0.105. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan program periklanan akan meningkatkan pemprosesan data sebesar -105.

4. Pengaruh Pemasaran Melalui E-mail terhadap Keputusan Pembelian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dimana dengan diperolehnya nilai signifikasi 0.000<0.05 jika dilihat nilai standar koefisien (β) sebesar 0.454. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan program periklanan akan meningkatkan pemrosesan data sebasar 0.454.

5. Pengaruh Pemrosesan Informasi terhadap Keputusan Pembelian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dimana, dengan diperolehnya nilai signifikasi 0.000<0.05 jika dilihat nilai standar koefisien (β) sebesar 0.590. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan program periklanan akan meningkatkan pemprosesan data sebesar 0.590.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

10

Penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, dan Subejo yang berjudul Analisis isi Struktur Periklanan Pertanian Indonsia Pada Jaringan Internet Indonetwork yang menggunakan analisis deskriptif, dengan teknik pengumpulan data secara observasi dan inventarisasi, uji analisis beda (ANOVA), tabel frekuensi, diagram, gambar dan lain-lain yang menghasilkan, maka dari penelitian terdahulu tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam pengaruh penerapan informasi teknologi berbasis Web mampu memberikan perkembangan bagi pelaku bisnis khususnya pada bidang pertanian agar mampu bersaing secara kompetitif.

Pada penelitian saat ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian saat ini menggunakan analisis yang sama, yaitu analisis deskriptif, sedangkan perbedaan antara penelitian terdahulu adalah tempat yang akan diteliti atau tempat yang diminta untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas akhir.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Infor masi Berbasis IT

Information technology atau IT populer di akhir dekade tujuh puluhan. Menurut kamus besar Oxford (1995:456) menyebutkan bahwa Teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.

Martin (1999) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Secara lebih umum, Lucas (1999) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik.

Menurut Agus Mulyanto (2009) dalam bukunya Sistem Informasi Konsep & Aplikasi menyimpulkan bahwa definisi sistem informasi manajemen merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan.

2.2.2. Peranan Teknologi Infor masi dalam Pertanian

Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama (O Brien dalam Putera, 2010)

Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Berkat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

12

teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan manusia. Menurut Kadir (2003), peranan teknologi informasi meliputi :

1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini, teknologi informasi melakukan otomatisasi terhadap suatu tugas atau proses.

2. Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.

3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia.

Sehingga dalam hal ini, teknologi berperan dalam bidang pertanian dapat melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

Oleh karena keterbatasan sistem informasi, pembangunan pertanian belum menggunakan acuan-acuan yang merangkum kekhususan wilayah masing-masing yang memuat skenario untuk mengantisipasi keadaan pada masa mendatang. Keberhasilan pembangunan pertanian sampai sekarang ini masih terbatas pada peningkatan hasil panen dan belum menyentuh peningkatan produktivitas. Padahal tujuan utama pembangunan pertanian adalah keterlanjutan dan progresivitas sistem pertanian, untuk itu mengkombinasikan teknologi informasi dalam pengolahan data pertanian agar lebih terstruktur sehingga teknologi informasi dalam bidang pertanian dapat berperan dalam pembentukan sebuah informasi yang lebih modern.

2.3. Internet (Interconnected Network)

Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya, sebagai sarana berkomunikasi dan menyebarkan informasi. Secara garis besar internet merupakan interkoneksi antar jaringan komputer tetapi secara umum internet juga bisa dipandang sebagai sumberdaya informasi. Sebagai media komunikasi dan informasi internet sangat berberan penting terhadap perkembangan sistem informasi terutama sistem informasi berbasis web.(Wikipedia)

2.3.1. Internet Mar keting

Seorang konsumen akan sampai pada tahap pembelian atau

purchase stage apabila usaha internet marketing dilakukan dengan maksimal. Internet marketing merupakan penggunaan media internet atau teknologi digital terkait untuk mencapai tujuan marketing dan mendukung konsep marketing modern. Dalam prakteknya, internet marketing terkait dengan penggunaan website, promosi online pada search engine, iklan

banner website, email langsung, link dan semua aktivitas untuk mendapatkan dan membina hubungan dengan konsumen (Chaffey, et al., 2003:7).

Menurut Arnott dan Bridgewater (2002:86) melalui marketspace, kesempatan pemasaran menjadi terbuka luas. Pemasar sekarang dapat mengikutsertakan konsumen pada skala global, waktunya nyata saat itu juga, interaksi dua arah (two-way interaction) (Peattie, 1997:143). Hal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

14

yang sama juga diungkapkan oleh Chandra (2001:103). Chandra mengungkapkan bahwa internet dipandang sebagai salah satu metode masuk (entry) pasar luar negeri yang efektif. Saat ini, sudah mulai banyak perusahaan yang memanfaatkan internet untuk keperluan memasarkan produk dalam pasar global.

2.3.1.1 Orientasi Harga

Didalam ekonomi teori, pengertian, harga, dan utility, merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan dan memuaskan konsumen. Harga adalah nilai dari suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat diliahat dalam situasi barter antara barang dengan barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak melakukan barter lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran nilainya yang disebut harga. Jadi harga adalah nilai barang yang dinyatakan dengan uang. (Alma, 2002:125).

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat orientasi harga adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim (2000) :

a. Biaya penggunakan b. penawaran

2.3.1.2. Orientasi waktu

Dalam Simamora (2002) melalui tindakan dalam proses belajar, orang yang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian

mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.

Menurut Miniartd (1994) mendefinisikan sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan, bila semua yang lain sama orang biasanya berperilaku dengan cara yang konsisten dengan sikap dan maksud mereka. sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan sseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas. sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya keyakinan menentukan sikap.

Sikap dan keyakinan konsumen terhadap produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen. dengan demikian konsumen dapat membeli produk atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat orientasi waktu adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim (2000) :

a. Efesiensi waktu

b. berbelanja sesui jadwal 2.3.1.3. Manfaat yang dirasakan

Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik yang bersifat biogenic maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari sutu keadaan fisiologis dan bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

16

dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan diakui, harga diri, dan kebutuhan untuk diterima lingkungan. adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembelian secara online melaui website adalah 1) menawarkan harga yang lebih baik, 2) Menawarkan lebih banyak informasi, 3) lebih mudah proses pemesanan, 4) lebih mudah untuk dihubungi, 5) lebih mudah untuk membatalkan order yang telah dipesan. (Putera, 2010)

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur manfaat yang dirasakan adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim (2000) :

a. Web menawarkan lebih banyak informasi b. Lebih mudah untuk membatalkan order 2.3.1.4. Resiko yang diterima

Resiko yang diterima oleh konsumen sudah sepadan dengan apa yang mereka terima dan hal kebaikan (Simamora, 2001). Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkn bertindak secara berbeda karena perbedaan persepsi mereka terhadap situasi itu.

Persepsi menurut philip kotler diartikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenal dunia. Contoh seseorang berbelanja pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena produk-produk yang tersedia sesui dengan persepsi orang tersebut. Dengan

adanya hal tersebut seseorang akan selalu menerima apa adanya terhadap resiko membeli online yang nantinya menjadi pilihannya.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur resiko yang diterima adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim (2000) :

a. Keamanan Saat Pembelian

b. Menyediakan Informasi melalui Web tidak Beresiko

2.3.2. Belanja Melalui Internet atau Belanja Online (online shopping) dan Perilaku Konsumen di Internet.

Online shopping adalah proses dimana konsumen membeli produk atau jasa di internet (http://en.wikipedia.org/). Proses seorang konsumen menggunakan media internet untuk melakukan pembelian sebuah produk atau jasa dimulai dengan timbulnya awareness (kesadaran) konsumen akan suatu informasi atau produk yang dapat diperoleh di internet (Roberts, 2003:163).

Proses membangun awareness konsumen dilakukan dengan aktivitas online branding antara lain dengan links dan iklan banner pada sebuah website yang akan menarik konsumen untuk meng-klik iklan tersebut, lalu konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang diiklankan dan akhirnya apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan kontinyu maka konsumen akan mengingat brand atau merek yang diiklankan tersebut.

Setelah konsumen aware dengan adanya produk dan jasa yang ditawarkan maka akan timbul search behaviour yaitu perilaku pencarian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

18

informasi yang memiliki dua sub tipe. Yang pertama adalah goal oriented

(berorientasi pada tujuan), artinya pengguna internet (calon pelaku online shopping) memiliki tujuan dalam .Proses pencariannya, yang dapat dikelompokkan menjadi task completion dan prepurchase deliberation.

task completion yaitu sebuah niat untuk menyelesaikan tugas atauaktivitas tertentu sedangkan prepurchase deliberation artinya pengguna internet mencari informasi terkait dengan produk dan jasa yang spesifik.

Pengalaman menggunakan internet sangat penting bagi seorang konsumen. Apabila seorang konsumen puas dengan pengalamannya menggunakan internet dan menggunakan (mengkonsumsi) produk maka mereka akan mengunjungi kembali website yang sama untuk melakukan pembelian ulang. Pembelian kembali berujung pada loyalitas. Sebuah loyalitas atau kesetiaan sering diukur dengan seberapa sering konsumen mengunjungi penjual dan melakukan pembelian kembali. Berikut ini merupakan model dari perilaku konsumen online.

Gambar 2.1.Model Per ilaku Konsumen Inter net Sumber : Roberts (2003:163)

2.4. Internet Sebagai Media Komunikasi

Saat ini komunikasi antar perusahaan dengan pelanggan/konsumen menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Peningkatan ini didorong oleh semakin luasnya penggunaan internet di masyarakat. Konsumen dewasa ini semakin mengharapkan komunikasi dua arah dengan produsen (perusahaan) dan semakin banyak perusahaan yang menganggap kegiatan ini sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen. Konsumen menggunakan internet untuk mengajukan pertanyaan,

Kesadaran

Perilaku Pencarian Berorientasi pada Tujuan Berorientasi pada

Hiburan/Pengalaman

Kesetiaan

Dokumen terkait